.kzz copy

Backsound : BarlowGirl – Never Alone

http://www.4shared.com/get/POn0CdAX/barlow_girl_-_never_alone.html

Tubuhnya mengayun pelan saat sebuah kayu cukup tebal yang menjadi tempat duduknya saat ini mulai bergoyang kedepan dan belakang secara beraturan saat kaki gadis itu menghentak agar ayunannya bergerak menerbangkan tubuhnya.

Kakinya terlalu panjang untuk dijuntaikan begitu saja, jadi dia meluruskan kakinya kedepan dan membuat rok yang dikenakan gadis itu mulai terangkat seiring kencangnya angin yang menghantam, membuat gadis itu tertawa menikmati sensai yang cukup lama tak dirasakannya.

Gadis itu bukan lagi anak kecil, usianya bahkan telah menginjak kepala 2 tahun ini. Dia hanya sedang menikmati masa indah liburannya ditempat kelahirannya yang jauh dari hiruk pikuk kota besar tempatnya tinggal saat ini.

Gadis ini menjabat sebagai Sekretaris perusahaan ternama di Seoul. Tentu saja gadis ini mendapatkan posisi tersebut denga cukup mudah mengingat betapa ahlinya dia dibidang yang sedang digelutinya saat ini.

Gadis itu masih sendiri, belum memiliki kekasih, tunangan, maupun suami. Dia masih bebas, belum terikat pada siapapun. Karna kenyataan itulah cukup banyak pria yang berusaha mendekatinya namun selalu berakhir dengan penolakan. Gadis ini bukan pemilih, dia hanya ingin sendiri. Entah karna apa, dia selalu merasa bahwa telah ada seseorang yang menjamah hatinya dan berdiam diri disana hingga membuat gadis ini enggan memberi harapan kepada lelaki lain.

“Shin-Hae.” Namanya dipanggil ketika dia masih menikmati permainan masa kecilnya. Saat menoleh, dia mendapati ibunya sedang tersenyum disana sambil melambaikam tangan sebagai perintah untuk datang kearahnya. Shin-Hae membalas senyuman wanita itu dengan sama lembutnya lalu menghampiri wanita paruh baya itu sesuai dengan apa yang diperintahkan

“Saatnya kembali.” Ujar wanita paruh baya itu dengan intonasi yang sangat lembut. Membuat tenang siapapun yang mendengarnya. Shin-Hae menganggukkan kepalanya pelan sebagai pengganti jawaban lalu mulai melangkahkan kakinya mengikuti kemana sang ibu melangkah.

“Bagaimana lukamu ? Apakah masih terasa berdenyut ?” Ibunya kembali melontarkan pertanyaan yang sama sejak dua bulan yang lalu, dimana dia sempat tertabrak oleh mobil yang melaju sangat kencang saat dia hendak menyebrang menuju halte bus. Kecelakaan tersebut membuatnya terbaring lemah dirumah sakit hingga 2 minggu lamanya. Dan buruknya, gadis itu hampir kehilangan satu buah kakinya jika saja lukanya terlalu parah. Namun Tuhan masih berbaik hati meminjamkan kaki untuk Shin-Hae, dan bisa masih bisa berjalan normal walaupun hingga sekarang masih sedikit tertatih.

“I’m okay, Mom.” Jawab Shin-Hae sekali lagi mencoba meredakan perasaan khawatir ibunya yang terlalu berlebihan. Wanita paruh baya itu tersenyum lemah kearah Shin-Hae, menunjukkan rasa iba yang sangat kentara pada anaknya yang telah meregang nyawa dua bulan yang lalu.

“Kau memang baik-baik saja, tapi kesembuhanmu belum sempurna” Ujar ibunya menuju satu titik pembicaraan. Shin-Hae melirik kearah kakinya yang masih belum bisa berjalan dengan sempurna lalu kembali tersenyum.

“Ini akan segera pulih, dan semua akan kembali normal. Tanpa terkecuali.” Ucapan terakhir gadis itu entah karna apa membuat ibunya menitihkan airmatanya secara bertubi-tubi, seperti Shin-Hae salah berucap namun dia tidak melakukannya.

“Ya, semoga semua kembali menjadi sempurna.”

******

“Belum ada perubahan ?” Seorang pria yang tengah melepaskan topi, kacamata, dan juga masker menggelengkan kepalanya lemah saat seorang wanita yang kira-kira usianya 3th lebih tua dari pria itu menanyakan sesuatu yang sepertinya memang harus dia ketahui.

Melihat gelengan kepala tersebut, wanita yang kini sedang bersedekap dada menghela napas kekecewaan. Lagi-lagi apa yang diinginkannya belum bisa tercapai. Wanita ini melirik kearah lelaki tadi yang berstatus sebagai adiknya dengan penuh rasa kesedihan mendalam. Pria itu kini terlihat sibuk dengan berkas-berkas kantornya yang sebenarnya tidak cukup penting jika dibandingkan dengan masalah yang ditanya wanita ini sebelumnya. Namun dia benar-benar tidak ingin mengusik masalah ini selama adiknya tidak bercerita apapun. Dia mengerti akan artinya privasi, jadi dia lebih memilih diam.

Pria berparas tampan hampir sempurna ini mengusap wajah letihnya saat lagi-lagi dia mendapat kendala diperusahaan karna kelalaian dirinya sendiri yang akhir-akhir ini sedikit mengesampingkan masalah pekerjaan.

Perusahaannya hampir saja hancur jika berkas yang telah ditandatanganinya sebelum dibaca ini telah diserahkan pada sang pemilik proposal yang berniat menguasai proyeknya. Dia benar-benar sedang berada didalam lingkaran neraka kehidupannya sendiri. Dia hampir kehilangan salah satu aset berharga miliknya. Dia hampir merasakan kehilangan kembali.

******

“Kau yakin akan kembali ke Seoul sekarang ? Keadaanmu belum pulih benar.” Ibunya hampir merengek saat memohon anaknya untuk tetap tinggal hanya sampai kakinya benar-benar pulih, dan Shin-Hae mengerti itu, ibunya mengkhawatirkan kakinya.

