998853_585717928157618_1841196717_n

Poster by : http://thertika.wordpress.com/

Pub itu selalu ramai diatas jam 2 pagi, menjamu para keparat dengan minuman yang selalu dipuja dan juga wanita siap pakai. Tempat ini tidak pernah sepi pengunjung mengingat ini adalah pub ter-favorite bagi para pemakai dan sejenisnya. Tempat yang selalu menyediakan yang terbaik dari yang paling terbaik.

Setiap ruangan telah terisi penuh oleh pasangan-pasangan ilegal yang diketahui tidak saling mengenal satu sama lain. Bahkan hingga bilik-bilik ditoilet pun berisi pasangan yang sedang menikmati tubuh pasangan masing-masing. Tempat paling keparat yang pernah ada di Seoul.

Ruangan gelap, penuh asap rokok, cahaya yang selalu berganti warna setiap detiknya yang membuat kepala terasa hampir ingin pecah membuat tempat ini terlihat semakin memukau untuk mereka yang penikmat dunia malam.

Dari sudut ruangan, tempat para tamu VVIP berada terdengar kebisingan disana. Tawa, teriakan kemenangan dan kekalahan timbul dimeja panjang dengan 8 bangku yang terisi penuh oleh 5 pria dan 3 wanita. Mereka sedang berjudi. Ya, berjudi. Namun bukan uang taruhannya. 3 wanita itulah yang menjadi taruhan mereka. Diantara 3 wanita ini adalah pelacur yang beruntung jika berhasil mendapati ‘ketua’ dari pria-pria ini, karna dialah sebenarnya yang menjadi bahan pertaruhan si pelacur untuk didapatkan. Pria paling seksi dan panas yang pernah ada.

“Minum lagi.” Tawar si wanita yang busananya paling minim. Mungkin pakaian yang digunakan hampir sama dengan lingerie, terbuka disegala bagian. Sayangnya si pria tidak terlalu tertarik, menoleh saja pun tidak dilakukan. Dan mereka menawari minuman ? Ingin pria itu hilang kesadaran lalu bisa dengan seenaknya diseret keranjang bersamanya ? Untuk sekedar dibayangkan pun terlihat sangat menjijikan.

Pria yang paling diinginkan ini adalah seorang pengusahan sukses yang hidupnya bergelimpangan harta. Terlalu mustahil untuknya jika dia tidak bisa mendapatkan wanita manapun yang dia inginkan. Namun dia terlalu munafik jika dia mengatakan dia tidak tertarik dengan pelacru-pelacur yang disediakan. Oke, dia sedikit tergoda dengan buah dada pelacur ini yang terlihat sangat menggiurkan. Tapi baginya itu hanya properti penunjang hidup mereka, menjualnya pada pria untuk alasan pertahanan hidup. Tapi dia tidak tertarik dengan wanita yang telah mengumbar bentuk tubuhnya dihalayak umum. Dia menyukai wanita yang cukup tertutup didepan banyak orang, namun akan sangat terbuka dihadapannya. Ya, walaupun mereka sama-sama pelacur, tapi dia lebih tertarik dengan wanita seperti itu.

Kyuhyun. Cho Kyuhyun. Si pengusaha kelas satu sedang menjalani taruhan permainan kartu yang dianggapnya terlalu mudah. Jika imbalan atas taruhan ini adalah uang, dia akan memperjuangkan untuk menang, tetapi begitu melihat wanita-wanita inilah yang menjadi hasil dari taruhannya, Kyuhyun berusaha agar dia tidak memenangkan pertaruhan ini. Namun usahanya sedikit memiliki hambatan karna  sepertinya tidak pernah ada yang percaya jika Kyuhyun bisa ditumbangkan sebegitu mudahnya.

“Kau terlalu terlihat jika kau ingin kalah, Kyu.” Ujar rekannya yang baru dikenal Kyuhyun setelah dia menginginkan ikut bergabung memainkan taruhan, membuat Kyuhyun ingin segera merobek mulut pria itu yang menyulut emosinya. Pria itu terlihat sekali ingin mengambil wanita yang kini tengah duduk bersandar pada Kyuhyun. Ingin menjatuhkan image Kyuhyun dihadapan beberapa orang yang tengah bergabung dengannya hanya karna ingin mendapatkan 3 wanita busuk ini? Kyuhyun tersenyum meremehkan.

“Kau ingin mengambilnya?” Tawar Kyuhyun -yang jelas-jelas hanya basa-basi sambil melingkari bahu pelacur yang diinginkan rekannya itu. “Kalahkan aku kalau begitu.” Lanjutnya dengan selipan senyum mengejek yang membuat pria itu menutup mulutnya rapat-rapat dan terlihat emosi. Kyuhyun menertawakannya dalam hati.

Kartu milik Kyuhyun kini sangat sempurna, jika dia membuangnya sekarang, dia bisa mendapatkan pelacur yang dia ingin, tapi nyatanya dia sedang tidak ingin. Dia merasa bosan dengan wanita pengumbar dada yang kini tengah berada disampingnya.

Kyuhyun berusaha mengulur waktu, menunggu seseorang diantara mereka membuang kartu dengan hasil yang sempurna, menunggu hingga kata kekalahan menyambanginya. Si pelacur yang tengah bersandar pada Kyuhyun melihat dengan geram kearah Kyuhyun, mencoba membujuk Kyuhyun untuk segera membuang kartunya agar dia bisa menjadi pemenang, sayangnya Kyuhyun benar-benar sedang tidak tertarik kali ini ‘bermain-main’ dengan mereka.

Kyuhyun masih mengulur waktu, mengambil beberapa kartu lagi untuk dipasangkan dengan kartu-kartu yang telah dia miliki. Berusaha mencari kegagalan kali ini, namun keberuntungan sedang berpihak padanya. Kyuhyun selalu mendapat kunci dari kartu itu. Kyuhyun mengerang kesal.

Wanita yang berbusana paling minim tak habis akal untuk membujuk Kyuhyun. Kini tangannya tengah bermain dipangkal paha Kyuhyun, mencoba meraih pada intinya, Kyuhyun hanya diam, mencoba memberikan pelacur itu waktu untuk mengangkat tangannya dari tubuh Kyuhyun dan menjauhi pelacur itu secara baik-baik. Namun sepertinya wanita ini tak mengerti isyarat yang telah Kyuhyun berikan. Wanita itu telah memegangi titik pusat tubuh Kyuhyun, dan Kyuhyun pun kehilangan kendali, emosinya mencuat.

Kyuhyun hampir saja meneriaki pelacur ini, namun sebuah suara nyaring telah lebih dulu mengambil start nya. “Brengsek, jauhi tanganmu dari tubuhku!” Teriak seorang gadis yang kini tengah menjadi pusat perhatian. Gadis itu tampak marah dengan seorang pria bertubuh besar menjijikan yang telah bertampang pucat namun masih memasang wajah tak perduli. “Gerayangi saja tubuh pelacurmu, sialan!” Lanjut gadis itu.

Itu adalah kata-kata yang ingin dilontarkan Kyuhyun untuk si pelacur, namun semua kata-katanya telah dirampas oleh si wanita yang cukup cantik dan juga terlihat seksi. Wanita yang kini tengah menjadi pusat perhatian dipub. Kyuhyun memegangi dagunya dan mengelus dengan cara yang sangat dibuat-buat. Dia sangat menikmati pemandangan.

“Cih, apa bedanya kau dengan pelacur-pelacur yang ada disini?” Tanya pria dengan tubuh besar tadi. “kalian menjual tubuh kalian disini untuk setenggak wine dengan harga yang tak pernah bisa dipikirkan dengan akal sehat. Jauhi gengsi sialanmu itu. Tidurlah denganku dan kau akan mendapatkan nominal yang kau mau” Lanjut si pria yang menyulut emosi si wanita cantik itu.

Ternyata si wanita cantik itu tidak kehilangan akal meladeni pria yang otaknya telah dikuasai oleh alkohol itu, dengan anggun dan terlihat seksi bersama gaun mini nya yang berwarna merah terang dan juga high heels belasan centi, wanita itu beringsek maju mendekati si pria, membuat si pria hampir kehilangan akal setelah gadis itu menempatkan kedua tangannya di dada pria itu dan mengelusnya dengan gerakan yang sangat dibuat-buat.

