the police

 

Shin-Hae mengenakan sabuknya sebelum mobil Yoon meluncur bebas dijalan raya. Mereka menempuh perjalanan dengan hening, sibuk dengan pikiran masing-masing. Shin-Hae masih tidak bisa percaya jika Yoon menyetujui gagasannya yang terdengar konyol untuk membatalkan perjodohan yang dibuat kakeknya.

 

Shin-Hae telah memiliki pilihannya sendiri. Dia menginginkan seseorang yang lain, seseorang yang telah ditetapkan oleh hatinya bahwa dia hanya menginginkan pria itu yang menjadi pendampingnya kelak, menjadi ayah dari anak-anaknya. Pria yang tidak pernah diduga oleh dirinya sendiri bahwa dia akan memilih pria itu.

 

Shin-Hae keluar dari pikirannya mengenai pria itu saat dia melihat petunjuk jalan yang mengarah keluar dari kota Seoul. Shin-Hae mengernyit dan menoleh kearah Yoon yang sedang berkonsentrasi pada kemudinya.

 

“kita akan kemana ?” tanya Shin-Hae yang dibalas sebuah senyuman manis milik Yoon.

 

“sebentar lagi kita akan sampai.” Jawab Yoon sekenanya lalu dia kembali bergelut dengan kemudinya. Shin-Hae hanya mengangguk dan mulai rileks kembali. Dia merasa beban didalam dirinya telah terangkat begitu saja saat perjodohan ini akan benar-benar berakhir hari ini.

 

******

 

Kyuhyun mencengkram kuat-kuat kemudinya hingga buku-buku jarinya memutih. Memikirkan gadisnya dalam bahaya membuatnya frustasi hebat, ditambah orang yang melakukan kekejian iu adalah sahabatnya sendiri. Kim Yoonie. Brengsek! Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan anak itu.

 

Kyuhyun telah mendapati sebuah informasi penting mengenai Yoon. Dia bukanlah lagi seorang anak yang baik-baik seperti dulu. Hidupnya berubah 80% saat usianya menginjak 19 tahun. Dia memiliki catatan kriminal sebagai pembunuh. Dan yang mencengangkan adalah siapa yang telah dibunuhnya. Kim Yoonju. Satu-satunya orang yang menjadi incaran Kyuhyun selama ini. Pria yang telah didedikasikan sebagai pembunuh orangtua Kyuhyun. Semua menjadi lenyap begitu saja ketika Kyuhyun mengetahui jika Kim Yoonju telah tiada. Dia tidak pernah bisa membalaskan dendamnya.

 

Dan sekarang gadis yang dicintainya sedang bersama seorang pembunuh. Dan Junhye mengatakan, gadis itu sedang dalam bahaya. Kyuhyun memukul kuat-kuat kemudinya, merasa frustasi setengah mati dengan masalah yang dilimpahkan padanya secara bertubi-tubi.

 

Kyuhyun bergidik ngeri saat sebuah pemikiran terlintas didalam otaknya. Bagaimana jika Shin-Hae terluka ? bagaimana jika Shin-Hae tidak bisa diselamatkan ? dan bagaimana jika Shin-Hae… “argh!” teriak Kyuhyun frustasi. Dengan sigap Kyuhyun meraih ponselnya dan kembali menghubungi Junhye yang langsung mendapat jawaban di dering pertama.

 

“berikan aku nomor polisi kendaraan Yoon. Dimana posisi mereka sekarang ?” Kyuhyun kembai menambah kecepatan mobilnya saat Yoon menyebutkan dimana posisi mobil yang ditumpangi Shin-Hae berada. Kyuhyun teah berada ditempat yang sama. Dia hanya perlu mencari mobil Audi berwarna hitam milik Yoon.

 

Kyuhyun melempar pandangannya mencari satu jenis mobil yang sedang dicarinya. Sialnya, jalanan cukup padat hari ini. Kyuhyun kesulitan mencari mobil Yoon jika seperti ini caranya. Tidak lama, ponsel Kyuhyun kembali berdering. Kyuhyun segera menerima panggilan setelah melihat nama Junhye dilayar ponselnya.

 

“aku menemukan mobilnya, di KM 128” ucap Junhye dengan napas terengah-engah. Kyuhyun segera menutup sambungan telponnya dan menuju tempat yang disebutkan Junhye tadi. Kyuhyun berdo’a dalam hati, semoga dia tidak terlambat, semoga Shin-Hae bisa terselamatkan.

 

Kyuhyun telah menemukan mobil Yoonie yang kini terhalang oleh 3 mobil didepannya. Berusaha menyejajarkan posisi namun padatnya jalanan sama sekali tidak mendukung hingga Kyuhyun lagi-lagi kehilangan jejak Yoonie.

 

Kyuhyun meraih ponselnya dan menekan beberapa tombol lalu menempatkannya diantara bahu dan telinga. Umpatan kecil terlontar dari bibirnya saat yang dituju sama sekali tidak menerima panggilannya.

 

Sekali lagi Kyuhyun mencoba menghubungi nomor yang sama dan kali ini dia mendapat jawaban dalam deringan pertama.

