Cho’s Corp, Seoul

 

Shin-Hae berjalan pelan melewati lorong gedung yang memang menjadi tempat bekerjanya selama beberapa minggu ini. Tapi hari ini kedatangan Shin-Hae bukan untuk bekerja sepertinya, pakaiannya benar-benar bukan untuk pergi kekantor.

Tok .. Tok .. Tok

 

Shin-Hae sudah berada didepan ruangan yang sangat tidak asing sama skali untuknya, ruangan yang menjadi tempat cukup berkesan dalam kehidupannya. Tempat dia mengawali segalanya dengan Kyuhyun, tempat yang menjadi saksi bisu tentang perasaannya terhadap Kyuhyun, tempat ciuman pertama mereka dan menjadi tempat yang mengakhiri segala-galanya.

Setelah mendengar kata ‘Masuk’ Shin-Hae membuka pintu ruangan itu dengan sedikit kasar hingga menimbulkan suara yang cukup memekakan telinga siapapun yang mende ngarnya. Melihat kejadian itu, Kyuhyun mengerutkan keningnya melihat apa yang telah Shin-Hae lakukan.

Kyuhyun tambah bingung melihat penampilan Shin-Hae yang sama skali bukan untuk bekerja, tapi untuk bermain sepertinya.

“ada apa dengan pakaianmu ?” ucap Kyuhyun mengawali percakapan yang tidak penting

“apa hak mu menilai cara penampilanku” ucap Shin-Hae tak kalah sinis

“aku bos mu!”

“itu dulu, tidak lagi untuk hari ini dan seterusnya” Shin-Hae melempar secarik kertas yang sudah dibalut dengan amplop putih yang bertuliskan Surat pengunduran diri

 

“ige mwoya ?” Kyuhyun melirik kearah amplop yang baru saja dilempar Shin-Hae diatas meja kerjanya

“surat pengunduran diriku”

“lalu apa kau lupa kenapa kau bekerja disini ?”

“aku akan membayarnya” ucap Shin-Hae mengerti dengan apa yang dimaksud Kyuhyun

“dengan apa ? apa kau mampu membayarnya tanpa bekerja ? kau bahkan harus bekerja 4 bulan disini untuk membayarnya”

Ucapan Kyuhyun sedikit merendahkan Shin-Hae, Shin-Hae yang mendengar ucapan itu langsung menatap Kyuhyun dengan tatapan tajam dan membuat dada Shin-Hae cukup sesak mendengar setiap ucapan Kyuhyun barusan

“mwo ? kau bilang apa ?” Shin-Hae tersenyum sinis

“aku tahu aku hanya seorang Mahasiswi yang berasal dari kalangan tidak mampu, tapi jangan pernah remehkan aku Sajangnim! Dengan cara apapun akan kubayar, pasti kubayar!” lanjut Shin-Hae

Mendengar ucapan Shin-Hae, Kyuhyun menjadi merasa bersalah. Terlihat dari raut wajah Kyuhyun yang seketika berubah. Kyuhyun sama skali tidak menginginkan kepergian Shin-Hae tentunya.

“hanya ini yang ingin saya sampaikan Sajangnim” Shin-Hae membungkukan badannya sopan lalu pergi meninggalkan ruangan Kyuhyun.

Kyuhyun hanya bisa terdiam setelah menerima surat pengunduran diri dari Shin-Hae. Kyuhyun meraih kertas yang baru saja Shin-Hae berikan dan langsung merobeknya menjadi beberapa bagain dan membuangya keudara membuat kertas itu berhamburan kesetiap sudut meja kerjanya.

Kyuhyun terlihat sangat frustasi dengan apa yang baru saja dia alami. Dia ingin mengejar Shin-Hae, tapi bagaimana dengan perusahaan ini nantinya. Yoojin telah mengancam Kyuhyun dengan berbagai ancaman yang cukup mengerikan. Jika tidak karna Kyuhyun mengingat betapa berharganya perusahaan ini bagi appanya, dia sudah menendang Yoojin keluar dari ruangannya lalu memeluk Shin-Hae seerat-eratnya sampai gadis itu tidak pergi kemanapun seperti sekarang

“AARRGGHHH!!!” teriak frustasi Kyuhyun, Kyuhyun membuang semua benda yang berada dimeja kerjanya hingga meja itu tampak polos sekarang tanpa benda sedikitpun yang menjadi hiasannya.