“Kau berani menjual rumahmu hanya untuk memberikan nominal yang ku inginkan? Kau terlalu miskin untuk ku tiduri, aku tidak pernah mengizinkan lelaki menjijikan tanpa uang sepertimu menyentuh tubuhku.” Wanita pemberani itu sedikit mendorong bahu si pria agar menjauh darinya. Dengan dengusan kemenangan, wanita itu melengos pergi tanpa melirik pria itu lagi. Namun dugaan si wanita bahwa si pria tidak akan menggangunya lagi ternyata salah besar. Dengan tangan besarnya lelaki itu meraih bagian belakang si wanita lalu meremasnya dengan kencang hingga membuat dress mini yang dikenakannya terangkat naik lebih tinggi lagi.

Kyuhyun tersenyum geli melihat apa yang sedang dilakukan si wanita cantik itu, dia sangat tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan… sebuah semprotan dari bibir gadis itu berhasil membuat wajah si pria berlumur cairan saliva miliknya. Belum terlalu puas dengan apa yang dilakukannya, si wanita melepas heels nya dan melayangkan bagian teruncing dari heels itu kearah kepala si pria kurang ajar. Benar-benar gadis yang luar biasa, batin Kyuhyun.

Si wanita pergi meninggalkan pub dengan heels telah berada ditangannya. Gadis itu menuju pintu keluar dengan gusar, membuat siapapun yang berdiri dihadapan gadis itu dengan segera memberi akses jalan untuknya dan tak ingin mencari gara-gara jika imbalan yang akan mereka terima sama dengan si pria menjijikan itu.

“Apa-apaan dia. Baru tiba sudah membuat kerusuhan.” Gumam salah satu wanita malam yang tadi bersandar pada bahu Kyuhyun. “Kau mengenalnya ?” Tanya Kyuhyun dengan nada yang dibuat-buat lembut. Seperti mendapat sebuah emas disebuah lubang kecil, Kyuhyun mencoba terus menggalinya hingga emas itu bisa berada ditangannya. “Tentu saja, dia itu seperti senior disini. Tapi dia memiliki tabiat buruk dengan seluruh pelanggannya.” Jawab wanita itu yang kini sedang berusaha meraih lengan Kyuhyun untuk digenggam, namun usahanya ditolak mentah-mentah saat Kyuhyun mengangkat kedua tangannya sebagai tanda ‘jangan menyentuhku’.

“Siapa namanya ?” Tanya Kyuhyun dengan aura menggoda yang sengaja dikeluaran hanya untuk membodohi pelacur yang mengetahui tentang gadis itu. “Satu ciuman untuk nama gadis itu, bagaimana ?” Tawar si wanita malam sambil menyentuh bibir ranumnya yang diwarnai merah terang. Kyuhyun menimbang apakah dia akan melakukannya atau tidak. Jika imbalannya adalah informasi tentang gadis itu, mengapa tidak ?

Kyuhyun meraih belakang kepala wanita itu lalu dimajukan untuk bertemu dengan bibirnya. Karna hasratnya telah bermain, wanita malam itu ingin mengambil banyak kesempatan dengan menggerakkan lidahnya, namun dengan segera Kyuhyun melepasnya. Hanya sebuah kecupan, bukan ciuman.

“Siapa namanya ?” Cecar Kyuhyun menagih imbalan yang akan dia dapat setelah ciuman itu. Si pelacur sempat kesal dengan perlakuan Kyuhyun yang sama sekali tidak seperti biasa –yang akan melayani semua pelacur disini dengan lembut. “Nama wanita itu Shin-Hae, namun orang-orang lebih senang memanggilnya dengan sebutan Leria.” Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu yang berbuah dengan sebuah getaran pada handphone Kyuhyun. “Itu kontaknya, sebagai bonus untuk malam ini jika kau bersedia membelikan ku Quintarelli Giuseppe Amarone Selezione.” Si pelacur menunjuk bar yang menyediakan minuman yang disediakannya tadi. Tanpa berpikir panjang, Kyuhyun mengeluarkan dompetnya dan meraih kartu kredit yang diserahkan begitu saja tanpa ingin bertanya seberapa besar nominal yang harus dikeluarkan untuk minuman itu. Quintarelli Giuseppe Amarone Selezione  adalah Wine Italia dengan alkohol 17% yang memiliki harga Rp 13.567.000,- per botol. Kyuhyun bahkan sanggup membelikan wanita itu puluhan botol dengan kartu kredit yang diserahkannya tadi. Harga dari Wine itu terlalu murah untuk Kyuhyun.

Yang terpenting adalah, dia telah mengetahui siapa nama gadis itu dan telah mengantongi nomor kontaknya. Siapa yang tidak akan tertarik dengan gadis seperti itu ? Luar biasa pemberani dan juga seksi. Kyuhyun bertaruh, dia akan mendapatkan wanita itu hanya dalam waktu 2 hari paling maksimal.

Leria. Kyuhyun akan mendapatkannya.

******

Gadis yang sering di sebut-sebut sebagai penghancur hubungan seseorang ini, dengan santai melangkahkan kakinya melewati beberapa pasangan yang sedang bermesraan dengan hasil akhir, sang pria justru memperhatikan Shin-Hae dengan tatapan penuh nafsu. Oh, siapa yang tidak tergoda dengan lekukan tubuh yang seperti dipahat oleh sang ahli dengan sempurna saat si pemilik mengenakan sebuah Tanktop yang melekat pas ditubuh gadis itu, kaki jenjang yang terlihat terlalu putih itu terpampang indah saat sang pemilik hanya mengenakan hot pants yang terlalu pendek, dan jangan lupakan soal wajah. Mata gadis itu terlihat cukup besar saat dia mengoleskan Eye liner yang membingkai matanya dan memberikan efect menjadi lebih besar, hidung yang bisa digolongkan sebagai hidung lancip sempurna itu memiliki anting berlian kecil disana yang membuatnya semakin indah. Dan bibirnya, bibir ranum yang tidak dipoleskan dengan pewarna apapun namun berhasil mencuatkan warna merah pudar alami yang membuat lelaki manapun akan membayangkan bibir wanita itu membelai bibirnya lembut. Seluruh organ tersebut membungkus wajahnya dengan sempurna, terlihat seperti malaikat yang turun dari surga. Namun sayangnya, wanita itu tidak se-suci malaikat. Pria manapun yang memiliki uang lebih bisa menjamah tubuhnya dengan bebas. Wanita itu kotor, tidak suci lagi, itulah yang kebanyakan orang pikirkan, namun semuanya salah.

Wanita itu memang menjual tubuhnya untuk sejumlah uang, uang yang akan dia gunakan untuk memenuhi napsunya dalam berbelanja barang-barang dengan merk mendunia yang sangat jelas harganya mencekik leher. Jika seorang bertanya dimana otak wanita ini, mungkin dia akan menjawab otaknya berada didengkul. Karna wanita ini terkadang tidak berpikir menggunakan otaknya.

Shin-Hae meneruskan kegiatannya dengan tenang hari ini, menjelajahi satu persatu toko-toko yang memajang berbagai barang wanita dengan merk ternama yang memang diincarnya sejak beberapa hari yang lalu, dan dia bisa membelinya setelah melayani dua orang pria yang berani membayarnya dengan nominal hampir mencapai angka ratusan juta dollar.

Wanita itu memiliki cara khusus untuk menggaet para korbannya. Dia sangat tau bagaimana cara mendapatkan uang dengan jumlah yang sangat besar tanpa harus meniduri pria-pria brengsek yang berharap bahwa miliknya bisa tertanam didalam tubuh Shin-Hae. Kuncinya adalah satu botol Wine dengan kadar alkohol cukup tinggi yang hampir mencapai angka 70%. Wanita itu akan menggoda sang pria habis-habisan dengan menyodorkan tubuh indahnya yang tidak lagi terbalut busana. Hampir mencapai klimaks sebelum akhirnya Shin-Hae menyodorkan sebotol Wine yang akan dipasok berlebihan oleh pria yang menjadi korbannya. Setelah Wine itu habis, barulah Shin-Hae mendorongnya menuju ranjang, berpura-pura akan melayani pria itu beberapa menit hingga akhirnya sang pria kehilangan kesadaran. Mudah, bukan? Mendapatkan uang, namun keperawanannya tetap utuh terjaga.

Tetapi siapa yang menyangka. Dibalik kebiasaan buruknya yang terlalu mencintai barang-barang mewah, Shin-Hae tidak pernah melupakan kegiatan sukarelawannya untuk menyumbangkan ratusan ribu dollar yang akan diberikan langsung untuk yang memerlukannya. Wanita ini benar-benar gambaran seorang bidadari yang cacat. Berwajah cantik nan rupawan, namun dibalut pekerjaan paling maksiat.