 

“Tuhan, Shin-Hae!” Kyuhyun menghembuskan napasnya lega saat Shin-Hae menjawab telponnya. “sialan, kenapa lama sekali! dengar, jangan lakukan hal bodoh apapun yang mungkin akan menyulut emosi Kim Yoonie. Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang kau hanya perlu-“ ucapan Kyuhyun terhenti begitu saja setelah mendapat jawaban dari sebrang sana.

 

“dia berada dibawah kekuasaanku sekarang, Cho Kyuhyun-ssi.” jawab seseorang dari ponsel Shin-Hae. Sial, ini suara Yoon!

 

“dimana Shin-Hae ?” tanya Kyuhyun dengan nada tercekat. Masih tidak bisa percaya bahwa sahabat baiknya lah yang melakukan semua kejahatan ini. Dan sebenarnya apa motif Yoon melakukan ini semua ? Kyuhyun hanya mengincar pembunuh kedua orangtuanya, jika Yoon melakukan suatu kejahatan sekalipun, Kyuhyun tidak akan ikut campur, karna bukan Yoon yang diinginkan Kyuhyun. Lalu kenapa pria ini menjadikan Shin-Hae sebagai sasarannya ?

 

“dia aman bersamaku,” kekehan terdengar dari sebrang sana, Yoon sedang menertawakannya. “separah ini reaksimu jika menyangkut masalah gadis ini. Jika aku tau sejak dulu, sudah lenyap nyawa gadis ini ditanganku.” Lanjutnya dengan nada bengis. Kyuhyun mencengkram kemudinya kuat-kuat, mengontrol emosinya susah payah. Dia tau, jika saat ini dia menggunakan emosi, maka semuanya akan hancur, Shin-Hae akan benar-benar lenyap. Pemikiran Kyuhyun mengenai lenyapnya Shin-Hae membuat jantung Kyuhyun berdebar lebih keras lagi. Tidak, dia tidak ingin kehilangan gadisnya.

 

“katakan saja apa mau mu, lalu lepaskan Shin-Hae.” tawar Kyuhyun yang sepertinya diterima dengan baik oleh Yoon. “aku akan mengirimkan sebuah alamat, datang saja ketempat itu.” setelah Yoon menyelesaikan ucapannya, sambungan telpon segera diakhiri, membuat Kyuhyun tidak bisa menanyakan Shin-Hae lebih lanjut. Ketika Kyuhyun mencoba sekali lagi menghubungi ponsel Shin-Hae, ponsel itu sudah tidak aktif. Kim Yoonie, bajingan!

 

******

 

Shin-Hae merasa jantungnya telah merosot kebawah dan tidak lagi berada ditempat seharusnya saat dia melihat beberapa orang yang sangat menyeramkan mengepungnya dalam satu lingkaran dan Shin-Hae berada ditengah-tengah.

 

Kim Yoonie meninggalkannya dengan orang-orang ini sedangkan dia keluar ruangan entah kemana dengan membawa tas milik Shin-Hae. Yoon mengatakan dia ingin menemui temannya diruangan lain, dan ini sudah lewat dari satu jam Yoonie tak kunjung kembali.

 

Shin-Hae memundurkan langkahnya secara perlahan, namun punggungnya menabrak dinding pembatas antara ruangan ini dan ruangan lainnya. Sial, sebenarnya ada apa dengan orang-orang ini ? Mereka memandangi Shin-Hae seakan-akan Shin-Hae adalah pembunuh bayaran yang harus diintai setiap gerak-geriknya.

 

Pintu terbuka, akhirnya! Shin-Hae menangkap sosok Yoonie sedang melangkah kearahnya dengan wajah yang sama sekali tidak seperti biasa. Kemana senyumannya ? Wajahnya terlalu menakutkan, seperti bukan Yoonie yang dia kenal, seperti telah dirasuki roh jahat yang menguasai seluruh tubuh Yoon.

 

“ikat dia” ujar Yoon dengan tegas. Dan apa yang baru saja diperintahkan Yoon segera dilaksanakan oleh satu dari sekian banyak orang yang berada didekat Shin-Hae. Dengan sigap Shin-Hae memberontak saat tangannya hampir saja terikat.

 

“apa-apaan ini ? Yoon, ada apa sebenarnya ?” denagn penuh kebingungan Shin-Hae mempertanyakan apa yang baru saja Yoon perintahkan pada anak buahnya. Yoon tersenyum, namun berbeda dengan senyuman Yoon yang biasa dia tunjukkan. Kali ini senyuman keji yang tercetak dibibirnya.

 

“ah, aku lupa untuk mengucapkan terimakasih padamu karna telah membantu misi ku selama ini. Kau korban yang sangat tepat, Shin-Hae~ssi” smirk lagi-lagi yang diberikan Yoon. Misi ? korban ? ada apa sebenarnya ? Dan apa yang terjadi pada Yoon ?

 

“brengsek! Apa sebenarnya yang sedang kau bicarakan ?” Shin-Hae mulai meronta hebat saat kedua tangannya dipegangi lalu dililit sebuah tali yang cukup menggigit lengannya dengan cukup perih. Shin-Hae meringis saat tangan Yoon telah berada didagunya lalu dicengkram menggunakan ibu jari dan telunjuknya untuk dipaksa melihat mata Yoon yang sedang menunjukkan kebencian habis-habisan.