******

“semuanya sudah berakhir Shin-Hae~ah, lupakan .. lupakan Kyuhyun .. lupakan kau pernah mencintainya” gumam Shin-Hae untuk dirinya sendiri saat dia berada dibus menuju rumahnya

“gwaencanha Shin-Hae~ah” lagi-lagi Shin-Hae menyemangati dirinya sendiri yang entah kenapa tiba-tiba menjadi lemah. Shin-Hae bukanlah yeoja yang lemah, kecuali untuk permasalahannya dengan Kyuhyun. Semua yang menyangkut masalahnya dengan Kyuhyun membuatnya menjadi yeoja yang lemah

“gwaencanha” suara Shin-Hae semakin gemetar, menahan suara tangisan yang memang sudah tidak bisa dipendam lagi. dadanya begitu sesak menahan semua amarah yang tak bisa dia lontarkan

“un-gwaencanha .. un-gwaencanha” akhirnya cairan bening itu berhasil keluar dari pelupuk matanya, membasahi setiap centi wajahnya, suara tangisannya pun pecah sehingga semua orang yang berada didalam bus menjadikan Shin-Hae sebagai pusat perhatian

Hanya menangis yang bisa Shin-Hae lakukan. Shin-Hae sama skali tidak bisa merebut Kyuhyun dari yeoja lain. Shin-Hae hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang memang sangat kurang beruntung dalam masalah percintaan. Awalnya Junsu Sajangnim, dan sekarang Kyuhyun. Semua namja yang sangat disayangi Shin-Hae perlahan menjauh darinya seakan Shin-Hae sebuah malapetaka yang patut dijauhi.

“kenapa hanya aku yang sakit hati ? kenapa hanya aku yang menangis ? NAEGA WAE!!!”

******

2 tahun kemudian

Shin-Hae berjalan seperti biasa menuju tempat dia bekerja, tapi jalur yang dia ambil kali ini berbeda dengan biasanya. Entah karna apa tiba-tiba Shin-Hae merindukan taman yang selalu dia kunjungi dulu, Shin-Hae sudah tidak pernah mendatangi taman itu lagi hampir 1th lebih sepertinya. Dia mencoba melupakan semuanya, melupakan apa yang telah membuatnya tersakiti, mengubur kisah masa lalunya dalam-dalam

Shin-Hae telah membuang semua kenangan pahitnya bersama taman ini, fikirnya akan lebih baik jika dia meninggalkan semua tempat yang mengingatkannya pada masa lalu. Hidupnya sudah cukup lebih baik sekarang, walaupun dia masih menyimpan satu nama dihati kecilnya.

“tidak berubah” gumam Shin-Hae saat sudah berada didepan taman yang menjadi tempat berolahraga pada pagi hari.

Nuansanya masih tetap indah, masih sejuk seperti biasanya. Langit sore bahkan tidak bisa menutupi keindahannya walaupun hari akan berubah menjadi gelap pada waktunya. Membuat Shin-Hae tersenyum tipis mengingat semua kenangan indah yang dia kubur ditempat ini.

Shin-Hae baru saja lulus kuliah tahun kemarin, dan betapa beruntungnya dia, dia langsung mendapat pekerjaan dan itu semua berkat istri Junsu Sajangnim. Ya, Junsu Sajangnim sudah menikah selang 1 hari saat aku berpisah dengan …

*****

Incheon Airport, South Korea

10.59

 

“Sajangnim, bagaimana pekerjaan anda di Amerika ?”

Baru saja Kyuhyun turun dari pesawat, menghabiskan waktunya berjam-jam diatas sana dan pria ini tuan Shim dengan sadisnya masih melayangkan pertanyaan yang –sangat tidak penting- menurutnya

“kau fikir semua tidak berjalan baik ? aku akan selalu sukses dinegara manapun” masih dengan harga diri yang sangat tinggi dan sikap angkuhnya walaupun dengan orang yang lebih tua sekalipun

Kyuhyun berhasil mewarisi kedudukan appanya di Cho’s Corp, menempati posisi tertinggi diperusahaan tersebut dengan gelar kebanggaannya Direktur. Kyuhyun berada di Amerika sekitar 1th lamanya untuk menyelesaikan beberapa masalah cabang perusahaan yang berada disana, dia terlihat lebih focus sekarang terhadap pekerjaannya. Tidak seperti dulu yang kerjanya hanya terfocus pada wanita.