******

Shin-Hae dengan napsunya mengunjungi satu persatu toko yang memang telah diincarnya, mengincar barang-barang cantik yang telah meracuni otaknya selama akhir-akhir ini. Tanpa sadar dia menabrak badan seorang pria yang juga sedang memilih sebuah barang ditoko itu. Shin-Hae merasa tidak terlalu peduli dengan itu, jadi dia hanya meminta maaf dengan perkataan tanpa ingin repot-repot memandang wajah pria itu.

Dengan seringaian kemenangan, Shin-Hae mengeluarkan kartu kreditnya dan menyodorkan pada seseorang yang berdiri dibelakang meja kasir. Sambil menunggu, Shin-Hae mengeluarkan ponsel miliknya dan menghubungi seseorang yang mendapat jawaban dalam deringan kedua.

Guess what!” Suara Shin-Hae hampir saja pecah saat perasaan kegembiraan lagi-lagi menghampirinya. Tidak perlu ditanyakan lebih lanjut untuk alasan kegembiraan gadis ini. Karna yang bisa membuatnya berteriak seperti orang gila hanyalah, uang dan juga perlengkapan wanita dengan merk nomor satu didunia.

Apa ?

“Aku mendapatkan Tas Louis Vuitton yang kau incar sejak lama.” Pamer Shin-Hae pada Bora, sahabat baiknya yang baru saja menceritakan tentang keberadaan salah satu dari tiga tas yang diciptakan Louis Vuitton mampir di Korea. Dan sekarang tas tersebuut berada ditangannya.

Sial, jangan katakan Tas yang ku bicarakan dua hari yang lalu. Tas yang hanya di produksi 3 buah didunia!

Yep, aku memilikinya!” Shin-Hae hampir berlompat riang kalau saja tidak ada seseorang yang ikut antri untuk membayar barang yang telah dipilihnya. “Kau akan meneteskan air liurmu saat aku memakainya besok, kita harus bertemu!” Lanjut Shin-Hae masih dengan nada riang seperti sebelumnya. Namun kegembiraannya terhenti saat kasir yang melayaninya meminta maaf karna mengganggu dan mengatakan, “Maaf, kartu ini telah Limit, apa anda memiliki yang lainnya?” Sontak Shin-Hae segera memutus hubungan telpon secara sepihak dan menatap tidak percaya kearah sang kasir.

“Limit? Oh, astaga.” Dengan Panik Shin-Hae kembali merogoh tas kecilnya berusaha mencari dompetnya. Setelah dia membuka dompet, sial! Dia lupa membawa dompet lainnya yang menyimpan tiga kartu kredit lagi. Oh, bagaimana ini. Shin-Hae mulai panik.

“Bisa dicoba sekali lagi? Apakah itu benar-benar limit?” Shin-Hae berusaha meyakinkan, dia panik setengah mati saat tas cantik yang hampir menjadi miliknya tidak bisa dibawanya pulang. Shin-Hae ingin menghubungi Bora kembali untuk meminta bantuan, namun orang yang berdiri tepat dibelakang Shin-Hae menyodorkan kartu kredit miliknya dan berkata, “Gunakan ini, aku yang akan membayarnya.” Sontak Shin-Hae melupakan ponselnya dan segera berbalik untuk melihat siapa dalang dari semua ini.

Saat dirinya berbalik, dia hampir saja menahan napas melihat wajah pria tersebut. Tampan tanpa cela, tidak ada yang bisa dikomentari selain, apakah benar Tuhan menciptakan manusia se-sempurna ini ? Bahkan, pria ini hanya mengenakan sebuah kaus berkerah V pas badan berwarna hitam dan juga celana jeans berwarna biru gelap yang melilit indah kaki jenjangnya, namun bisa terlihat sangat mempesona.

“Kalau kau ingin tau, aku adalah pria yang kau tabrak tadi saat kau baru memasuki toko ini.” Jelas si pria tanpa diminta. Membuat Shin-Hae semakin terpojok dengan tingkahnya. Pria ini masih sangat berbaik hati dengan membayari tas yang harganya sama sekali tidak murah saat dirinya telah berprilaku tidak sopan tadi saat menabraknya.

Shin-Hae masih tidak bisa berbicara apapun hingga si pria tampan ini menyodorkan paper bag berisi tas milik Shin-Hae yang telah dilunasi nya. Shin-Hae menerima dengan ragu, benar-benar tidak dipercaya. Seorang pria yang jelas-jelas baru ditemuinya dalam jarak waktu hanya 5 menit telah dengan royalnya melunasi tas puluhan ribu dollar miliknya. Benar-benar pria idaman.

Kesadaran Shin-Hae kembali, berusaha mengatur mimik wajahnya dengan baik saat pria itu sedang sibuk dengan belanjaan miliknya. Dia harus bersikap bagaimana? Menebar senyum penuh rasa terimakasih atau justru memamerkan wajah angkuhnya?

“Well, aku akan mengembalikan uangmu. Sebutkan saja nomor rekeningmu, aku akan mentransfer uangnya.” Shin-Hae kembali mengeluarkan handphonenya, bersiap untuk mencatat nomor rekening pria setengah dewa itu. Namun, alih-alih menyebutkan nomor rekening, pria itu justru memperkenalkan dirinya yang sama sekali tidak ingin Shin-Hae ketahui.

“Namaku Kyuhyun. Senang bertemu denganmu, Shin-Hae~ssi.” Sedetik setelah itu, pria yang baru saja memperkenalkan dirinya dengan nama Kyuhyun meninggalkan Shin-Hae yang terdiam ditempat. Pria itu mengetahui namanya. Apakah sebelumnya mereka saling mengenal? Oh astaga, nomor rekeningnya!

Shin-Hae setengah berlari mencoba mendapati sosok Kyuhyun kembali, namun hasilnya nihil. Shin-Hae kehilangan jejak Kyuhyun. Shin-Hae meremas tali paper bag yang berada digenggaman tangannya. Pria macam apa itu? Melunasi tasnya, memperkenalkan diri, lalu pergi. Misterius namun terlihat seksi. Shin-Hae menyukai sifat pria itu.

******

Hari kembali gelap, malam mulai menyambangi Korea dengan hujan rintik yang belum terlalu membasahi tempat Shin-Hae berpijak. Gadis itu baru saja keluar dari apartmentnya dan terjebak di sebuah perempatan jalan yang terlihat cukup sepi. Dia merutuki mobil mewahnya yang sangat menjadi pertanyaan besar -mengapa bisa mati secara tiba-tiba tanpa bisa dihidupkan kembali- dengan menyandang status mobil baru keluaran tahun 2012.

Shin-Hae yang sama sekali tidak mengerti masalah mesin, mencoba menjadi sok pintar dengan mengutak-atik beberapa mesin mobil yang jelas tidak dia ketahui berfungsi untuk apa. Kemeja linen tembus pandangnya semakin melekat dengan lekuk tubuhnya saat secara perlahan kemeja itu mulai basah seluruhnya bersamaan dengan derasnya hujan yang turun kemudian.

Dengan panik, Shin-Hae kembali memasuki mobilnya, menyembunyikan diri dari hantaman hujan yang semakin deras menghantam kota Seoul malam ini. Sedikit merutuki kebodohannya yang sama sekali tidak mengingat bahwa didunia ini memiliki ratusan pria yang bisa menangani hal seperti ini, dia seharusnya menghubungi montir, bukan malah mencoba tenggelam dengan jalinan rumit beberapa kabel yang sama sekali tak dia mengerti.

Shin-Hae meraih handphone nya yang memang sedang dikantongi di hot pants yang sedang dikenakannya. Dan sekali lagi dia merutuki kebodohannya yang lupa meninggalkan benda elektronik itu didalam mobil, dan sekarang keadaan handphonenya adalah mati total karna air yang merasuki mesin ponsel itu. Dengan kesal Shin-Hae membanting ponselnya ke dashboard dengan kondisi akhir semakin mengenaskan.

Sudah hampir dua jam lamanya Shin-Hae menunggu hujan reda hingga akhirnya hujan itu benar-benar berhenti. Shin-Hae memutuskan men-stop satu Taxi yang berlalu lalang dijalanan sepi tersebut dan membiarkan mobilnya teronggok seperti sampah ditempat ini. Dia akan memanggil montir nanti setibanya di pub dengan menggunakan ponsel Bora.