“Aku sudah sembuh, tidak ada yg perlu dikhawatirkan.” Shin-Hae mencoba meyakinkan sekali lagi. Ini adalah pertama kalinya dia kembali ke Seoul setelah kecelakaan tersebut, jadi wajar saja jika ibunya khawatir setengah mati.

“Baiklah, hubungi aku jika sudah sampai di Seoul.” Ibunya mengusap pipi Shin-Hae lembut. “Jika terjadi sesuatu hubungi aku atau…” Ucapannya terhenti saat ibunya hampir saja mengatakan sesuatu yang akan membuat Shin-Hae mengernyit kebingungan.

“Atau apa ?” Tanya Shin-Hae gusar. Ibunya hanya menggelengkan kepalanya lemah dan tidak akan mengatakan apapun. “Tidak, pergilah. Jaga kesehatanmu, jangan lupa untuk menghubungiku.” Ujar ibunya penuh sesak sambil menggenggam erat tangan Shin-Hae.

Shin-Hae telah pergi dengan mobilnya, menyisakan kenangan pahit akan kecelakan tersebut dan juga sesutau yang tak lagi kembali seperti biasa. Sesuatu yang sangat berharga yang dia miliki.

******

“Siapa ?” Tanya Kyuhyun selaku CEO dari salah satu perusahaan berkelas yang dimiliki Korea Selatan. CEO termuda yang pernah menjadi kebanggan Korea akan prestasinya yang membuat para CEO senior tercenung hebat.

Penampilannya adalah nomor dua dari prestasinya, tidak akan ada yang berani membuang tatapan dari sosok dirinya jika sudah mampir kearah pria ini. Wajahnya yang tampan menyerupai wajah orang-orang berdarah Italia asli, rahang yang tegas, mata yang tajam, hidung yang memiliki patahan sempurna, bibir yang menawan dan jangan lupakan soal senyumnya, sangat memikat. Benar-benar gambaran seorang bangsawan.

Kyuhyun melirik kearah Sekretarisnya yang baru saja mengatakan ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Dengan penuh hormat sang sekretaris memberitahu bahwa sahabat sekaligus CEO perusahaan tak kalah pamornya dengan dirinya mendatangi Kyuhyun untuk berkunjung.

Kyuhyun yang mendengar Hwang Taeyoung datang, tersentak hebat saat mengetahui bahwa dia kembali mengunjunginya seperti biasa. Sebenarnya tidak ada yang spesial, tapi ada yang membuatnya bersemangat.

“Bawa dia kesini.” Setelah mendengar perintah dari atasannya, wanita itu segera menghambur keluar dan digantikan dengan ketukan pintu yang sudah diduga dilakukan oleh Taeyoung.

“Bagaimana dengan perusahaanmu ?” Sembur Taeyoung saat dia baru saja dipersilahkan masuk. Membuat Kyuhyun ingin sekali mencekik leher sahabatnya ini saat lagi-lagi selalu menyinggung masalah perusahaan. Dia benci membicarakan masalah pekerjaan jika telah bersama dengan sahabatnya.

“Diam kau, katakan saja apa yang kau inginkan.” Sahut Kyuhyun sinis namun tetap terselip senyuman ringan dibibirnya.

“Ah, aku datang dengan sekretarisku, sesuai dengan keinginanmu.” Taeyoung berbalik dan memanggil nama sekretarisnya, dan tak lama, muncullah sosok gadis yang sangat mempesona dengan penampilan yang sangat sederhana.

Kyuhyun terpanah, sekali lagi dia terpanah melihat wajah tersebut. Wajah yang telah sering dilihatnya, wajah yang selalu berhasil membuat dadanya sesak. Shin-Hae, Kim Shin-Hae.

“Ah, aku datang untuk memberikan ini.” Taeyoung meraih satu berkas yang sedari tadi berada dalam genggaman sekretatisnya.

Taeyoung mulai membicarakan masalah bisnis yang sedang mereka bangun bersama, namun Kyuhyun tidak terlalu menangkap apa yang sedang dibicarakan sahabatnya itu. Tatapannya lagi-lagi terkunci pada wanita yang sedang duduk dihadapannya dalam diam, membuat Kyuhyun dengan leluasa bisa memandangi gadis itu saat dia sama sekali tidak menoleh kearah Kyuhyun.

Taeyoung berhenti berceloteh saat menangkap mata Kyuhyun sedang terfocus pada seseorang yang sedang duduk disampingnya lalu tersenyum lembut. Taeyoung merasa bahwa apa yang sekarang dirasakan oleh Kyuhyun adalah rasa rindu bercampur sakit.

“Shin-Hae~ssi, bisa kau keluar sebentar ? Ada yang ingin kubicarakan dengan Kyuhyun. Masalah pria, kau tau.” Taeyoung mengedipkan matanya kearah Shin-Hae yang langsung mendapatbtatapan tajam dari Kyuhyun.

Shin-Hae menaikkan sebelah alisnya merasa curiga, namun dia tidak berani bertanya, jadi dia hanya mengikuti perintah Taeyoung yang menyuruhnya keluar.

“Tidak ada perubahan.” Ujar Taeyoung dengan nada prihatin, membuat Kyuhyun tersenyum lemah karna lagi-lagi dia mendapat jawaban yang sama. Tidak ada perubahan.

“Ya, tidak ada perubahan.” Ucap Kyuhyun meniru kata-kata Taeyoung.

“Kau tidak ingin mencoba cara lain ?” Tanya Taeyoung yang langsung mendapat ketidaksetujuan dari Kyuhyun. Pria itu tiba-tiba saja menegang ketika membayangkan dia memaksa suatu kehendak yang tidak seharusnya dipaksakan.

“Aku akan menunggu, aku tidak ingin dia tau, sampai dia menyadarinya sendiri.”

******

“Ya, aku sudah pulang.” Gumam Shin-Hae pelan pada ponselnya yang tersambung langsung kepada Ibunya di Busan. “Ya, maksudku aku masih dijalan. Hey, apa kau menyewa mata-mata ? Kenapa kau bisa tau ?” Dengan nada geli, Shin-Hae mencoba mencairkan suasana yang sedikit menegang. Lagi-lagi kekhawatiran orangtua yang berlebihan.