Berbicara tentang wanita, Kyuhyun benar-benar sudah memutuskan hubungannya dengan Yoojin,  Kyuhyun sendiripun sangat terkejut ketika Yoojin sendiri yang mengatakan bahwa

“ aku akan meninggalkan Korea besok” satu ucapan pertama yang diucapkan Yoojin berhasil merebut perhatian Kyuhyun yang sedari tadi memang tidak berniat sama skali berbicara dengan Yoojin

 

“aku akan meneruskan sekolahku di Yunani, kau bebas Kyu” walaupun samar, masih bisa terlihat kalau Yoojin sedang tersenyum, senyuman ringan yang diberikan untuk Kyuhyun

 

“aku tahu sikapku sebelumnya pada Shin-Hae sangat keterlaluan, aku minta maaf” Kyuhyun masih terdiam mendengar segala ucapan Yoojin. Kyuhyun masih terlalu terkejut mendengar kata demi kata yang dilontarkan Yoojin sehingga Kyuhyun tidak bisa mencerna dengan baik setiap arti ucapan yang diucapkan Yoojin

 

“aku pergi” Yoojin meninggalkan Kyuhyun begitu saja tanpa berpamitan sekalipun, padahal dia sangat tahu jarak antara Korea dan Yunani begitu jauh. Tapi perlakuannya seperti dia berjarak antara Seoul dan Jeju

Itulah pertemuan terakhir Kyuhyun dan Yoojin, sampai saat ini Kyuhyun sama skali tidak pernah mendengar apapun mengenai wanita itu lagi

Walaupun semuanya telah berakhir, bukan berarti segala penderitaan Kyuhyun berhenti sampai disini, dia kehilangan .. kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Sesuatu yang seharusnya dia dapatkan, kebahagiaan yang hampir dia raih kini menghilang bersama gadis bernama Shin-Hae

Terkadang Kyuhyun masih memikirkan Shin-Hae, masih dengan tidak tahu malunya merindukan Shin-Hae. kali ini dia kembali ke Korea untuk menyelesaikan semuanya, semua permasalahan perusahaan dan juga Shin-Hae. Kyuhyun benar-benar berniat mencari dimana keberadaan Shin-Hae untuk mengambil kembali apa yang belum dia dapatkan dulu.

Cho’s Corp, Seoul

12.01

 

Tok .. tok .. tok

“masuk”

Dari balik pintu muncul wajah yang sama dengan wajah yang menjemput Kyuhyun dibandara tadi, tuan Shim. Seperti biasa, wajahnya selalu mengingatkanku pada appa. Bukan tentang persamaan  wajahnya, tapi dari raut wajah lelahnya.

“Sajangnim memanggil saya ?”

“ne, silahkan masuk”

Tidak ada yang tidak mungkin jika belum dicoba, Kyuhyun memanggil tuan Shim dengan 1 alasan, alasan yang cukup memalukan mungkin untuk dimintai tolong. Tapi hanya itu yang bisa Kyuhyun lakukan, karna Kyuhyun tidak bisa melakukannya sendiri.

“tuan Shim, bisakah kau mencarikan 1 orang untukku ?”

“ye ?”

“dia, tolong temukan dia untukku” Kyuhyun menunjukkan satu buah foto Shin-Hae yang sempat dia ambil saat Shin-Hae masih bekerja diperusahaan ini

“wahh, neomu yeppeo .. nuguya ?” tuan Shim masih terus memandangi foto yang diberikan Kyuhyun barusan

Ya, cantik .. itu salah satu kata yang tepat untuk menggambarkan wajah gadis itu. Tidak ada kata lain yang lebih hebat dari kata cantik untuk wajahnya.

“dulu dia mantan sekretaris disini, dia yang menempatkan posisimu dulu tuan Shim. Dia masih mempunyai satu hutang yang belum dia bayar, dan sekarang aku kehilangan dia. Jadi aku minta tolong untuk carikan wanita ini”

Kyuhyun menceritakan sedikit tentang Shin-Hae dengan wajah yang sedikit berbinar, menunjukkan betapa inginnya Kyuhyun bertemu dengan Shin-Hae. gadis yang sudah 2th ini tidak bisa dia temui. Dia sangat merindukannya.

“mwo ? dia punya hutang ? aku pasti akan menangkapnya Sajangnim” suara tuan Shim berubah menjadi tegas

“ye ? ah, anieyo .. bukan hutang seperti yang kau bayangkan, cukup untuk membawanya kehadapanku, oke ?”

“algaeseumnida”

******

Kyunghee University, Seoul

 

Inilah pekerjaan Shin-Hae .. asisstent dosen disalah satu universitas swasta di Korea Selatan. Shin-Hae sendiri bahkan sangat terkejut mendengar istri dari Junsu Sajangnim –yang memang menjadi dosen dikampus ini- menawarkan padanya untuk menjadi asisstentnya. Entah karna alasan apa, tapi yang jelas semua syarat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang asdos telah dimiliki Shin-Hae. IPK Shin-Hae disemester akhirnya hampir mencapai angka 4, bisa dibilang sangat mengejutkan. Siapa yang sangka Shin-Hae berhasil meraih angka tertinggi untuk nilai kelulusan dikampusnya. Sebelum kelulusan tiba Shin-Hae memang sedikit berubah, menjadi lebih giat dari sebelumnya.