Shin-Hae tiba di pub satu jam setelahnya. Matanya dengan segera mencari sosok Bora yang tidak pernah absen datang ketempat ini, dia pasti sedang berdansa atau menggoda bartender yang memang menjadi incarannya sejak lama. Dan benar saja, Shin-Hae menangkap sosok Bora yang tengah berciuman panas dengan bartender yang dipikirkan Shin-Hae tadi di lantai dansa. Wanita itu benar-benar tidak melihat sekitar untuk melakukan kebiadaban.

Bora melepas ciumannya saat Shin-Hae telah berada dihadapannya bertolak pinggang melihat kearah Bora dengan tatapan jijik. Gadis itu hanya tersenyum tanpa dosa setelah dirinya dipergoki mencumbui lelaki yang usianya 6 tahun dibawah usia gadis itu. Si bartender yang merasa menjadi pengganggu, melarikan diri menjauh dari lantai dansa dan kembali ketempat seharusnya dia berada.

“Menjijikan sekali, Bora-ssi.” Sindir Shin-Hae dengan tatapan menjijikan. Bukannya tersinggung, gadis itu justru meraih punggung Shin-Hae lalu ditariknya untuk mendekat dan mengernyit heran karna kemeja yang dikenakan Shin-Hae masih terasa lembab akibat dari hujan tadi.

“Apa kau telah ‘bermain’ sebelum datang ketempat ini? Kemeja mu basah, Lee.” Bora mengusap seluruh kemeja Shin-Hae dari atas hingga bawah, dan benar saja, semuanya memiliki tingkat kelembaban yang sama. Shin-Hae mendorong kepala Bora menggunakan satu jarinya kesal saat wanita itu benar-benar berpikiran tidak logis. Apakah yang ada diotak wanita ini hanyalah seputaran masalah seks?

“Sudah berapa lama kau berada disini ? Diluar hujan, bodoh. Pinjamkan ponselmu.” Shin-Hae menjulurkan tangannya meminta ponsel Bora yang dua detik setelahnya ponsel itu telah berada dalam genggaman Shin-Hae.

Setelah menghubungi orang mahir yang akan menyulap mobilnya menjadi pulih kembali, Shin-Hae mengembalikan ponsel Bora dengan ucapan terimakasih yang secukupnya. Gadis itu sangat anti dengan kata penuh keajaiban yang jika kita mengatakan pada oranglain, orang itu akan tersenyum manis kearahnya. Benar-benar satu kata penipu yang bisa menyulap seseorang dengan duakata. Terima kasih.

Pandangannya kembali mengerling keseluruh penjuru tempat maksiat ini, berniat bermain sebentar sebelum dia benar-benar berjalan kearah toilet untuk mengganti pakaiannya yang memang masih lembab dan berhasil membuat tubuhnya menggigil ringan.

“Oh astaga!” Jerit Bora yang ternyata amsih mengikuti Shin-Hae tepat dibelakangnya. Sontak Shin-Hae berbalik untuk memandang sinis kearah Bora. Gadis tengik pengacau yang selalu merusuhi hidup Shin-Hae dengan ocehan-ocehan tidak penting miliknya. Oh, tidak .. Tolong jangan sekarang. Pinta Shin-Hae dalam hati. Namun sepertinya Tuhan benar-benar tidak akan mengabulkan do’a dari seorang pelacur, dan Bora sebentar lagi akan merusuhi hidupnya.

“Astaga astaga, lihat! Itu Kyuhyun.” Jerit Bora berlebihan seperti baru saja melihat seorang malaikat yang akan mengampuni seluruh dosanya dan siap untuk mengantar Bora ke surga. Namun, setelah mendengar nama Kyuhyun diikut sertakan dalam ucapan Bora, Shin-Hae mengikuti arah pandang Bora untuk menemukan sosok yang juga dikenal gadis itu. Si pangeran penyelamat yang menyelamatkannya dari kesedihan tingkat tinggi karna kehilangan sebuah tas incarannya.

Saat menemukan sosok yang dicarinya, hanya satu pemikiran yang terlintas dikepala Shin-Hae: Apakah sekarang malaikat sudi memasuki tempat maksiat? Sial, gambarannya benar-benar seperti malaikat! Tubuh tinggi yang ramping itu dibalut kemeja pas badan berwarna hitam, dipasangkan dengan celana jeans berwarna senada. Shin-Hae tidak luput memandangi hal-hal yang dianggap remeh oleh orang lain, seperti.. Rambut pria itu yang sialnya terlihat sangat menggoda walau orang normal akan menyebutnya dengan kata ‘acak-acakan’ kulit putih bersih nyaris pucat menjadi pemanis tersendiri dari pesonanya. Jangan lupakan soal penampilan. Kancing kemeja paling atas sengaja dibuka dua buah, dan juga lengan panjang itu dilipat hingga siku, selain memamerkan kulit putih bersihnya, Kyuhyun mengenakan sebuah jam tangan mahal yang sangat pas bertengger dilengan kirinya, dan juga beberapa tali yang beralih fungsi menjadi sebuah gelang menghiasi lengan kirinya juga tepat dibawah jam tangan itu berada. Dan juga sebuah cincin! Oh, astaga. Siapapun yang melihatnya akan buta karna silau oleh pesonanya. Termasuk seorang Leria yang terkenal dengan kata ‘dingin dan pemilih’ untuk pria.

130616-005

Belum sempat bernapas dengan normal setelah menahan napas selama beberapa detik karna terlalu antusias melihat sang ‘malaikat’, kini napasnya kembali terhenti saat pria bernama Kyuhyun yang dikira sebagai jelma malaikat melihat kearahnya lalu tersenyum. Sangat sialan! Ternyata bukan hanya penampilan pria itu yang menyilaukan mata, tapi senyumannya juga menyesakkan dada.

Degupan jantung Shin-Hae meningkat dari sebelumnya setelah melihat Kyuhyun –yang tak pernah lepas memandang kearah Shin-Hae berjalan menghampiri gadis itu. Bora mengira Kyuhyun akan menghampirinya, jadi dia berusaha dengan cepat membenahi tatanan rambut serta pakaiannya sebelum sang malaikat datang.

“Demi Tuhan aku akan membuang bartender sialan itu jika aku mendapatkan Kyuhyun. Dia prioritas utama para wanita.” Gumam Bora entah untuk dirinya sendiri atau untuk berbagi kenyataan dengan Shin-Hae yang masih berada didekatnya.

Shin-Hae membalas tatapan Kyuhyun yang memang ditujukan untuknya, tidak membuang kesempatan emas mendapatkan pria itu. Well, baru kali ini Shin-Hae merasa dia harus memiliki pria ini bukan hanya karna uang, terlebih pada apa yang dapat dipandang dari pria ini. Terlalu seksi untuk ukuran seorang pria lajang yang kesepian.

Bora terperanah hebat saat Kyuhyun benar-benar berada didekatnya, melihat wajah setampan itu dengan jarak paling dekat membuatnya menahan napas sejenak. Astaga, apakah benar yang sedang dihadapannya ini adalah Kyuhyun? Cho Kyuhyun yang itu, kan? Si pria incaran nomor satu para wanita untuk dijadikan pasangan hidup.

Wanna dance?” Tawar Kyuhyun pada Shin-Hae yang tidak disangka-sangka sama sekali. Kyuhyun si penakluk wanita dan Shin-Hae si penakluk pria. Ratu pub dan Raja dunia bertemu dan bersatu. Apakah riwayat hidup dunia hanya akan sampai disini? Apakah dunia akan runtuh sebentar lagi?

Seluruh tatapan terpaku pada pasangan paling seksi yang pernah ada. Leria dan Kyuhyun.  Saat Shin-Hae menganggukkan kepalanya menyetujui, sebuah senyuman kemenangan hadir dibibir Kyuhyun. Dia berhasil menaklukan gadis yang diinginkannya. Bukankah itu menyenangkan? Ditambah saat dia mengetahui bahwa gadis ini terlalu sulit untuk didekati, jadi Kyuhyun menganggap ini sebagai bonusnya.

Kyuhyun meraih lengan Shin-Hae dan menariknya mendekat saat mereka telah sampai dilantai dansa. Entah ini sudah direncanakan atau tidak, saat mereka tiba dilantai dansa lagu tiba-tiba berubah menjadi sebuah lagu yang sangat romantis. Membuat Shin-Hae mau tak mau memeluk leher Kyuhyun untuk berdansa, sedangkan kedua lengan Kyuhyun bertumpu dipinggul gadis itu. Benar-benar pemandangan yang menakjubkan.