“Sudahlah, aku bisa menjaga diriku .. Hmm, ya aku mengerti. Baiklah, aku tutup, selamat malam.” Gadis itu mendengus pelan, bersyukur bahwa dia telah terlepas dari ocehan milik ibunya yang membuat telinganya hampir tuli. Ibunya memang selalu berlebihan jika menyangkut masalah keselamatan.

Malam itu terlihat sepi saat Shin-Hae sedang menunggu bus dihalte. Angin malam menghantam tubuhnya dan membuat tubuh mungil gadis itu menggigil seketika.

Suasana sedikit mencekam saat menyadari dia hanya satu-satunya gadis yang berada dihalte tersebut. Dua orang pria yang sama-sama menunggu bus dihalte yang sama sedang asyik mengobrol, namun tiba-tiba menghentikan percakapan mereka saat menyadari jika Shin-Hae baru saja melirik kearah mereka.

Salah satu dari pria itu tersenyum penuh napsu dan menatap Shin-Hae dengan gairah yang membuncah, membuat Shin-Hae sedikit menjauh dari dua orang pria itu dengan kegugupan luar biasa.

Shin-Hae menoleh kearah sekitar dan mengerang kesal saat tidak menemukan tanda-tanda adanya orang lain selain kedua orang pria itu. Shin-Hae merengkuh tubuhnya, mencoba melindungi sesuatu yang seharusnya memang dia lindungi disaat seperti ini.

Lelaki itu semakin tersenyum melihat kegugupan Shin-Hae, dan pria itu mendekat. Semakin mendekat bahkan hampir mencapai tubuh Shin-Hae untuk ditarik mendekat, namun belum sempat pria itu melakukannya, seseorang telah menahan lengan pria itu dari belakang dan mulai mendorong tubuh pria itu hingga terjatuh menjauh dari Shin-Hae. Shin-Hae terkesiap saat menyadari ternyata ada seseorang yang berada disekitarnya dan akan menyelamatkannya.

“Apa masalahmu!” Teriak pria yang mencoba mendekati Shin-Hae tadi. Dan seketika suaranya meninggi saat pria yang menyelamatkan Shin-Hae memutar lengan pria itu hingga menimbulkan bunyi sebagai pertanda bahwa lengan kanannya telah remuk. Shin-Hae menutup mulutnya ngeri melihat kejadian tersebut, dan dia berlari menjauh sebisanya hingga meninggalkan halte tersebut.

Shin-Hae terus berlari, mencoba menemukan tempat aman dimana disekitarnya terdapat ratusan orang yang cukup untuk membuatnya jauh dari kata bahaya.

Shin-Hae terlalu panik hingga dia lupa untuk sekedar menoleh kearah pria yang menolongnya tadi. Shin-Hae hanya menangkap sekilas sesosok pria mengenakan pakaian serba hitam ditambah dengan topi, kacamata, dan juga masker yang menutupi wajahnya.

Shin-Hae merasa menyesal telah meninggalkan tempat itu begitu saja setelah dia mendapat pertolongan. Shin-Hae merasa amat bersalah, hingga timbul rasa ingin kembali ke halte tersebut, tidak perduli dengan keselamatannya. Namun, apakah pria tadi masih berada disana ?

Dengan penuh tekad, Shin-Hae kembali ke halte tersebut tanpa ada rasa takut seperti sebelumnya. Lawan pria itu ada dua orang, besar kemungkinan pria itu bisa saja terluka, dia kalah jumlah. Memikirkan hal tersebut membuat Shin-Hae bergidik ngeri. Jika pria tangguh bisa ditumbangkan, bagaimana dengan dirinya yang jelas-jelas seorang wanita tanpa kekuatan sama sekali ?

Dengan langkah berani, Shin-Hae semakin mendekati halte yang masih terlihat sepi itu, bedanya, kali ini tidak ada lagi 2 pria pengganggu, yang ada hanya seorang pria dengan pakaian serba hitam sedang duduk menatap kearah lengannya yang bersimbah darah. Astaga,darah!

“Kau baik-baik saja?” Tanya Shin-Hae setelah dia berhasil mendekati pria itu tanpa suara agar pria itu tidak melarikan diri seperti superhero yang selalu menghilang begitu saja setelah melakukan pertolongan untuk seseorang.

Lelaki tersebut tampak terkejut dengan kedatangan gadis yang ditolongnya tadi. Wanita ini masih dengan wajah panik menghampiri sang pria yang langsung memakai kembali topi dan kacamata hitamnya, dia melupakan masker yang memakan waktu untuk sekedar mengenakannya.

“Astaga, kau terluka.” Shin-Hae berlutut dihadapan pria itu dan mulai mengusap darah yang mengalir menggunakan telapak tangannya, sama sekali tidak perduli dengan kotornya tangan wanita itu jika dia mengusapkan darahnya tanpa menggunakan apapun.

Shin-Hae mengelus pinggiran luka goresan yang terdapat dilengan pria penolongnya itu dengan gerakan lembut dan berulang, mencoba untuk meredakan rasa nyeri yang timbul karna lukanya cukup dalam.

“Terimakasih. Dan juga .. Maaf.” Ucap Shin-Hae dengan nada serak hampir menangis, dia benar-benar tidak tau lagi bagaimana caranya berterimakasih pada pria ini, dia benar-benar menyelamatkan Shin-Hae, menyelamatkan hidupnya. Dengan tergesa gadis itu mengeluarkan secarik kecil kain yang memiliki perekat diseluruh kain kecil tersebut dan menempelkan tepat diluka gores pria itu.

Pria itu hanya diam dan terus menunduk, menyembunyikan wajahnya diantara topi dan juga kacamata hitamnya, menikmati sensasi kulit mereka yang bersentuhan terasa intens bahkan hanya sekedar sentuhan ringan seperti ini. Dia terlalu bingung harus melakukan apa, dia tidak pernah dihadapkan dengan masalah seperti ini. Haruskah dia bersikap layaknya orang asing yang sama sekali tidak saling mengenal walau sebenarnya dia sangat mengenal wanita ini ?