Hari ini Shin-Hae tidak ada jadwal mengajar, tapi ia tetap pergi ke kampus untuk mengambil beberapa berkas nilai yang tertinggal dimeja nya. Dan disinilah Shin-Hae. tepat digedung megah yang sangat familiar baginya, tempat sehari-harinya bekerja.

“annyeonghaseyo” Shin-Hae sambil menunjukkan senyuman indahnya, membuat beberapa pasang mata terus menatap Shin-Hae penuh minat. Hari ini dia menggunakan baju atasan berwarna putih dan menjadikan rok berwarna merah muda sebagai pasangannya, dengan tas bertali rantai yang menempel sempurna dibahu indahnya.

Shin-Hae sedikit heran .. seperti ada yang berubah, semuanya hanya diam menundukkan kepalanya saat Shin-Hae datang, dan bahkan ada beberapa dosen yang sedang berbicara lalu dengan sengaja menghentikan obrolannya ketika melihat Shin-Hae memasuki ruangan yang sama dengan mereka. Ada apa ini. Batin Shin-Hae

Shin-Hae mendekati mejanya dan mulai mencari beberapa kertas yang akan dia ambil, tapi sepertinya mejanya ada yang berubah, tumpukan kertas yang menggunung kini hanya tinggal setengahnya saja. Membuat kening Shin-Hae berkerut melihat mejanya –yang sepertinya- ada yang membongkar.

“sam .. apa mencari sesuatu ?” ucap wanita yang sedari tadi tengah duduk disebelah meja Shin-Hae. akhirnya ada yangberbicara padanya.

“hmm, aku mencari berkas nilai mahasiswaku yang tertinggal, sepertinya kemarin sudah ku letakkan disini. Apa kau melihatnya ?”

Alih-alih menjawab pertanyaan Shin-Hae, dia memberikan Shin-Hae secarik kertas yang berisikan sebuah alamat. Alamat yang sama skali tidak diketahui Shin-Hae

“ige mwoeyo ?”

“datanglah kesana, dan kau akan menemukannya”

“menemukannya ?”

“hmm, apa yang telah kau cari selama ini, kau akan menemukannya disana”

Benar-benar membuat kebingungan Shin-Hae bertambah, sebenarnya hari ini ada apa sih ? dan lagi ini tempat apa ? kenapa dia harus pergi ketempat ini untuk mendapatkan berkas yang  dia cari. Tanpa bertanya apa-apa lagi Shin-Hae melangkah meninggalkan ruangan dosen. Saat setelah Shin-Hae keluar dari ruangan tersebut, semua dosen menghembuskan nafasnya lega, seperti telah keluar dari ancaman maut yang akan datang jika Shin-Hae tidak datang ketempat tersebut.

“posisi kita aman, kalau Shin-Hae tidak pergi menuju tempat itu habislah kita semua. Kita akan kehilangan pekerjaan kita” ucap wanita yang memberikan secarik kertas pada Shin-Hae tadi

“hmm, masalah cintanya ternyata rumit juga ya”

******

Haeundae Beach, Busan

SHIN-HAE’S POV

Gila! Apa-apaan ini. Kenapa alamat ini malah menuju ke pantai seperti ini ? dan bodohnya aku tetap melanjutkan perjalananku. Kalau bukan demi nilai mahasiswaku sudah kuhabisi orang yang mengerjaiku untuk datang ketempat ini. Sebenarnya untuk apa dia mengajakku kesini, apa ini semua Hyeorin –istri Junsu Sajangnim- eonnie yang melakukannya ? tapi untuk apa

“chogiyo .. noona, apa anda yang bernama Shin-Hae ?” tiba-tiba anak kecil yang asing bagiku mendekatiku sambil membawa beberapa tangkai bunga mawar merah dan memberikannya padaku

“ini untukmu” belum sempat aku bertanya, anak kecil itu sudah berlari menjauh dariku

Aish! Sebenarnya ada apa sih hari ini, kenapa semua berubah menjadi tidak normal seperti ini. Tunggu.. dibunga ini ada secarik kertas lagi yang sudah diikat dibawah tangkai bunganya. Segera kuraih kertas itu dan membaca isinya.

Kau masih mengingatku ?

 

Deg!! Perasaanku mulai tidak enak. Jantungku mulai menunjukkan reaksi yang tidak baik. Rasa sesak kembali kurasakan saat membaca sederet tulisan pertama yang tertera dikertas itu.