“Well, kau harus kecewa karna yang dipilih Kyuhyun adalah Lee. Jadi, sepertinya takdirmu memang aku.” Ucap si bartender yang dikencani Bora dengan nada kemenangan khasnya, membuat Bora menghentakkan heelsnya kesal melihat pemandangan paling romantis yang tercipta dari sahabatnya dan incaran prianya.

“Jadi namamu Leria?” Tanya Kyuhyun berpura-pura tidak mengenal Shin-Hae sama sekali. Shin-Hae yang menyadari kebohongan Kyuhyun mendenguskan napas jengkel. “Kau bahkan memanggilku Shin-Hae waktu itu. Panggilan yang sebenarnya hanya orang tertentu yang mengetahuinya. Jadi tdiak perlu berakting, tuan Cho.” Shin-Hae mencoba menggoda pria itu dengan usapan didada secara lembut yang dilakukan Shin-Hae, membuat Kyuhyun memejamkan matanya menikmati sentuhan gadis yang berada dihadapannya.

“Jadi, boleh aku memanggilmu Shin-Hae? Aku lebih menyukai nama Korea dibanding nama asing.” Ucap Kyuhyun dibuat-buat seserius mungkin, berharap Shin-Hae akan mengangguk anggun, justru yang didapati Kyuhyun adalha tawa lepas dari bibir gadis itu.

”Ada sesuatu yang lucu?” Kyuhyun mengerutkan keningnya saat sesuatu yang tak seharusnya terjadi, justru dilakukan gadis itu.

“Kau. Seberapa banyak gadis yang terjebak dengan keromantisanmu, huh?” Tanya Shin-Hae memulai pembicaraan yang baru. Benar-benar peralihan yang sempurna.

“Kau ingin aku menjawabnya?”

“Kau mengira aku tidak tertarik dengan jawabannya?”

“Oh, baiklah. Aku tidak terlalu suka dengan .. Pelacur.” Aku Kyuhyun yang membuat Shin-Hae kembali terbahak.

“Oke, oke. Sepertinya ada yang salah denganmu, kau terus menertawaiku.” Ujar Kyuhyun kesal mendapat reaksi yang sama sekali diluar dugaannya dengan tertawa! Walaupun Kyuhyun sedikit kesal, namun dia menyukai cara gadis itu tertawa. Benar-benar berbeda dengan wanita lain.

“Pelacur,” Shin-Hae menegaskan apa yang didengarnya. “Kau berkencan dengan pelacur?”  Kali ini tawa dari bibir Shin-Hae benar-benar hilang, digantikan dengan tatapan sendu menggoda milik Shin-Hae. Gadis itu seperti sedang memulai aksinya untuk membawa Kyuhyun pada puncak kenikmatan.

“Beberapa ya, tapi aku tidak menyukainya.”

“Kalau begitu kau tidak menyukaiku.” Sahut Shin-Hae dengan senyuman tipis dari bibirnya, yang sontak ditanggapi Kyuhyun dengan elusan lembut di pipi gadis itu dengan tangan kirinya. Sial, tangannya entah kenapa bisa sehangat ini. Membuat Shin-Hae memejamkan matanya menikmati sensasi menakjubkan yang terjadi saat kulitnya dan kulit Kyuhyun bersentuhan.

“Kau bukan pelacur. Kau termasuk dalam golongan penipu. Aku telah mencari seluk beluk dirimu, Leria.”  Ujar Kyuhyun dengan bangga, seperti mengerti Shin-Hae luar dalam.

Shin-Hae memang memiliki sebuah batasan didalam hubungannya dengan beberapa teman kencan. Jika pria itu seperti ‘pemain’ dia hanya mengandalkan kehebatan lekuk tubuhnya dan juga satu botol penuh wine untuk membuat lawannya kandas. Jadi dia hanya akan memamerkan bentuk tubuhnya dan setelah pria itu roboh dari pertahanannya, dia hanya akan membawa kabur uang yang telah dijanjikan oleh si pria.

Tapi jika pria itu termasuk kedalam kategori ‘pria baik-baik’ dia akan mengencani pria itu dalam beberapa waktu tanpa terikat hubungan apapun. Yang dimaksud disini adalah, dia lagi-lagi hanya memanfaatkan uang pria itu untuk bertahan hidup. Bedanya, dia tidak menggunakan tubuh untuk mendapatkan uang itu.

Dan untuk kategori terakhir adalah ‘pria yang disukainya’. Disini dia melibatkan perasaan, bukan hanya untuk sekedar memeras uang, tapi dia membutuhkan kasih sayang yang jarang dia dapatkan. Tapi lagi-lagi dia memiliki batasan untuk hal ini. Selain membenci ucapan terimakasih, dia juga sangat membenci 3 kata maut yang membuat segalanya berubah dalam sekejap. Berawal dari kata ‘aku’ dan berakhir dengan kata ‘kamu’. Menurutnya untuk mengutarakan perasaan tidak selalu menggunakan cara seperti itu kan? Cinta bukan diukur seberapa seringnya kata ‘Love You’ terucap, tapi dari seberapa banyak kau membuktikan bahwa semua itu nyata. Jadi dia tdiak akan memilih pria yang terllau sering mengumbar 3 kata ajaib itu. Menurutnya, lebih jarang kata itu terucap, akan lebih romantis jika dikatakan sesekali.

“Jadi?” Tanya Shin-Hae berusaha menemukan sesuatu yang berusaha diucapkan Kyuhyun.

Kyuhyun sempat kesulitan mencari kata yang pas untuk mengutarakan apa yang dia ingin. Pertemuan pertama adalah yang paling berharga, menjadi tolak ukur untuk sebagian orang seberapa baiknya orang tersebut, dan Kyuhyun takut jika wanita yang tengah memeluknya ini menganggap Kyuhyun adalah pria yang tidak pantas untuknya. Jadi dia hanya mengatakan, “Boleh aku mengantarmu pulang?” Yang mendapat tatapan geli –lagi- dari Shin-Hae.

“Hanya itu?” Biasanya pria lain akan dengan semangat menyebutkan nama hotel bintang lima yang akan mereka kunjungi setelah keluar dari pub, namun berbeda dengan pria ini. Mengantarnya pulang? Apakah dia tidak salah dengar? Walalupun ini memang hampir tengah malam, tapi masih terlalu sore untuk penikmat dunia malam kembali kerumah pada pukul 3 pagi.

“Shin-Hae~ssi?” Gumam Kyuhyun menyadarkan pasangan dansanya saat wanita itu hanya menatapnya, bukan menjawab pertanyaannya. “Oh, ya. Baiklah.” Shin-Hae tergugup saat Kyuhyun kembali mengelus pipinya untuk menyadarkannya dari kediaman yang cukup memberi jeda. Pria ini benar-benar sialan!

“Oh, baiklah.”

******

Mereka tiba didepan apartment Shin-Hae yang terlihat sepi dan juga gelap didaerah sekitarnya. Jelas saja, ini masih pukul 3.30 pagi, orang gila mana yang akan keluar pada jam ini, hanya merekalah yang masih menikmati dunia dengan riang, sedangkan siang harinya, mereka harus berkutat dengan pekerjaan yang sama sekali membosankan.

Mereka bekerja, tentu saja. Mereka masih cukup tau diri untuk tidak mengemis dijalan yang uangnya akan mereka pakai untuk hura-hura dengan wine yang disesapnya. Masing-masing dari mereka masih hidup dengan cara normal. Bangun pagi, bekerja, pulang larut, lalu mengunjungi pub –jika hal teakhir masih bisa disebut sebagai hal normal.

“Kau tidak menggunakan tasmu?” Tanya Kyuhyun sambil mengamati Shin-Hae yang tengah melepas seatbelt-nya. Tentu saja Shin-Hae mengerti dengan apa yang dimaksud Kyuhyun. Tas yang pada waktu itu dilunasi menggunakan kartu kredit milik pria disampingnya.

“Aku memakainya untuk bekerja.” Jawab gadis itu singkat sambil merapihkan tatanan pakaiannya yang terlihat berantakan akibat duduk selama satu jam lebih didalam mobil. Tanpa menggunakan permisi sama sekali, Shin-Hae memajukan tubuhnya untuk mengecup pipi Kyuhyun sekilas yang berhasil membuat pria itu menegang seketika.