******

Kyuhyun dan juga Taeyoung tersenyum bangga setelah bisnisnya meraih gol dengan sempurna, mereka memenangkan tender dengan hasil menggiurkan yang bahkan angkanya tidak pernah mereka duga. Mereka berjabat tangan dan saling menatap bangga satu sama lain, membuat semua orang yang berada disekitarnya ikut tersenyum bahagia atas apa yang telah mereka raih. Termasuk Shin-Hae.

Pandangan gadis itu tak pernah lepas dari Taeyoung, atasannya yang entah mengapa hari ini terlihat sangat berbeda dimata Shin-Hae. Pria itu memiliki senyuman yang manis, dan juga rahang yang tegas membuat pria itu terlihat semakin menawan. Oh, tidak. Apa arti dari semua ini adalah .. Cinta ?

Sekali lagi Shin-Hae merasa senyuman Taeyoung mengingatkannya pada seseorang, tapi Shin-Hae sama sekali tidak bisa mengingat siapa orang tersebut. Shin-Hae benar-benar merasa terlalu familiar dengan senyuman seperti itu. Tiba-tiba kepalanya terasa sakit ketika terus mencoba memikirkan seseorang yang hampir diingatnya, jadi dia berhenti memikirkannya dan mulai bergabung dengan yang lain menikmati suasana kemenangan hari ini.

******

Kyuhyun melepas jasnya yang terasa memberati pundak ketika dia telah berada diruangan kerjanya, menggulung setengah dari lengan kemejanya yang panjang hingga terlihat sedikit santai dan tidak terlalu formal.

Lelaki itu sedang menunggu kedatangan Taeyoung untuk menandatangi sebuah surat kontrak kerja mereka yang harus ditandatangani. Sebenarnya Kyuhyun bisa saja mewakilkan tandatangan tersebut, namun dia tidak ingin melewatkan kesempatan yang kesekian kalinya untuk bertemu dengan sekretaris Taeyoung, Shin-Hae.

Kyuhyun melamunkan sesuatu, sesuatu yangsudah sangat lama sekali ingin dia lakukan, ingin dia ungkapkan, ingin dia katakan, tapi dia tidak bisa. Dia harus bersabar, dia harus menunggu hingga datang waktu yang tepat, jika bisa, hingga gadis itu sendiri yang menyadarinya.

Tak lama, sebuah ketukan terdengar dipintu ruangannya, tanpa menunggu lama, Kyuhyun mempersilahkan masuk dan menyembullah kepala Taeyoung dari balik pintu dengan cengiran lebar miliknya.

“Kau benar-benar menyusahkanku jika seperti ini caranya. Jika hanya karna ‘dia’ kau bisa langsung saja mengajaknya berkencan.” Ejek Taeyoung dengan nada riang. Benar-benar suatu kesempatan langka bisa mengejek Kyuhyun dengan hasil kalah telak seperti ini.

Kyuhyun mencoba meraih leher Taeyoung untuk dicekik, namun pergerakan tangannya terhenti diudara ketika Shin-Hae masuk kedalam ruangannya dan terkejut melihat apa yang sedang berusaha dilakukan Kyuhyun terhadap atasannya.

Bukan, bukan karna apa yang akan dilakukan Kyuhyun terhadap Taeyoung. Yang Shin-Hae kagetkan adalah, sebuah luka yang sama persis dengan yang dimiliki pria penolongnya malam kemarin dihalte bus. Shin-Hae kemudian menatap Kyuhyun dengan tatapan benar-benar terkejut, sama sekali tidak menyangka jika Kyuhyun-lah yang menyelamatkannya.

******

Shin-Hae mengucapkan terimakasih secara pribadi kepada Kyuhyun setelah Taeyoung tidak lagi berada didekat mereka atas apa yang telah Kyuhyun lakukan malam kemarin. Shin-Hae mengatakan betapa terkejutnya dia bahwa sang penyelamat adalah orang yang juga dikenal oleh Shin-Hae.

Kyuhyun mengeluarkan beribu macam alasan agar Shin-Hae meyakini bahwa alasan yang diberikan Kyuhyun saat Shin-Hae menanyakan bagaimana bisa Kyuhyunlah yang menyelamatkannya, pria itu mengatakan bahwa dia tidak sengaja lewat didepan halte tersebut dan melihat Shin-Hae sedang berdiri disana seorang diri yang sedang hampir diserang oleh orang jahat. Nyatanya tidak seperti itu. Kyuhyun selalu mengawasi Shin-Hae dalam jarak pandang terkedatnya, tidak perduli dimanapun dan semalam apapun, Kyuhyun akan tetap menemani Shin-Hae walau dari jarak yang cukup jauh. Dia mengkhawatirkan Shin-Hae. Dia ingin sekali melindungi Shin-Hae dari jarak yang cukup dekat, namun dia tidak bisa bergerak dengan tergesa-gesa seperti itu, dia ingin beraksi secara perlahan namun pasti.

Pembicaraan mereka membuat mereka berada dalam situasi yang santai, membuat Shin-Hae merasa nyaman walau baru saja berbincang sebentar dengan Kyuhyun. Shin-Hae baru menyadari, ternyata Kyuhyun cukup baik, tidak seperti yang dibayangkannya selama ini. Walau pria itu memiliki ekspresi yang terlihat kejam dan mematikan, namun terselip sebuah kehangatan yang menguar disekitarnya yang membuat Shin-Hae bisa dengan cepat merasa nyaman dengan pria ini. Lagi-lagi Shin-Hae merasa seperti ada yang familiar dengan keadaan seperti ini.

******

“Kau masih bertahan.” Ucap Ah-Ra dengan nada sarkati, jelas-jelas meremehkan adiknya yang benar-benar tidak berani melakukan suatu hal yang seharusnya wajib untuk dia lakukan.

Ah-Ra melempar tatapan sinis ke arah Kyuhyun, sangat terlihat pria itu tidak terganggu dengan apa yang baru saja diucapkan kakaknya, karna dia tau apa yang telah dilakukannya adalah benar. Tidak perlu terburu-buru jika menginginkan hasil yang sempurna.

“Sampai kapan kau terus memandanginya dari kejauhan ? Selamanya ?” Lagi-lagi Ah-Ra setengah berteriak pada adiknya, membuat mau tak mau adik lelakinya menghentikan apa yang sedang dikerjakan dan menoleh kearahnya.