Jalan terus, kau akan menemukan satu petunjuk lagi nanti

 

Itulah isi sambungan dari tulisan yang ada dikertas. Aku menuruti semua yang dia tulis, aku melangkahkan kakiku tetap dengan arah yang sama. Masih menerka-nerka siapa sebenarnya yang melakukan ini padaku, walau sedikit gambaran telah terbayang olehku siapa yang melakukannya. Tapi aku tidak mau banyak berharap. Rasa sakit yang telah hilang akan muncul lagi jika aku terlalu banyak berharap

“eonnie, ini untukmu” sekarang anak perempuan yang mengantarkan .. bukan bunga, tapi sebuah balon berwarna merah muda. Sama seperti anak sebelumnya, dia lari sebelum sempat aku tanyai sesuatu. Sama saja, hanya ada secarik kertas yang telah diikat bersama dengan tali yang menjutai kebawah dibalon tersebut

Aku ingin mengulangnya dari awal, memperbaiki semua yang telah kuhancurkan sebelumnya

 

Kali ini aku benar-benar yakin siapa yang menulis surat ini .. namja itu

Sama seperti tadi, lanjutkan langkahmu Hae~ah

 

Dengan tersenyum tipis aku melanjutkan langkahku menuju tempat yang cukup sepi didaerah pantai ini, bahkan sudah menjauh dari pantai. Entah dia akan membawaku kemana

“untukmu”

Kali ini bukan seorang anak kecil lagi yang menghampiriku. Dia seorang yang sangat kukenal, tempat aku mencurahkan segala kekacauan dalam hatiku, sesosok yang pernah membuatku patah hati sekaligus menjadi penyemangat hidupku ketika aku kehilangan seseorang.

“sajangnim, bagaimana ka….”

“tidak penting bagaimana aku bisa berada disini, yang jelas hari ini aku datang jauh-jauh kesini hanya untukmu Shin-Hae. ini ambil lah” Junsu Sajagnim menyodorkan segelas coffee dingin dan tentu saja satu buah kertas yang sudah dilipat memanjang seperti sebelumnya

“perbaiki hubungan kalian, eo ?” Junsu Sajangnim pergi begitu saja saat telah menyelesaikan –tugas- nya. Kulihat dibelakang sudah ada Hyeorin eonnie yang sedang menunggu Junsu Sajangnim dengan senyuman. Dia sempat melirik kearahku dan mengedipkan sebelah matanya padaku, membuatku membalas senyumannya.

Kembali kubuka kertas yang sudah diberikan tadi

Kau ingat .. coffee-lah yang telah mempertemukan kita, dan saat itu jugalah aku mulai menaruh perasaan padamu

 

Ingat, jangan hentikan langkahmu disitu, terus berjalan mengikuti arah yang telah kuberikan

 

Padahal hanya sekedar tulisan saja, tapi ini semua berhasil membuat kerja jantungku menjadi tak beraturan, sedikit sulit untuk menarik nafas dengan benar. Terlalu berlebihan.

Dan sekali lagi, aku sukses dibuat kaget dengan siapa yang datang menghampiriku. Sesosok perempuan yang sudah lama tidak ku temui, seorang sahabat yang begitu aku rindukan. Park Yoona

“Yoona-ah” aku menghambur kepelukan sahabatku itu, dia melakukan hal yang sama. Membalas pelukanku erat

“bogoshipda~”

“nado bogoshipda Shin-Hae~ah, kau ini sahabat macam apa yang melupakan sahabat mu sendiri huh” Yoona sedikit mendorong kepalaku dengan telunjuknya

“mian, aku sibuk”

“ini, kau beruntung sekali Shin-Hae~ah” Yoona memberikanku sebuket bunga mawar

“aku pergi, aku akan menghubungimu setelah ini, annyeong” Yoona hilang dari pandanganku, dia pergi sebelum sempat ku tanya.

Kali ini bukan kertas, tapi sebuah kartu yang sudah tertancap ditengah-tengah bunga. Sebenarnya apa maksud dari semua ini. Dan dimana dia ? kenapa hanya memberikanku barang-barang seperti ini ? sampai seberapa jauh lagi dia akan membawaku.

Kubuka kartu yang sedari tadi sudah kupegang, hanya ada satu kata yang tertera disana

Saranghae~

 

Deg!! Satu kata .. bahkan hanya dengan satu kata dia berhasil membuatku ternganga parah! Dia .. dia menulis kata ini ? ani .. Shin-Hae, kau pasti bermimpi, ayo bangun!

Berkali-kali aku menepuk-nepuk pipiku dengan kedua tanganku, sedikit berharap ini semua nyata, tapi ini terlalu tidak masuk akal.

“gadis bodoh, kau fikir ini mimpi huh ?”

Sebuah suara yang cukup berat membuatku tersadar bahwa ini semua bukan mimpi, perlahan aku menegakan kepalaku yang memang sedari tadi sedang tertunduk. Perlahan aku mulai melihat sesosok pria yang sedang berdiri dihadapanku.