Masih dengan tingkat keterkejutan yang tinggi, Kyuhyun mencoba menormalkan detak jantungnya yang kini tengah berulah. Dia menyesal mengajak gadis ini kembali ke apartmentnya bukan ke apartment milik Kyuhyun.

“Terimakasih tumpangannya.” Ujar Shin-Hae setelah dia benar-benar keluar dari mobil Kyuhyun, melesat begitu saja meninggalkan Kyuhyun yang masih belum berniat beranjak dari tempatnya. Kyuhyun tengah memikirkan berbagai cara agar dia bisa bertemu dengan Shin-Hae selain dimalam hari. Dia butuh melihat gadis itu pada jam-jam normal manusia bekerja, bukan tengah malam. Dan selintas pemikiran melesat dikepalanya. Kau memiliki nomor ponsel gadis itu, bodoh. Batin Kyuhyun yang mendadak bahagia.

Besok dia harus bertemu dengan gadis itu. Dan jika mereka benar-benar bertemu ditempat lain selain pub, Kyuhyun akan menganggap itu adalah takdir pertamanya.

******

Setelan jas hitam telah membalut sempurna tubuh Kyuhyun yang siap berangkat bekerja hari ini. Dia masih mengantuk, mengingat dia hanya tidur 2 jam tadi malam. Jika pagi ini tidak ada meeting penting, dia akan memilih ranjang serta selimut yang lebih menyenangkan dari pada harus bekerja mencari uang.

Kyuhyun tiba di Cho Corp satu jam kemudian, disambut para pekerja yang dilewati oleh sang CEO. Para pegawai wanita memang sengaja menunggu sang CEO di lobby utama pada pukul 07.15 waktu kedatangan pria itu. Jadi tidak heran jika banyak para pegawai terutama wanita yang membolos beberapa menit dari pekerjaannya hanya untuk sekedar menyambung sang CEO tiba.

Cho Kyuhyun yang berprofesi sebagai CEO dengan Cho Kyuhyun yang ditemui di pub sangat berbeda. Jika di pub dia dengan sangat mudah mengumbar senyum agar mendapat perhatian para wanita, di perusahaan Kyuhyun terlihat sangat dingin. Jangankan untuk tersenyum, melirik wanita pun tidak pernah dia lakukan. Itu salah satu alasan mengapa banyak wanita yang mengejarnya. Menurut mereka pria dingin itu terlihat seksi, walau mereka tidak tau bagaimana kehidupan Kyuhyun jika diatas jam 12 malam.

Kyuhyun melewati begitu saja semua yang menyapanya, hanya memberi anggukan pelan kepada orang yang menundukkan kepala kearahnya. Pria itu ingin cepat sampai ke lantai 15, lantai yang dikhususkan untuk CEO karna meeting akan segera dimulai 10 menit lagi.

******

“Apa yang harus ku lakukan?” Sembur Shin-Hae jengkel saat teman dekat Ayahnya –yang sudah dianggap gadis itu sebagai Ayah angkatnya menyuruh gadis itu ikut menghadiri suatu rapat direksi yang dirasa cukup penting.

Gadis ini terlihat seperti gadis urakan dan penghambur uang. Namun siapa sangka jika ternyata Ayahnya memberikan jabatan tertinggi di perusahaan yang telah dibangun oleh Ayahnya dan juga Ayah angkatnya. Mereka memberikan alasan bahwa mereka sudah tua dan tidak sanggup lagi untuk bekerja. Jika umur 50-an sudah bisa dianggap tua renta Shin-Hae akan memakluminya, tapi mereka bahkan masih bisa berlari sejauh ratusan kilometer dengan kondisi paling buruk sekalipun.

“Cukup duduk dan mendengarkan.” Ujar pria tua itu seraya membetulkan letak dasinya yang sedikit miring. Shin-Hae sendiri sudah dipaksa memakai pakaian layaknya orang bekerja formal. Kemeja berwarna putih pas badan, dibalut blazer berwarna hitam pekat yang dipadukan dengan rok mini berwarna senada.

“Cepatlah, kita akan terlambat. Aku jamin kau akan menyesal jika melihat sang CEO dari perusahaan yang bekerjsama dengan perusahaan kita menekuk wajahnya karna terllau lama menunggu. Dia telrihat menakutkan.” Ujar pria tua itu sedikit hiperbola. “Bukankah semua CEO memang terlihat menakutkan? Percaya saja dengan bualan telenovela yang menyajikan CEO tampan, manis, dan baik hati.” Sergah Shin-Hae sambil menyandangkan tas yang baru dibelinya kemarin. Lebih tepatnya dibelikan oleh Cho Kyuhyun. Cho Kyuhyun. Seketika Shin-Hae tersenyum mengingat nama itu.

******

“Apa sudah dimulai?” Bisik Pria tua yang bernama Park Hyuk Jin pada sekretarisnya setelah mereka tiba diperusahaan yang mengadakan rapat direksi paling penting. Sang sekretaris menganggukkan kepalanya cepat seperti terburu-buru lalu mebukakan pintu ruang rapat yang memang telah terdengar sesuatu dari dalam. Rapat benar-benar telah dimulai.

Shin-Hae masih setia mengekori Park Hyuk Jin tepat dibelakangnya, dia lebih memilih seperti itu karna dia tidak ingin tersesat digedung paling megah yang pernah dia datangi seperti ini. Dia menjadi sangat penasaran siapa CEO yang diagung-agungkan pria tua itu. Apakah rupanya semenyeramkan itu? Shin-Hae menjadi gugup.

Setelah pintu dibuka, Shin-Hae melanjutkan langkahnya masih berlindung dibalik badan Hyuk Jin yang menutupinya dari pandangan orang-orang sialan yang sama sekali tidak Shin-Hae kenal. Ruangan menjadi sunyi saat Hyuk Jin berdeham memberitahukan kedatangannya, membuat Shin-Hae ingin memukul kepala pria tua ini karna membiarkannya menjadi pusat perhatian, termasuk pada pria yang sedang mempresentasikan sesuatu didepan sana. Saat pria itu berbalik, Shin-Hae menganga tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Cho Kyuhyun!

******

Rapat itu telah usai 10 menit yang lalu. Bisakah disebut sebagai rapat jika hanya untuk berdebat? Shin-Hae merasa pusing setengah mati mendengar beberapa pembicaraan yang sama sekali tidak dia mengerti mengenai sesuatu yang akan membuat bisnis mereka hancur. Memang siapa yang perduli? Shin-Hae memilih untuk ikut adil dalam penghancuran perusahaan dari pada membangun perusahaan itu untuk menjadi lebih maju. Dia membenci pekerjaan barunya.

Shin-Hae melangkahkan kakinya menuju sebuah tempat yang menyediakan kopi untuk seluruh pegawai yang bekerja ditempat ini. Baru saja dia ingin menekan tombol ajaib yang bisa mengeluakan cairan berwarna hita pekat, lengannya tiba-tiba saja ditarik dari belakang. Saat berbalik, dia mendapati Kyuhyun yang sedang menyeretnya menuju lift.

“Yak! Lepaskan, apa-apaan kau.” Shin-Hae berusaha melepaskan cengkraman tangan pria itu namun ternyata kekuatan Kyuhyun jauh lebih besar dari kekuatannya. Kyuhyun tidak mengindahkan peringatan Shin-Hae yang sebentar lagi akan berteriak meminta untuk petugas keamanan menolongnya, dia terus menyeret lengan Shin-Hae menuju lift dan hingga lift itu terbuka menyambut mereka.

“Tolong naik lift setelah ini.” Ujar Kyuhyun dingin saat beberapa karyawan perusahaannya ingin menggunakan lift yang sama. Saat pintu lift tertutup, barulah Kyuhyun melepaskan cengkramannya.

“Jadi, kau penerus S&P Group?” Tanya Kyuhyun seraya melipat kedua lengannya didepan dada lalu. Pandangannya tak pernah lepas dari Shin-Hae yang tengah mengelus pergelangan tangannya yang terasa sakit akibat cengkraman kuat yang dilakukan Kyuhyun tadi.

“Dan kau CEO Cho’s Corp.” Balas Shin-Hae tidak memperdulikan apa yang ditanya oleh Kyuhyun. Pria itu justru tersenyum, Senyum pertamanya diperusahaan. Kini pandangan Kyuhyun turun pada sekitaran pinggul Shin-Hae yang tergantung sebuah tas yang dikenal pria itu.