“Aku akan terus menunggu, hingga kapan aku tidak perduli, yang jelas aku bisa melakukannya, menahan gadis itu agar tetap berada dalam jarak pandangku.” Ujar Kyuhyun tegas dengan ekspresi datar. Menandakan bahwa percakapan ini selesai, dia tidak ingin membicarakannya. Namun Ah-Ra masih belum cukup puas untuk berhenti mengusik kehidupan pribadi adiknya.

“Walalupun gadis itu menemukan pria lain kau akan tetap menunggu ?” Ucapan Ah-Ra kali ini benar-benar menghantam kepala Kyuhyun, membuatnya pusing memikirkan apa yang dikatakan Ah-Ra jika itu benar terjadi. Tidak, dia tidak ingin wanita miliknya melirik pria lain. Gadis itu hanya miliknya. Apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya ?

******

Shin-Hae terus memandangi Taeyoung dengan perasaan aneh menggelenyar disekujur tubuhnya, seperti perasaan yang lagi-lagi familiar didalam hidupnya. Seperti dia pernah merasakan perasaan ini sebelumnya namun entah pada siapa. Dia bahkan belum pernah memiliki hubungan apapun dengan pria manapun, jadi bagaimana mungkin dia pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya jika Taeyoung adalah pria pertama yang disukai Shin-Hae ?

Taeyoung yang menyadari tatapan intens dari Shin-Hae membuatnya menoleh dan menatap denan bingung kearah wanita itu, seperti ada yang tidak beres dengan tatapannya. Taeyoung tentu saja bukan orang awam dalam masalah seperti ini. Sepertinya Shin-Hae menyukainya. Oh, astaga, dia tidak berani membayangkannya. Kyuhyun bisa menghancurkan perusahaannya jika dia mengetahui hal ini.

Taeyoung tersenyum ketika matanya menangkap Shin-Hae kembali menatapnya. Dia telah menganggap Shin-Hae sebagai adik perempuannya, dia benar-benar telah membuan sebuah rasa yang pasti muncul ketika melihat pesona mematikan yang menguar dari gadis ini, mengingat sipemilik adalah Cho Kyuhyun, jadi dia sama sekali tidak akan mengganggu apa yang telah di hak patenkan oleh pria itu.

Kyuhyun harus mengetahui ini, tidak perduli bagaimana nanti dia akan mendapat ganjarannya, yang jelas Kyuhyun harus mengetahui tentang masalah ini, dia harus membantu sahabatnya walau hanya berupa informasi kecil dan sangat tidak penting seperti ini.

******

Kyuhyun menahan napasnya saat Taeyoung baru saja menceritakan tentang Shin-Hae yang sepertinya mulai menaruh perasaan pada Taeyoung, membuat hatinya terasa sakit, seperti ada yang meremasnya dengan kekuatan berlebihan, membuat dadanya sesak tak bisa bernapas.

Selama ini dia mengira apa yang direncanakan Kyuhyun berjalan lancar, mengira bahwa Shin-Hae tidak akan pernah tertarik lagi pada pria manapun hingga membuat Kyuhyun dengan berani melepas Shin-Hae begitu saja. Dugaannya salah. Dan seketika ucapan Ah-Ra seperti membawanya kembali pada kemarin dimana dia menyinggung masalah ini. Walalupun gadis itu menemukan pria lain kau akan tetap menunggu ?

Kyuhyun mengusap wajahnya lelah dengan kedua telapak tangannya. Taeyoung yang melihat ekspresi lelah sekaligus terluka yang tercetak diwajah sahabatnya itu merasa amat sangat bersalah dengan informasi yang dibawanya kali ini.

Dia bisa merasakan bagaimana pedihnya perasaan Kyuhyun saat ini. Perasaan marah, sedih, dan juga rindu bercampur menjadi satu.

******

Kyuhyun kembali terdiam melihat Shin-Hae yang kini tengah berada dihadapannya sedang tertawa lepas kearah  Taeyoung yang baru saja menceritakan hal konyol yang dialaminya. Sungguh pemandangan ironis yang membuat jantung Kyuhyun lagi-lagi berhenti bekerja. Seorang wanita yang seharusnya hanya tertawa untuknya kini justru tertawa dengan orang lain, dan yang membuat kesal adalah, Kyuhyun sama sekali tidak bisa melakukan hal tersebut saat ini. Membuat Shin-Hae tertawa.

Mereka sedang menikmati jam makan siang mereka bersama dimana Kyuhyun baru saja mengunjungi Taeyoung diperusahaannya. Mau tak mau Kyuhyun mengikuti ajakan Taeyoung untuk makan siang bersama, dimana Shin-Hae ikut terlibat.

Hatinya masih belum bisa menerima saat Taeyoung mengatakan bahwa Shin-Hae menunjukkan bahwa dia memiliki perasaan lebih dari seorang teman pada Taeyoung. Dan kini dia harus menyaksikan secara langsung bagaimana itu semua terjadi. Dimana Kyuhyun memergoki pandangan Shin-Hae terkunci pada wajah Taeyoung, dimana Shin-Hae tersenyum tulus untuk Taeyoung, dan dimana saat-saat mereka tak sengaja melakukan kontak fisik seperti memegang tangan sekilas, dan yang lainnya. Kyuhyun merasa seperti orang yang terbuang, tidak dianggap ada sama sekali, dan dia mulai membenci ini.

Perjamuan ini terus berlangsung hingga satu jam kedepan, membuat Kyuhyun merasa ingin berteriak menyerah dan mulai mengatakan semuanya didepan Shin-Hae, tapi dia terlalu takut untuk melakukannya. Takut bagaimana jika apa yang dicerna oleh gadis itu ternyata berbeda dengan apa yang Kyuhyun inginkan. Bagaimana jika setelah gadis itu mengetahui segalanya justru mulai menjauh dari Kyuhyun ? Dia tidak ingin hal itu terjadi. Dia lebih baik menjadi seorang pengecut yang tak pernah keluar dari persembunyiannya jika akan mendapat hasil seperti yang ditakutinya tadi.