Pria yang sudah lama tidak kutemui, bahkan jangka waktunya sudah mencapai tahunan. Dan dia tiba-tiba kembali seperti tidak pernah terjadi sesuatu apapun diantara kami. Hanya sedatar itu kah perasaannya padaku dulu. Benar-benar hanya menganggapku sebagai sekretaris bodohnya.

Sederhana, dia hanya memakai kaos berkerah berwarna biru dan celana panjang hitam. Hanya seperti itu, tapi mengapa dia terlihat terlalu mempesona. Apa aku saja yang melihatnya seperti itu karna tingkat kerinduanku sudah mencapai klimaksnya ?. Tapi tidak, buktinya banyak wanita yang lewat lalu dengan sengaja memandangnya penuh minat. Berarti bukan hanya aku saja yang tergila-gila olehnya. Salahkan saja dia jika aku terlihat sangat bodoh seperti ini karna terlalu terpesona oleh ketampanannya.

Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutku dan juga Kyuhyun, kami sama-sama terdiam, saling pandang. Sampai akhirnya Kyuhyun mulai mendekat kearahku

“mianhae” ucapan pembuka yang cukup langsung pada intinya

“untuk apa kau melakukan ini ?” dia terdiam, terlalu syok mungkin dengan pertanyaanku

“aku ingin minta maaf”

“dengan cara mempermainkanku seperti ini ? tidak lucu!” entah apa yang terjaid pada diriku. Seharusnya aku senang melihat dia kembali ada didepan mataku, karna aku tahu aku sangat merindukannya, tapi mengapa reaksi yang kuberikan malah seperti ini. Shin-Hae pabo!

Sebelum aku berbalik dan meninggalkannya, Kyuhyun sudah terlebih dulu menahan tanganku.

“Shin-Hae, aku tau caraku meminta maaf tidak seperti pria lainnya, normalnya pria meminta maaf. Tapi inilah caraku, aku benar-benar tulus meminta maaf padamu, aku tidak mempermainkanmu. Aku hanya ingin memperbaiki semua yang telah kuhancurkan. Jebal .. maafkan aku”

Tidak tega sebenarnya melihat dia seperti ini, tapi aku juga harus tau diri. Aku bukan anak dari seorang pengusaha kaya yang bisa membantu perusahaan appanya . dan aku sama skali bukan tandingan Yoojin. Kekasihnya.

“Yoojin, aku sudah tidak bersamanya lagi” sambungnya yang membuatku menoleh kearahnya

“dia melanjutkan kuliahnya di yunani. Dan dia juga ingin meminta maaf padamu”

“lalu untuk apa aku mencariku kembali ? setelah kau ditinggalkan Yoojin tiba-tiba kau mencariku. Apa tidak keterlaluan ? itu mempermainkan perasaan namanya”

“bukan seperti itu Shin-Hae~ah” terlihat Kyuhyun mengacak rambutnya gusar

“kalau kau menyuruhku datang hanya untuk meminta maaf, geurae .. aku maafkan, dan sekarang kembalikan daftar nilai mahasiswaku”

“Hae~ah”

“Kyu!”

Sepertinya dia menyerah, dia terdiam sesaat lalu berniat menyerahkan beberapa  kertas yang sedari tadi sudah dia pegang. Bukan menyerahkannya kepadaku yang sudah menjulurkan tangan kearahnya. Dia malah membuang kertas itu. Membuat emosiku memuncak seketika.

“apa-apaan kau hah!”

“dengarkan aku! Aku sudah meminta maaf, lalu apa susahnya kau maafkan ? kesalahan juga bukan hanya ada padaku. Semua karna Yoojin yang tiba-tiba menghancurkan segalanya. Kau tidak tau perasaanku yang sebenarnya Hae-ah. jadi tolong jangan menilai rendah dirimu sendiri, cukup aku yang hanya menilaimu. Karna a……”

“CUKUP!!”

Dadaku sesak mendengar setiap perkataan yang keluar dari mulutnya, hatiku sakit. Mataku terasa panas sekarang. cairan bening mulai menumpuk dipelupuk mataku membuat pandanganku menjadi sedikit kabur.