 

“Brengsek ? Siapa yang lebih brengsek antara aku dan Kyuhyun-mu itu. Kau tau, aku sangat membenci pria itu, aku akan membunuhnya hari ini, jadi kau mendapatkan bonus untuk menyaksikan tewasnya dia ditanganku.” Ujar Yoon dengan kebanggan paling tinggi, seakan semuanya akan berjalan mulus sesuai keinginannya, tanpa berpikir bahwa akan ada hambatan sedikitpun.

 

“Apa alasanmu ingin membunuhnya ? Kalian bersahabat bukan ?” Shin-Hae mencoba melerai waktu agar Kyuhyun mempunyai waktu untuk memanggil pasukannya. Shin-Hae yakin Kyuhyun sedang dalam perjalanan ketempat ini untuk menyelamatkannya, dan Shin-Hae juga yakin dia akan datang seorang diri mengingat sikapnya yang selalu ingin menyelesaikan masalah pribadinya hanya dengannya saja tanpa mengikut campurnya pasukan-pasukan handalnya yang pasti mampu menghabisi siapapun yang Kyuhyun ingin. Dan semoga kali ini Kyuhyun tidak sebodoh itu untuk berpikir bahwa dirinya akan menang melawan segerombolan manusia berbadan besar ini hanya dengan seorang diri ditambah dengan tangan kosong. Tidak, Shin-Hae tidak ingin melihat Kyuhyun mati hari ini.

 

“Sahabat ? Tutup saja mulutmu kalau kau tidak mengetahui apapun tentang aku dan Kyuhyun.” Yoon menampar pipi Shin-Hae tiga kali dengan kekuatan yang cukup ringan namun tetap terasa perih.

 

“Jadi pertemuan pertama kali kita dijalan saat itu, semua sudah menjadi skenariomu ?” Mata Shin-Hae mulai menjadi kemerahan saat amarahnya benar-benar tidak bisa dikendalikan lagi. Dia merasa seperti boneka tolol yang sedang dipermainkan oleh tangan Yoon hanya untuk agar bisa bertemu dengan Kyuhyun.

 

“Tentu saja,” jawab Yoon dengan cengiran super lebar yang menunjukkan deretan giginya yang putih, kini senyumannya tak lagi semenawan saat pertama kali Shin-Hae bertemu dengannya. Senyuman palsu yang sengaja dibuat manis hanya untuk mendapatkan perhatian, benar-benar menjijikan. “Termasuk Kakekmu.” Lanjut Yoon sambil mengangkat satu alisnya dengan bengis.

 

“Kakekmu mengganggap aku masih sama seperti dulu, Yoon kecil yang tak berdosa dan terlihat manis. Ah, apakah aku sudah memberitahumu bahwa sebenarnya yang akan dijodohkan oleh Kakekmu itu adalah si kepala polisi ? Aku berhasil merayu Kakekmu untuk membuat skenario bodoh dengan alasan hanya untuk membuat Kyuhyun cemburu, memperlihatkan perasaannya yang sebenarnya, dan segala macam ramuan busuk yang ku tuangkan kedalam otak Kakekmu, dan si tua bangka bodoh itu menyetujuinya, betapa tololnya dia.” Yoon tertawa dengan keras setelah menyelesaikan ceritanya, Shin-Hae yang merasa geram dengan perkataan Yoon tadi bangkit dengan cepat lalu berhasil menendang dada Yoon hingga dia tersungkur jatuh dan menghantam pintu. Shin-Hae sedikit merasa bersyukur bahwa Ibunya sempat mengajarkannya ilmu bela diri, dan ternyata pelajaran itu terpakai dengan baik sekarang.

 

Yoon bangkit sambil meringis memegangi dadanya yang terlihat terasa sangat sakit, bagaimana tidak, Shin-Hae menghantamnya tepat dijantung pria itu, Shin-Hae tau titik-titik lemah tubuh manusia, dan dia sekarang bersigap untuk menghantam rahang Yoon dengan tendangannya sekali lagi, namun kali ini usahanya tidak berhasil saat seseorang dari belakang menarik Shin-Hae kembali duduk dikursi sebelumnya yang Shin-Hae duduki. Shin-Hae mengumpat kesal saat kakinya kini diikat dikursi, jadi dia benar-benar tidak bisa melakukan apapun sekarang.

 

Setelah bangkit dengan susah payah, Yoon mendekati Shin-Hae dan menampar pipi gadis itu cukup kuat hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring. Pipi gadis itu berubah menjadi merah akibat tamparan keras dari telapak tangan Yoon, dan Shin-Hae cukup yakin bahwa sudut bibirnya terluka akibat tamparan itu. Dan dugaannya benar, sudut bibirnya terasa perih dan tak lama dia merasa ada yang mengalir secara perlahan dari sana. “Persetan dengan jenis kelaminmu, aku bersumpah akan memerangimu setelah menghabisi Kyuhyun.”