Mereka beranjak dari tempat ini dan keluar menuju perusahaan Taeyoung kembali yang jaraknya tidak terlalu jauh jadi mereka memilih untuk berjalan kaki dari pada menggunakan mobil mereka yang terasa percuma jika hanya untuk mengunjungi tempat sedekat ini.

Shin-Hae berjalan berdampingan dengan Taeyoung, sedangkan  Kyuhyun berjalan disisi Taeyoung yang berarti pemandangan Kyuhyun terhadap Shin-Hae terhalan oleh Taeyoung. Kyuhyun menyadari bahwa Taeyoung mulai menjaga jarak dengan Shin-Hae, membuat gadis itu melirik merasa bersalah, mungkin mengira bahwa dia terlalu agresif untuk mendekati atasannya. Ekspresi yang ditunjukkan Shin-Hae saat ini membuat Kyuhyun merasakan sakit yang teramat, dia benar-benar tidak tega melihat ekspresinya. Karna itu Kyuhyun dengan sengaja mendorong Taeyoung agar lebih dekat kearah Shin-Hae, namun kekuatannya sedikit berlebihan hingga membuat gadis itu terhuyung hampir terjatuh dari trotoar tempat mereka berjalan ke arah jalan besar dimana beratus-ratus mobil sedang dalam kecepatan diatas normal.

Melihat Shin-Hae yang kehilangan keseimbangan membuat Kyuhyun berteriak panik berusaha menyelamatkan Shin-Hae yang hampir saja etertabrak oleh truk yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Kyuhyun menarik lengan Shin-Hae terlalu kuat hingga membuat tubuh Kyuhyun sendirilah yang kehilangan keseimbangan dan menabrak Taeyoung yang berdiri tepat dibelakangnya, dan sebuah benturan hebat menghantam punggung Taeyoung yang membuat Taeyoung berteriak sekencangnya.

Shin-Hae yang melihat Taeyoung terhantam pembatas trotoar sontak menghempaskan lengan Kyuhyun yang baru saja menyelamatkannya dan berlari kearah Taeyoung, melupakan Kyuhyun yang masih terkejut dengan hempasan tangan Shin-Hae yang membuat bibirnya kelu dan dadanya terasa seperti ditanami oleh timah panas.

Tak berapa lama, suara teriakan seorang wanita memanggil nama Kyuhyun menghampiri telinga Kyuhyun, membuat Kyuhyun menoleh kearah sumber suara dan menemukan Ah-Ra sedang terpaku menyaksikan adegan dramatis yang baru saja dialami adiknya.

Perhatian Kyuhyun tersita saat sebuah mobil mendekat kearah mereka, mobil milik Taeyoung yang dikendarai oleh supir pribadi milik pria itu. Dengan cekatan beberapa anggota pengamanan yang dimiliki Taeyoung mengangkat tubuh atasannya dengan sangat hati-hati, termasuk Shin-Hae. Gadis itu bahkan berniat meninggalkan Kyuhyun ditempat ini sendirian tanpa memperdulikannya sama sekali. Bahkan menoleh kearah Kyuhyun pun tidak dilakukan wanita itu hingga sosoknya hilang dibalik pintu mobil yang ditutup dengan tergesa itu.

Sebuah lengan memutar bahu Kyuhyun agar menghadap kearah orang tersebut, namun Kyuhyun tidak terlalu perduli, dia tidak menatap Ah-Ra sama sekali yang kini telah memeluknya mencoba menenangkan.

Usapan pada punggung Kyuhyun secara berulang itu membuat pertahanan pria itu hancur, pria itu tidak perduli lagi dengan reputasinya, dia memilih mengeluarkannya sekarang, dan dia mulai menangis dalam diam. Airmatanya mengalir deras membasahi wajah dan juga pundak Ah-Ra yang menjadi tumpuan kepalanya saat ini.

“Istriku.” Gumam Kyuhyun dengan nada serak akibat tangisnya membuat Ah-Ra ikut merasakan bagaimana sakitnya perasaan Kyuhyun saat ini.

Kyuhyun merasakan sakit yang benar-benar sakit. Melihat istrinya meninggalkannya seperti seonggok sampah hanya demi pria lain.

******

Dua bulan yang lalu, sejak kecelakan yang terjadi pada Shin-Hae merenggut separuh ingatan gadis itu. Gadis itu melupakan 20% ingatannya yang belum lama terjadi dalam kehidupan gadis itu, dan nama Kyuhyun termasuk didalam 20% ingatannya tersebut.

Mereka baru saja menikah 5 bulan yang lalu sebelum kecelakaan tersebut terjadi. Mereka adalah pasangan paling bahagia yang pernah ada, menikmati masa-masa indah bersama tanpa mengenal waktu. Shin-Hae memang bekerja dengan Taeyoung, namun karna bisnis perusahaan Kyuhyun melibatkan perusahaan Taeyoung juga, jadi mereka memiliki peluang bertemu lebih banyak selain dirumah.

Shin-Hae dan Kyuhyun sama-sama saling mencintai, benar-benar sepasang kekasih yang memiliki kebahagiaan luar biasa. Namun, Tuhan tak mengizinkan itu berlangsung lama. Saat Shin-Hae sedang mengunjungi keluarganya yang berada di Busan, Kyuhyun yang memang pada saat itu tidak bisa ikut karna ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan mendapat kabar bahwa Shin-Hae mengalami kecelakaan dan sedang dirawat dirumah sakit Busan.

Setelah mendapat kabar tersebut, Kyuhyun segera menyusul istrinya yang sedang dirawat disana, dan saat baru saja tiba, gadis itu telah terduduk diam bersandar pada punggung ranjang, lalu seperti sebuah petir yang menghanguskan jiwanya, Shin-Hae bertanya saat Kyuhyun datang yang langsung mengelus jemarinya dengan lembut. Kyuhyun masih sangat ingat dengan jelas bagaimana pertanyaan menyakitkan tersebut terlontar dari istrinya sendiri.

“Kau siapa ?”