“sudah selesai bicaranya ? lalu apa kau tau bagaimana perasaanku dulu ? kau memberikan harapan padaku, sebuah harapan manis yang ku terima positif. Kau bahkan sudah membuatku percaya dengan semua perasaanmu yang kau berikan padaku. Kufikir itu cinta, ternyata salah. Hanya sekedar perasaan suka. Tidak lebih. Dan kau tau bagaimana rasanya dicampakan ? dihina ? dimaki ? apa tindakanmu saat Yoojin menarikku paksa keruanganmu lalu meneriaki ku ? kau malah menuruti ucapannya untuk mengatakan kau tidak menyukaiku”

“apa aku tau bagaimana tersiksanya aku karna terlalu mencintaimu ? selalu aku yang berkorban didalam hubungan ini. Aku mengalah, aku meninggalkan kalian berdua dengan sebuah hubungan pernikahan yang akan kalian lakukan. aku dipaksa untuk menghilangkan semua perasaanku padamu. Kau tahu perasaanku tidak sedangkal yang kau fikirkan. Aku mencintaimu, mencintaimu lebih dalam dari Yoojin yang mencintaimu. Susah payah aku berusaha melupakanmu. Bahkan sampai 2 tahun, 2 tahun aku masih tidak bisa melupakanmu. Itulah bodohnya aku, masih mencintai pria yang sama skali tidak menyimpan perasaan apapun padaku.”

Pertahananku untuk tidak menangis gagal, aku menangis. Menangis sekencang-kencangnya, sudah bertahun-tahun kupendam rasa sakit ini sendirian. Aku tidak kuat lagi, saat dia kembali ternyata dia tidak berubah sama sekali. Egois

Kyuhyun berjalan lebih dekat kearahku lalu memelukku, sentuhan ringan yang dia berikan membuat seluruh rasa sakit hatiku padanya lenyap begitu saja. Lihat Cho Kyuhyun, apapun yang kau lakukan sangat berpengaruh besar pada diriku.

“mianhae .. jeongmal mianhae”

“kau juga tidak tau perasaanku yang sebenarnyakan Shin-Hae~ssi” lanjutnya masih dengan posisi memelukku

“dengarkan baik-baik, karna aku hanya akan mengatakannya satu kali, dan jangan harap ada pengulangan”

Kurasakan tubuhnya mulai menegang, sama halnya denganku. Kali ini apa lagi yang akan dia ucapkan

******

KYUHYUN’S POV

“kau tau saat aku kehilanganmu dulu, aku seperti kehilangan setengah nyawaku, sulit bernafas dengan benar, hidupku kacau. Ditambah dengan tekanan-tekanan yang selalu datang dari Yoojin, membuatku bertambah gila. Asal kau tau, aku bahkan pernah meninggalkan Korea untuk jangka waktu satu tahun, aku pergi ke amerika. Alasanku tentu saja untuk mengurusi masalah cabang perusahaan yang berada disana, tapi sebenarnya tidak. Justru aku memperbaiki kehancuran hatiku disana”

“aku berusaha melupakanmu ? tidak akan aku lakukan sama skali, karna ku tau itu adalah hal yang sia-sia. Melupakanmu sama saja seperti aku melenyapkan nyawaku, sampai matipun aku tidak bisa melupakanmu. Kau fikir perasaanku hanya sedangkal itu ? tidak. Bahkan aku mulai menyukaimu sebelum kau menyukaiku. Kau tidak tau kan ? maka dari itu, jangan menafsirkan suatu hal yang belum tentu kau tau” lanjutku

Dia masih terdiam dalam pelukanku, isakan tangisannya mulai berhenti perlahan. Degupan jantungku semakin bertambah kencang ketika aku harus mengatakan inti dari semua yang sudah kukatakan. Apa jawabannya atas pernyataanku nanti ? apa dia masih akan menerimaku ? atau sebuah penolakan yang dia berikan ? sial! Aku tak mampu berdiri dengan baik sekarang.

“lalu bagaimana kau tau aku berada di Kyunghee ?” akhirnya sebuah pertanyaan telontar dari mulutnya

FLASHBACK

 

“Sajangnim, aku menemukannya”

 

Aku terlonjak kaget saat tiba-tiba mendengar sebuah teriakan nyaring dari sekrearisku. Aish! Dia itu tidak bisa berbicara pelan-pelan apa. Tapi keterkejutan ku tidak usai sampai disitu. Mwo ? dia menemukannya ?

 

“jincha ? dimana dia ?”

 

Tuan Shim memberikan satu lembar kertas yang berisikan data dari asissten Dosen di Universitas Kyunghee

 

“berikan aku alamatnya”

 

******

 

 

“aku mencari wanita yang bernama Shin-Hae”

 

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit aku sudah sampai di gedung megah ini

Semua menatapku intens, ada apa dengan mereka ? apa ada yang salah dengan penampilanku ? aku bahkan hanya memakai setelan jas yang biasa ku gunakan untuk bekerja

 

“kau mencari Shin-Hae ? ah, mian .. hari ini dia tidak ada kelas”

 

“mwo ?”

 

“lalu apa aku boleh minta alamat rumahnya ?”