 

Shin-Hae sama sekali tidak bisa membalas perkataan Yoon saat tiba-tibsa saja Yoon kembali mencengkram dagunya dengan kuat, lalu dia mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa photo dari sudut bibir Shin-Hae yang tengah mengeluarkan darah.

 

******

 

Kyuhyun mendatangi sebuah alamat yang dikirimkan oleh Yoon. Tempat ini menyerupai seperti gudang yang telah lama tak terpakai. Tempat yang cukup jauh dari keramaian, tempat yang seperti gudangnya kematian. Kyuhyun terkesiap saat tiba-tiba saja ponselnya berdering.

 

“Kami akan mengamatimu dari sini, seluruh pasukan telah berpencar dipenjuru kota untuk mengepung tempat-tempat yang biasa dikunjungi oleh Yoon.” Ujar Junhye saat Kyuhyun mengangkat telponnya. Ya, Kyuhyun telah mengerahkan pasukannya untuk mencari tau dimana posisi Yoon saat ini berada, dan Kyuhyun tau, bahwa bukan disinilah tempat Shin-Hae dan Yoon berada.

 

“Bagus, aku akan mencari sebuah petunjuk ditempat ini, Yoon pasti meninggalkannya. Nanti aku hubungi lagi.” Kyuhyun memutus sambungan telponnya begitu saja tanpa mendengar jawaban terlebih dahulu.

 

Kyuhyun mulai menyusuri gudang ini, mencari benda yang mungkin bisa dijadikan sebuah petunjuk untuk Kyuhyun menemukan Shin-Hae, namun dia tidak menemukan apapun, gudang ini tidak terlalu menyimpan banyak benda, hanya berupa beberapa kursi dan meja, lalu tumpukkan kain yang sudah tak layak pakai yang sangat berdebu, tidak ada yang mencurigakan. Kyuhyun hendak berbalik dan meninggalkan tempat ini, namun matanya teronggok pada sebuah lemari kayu kecil yang tergantung didekat meja paling besar diruangan ini. Kyuhyun mendekati lemari itu yang hanya terlapisi kaca untuk memperlihatkan isi dalamnya, dan Kyuhyun menemukan secarik kertas yang bertulliskan namanya.

 

Kyuhyun mengambil kertas yang bertuliskan ‘Untukmu, Kyuhyun-ssi.’

 

Kyuhyun meremas kertas itu hingga menjadi bulatan tak beraturan lalu membuangnya kesembarang tempat. Kertas itu ditempatkan tepat diatas sebuah novel cukup tebal, Kyuhyun yakin, Yoon meninggalkan sebuah petunjuk di novel tersebut.

 

Kyuhyun mulai membuka novel tersebut, meneliti tiap lembarnya berusaha menemukan sebuah petunjuk. Namun novel itu cukup tebal, tidak mungkin Kyuhyun menelitinya satu persatu. Kyuhyun merasa frustasi saat dia tidak menemukan apapun. Kyuhyun menarik napasnya dalam-dalam lalu menutup novel itu lagi dan kembali membukanya dari awal. Kyuhyun mencari ditiap lembarnya yang tidak memperlihatkan keganjilan sama sekali, hingga dia menemukan satu halaman yang disisi pojok paling bawahnya tergunting kecil membentuk sebuah segitiga, menandakan bahwa Yoon ingin menyapaikan sesuatu dari sana. Kyuhyun membaca dengan teliti isi dari novel tersebut. Kyuhyun mengerutkan keningnya saat dia barus aja mulai membaca dibaris pertama, merasa tidak yakin, Kyuhyun melihat cover dari novel yang belum sempat Kyuhyun perhatikan. Sial, ini novel tentang pembunuhan.

 

Kyuhyun tidak lagi mengamati isi dari novel itu saat dia menemukan sebuah kata yang terlihat seperti telah diberi tanda dengan air hingga pada bagain kata itu telrihat sedikit pudar. Kyuhyun menarik sebuah kursi dan mendudukinya, dia mengelurarkan ponsel dan mulai mencatat kata yang ditemuinya.

 

‘Witness.’

 

Kyuhyun kembali membuka halaman demi halaman, cukup jauh kali ini hingga dia kembali menemukan satu halaman yang disisi pojoknya tergunting seperti halaman sebelumnya. Tak perlu bersusah payah mencari kata, karna Yoon kembali memberikan satu kata yang dibasahi oleh air. Dengan sedikit bergidik ngeri Kyuhyun kembali mencatatnya.

 

‘Kill.’

 

Lagi, Kyuhyun kembali mencari halaman yang memiliki ciri-ciri yang sama seperti halaman berikutnya. Dia kembali menemukannya di lima belas lembar berikutnya. Kyuhyun kembali mencatatnya.

 

‘You.’

 

Kyuhyun memejamkan matanya yang terasa perih akibat emosi yang telah mengahantam hingga ke ubun-ubunnya. Dia mencengkram ponselnya dengan kuat hingga benda itu mengeluarkan suara mengerikan hampir remuk jika Kyuhyun mencengkramnya lebih lama lagi. Dengan kesal, Kyuhyun kembali menyusuri halaman berikutnya.