Dokter mengatakan bahwa 20% ingatannya tidak lagi berada didalam memory-nya, dan 20% tersebut adalah ingatannya selama 6 bulan sebelum hari terjadinya kecelakaan tersebut. Alasan yang dokter kemukakan adalah, bahwa gadis ini masih terlalu shock untuk mengingat berbagai kejadian dalam waktu dekat sebelum kecelakaan tersebut terjadi, memory-nya masih menolak untuk menampung segala ingatan yang membuatnya terkejut. Jika memory tentang kejadian yang berhubungan dengan 20% itu menyambangi otaknya, kemungkinan besar gadis ini akan mengalami sakit kepala yang hebat dan akan berakhir dengan kehilangan kesadaran akibat rasa sakit yang tak tertahankan.

Dan dari saat itulah Kyuhyun mulai menghilang dari hadapan Shin-Hae, mencoba menjaga gadis itu dari kejauhan dan berusaha tidak mengungkit masa lalu mereka. Karna itulah Kyuhyun masih belum berani untuk mengungkapkan pada Shin-Hae siapa dia sebenarnya. Dia tidak ingin istrinya mendapati rasa sakit yang amat sangat hanya karna ke-egoisannya yang menginginkan Shin-Hae mengingat siapa Kyuhyun sebenarnya. Jadi dia memilih untuk tetap diam tanpa membocorkan rahasia sedikitpun.

******

Ah-Ra tertegun melihat Shin-Hae yang kini tengah menduduk hormat dengan cara formal kearahnya. Dia benar-benar terlihat seperti orang asing bagi Shin-Hae, seperti tidak pernah bertemu sebelumnya. Ah-Ra merasa sakit mendapat perlakuan seperti ini dari orang yang sangat dikenalnya, bagaimana bisa Kyuhyun bertahan selama dua bulan lamanya dengan perlakuan seperti ini ?

“Hmm .. Kau ingin bertemu dengan Taeyoung ?” Tanya Shin-Hae sopan saat melihat wanita asing ikut menunggui Taeyoung didepan ruang rawat pria itu. Ah-Ra tidak menjawab, hanya terus memandang Shin-Hae dengan tatapan tak percaya sama sekali. Dia berharap ini hanya mimpi, semua ini palsu, gadis itu hanya sedang ber-akting bahwa dia tidak mengenal kakak dari suaminya.

Karna merasa canggung, Shin-Hae berdeham pelan mencarikan suasana lalu kembali membungkukkan badannya kearah Ah-Ra berniat meninggalakn gadis itu sendirian. Langkah Shin-Hae belum jauh saat Ah-Ra memanggil nama gadis itu.

“Shin-Hae~ssi.”

Shin-Hae berbalik kembali menghapap Ah-Ra yang kini tengah berdiri menghadapnya.

“Kau .. Tidak mengingatku ?” Tanya Ah-Ra mencoba memastikan, masih tidak bisa mempercayai bahwa gadis ini benar-benar kehilangan 20% ingatannya.

Sebelum menjawab, Shin-Hae mengernyitnya keningnya merasa ada yang janggal dengan pertanyaan yang diajukan wanita dihadapannya ini. “Apa kita pernah saling mengenal sebelumnya?” Shin-Hae mendekat satu langkah.

“Tapi kau mengingat siapa yang sedang dirawat diruangan ini.” Gumam Ah-Ra dengan nada jelas-jelas mengejek. Kesal setengah mati dengan Shin-Hae yang melupakan adiknya yang berstatus sebagai suaminya, namun dia mengingat dengan baik siapa atasan tempatnya bekerja.

“Tentu saja aku mengenal Taeyoung, dia atasanku.”

“Dan Kyuhyun suamimu!” Teriak Ah-Ra gusar yang membuat Shin-Hae kembali mengerutkan keningnya, namun kali ini lebih dalam.

Suaminya ?

“Kau lupa kan siapa Kyuhyun ? Dia adalah suamimu, pria yang kau nikahi 5 bulan yang lalu. Dan kau melupakannya begitu saja lalu dengan tanpa dosanya kau meninggalkannya hanya untuk menyelamatkan Taeyoung.” Ah-Ra hampir menangis saat mengucapkannya. Cukup, dia rasa penderitaan Kyuhyun cukup sampai disini. Ah-Ra tidak kuat lagi melihat Kyuhyun yang telah cukup menderita selama 2 bulan terakhir.

“Kau tau, pria yang baru saja kau campakkan adalah pria yang menjagamu setiap harinya dalam kejauhan, mengantar dan menjemputmu bekerja walau tak secara langsung. Dia bahkan tak jarang tertidur didalam mobil didepan rumahmu hanya karna takut terlambat mengantarmu sampai kekantor, dan dia pulang terlalu larut setelah mengantarmu kembali kerumah hingga dia memastikan bahwa tidurmu nyenyak didalam sana. Pria itu adalah Cho Kyuhyun, suamimu!”

Shin-Hae tercenung hebat mendengar penjelasan dari Ah-Ra. Otaknya dipaksa bekerja untuk menemukan apapun yang dikatakan Ah-Ra tadi adalah benar, namun dia tidak mendapatkannya. Dia terus berusahan mencari didalam kepalanya, namun hasil yang didapat hanyalah rasa sakit yang menghantam sekitaran kepalanya.

“Sadarlah, Kim Shin-Hae. Kyuhyun menunggumu untuk kembali mengingatnya. Dia terlalu terluka dengan apa yang baru saja kau lakukan terhadapnya. Tidakkah kau merasa ini menyakitkan ? Jika kau masih belum bisa mengingatnya, setidaknya kau hadir disampingnya, menemaninya yang selama ini telah kehilangan istrinya.” Lanjut Ah-Ra yang membuat Shin-Hae entah karna apa mengeluarkan setetes airmatanya.

Dan setelah dia berusaha keras, akhirnya dia menemukan sebuah titik terang didalam kepalanya, sebuah berkas yang masih terkunci rapat tanpa bisa dibuka. Setelah dia berusaha untuk membuka berkas tersebut, seluruh kenangan yang dilupakannya selama ini menyebar didalam kepalanya.

Kilasan-kilasan memory terhempas begitu saja membentuk sebuah flashback dalam jangka waktu yang terhitung cepat. Kilasan dimana pertama kali dia bertemu dengan Kyuhyun, dimana pertama kali mereka kencan, Kyuhyun melamar Shin-Hae disebuah restourant, dan hingga pernikahan mereka berlangsung. Yang paling mengerikan adalah ingatan tentang kecelakaan yang dialaminya yang merenggut separuh ingatannya.