 

“mian, seluruh data dosen disini dirahasiakan, termasuk data Shin-Hae”

 

“tapi sepertinya dia akan datang, karna berkas nilai mahasiswanya ada yang tertinggal”

 

“aku pinjam datanya, usahakan Shin-Hae mengambilnya ketempat ini. Jika dia sampai tidak datang, kalian akan kehilangan jabatan kalian. Aku memiliki saham terbesar di Universitas ini”

 

FLASHBACK OFF

“tidak sulit untuk seorang Cho Kyuhyun menemukan seseorang”

Dia melepaskan pelukannya, dan menatapku dengan sinis. Sepertinya dia sedang mencibirku. Oke, cukup untuk tertawa Kyuhyun! Sekarang kau harus mengatakan perasaanmu padanya. Perasaan yang sesungguhnya. Yang selama bertahun-tahu telah kupendam

“Shin-Hae~ah, tolong jangan pergi lagi, tetaplah disisiku. Menjadi pendampingku sampai batas waktu yang tak bisa ditentukan. Kau tau, dampaknya sangat buruk untukku jika berjauhan denganmu. Aku tidak bisa hidup dengan normal”

Shin-Hae menatapku tepat dimanik mataku,dia hanya terdiam, tidak mengeluarkan satu patah katapun.

“Saranghae”

Dia melebarkan matanya sempurna, membuatnya terlihat lebih cantik jika seperti itu, dia terlihat sangat terkejut mendengar satu kata dariku. Airmatanya mulai menggenang, entah apa arti dari airmatanya itu, tapi ku harap itu airmata bahagia.

“nado saranghae”

Deg!! Kali ini aku yang dibuatnya terperanah, jantungku hampir melorot, tubuhku lemas mendengar jawaban darinya. Bukan sebuah penolakan. Jawaban yang kuharapkan. Aku sama skali tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanku, ku peluk kembali tubuhnya, kupeluk erat seakan takut kehilangan dia lagi. aku benar-benar akan mengikatnya. Mengikatnya dengan sebuah ikatan.

“gomawo”

Dia membalas pelukanku, kali ini akan ku pastikan tidak ada penghalang lagi untuk hubungan kami, ku pastikan tidak akan membuatnya menangis lagi. dan kupastikan akan ku bawa dia kejenjang pernikahan.

“ikut aku”

Ku tarik lembut tangannya mengikuti langkahku, aku sudah menyiapkan sesuatu untuknya. bermodalkan nekat aku membuat ini semua. Jika sebelumnya jawabannya adalah penolakan, aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan dengan ini semua.

Aku mengajaknya kepantai utama yang memang tempat ini sudah ku booking, tidak boleh ada yang mendekati wilayah ini sampai acaraku selesai. Jadi wajar saja jika dia tidak akan menemukan satu manusiapun disini. Pantai ini hari ini milikku.

Sekali lagi aku melihat reaksi berlebihan yang dia tunjukkan setelah melihat apa yang telah berada dihadapannya. Aku hanya bisa tersenyum malu saat dia menoleh dengan cepat kearahku. Aku hanya bisa mempersiapkan semua ini dengan sederhana, bayangkan saja, aku hanya diberi waktu 1 jam untuk mendekor ini semua.

“sangat sederhana ? ah, jangan salahkan aku, aku hanya diberi waktu 1 jam untuk membuat ini semua. Tapi tidak jelek kan ?”

Dia tersenyum .. tersenyum untukku, senyumannya indah sekali. Menunjukkan deretan giginya yang rapi, Tuhan terimakasih kau telah memberikan seorang malaikat cantik seperti dia. Aku adalah namja beruntung yang bisa mendapatkan hatinya. Kini hatinya milikku.

Aku mengeluarkan sebuah otak kecil berwarna biru gelap yang didalamnya sudah berisikan 2 buah cincin pasangan.

“would you marry me ?”

Sebuah kalimat yang menentukan masa depanku, memang ini yang harus aku lakukan. seharusnya sudah kulakukan sejak 2th yang lalu. Dia terperanah hebat mendapatkan setiap kejutan demi kejutan yang kuberikan hari ini. Dia hanya menganggukan kepalanya sebagai jawabannya. Dia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya. Menahan senyumannya yang berlebihan, menutupi rasa hatinya yang meledak-ledak sangking bahagianya yang benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata

Aku menyematkan cincin dijari manisnya, tanda sebagai keseriusanku dan sebagai pengikatnya. Menjadikannya pendampingku untuk selamanya, dan akan menjadi seorang ibu untuk anak-anakku nanti yang keluar dari rahimnya. Aku melakukannya karna aku mencintainya. Sangat mencintainya.

“setelah ini kita akan honeymoon ke paris, eomma bilang dia ingin cepat-cepat punya cucu”

“YAK!!”

END