 

‘a girl.’

 

Kyuhyun kembali menemukan sebuah kata, kali ini dihalaman terakhir.

 

‘Die.’

 

Ponsel Kyuhyun kembali berdering, kali ini bukan sebuah panggilan, melainkan hanya sebuah pesan. Kyuhyun membuka pesan tersebut dan mendapati kiriman photo Shin-Hae dengan sudut bibir yang tengah mengeluarkan darah. Brengsek! Yoon melukai Shin-Hae. Kyuhyun membaca sebuah pesan yang ditulis Yoon dibawah photo tersebut.

 

‘Terlalu lama menemukan kami, jika lebih lama lagi, mugkin akan lebih banyak lagi anggota tubuhnya yang mengeluarkan darah.’

 

Emosi Kyuhyun semakin memuncak dengan bukti yang dikirim Yoon. Yoon benar-benar telah melewati batas

 

Tangan Kyuhyun gemetar hebat saat membaca kata yang terakhir ‘Die’. Kyuhyun membalik lembar terakhir karna ada sebuah cetakan tulisan tangan dari sana, dan dia mendapatkan satu buah alamat lagi, yang sepertinya ini adalah tempat dimana mereka berada. Kyuhyun segera berlari keluar dari gudang dengan membawa novel tersebut bersamanya. Saat melihat Kyuhyun keluar, Junhye kembali menghubungi Kyuhyun, saat Kyuhyun mmeberitahu kemana dia akan pergi, Junhye pun segera melesat ketempat itu terlebih dahulu bahkan sebelum Kyuhyun bergerak.

 

Tidak terlalu sulit menemukan alamat yang dituliskan Yoon, setelah mendapati sebuah gedung tua, Kyuhyun segera melesat kedalam mencari sosok yang tengah mengincarnya dan juga gadisnya. Dia ingin menemui Shin-Hae terlebih dahulu, melepaskannya, lalu mencari Yoon untuk menghabisi pria itu karna telah dengan beraninya dia melukai Shin-Hae.

 

Kyuhyun menyusuri satu persatu pintu yang terdapat digedung tua ini, gedungnya cukup terlihat sepi seperti tidak ada yang meninggali. Kyuhyun masih melanjutkan pencariannya ketika firasatnya mulai bekerja, Kyuhyun merasa ada seseorang yang sedang mengintainya dari belakang. Perduli setan dengan orang itu, Kyuhyun sedang tidak ingin meladeni siapapun untuk diperangi, dia hanya ingin mencari gadisnya. Namun sebuah tangan menahan pundaknya untuk berhenti melangkah. Kyuhyun memejamkan matanya sejenak dengan malas, merasa sedang tidak mood menghadapi siapapun selain Yoon, jadi dia hanya berbalik dengan super kilat lalu menghantam perut lelaki yang tadi memegangi bahunya dengan kepalan tangannya hingga pria itu mengeluarkan bercak darah dari mulutnya. Pria itu telah bernasip naas kali ini karna Kyuhyun sedang berada dalam mood paling buruk yang pernah dirasakannya dalam hidup, jadi Kyuhyun menambahkan sebuah pukulan tepat dirahang pria itu hingga tubuhnya terjungkal kebelakang dengan posisi mengerikan, kepalanya hampir terlepas saat tubuhnya menabrak sebuah pintu yang tadi sempat dibuka Kyuhyun namun belum sempat ditutupnya kembali. Itu dirasa impas oleh Kyuhyun karna dia menghentikan waktunya beberapa menit untuk mencari Shin-Hae.

 

Kyuhyun kembali menerobos sebuah pintu yang kali ini diisi oleh satu orang yang sama sekali tidak dikenal Kyuhyun, tubuhnya cukup tinggi namun tidak melebihi tinggi badan Kyuhyunm tubuhnya kekar berotot, wajahnya menampilkan ekspresi garang seperti terganggu dengan kedatangan Kyuhyun.

 

“Bisa beritahu aku dimana Yoon berada ?” Tanya Kyuhyun berusaha bersikap sesopan yang dia bisa mengingat emosinya sedang berada dititik paling maksimal. Namun pria berbada kekar itu sama sekali tidak bersahabat pada Kyuhyun, bukannya menjawab, pria itu malah balik menyerang Kyuhyun dengan sebuah kepalan tangan yang terlihat sangat besar. Sayangnya Kyuhyun cukup awas dalam setiap gerak-gerik pria itu, Kyuhyun berhasil menghindari pukulannya dan tersenyum sinis.

 

Pria itu kembali memasang kuda-kudanya untuk kembali mengerahkan pukulan keduanya, dan lagi-lagi keberuntungan tengah memihak pada Kyuhyun, sebelum tangan pria itu mengenai wajah Kyuhyun, Kyuhyun telah lebih dahulu menghantam dada pria itu dengan tendangannya yang cukup kuat ditambah dengan sepatu yang dikenakan Kyuhyun yang memiliki ujung yang cukup tajam. Pria itu tersungkur dengan posisi terlentang, dengan santai Kyuhyun menempatkan kaki kanannya diantara dada dan leher pria itu, jadi dia sama sekali tidak bisa berkutik.