“Aku senang kau memakainya. Itu hadiah pertama dariku.” Shin-Hae mengikuti arah pandang Kyuhyun yang teronggok pada tas yang dikenakannya, lalu gadis itu tersenyum kesal.

“Ah, benar. Aku lupa membayarnya.” Shin-Hae merasa kesal karna Kyuhyun tak henti-hentinya membahas masalah tas. Apakah pria itu keberatan jika uangnya terpakai untuk membelikan tas ini untuknya? Jadi karna itu Shin-Hae mengeluarkan dompet miliknya dari tas dan mengeluarkan beberapa lembar uang dollar senilai dengan harga tas tersebut.

“Ini, aku kembalikan.” Shin-Hae menyerahkan uang tersebut yang ditatap sinis oleh Kyuhyun. Merasa direndahkan, Kyuhyun mendorong tubuh Shin-Hae hingga merapat dan tidak ada celah baginya untuk lepas. Wajah pria itu terlalu dekat dengan Shin-Hae, membuatnya nyaris bertingkah tolol dengan membuka mulutnya lebar-lebar karna terlalu kagum dengan wajha tampan pria ini.

“Aku tidak memintamu untuk menggantinya. Aku hanya mengatakan kalau aku senang melihatmu memakainya.” Kyuhyun memperlembut suaranya, menambah daftar kegaguman gadis itu pada apa yang disukai dari pria ini.

Kyuhyun lalu mengelus pipi gadis itu hingga semburat kemerahan muncul disana, membuat Kyuhyun mau tak mau tersenyum melihatnya. Reaksi yang sangat disukai Kyuhyun dari wanita ini. Kyuhyun perlahan mengecup pipi gadis itu, nyaris mengenai bibirnya yang memang disengaja oleh pria itu. Kyuhyun membenamkan wajahnya cukup lama disana, menghirup aroma manis yang menguar dari sekitaran leher dan juga rambut Shin-Hae.

Shin-Hae memejamkan matanya menikmati kehangatan yang menguar dair tubuh pria yang sedang menciuminya, kehangatan serta kelembutan yang diberikan pria ini membuat Shin-Hae merasa nyaman dan tidak ingin lepas darinya. Pria ini seperti sedang menghipnotis Shin-Hae, dan dia benar-benar terhipnotis.

Kyuhyun akhirnya melepaskan Shin-Hae, memberikan jarak untuk dia menikmati wajah yang sangat ingin ditemuinya lagi dan Tuhan mengizinkannya. Kali ini Kyuhyun mengincar bibir gadis itu. Dia sudah merunduk dan mendekati bibirnya. Hampir bersentuhan jika tidak ada seseorang yang merusak moment paling indah dengan membuka pintu lift yang sedang mereka tumpangi. Sialnya, Tuhan tidak mengizinkan mereka berlama-lama menikmati keindahan yang terjadi, karna yang membuka pintu lift tersebut seorang wanita yang sangat Kyuhyun kenali. Park Hyejin. Wanita pengganggu dalam hidup Kyuhyun.

******

Shin-Hae merasa jantungnya tidak lagi bekerja dengan normal saat Kyuhyun hampir saja menyentuh bibirnya dengan bibir Kyuhyun setelah dia menikmati kecupan singkat di pipi. Perlu Shin-Hae akui bahwa dia menyukai cara Kyuhyun memperlakukannya. Tidak munafik dan langsung pada tujuannya. Dan itu menjadi satu dari sekian banyak mengapa Shin-Hae menyukai Kyuhyun. Menyukai? Astaga!

Namun sebelum ciuman itu terjadi, pintu lift terbuka dan menampilkan sosok wanita dengan wajah terkejut melihat keadaan mereka yang memang tidak pantas untuk dilakukan didepan halayak umum. Tapip lift ini tertutup, jadi jangan salahkan para pasangan muda yang menjadikan tempat ini menjadi tempat maksiat yang paling dicari. Tanpa sadar Shin-Hae mengutuk wanita paling sialan ini karna merusak momentnya.

Shin-Hae terdiam kaku saat seseorang ikut memasuki lift . Ini memang fasilitas umum, yang membuat Shin-Hae heran adalah, saat Kyuhyun sama sekali tidak melarang gadis ini untuk menaiki lift yang sama seperti yang dilakukannya tadi pada beberapa karyawan.

Dan keadaan menjadi sunyi setelah wanita dengan penampilan anggun dan seksi itu ikut dengan lift kami. Perubahan yang berarti pun terjadi pada Kyuhyun yang tidak lagi mendekati Shin-Hae. Apa Kyuhyun mengenali gadis itu?

Dengan berani Shin-Hae melirik kearah Kyuhyun, tepatnya kearah mereka –Kyuhyun dan Park Hyejin- yang sedang melakukan kemesraan. Dan sekali lagi Shin-Hae merasa jantungnya bekerja berlebihan. Bedanya, bukan karna sentuhan ataupun ciuman, tapi timbul karna rasa sakit yang meremas jantungnya saat melihat wanita yang baru saja menaiki lift tadi sedang menggandeng lengan Kyuhyun dan menempelkan dirinya seintens mungkin dengan Kyuhyun. Dan yang lebih menyakitkan adalah, Kyuhyun sama sekali tidak keberatan dengan perlakuan perempuan itu.

Shin-Hae lupa jika Kyuhyun sama saja dengan pria-pria brengsek yang didapat gadis itu di pub. Pria tanpa ikatan dan penikmat wanita. Dan Shin-Hae merasa kecewa dengan apa yang dilihatnya. Baru saja pria itu menerbangkannya tinggi-tinggi, tapi didetik selanjutnya pria itu juga menghempaskan Shin-Hae hingga kepaling dasar. Melemparnya pada sebuah kenyataan. Pria brengsek!

Setelah lift berdenting menandakan bahwa mereka telah sampai pada tempat tujuan, senormal mungkin Shin-Hae mengatur mimik wajahnya agar terlihat dia baik-baik saja. Dia benci terlihat lemah dihadapan orang lain! Dan dengan anggun Shin-Hae melangkah keluar dari lift pertama kali sebelum Kyuhyun dan juga wanita itu.

“Urusan kita sudah selesai kan Cho Kyuhyun Sajangnim? Kalau begitu, saya pergi.” Pamit Shin-Hae yang dilanjutkan dengan menundukkan badannya untuk memberi hormat, tentu saja gadis itu hanya memberi hormat pada Kyuhyun, dia sama sekai tidak sudi memberikan hormat pada gadis penganggu seperti dia.

Kyuhyun hanya diam, tidak memberikan reaksi sama sekali, dan Shin-Hae menganggap itu sebagai salam perpisahan khas Cho Kyuhyun, jadi Shin-Hae melangkah pergi meninggalkan keduanya yang masih terdiam ditempat semula.

Bodoh, tolol, tidak peka! Shin-Hae merutuki dirinya sendiri yang terlalu bodoh untuk masalah yang satu ini. Shin-Hae terlalu terbuai dengan perlakuan Kyuhyun hingga dia jatuh kedalam perangkapnya. Dia melupaka siapa Kyuhyun, dia lupa jika Kyuhyun termasuk salah satu dari banyak pria yang hanya sekedar mencair kepuasan dengan membeli seorang gadis untuk satu malam. Shin-Hae menyesal, menyesal karna dia telah menggunakan perasaan saat bersama Cho Kyuhyun.

******

“Mau apa lagi?” Tanya Kyuhyun ketus. Gadis sialan ini muncul lagi! Muncul disaat yang tidak tepat, saat dia tengah bersama gadis yang sedang diincarnya, dan hampir didapatkannya jika saja Hyejin tidak merusak segalanya.

Hyejin adalah satu dari sekian banyak wanita yang telah dikencani Kyuhyun. Mungkin hampir sama dengan Shin-Hae. Bedanya Shin-Hae tidak pernah menggunakan laki-laki manapun untuk memuaskan napsu birahinya, sedangkan Hyejin melakukannya. Ditambah dengan sifatnya yang suka memeras uang korbannya. Hyejin memang se-menjijikan itu.

Kyuhyun memang selalu mencari gadis itu jika dia berada dalam tingkat kebosanan yang tinggi, mencarinya hanya untuk memuaskan napsunya lalu berakhir dengan pemberian uang secara berlebihan untuk membayar gadis itu.