Dia telah mengingat semuanya.

“Dimana Kyuhyun sekarang ?”

Pertanyaan Shin-Hae membuat Ah-Ra tersenyum lega. Dilihat bagaimanapun, Shin-Hae telah mendapatkan kembali seluruh ingatannya yang sempat dibuang oleh gadis itu. Setelah memberitahu keberadaan Kyuhyun, dengan sigap dia berlari menuju tempat yang disebutkan Ah-Ra.

******

Shin-Hae menatap sebuah tubuh yang sednag terbaring lemah memunggunginya. Merindukan setengah mati rasa hangat dari tubuh itu saat mereka saling mendekap sebelum tidur. Merindukan sensasi aneh yang menggelenyar saat jemari pria itu menyusuri bagian tubuh Shin-Hae, dan juga merindukan kecupan ringan dari bibir pria itu. Kyuhyun-nya.

Dengan gerakan perlahan, Shin-Hae mendekat kearah satu-satunya ranjang yang berada didalam kamar ini, ranjang berukuran king size yang biasa mereka tempati berdua. Pergerakan napas pria itu teratur, menandakan bahwa pria itu sedang tertidur, jadi dengan leluasa Shin-Hae bisa menandangi wajah yang telah lama tak dilihatnya ini.

Shin-Hae berlutut tepat didepan wajah suaminya yang sedang menutup mata, dengan leluasanya Shin-Hae bisa memandangi wajah Kyuhyun sepuasnya tanpa batas waktu. Wajah pria itu terlihat lelah, mengingatkan Shin-Hae dengan ekspresi Kyuhyun saat terakhir kali mereka bertemu, dimana Shin-Hae meninggalkan Kyuhyun begitu saja. Ekspresi sakit yang tak bisa diduga bagaimana rasa sakitnya.

Shin-Hae menjalankan satu jarinya untuk menelusuri setiap anggota tubuh pria itu yang terdapat disekitar wajahnya. Berawal dari kelopak mata, turun menyentuh hidung, lalu bibir. Shin-Hae mengusap lembut pipi Kyuhyun dengan perasaan rindu yang seketika membuncah.

Matanya kini terpaku pada lengan Kyuhyun yang memiliki bekas luka goresan yang cukup dalam saat menyelamatkan Shin-Hae dari dua pria jahat yang berusahan mencelakai Shin-Hae dihalte. Dan ternyata suaminya sendiri-lah yang menyelamatkannya. Dan tanpa sadar airmata Shin-Hae terjatuh begitu saja menangisi kebodohannya yang sempat melupakan Kyuhyun dan berniat mendapatkan hati Taeyoung. Dia menyesal, Tuhan. Sungguh.

“Maafkan aku.” Gumam Shin-Hae dengan nada tidak cukup jelas akibat isakan tangisnya yang mendominasi. Dan lagi-lagi airmata kembali terjatuh membasahi pipi kemerahaan gadis itu. Gadis itu meraih jemari Kyuhyun dan menggenggamnya erat, yang membuat Shin-Hae terkejut adalah, genggaman tangannya tebalaskan, Kyuhyun menggenggam kembali jemari Shin-Hae lalu membuka kedua matanya.

“Kau sadar ?” Shin-Hae semakin mengeluarkan airmatanya saat Kyuhyun menatap matanya dengan tatapan sendu.

“Aku tidak pernah tertidur, jika kau tidak berada disini, disampingku.” Ujar Kyuhyun yang mendapat respon pelukan erat dar Shin-Hae yang dibajiri rasa bersalah karna sempat membuat Kyuhyun terluka akibat ulahnya.

“Maafkan aku.” Gumam Shin-Hae tepat dibahu Kyuhyun dan menenggelamkan wajahnya disana.

“Ini bukan kesalahanmu, ini kesalahan kita.” Kyuhyun mengelus kepala istrinya lembut dengan gerakan berulang. “Mungkin ini cara Tuhan menyadarkan perasaan kita, dia membuat sedikit jarak antara kita, dan dia ingin melihat sejauh mana kita akan bertahan, dan ketika Tuhan telah merasa cukup yakin, dia kembali mempertemukan kita. Seperti kisah sebelum manusia tercipta. Manusia pertama kali yang turun dibumi adalah sepasang suami istri yang sengaja dipisahkan karna melakukan sebuah dosa, lalu dipertemukan kembali saat keduanya saling memohon untuk dipertemukan. Dan Tuhan mengulang kembali kejadian tersebut dalam kehidupan kita.”

Kyuhyun mengecup pipi Shin-Hae yang bisa dijangkaunya dengan jarak sedekat itu, lalu didekapnya erat tubuh mungil istrinya dengan penuh kasih sayang dan juga rasa kerinduan yang mendalam.

“Dan aku berharap Tuhan telah mengatur akhir dari hubungan kita sama seperti kisah tadi, berakhir saat kematian yang memisahkan kita.”

END

 

Yep yep yep

Kalo Sadness itu FF yang dibuat pas baru bangun tidur, ini FF yang aku buat sebelum tidur dengan mata yang hampir tertutup rapat karna sangking ngantuknya T.T

Sebenernya ini bisa disebut FF ga ya ? ._.

Pokoknya tulisan yang bisa aku publish deh, mengingat aku gapernah publish FF lagi. hueks.

 

Ide cerita ini sebenernya muncul setelah aku baca tulisannya tante Santy Agatha

Jadi bisa dibilang terinspirasilah yaaa

Tante aku pinjem idenya sebentar yah hoho :p

ohya, buat yang mampir kesini cuma buat nyari kelemahan saya

Saya ingetin, saya bukan penulis handal kaya author lain yang kemampuannya udah setengah dewa

saya masih amatiran, masih belajar nulis FF dengan benar

Jadi kalo kalian cuma mau menertawakan tulisan saya, mending ditutup aja wordpress aku dan jangan pernah dibuka lagi

karna isinya beneran cuma sampah yang ga layak dibaca ^^