 

“Aku hanya bertanya dimana Yoon, tapi kau tidak bisa diajak bekerjasama. Tendangan itu hanya sebuah peringatan, jika kau kembali menyerangku saat aku berbalik untuk pergi nanti, ku pastikan jantungmu akan kutembus dengan timah panas yang sedang berdiam manis didalam pistolku. Ingin mencobanya ?” Ujar Kyuhyun santai dan datar, namun dengan cara berbicara seperti itulah dia terlihat 1000x lebih menyeramkan dari biasanya. Kyuhyun menekan dada pria itu sebentar sebelum mengangkat kakinya dari sana, Kyuhyun melirik sebentar kearah jam tangannya dengan frustasi sebelum pergi meninggalkan pria itu yang masih terdiam ditempat dengan mata yang terbelalak lebar akibat ketidakpercayaannya atas apa yang baru saja dialaminya. Hampir mencapai knop pintu, Kyuhyun kembali berbalik setelah mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas nya.

 

“Ah, ada kemungkinan kau akan melaporkanku pada polisi atas apa yang baru saja kulakukan padamu,” Kyuhyun menunjukkan identitas kepolisiannya pada pria itu yang lagi-lagi tatapannya semakin mendalam. “Sayangnya aku kepala polisi, jadi semua aduanmu akan ku tolak mentah-mentah.” Lanjut Kyuhyun dan dia benar-benar meninggalkan ruangan itu dengan kebengisan yang semakin tercipta akibat beberapa orang yang telah menghalanginya untuk menemui Shin-Hae ataupun Yoon secepatnya.

 

Kyuhyun memeriksa pistolnya yang tengah bersemayam dibalik jasnya, memastikan bahwa timah panas telah terisi penuh didalam sana. Kyuhyun tidak membutuhkan terlalu banyak peluru kali ini, dia masih menyayangi sahabatnya itu, mungkin dia hanya akan memuntahkan sebanyak dua atau tiga timah panas untuk Yoon. Satu untuk dikaki, selanjutnya untuk dijantung, dan yang terakhir adalah bonus didahi.

 

Kyuhyun kembali melangkah hampir setengah berlari menyusuri pintu demi pintu yang terdapat digedung ini, sempat merutuki siapa yang mendesign gedung dengan banyak pintu seperti ini, jika dia berhasil menemukan Shin-Hae dan menariknya keluar, dia akan segera memusnahkan tempat ini dengan segera. Tempat yang penuh dengan kebusukan, maksiat paling kotor yang pernah ada.

 

Kyuhyun mendengar beberapa sedang bercakap-cakap didalam sebuah ruangan yang tepat berada disamping kanannya, tanpa menunggu lama, Kyuhyun mendobrak pintu itu dan mengagetkan semua orang yang berada didalamnya. Yang membuat Kyuhyun menyeringai adalah, saat dia melihat wajah Yoon dengan keterkejutannya.

 

“Akhirnya aku menemukanmu, keparat.” Ujar Kyuhyun tanpa memandang siapapun lagi yang berada diruangan ini selain Yoon. Pria itu kembali menormalkan ekspresinya saat melihat Kyuhyun berbicara dengan penuh emosi. Keparat ? Sebutan itu cukup menyenangkan ditelinga Yoon.

 

Yoon sempat terkejut sebentar lalu dengan sempurna dia kembali menormalkan ekspresi wajahnya. Senyuman brengsek itu tercetak lagi dibibirnya, membuat Kyuhyun ingin dengan segera merobek bibir yang terlihat manis tapi mematikan itu. Berharap dia benar-benar menemukan pisau disaku celananya agar bisa dengan secepatnya melakukan keinginannya tersebut.

 

“Ah, akhirnya si tokoh utama hadir.” Yoon kembali tersenyum, diikuti tawa seorang pria berumur yang cukup tua sedang melipat kedua kakinya diatas meja yang diletakkan sejajar dengan kursi yang menjadi topangan tubuhnya.

 

“Apa sebenarnya yang kau inginkan ? Dan, siapa kau sekarang, huh ? Kau membunuh ? Benar-benar bukan seperti Yoon yang dulu ku kenal.” Ujar Kyuhyun yang membuat Yoon tersenyum sinis kearah Kyuhyun sambil melemparkan tatapan kejam. “Kau berharap aku masih seperti Yoon yang dulu kau kenal ? Apa kau benar-benar mengenalku, dulu ?” jawab Yoon sarkatis. Kyuhyun mengerutkan dahinya mendengar ucapan Yoon yang benar-benar tidak diterima oleh otaknya.

 

Yoon menyambar satu batang rokok dari kotaknya yang tergeletak begitu saja diatas meja lalu membakarnya. Yoon merokok ? Lagi-lagi Kyuhyun menemukan sebuah keganjilan dalam diri Yoon saat ini. Kyuhyun sangat mengenal Yoon, bagaimanapun mereka pernah selama bertahun-tahun tinggal disatu atap yang sama, itu cukup untuk membuat Kyuhyun mengenal Yoon luar-dalam, dan yang dihadapinya saat ini benar-benar bukan Yoon yang pernah dikenalnya. Apakah ada sesuatu yang mengharuskannya berbuat seperti ini ? Tapi apa itu ? Sangat mustahil jika semua menyangkut masalah uang, karna Yoon bukanlah tipe pria yang kekurangan uang.

 

Yoon mengambil sesuatu dari balik jas hitamnya, mengacungkan kearah Kyuhyun sebuah benda kecil yang sangat Kyuhyun kenal, bagaimana tidak, benda itu adalah satu-satunya petunjuk yang Kyuhyun miliki, sebuah kunci kecil yang memiliki ukiran inisial KY yang juga dimiliki Kyuhyun. Bagaimana Yoon bisa memiliki benda yang sama ?

 

“Ini, kau mengenalnya, kan ?” Yoon kembali berbicara dengan nada paling sombongnya, masih mengacungkan kunci kecil tersebut kearah Kyuhyun yang matanya tengah terbelalak lebar tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya. “Kim Yoonju, itukan yang kau kira ? Kau ini kepala polisi paling tolol yang pernah ada, Kyuhyun-ssi.” Yoon terbahak dalam tawanya, menertawakan ekspresi Kyuhyun yang semakin menunjukkan wajah geramnya sekaligus wajah bertanya-tanya apa maksud dengan semua ini.

 

“Kim Yoonju mati ditanganku karna dia hampir saja melukai Ayahku.” Ujar Yoon. “Ayahmu? Bukankah, Ayahmu..” Ucapan Kyuhyun tergantung saat pria tua yang tengah duduk dengan tenang itu kembali tertawa cukup keras. Sial! Jadi selama ini, “Ah, aku lupa untuk memberitahukan padamu, mengenai Ayahku yang telah meninggal .. semuanya palsu. Kim Sang Yoo, satu dari dua orang kandidat calon Presiden yang kala itu hilang begitu saja, dia-lah Ayahku.” Yoon dengan bangga menunjuk Ayahnya saat nama Kim Sang Yoo disebut. Kim Sang Yoo, Kim Sang Yoo, Kim Sang Yoo. Kyuhyun terus mengeja nama tersebut dalam batinnya, mencari sebuah keganjilan dari nama tersebut, dan .. sial! Kim sang Yoonie adalah nama lengkap dari Yoon, Kyuhyun masih teringat dengan jelas bagaimana penjelasan Yoon tentang nama panjangnya, dia membuang nama tengahnya karna dia merasa risih dengan namanya yang terbilang cukup panjang, sama seperti Ayahnya, Kim Sang Yoon, dia pasti juga membuang nama tengahnya dan hanya menggunakan nama Kim Yoon untuk diperkenalkan pada dunia. Sial, kedua-duanya ber-inisial KY.

 

“Jadi, kau ..” Suara Kyuhyun tercekat, lalu digantikan dengan suara tawa yang cukup membahana dari kedua orang yang berada dalam ruangan ini. Kyuhyun mengerti sekarang, yang membunuh kedua orangtuanya adalah Kim Sang Yoon, Ayah dari sahabat baiknya sendiri yang ternyata selama ini menyembuyikan identitas keluarga dan identitas asli dirinya sendiri. Pendusta dan pembunuh, kedua-duanya benar-benar hidup dalam sebuah ke-laknatan, hidup dalam gelimangan dosa. Mereka berdua pantas mati!

 

Mereka masih menikmati tawanya dengan puas tanpa menyadari gerak tangan Kyuhyun tengah melesat kearah pistolnya berada, dengan gerakan secepat kilat, Kyuhyun memuntahkan satu peluru tepat dijantung pria tua yang baru diketahuinya adalah Ayah dari Yoon. Yoon berhenti tertawa saat suara nyaring dari pistol Kyuhyun memenuhi ruangan ini, dan peluru yang berasal dari pistol Kyuhyun telah berhasil menembus jantung Ayahnya.

 

“Itu untuk kematian Ayahku.” Kyuhyun kembali memuntahkan satu peluru lagi pada orang yang sama namun ditempat yang berbeda, kali ini kepala sebagai sasarannya. “Dan yang itu untuk kematian Ibuku.” Lanjut Kyuhyun dengan ekspresi kemenangan tercetak diwajah Kyuhyun. “Brengsek, apa yang kau lakukan, keparat!” Teriak Yoon yang membuat Kyuhyun semakin geram dengan lelaki itu, meneriakinya setelah membongkar semua kebohongannya ? Apakah semuanya bisa dimaafkan ? Persetan dengan status persahabatannya!

 

Kyuhyun menangkap gerakan langkah Yoon yang tengah berlari mendekati satu lagi meja yang tersampir disudut kanan dari tempat Kyuhyun berdiri, Kyuhyun melihat ada sebuah pistol yang tergeletak begitu saja disana, Yoon hampir mencapai pistol itu, namun gerakannya tidak lebih cepat dari seseorang dari belakang tubuh Kyuhyun yang memuntahkan isi pelurunya kearah Yoon, namun bukan kearah tubuh Yoon, dia hanya menembak pistol yang ingin diraih Yoon agar terpental jauh dari jarak Yoon berada.

 

Kyuhyun berbalik sebentar dan menemukan Junhye berada tepat dibelakangnya dengan pistol yang mengacung kearah Yoon, namun Kyuhyun tidak terlalu perduli lagi, dia kembali menoleh kearah Yoon yang kini sedang terlihat was-was dengan keadaannya yang terkepung oleh Kyuhyun dan juga pasukannya.

 

“Kau membunuh Ayahku!” Teriak Yoon yang seperti meminta pertanggung jawaban atas apa yang telah Kyuhyun lakukan, sang kepala polisi hanya tersenyum geli mendengar ucapannya. “Lalu apa bedanya saat dia masih hidup dan mati ? Toh, semua orang mengetahuinya telah mati, kan ? Jadi sekalian saja seperti ini.” Kali ini Kyuhyun yang mengeluarkan tawanya. “Ingin melawan sekawanan polisi tanpa persiapan apapun ? Kau ini tolol atau apa ? Menjerumuskan diri sendiri namanya.” Kyuhyun mulai beringsek maju mendekati Yoon, saat merasa jaraknya cukup dekat, Kyuhyun mengangkat pistolnya tepat kekepala Yoon.

police

 

“Kau tau, sebelum aku datang ketempat ini, aku sempat berjanji dalam hati. Jika aku menemukanmu, aku akan memuntahkan peluruku dikakimu, kemudian dijantungmu, dan terakhir disini,” Kyuhyun mendorong kepala Yoon menggunakan pistolnya. “Dikepalamu.” Kyuhyun kembali mengeluarkan seringaian jahatnya, “Dan aku akan melakukannya tanpa berpikir dua kali hari ini.”

 

Dengan perlahan namun pasti, Kyuhyun menekan pelatuk pistolnya yang masih bertengger dikepala Yoon dengan senang hati dan tanpa keraguan sedikitpun. Kyuhyun sempat mendengar suara Junhye yang sedikit berteriak mengatakan ‘Hentikan, Kyu.’ Tapi kata-kata itu hanya dianggap sebagai peringatan bahwa nama baiknya akan tercemar dengan kasus pembunuhan, padahal bukan itu yang dimaksudkan Junhye, dia melarang Kyuhyun melakukannya karna dia tau, Yoon adalah sahabat baiknya sejak kecil. Tapi persetan dengan itu semua, kini yang dikenal Kyuhyun hanyalah Yoon yang mempunyai Ayah seorang pembunuh yang menjadikannya pembunuh juga untuk mengikuti jejak Ayahnya. Benar-benar perputaran keluarga paling tidak masuk akal. Dan sebuah timah panas telah bersarang dikepala Yoon sekarang, yang membuat kepala Yoon mengeluarkan darah dari sisi lainnya, yang berarti timah panas itu berhasil menembus kepalanya. Namun belum cukup sampai disitu, Kyuhyun menjatuhkan tubuh Yoon yang sudah tak berdaya ke lantai lalu kembali mengacungkan pistolnya kearah kaki dan juga jantung Yoon dalam jarak waktu yang tidak terlalu lama, tidak perduli sekalipun bahwa Yoon telah mati akibat tembakan dikepala, Kyuhyun tetap melaksanakan ucapannya yang akan menembak Yoon ditiga bagian tubuhnya.

 

“Urus ke-dua mayat ini, aku ingin mencari Shin-Hae.” Kyuhyun bergegas meninggalkan ruangan, namun langkahnya dihentikan Yoon.

 

“Shin-Hae telah dibawa ke rumah sakit terdekat, keadaannya cukup mengerikan dengan sekujur tubuh hampir bersimbah darah, dia tidak sadarkan diri saat aku menemukannya. Kau bisa menemukannya di Rumah sakit ini,” Junhye memberikan secarik kertas yang telah berisikan sebuah alamat rumah sakit.

 

Tangan Kyuhyun gemetar hebat saat menerima secarik kertas itu. Shin-Hae bersimbah darah? Yoon brengsek! Dia melukai Shin-Hae sebanyak itu, sama saja seperti dia mencabik-cabik tubuh Kyuhyun tanpa ampun. Kyuhyun yang masih tidak terima dengan kabar yang didapatnya, dia kembali memutar tubuhnya kearah Yoon lalu kembali menembak lengan Yoon dengan pelurunya. “Yang terakhir itu untuk tangan busukmu yang melukai Shin-Hae.” Lalu Kyuhyun benar-benar pergi dari ruangan itu, bergegas menuju rumah sakit untuk melihat bagaimana keadaan Shin-Hae.

 

TBC

 

Yohooo~

Ditengah-tengah stres mengerjakan BAB I untuk Skripsi saya, ide jahiliah ini muncul.

Bener-bener mau ngebunuh seseorang rasanya, jadi saya limpahkan saja di FF ini.

Dan sekarang otak saya harus kembali bekerja keras untuk menulis 2 FF lainnya yg sedang duduk manis menunggu ditulis -_-

Terimakasih sekali lagi saya ucapkan untuk siapapun yg masih bersedia membaca FF nista ini.

Ditunggu ending part-nya ^^