Tapi ternyata apa yang dirasakan oleh gadis itu berbeda dengan yang Kyuhyun rasakan. Dia telah ketergantungan dengan Kyuhyun, dia merasa seperti bahwa Kyuhyun adalah miliknya, jadi siapapun tidak boleh memilikinya. Hyejin telah menghilang belakangan ini, awalnya Kyuhyun merasa kehilangan, kehilangan mainannya. Tapi setelah dia bertemu dengan Shin-Hae, Kyuhyun merasa bahwa dia telah menemukan apa yang selama ini Kyuhyun cari. Takdirnya.

“Aku merindukanmu, sayang.” Ujar Hyejin sambil terus memeluk lengan Kyuhyun dengan manja. Jika dulu Kyuhyun akan segera mencium gadis itu, namun berbeda sekarang. Kyuhyun tidak menyukai lagi ke-manjaan gadis ini.

“Aku harus bekerja. Berapa kali sudah kukatakan, jangan menemuiku diperusahaan. Temui aku di pub.” Sergah Kyuhyun kesal sambil menghentakkan tangan gadis itu yang sedari tadi menempel dilengannya.

Hyejin merengut, merasa ada yang salah dengan Kyuhyun-nya. Seketika saja pikirannya terlintas pada wanita yang dilihatnya didalam lift. Gadis yang hampir saja dicium oleh kekasihnya. “Kenapa? Biasanya kau tidak mempermasalahkannya. Apa karna gadis tadi?” Ucap Hyejin sambil menyipitkan matanya menyelidik kearah Kyuhyun.

“Kau tertarik dengan Leria?” Lanjutnya yang langsung mendapat perhatian Kyuhyun.

“Kau mengenalnya?”

“Siapa yang tidak mengenal Leria. Pelacur sekaligus penipu kelas satu.” Ujar Hyejin dengan tatapan geli ketika menyebut nama Leria. Tentu saja Hyejin mengenal Leria. Leria adalah tolak ukur bagi pelacur manapun. Satu-satunya seorang pelacur yang masih memiliki keperawanan berkat kehebatannya menipu setiap pelanggannya. Tidak dapat dipungkiri, setiap pelacur mengagumi dirinya, termasuk Hyejin. Jadi, bisa dibayangkan setakut apa Hyejin saat ini. Saingannya kali ini adalah seseorang yang diidolakannya. Leria.

Be careful of what you said, Hyejin-ssi. She’s better than you! And just for your information, I’m falling in love with her. So, get out from here and my life. Leave-me- alone!” Kyuhyun yang merasa tak terima jika gadisnya disebut seperti itu menunjuk gadis itu menggunakan jari telunjuknya sambil meneriaki Hyejin agar gadis itu memohon maaf tapi tak dilakukannya. Alih-alih merasa bersalah, Hyejin malah memeluk Kyuhyun dengan erat sambil mencium bibir pria itu. Sayangnya, Kyuhyun sedang dalam mood yang buruk untuk meladeni bibir gadis itu bermain dibibirnya, karna sebenarnya Kyuhyun menginginkan bibir yang lain yang ingin dia lumat. Jadi, Kyuhyun mendorong paksa Hyejin agar menjauh dari tubuh Kyuhyun.

Setelah benar-benar terlepas, Kyuhyun menuntun Hyejin kembali menuju pintu lift lalu menekan tombol untuk membuka pintu lift tersebut. “Sekarang tinggalkan aku, masih banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan.” Bertepatan dengan berakhirnya ucapan Kyuhyun, pintu lift terbuka. Sesegera mungkin Kyuhyun mendorong tubuh Hyejin kedalam lift. Kyuhyun yang benar-benar berniat mengusir Hyejin, dia menekan tombol yang berangka 1 pada dinding lift, membantu Hyejin agar tidak tersesat menuju lobby utama, seakan gadis itu baru pertama kali datang ke perusahaan miliknya.

“Cho Kyuhyun!” Jerit Hyejin sebelum pintu lift benar-benar tertutup. Kyuhyun yang mendengarnya, hanya mengangkat bahunya santai lalu pergi meninggalkan Hyejin dengan senyuman tipis. Kyuhyun tau, Hyejin tidak akan menyerah begitu saja, tapi setidaknya Kyuhyun berhasil membuat gadis itu menyadari betapa pentingnya Shin-Hae untuk Kyuhyun.

******

Dengan perasaan khawatir Kyuhyun mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan gelap yang biasa mereka datangi malam hari, pub. Berusaha menemukan sosok Shin-Hae yang sedang meminum wine dengan kondisi mengenaskan. Layaknya seorang wanita yang tengah patah hati. Namun apa yang didapatnya berbeda dengan yang dia bayangkan. Alih-alih bersedih karna melihat Kyuhyun bersama wanita lain tadi pagi saat diperusahaannya, Kyuhyun justru melihat Shin-Hae tengah meliuk-liukkan badannya dilantai dansa bersama dua orang pria disampinya menemani.

Kyuhyun yang merasa kesal melihat pemandangan yang tersaji, dengan segera menghampiri Shin-Hae yang masih terlihat bahagia dengan kegiatannya saat ini.

Shin-Hae merasa kesal saat tiba-tiba saja tangannya dicengkram dan ditarik oleh seseorang yang membuatnya berhenti menari dan berbalik untuk mengucapkan sumpah serapah yang telah tersedia didalam otaknya. Namun, alih-alih menyumpahi Kyuhyun, Shin-Hae justru terdiam saat melihat Kyuhyun-lah yang berada dihadapannya.

Kedua orang pria yang menemani Shin-Hae sejak tadi pergi karna tatapan mata Kyuhyun yang menyuruh mereka pergi. Siapa yang berani melawan perintah Cho Kyuhyun jika berakhir dengan pulang kerumah dalam keadaan cacat permanen? Jadi mereka hanya menurutinya.

“Oh, Cho Kyuhyun.” Ucap Shin-Hae sambil tersenyum lebar. Mencerminkan seperti mereka adalah sahabat yang suda lama tidak berjumpa, dan Tuhan memberikan waktu mereka bertemu di pub ini dengan jangka waktu yang pendek.

“Mau menari?” Tawar Shin-Hae sambil menunjuk lantai dansa yang dihuninya sedari tadi. Kyuhyun hanya menggelengkan kepalanya sebagai pengganti jawaban bahwa dia menolak untuk kali ini. Mood-nya sedang tidak bagus untuk bersenang-senang. Tujuannya datang ketempat ini hanya untuk bertemu dengan Shin-Hae, memberikan penjelasan mengenai Hyejin, dan mengajaknya menikah, mungkin?

“Aku bisa saja menari denganmu sekarang, tapi aku tidak ingin. Ada hal yang harus kita bicarakan.” Kata-kata Kyuhyun membuat Shin-Hae tertawa. Entah mengapa gadis ini sering kali tertawa saat Kyuhyun berbicara serius padanya. Apakah ekspresi Kyuhyun terlalu lucu?

“Aku pernah membaca sebuah novel yang memiliki quotesNever trust a Man who can dance,’ sepertinya itu bukan hanya sekedar quotes, tapi kenyataan.” Shin-Hae menghentikan ucapannya, memberikan jeda cukup lama untuk memberi kesempatan Kyuhyun mencerna apa yang gadis itu maksud.

“Terserah.” Kyuhyun memutar matanya kesal karna ucapan Shin-Hae barusan, “Ikut aku.” Lanjutnya sambil menarik Shin-Hae, mengikuti langkahnya yang Shin-Hae tau mengarah kemana. Sebuah kamar sewaan yang memang sengaja disediakan pub ini untuk para tamunya.

Setibanya dikamar, Shin-Hae dan Kyuhyun sama-sama terdiam, hanya saling memandangi tanpa bersuara. Sebenarnya banyak yang ingin ditanyakan Shin-Hae pada Kyuhyun. Seperti, bagaimana dengan wanita yang ku temui diperusahaan kemarin? Apa dia memuaskanmu? Apa kalian bermain hingga larut? Apa dia kekasihmu? Alih-alih mengutarakan apa yang ada dipikirannya, Shin-Hae malah tersenyum kearah Kyuhyun yang sama sekali tidak melepaskan pandangan matanya dari Shin-Hae.

“Hah, disini cukup panas, lebih baik kita bermain diluar.” Ujar Shin-Hae sambil membalikkan tubuhnya menuju pintu berniat meninggalkan Kyuhyun. Namun usahanya sia-sia saat lengan Kyuhyun menarik pundak Shin-Hae untuk berbalik menghadap kearahnya lagi dan langsung menciumnya tanpa izin dari gadis itu.

Kyuhyun melumatnya dalam-dalam menikmati sensai yang tak biasa saat lidahnya menyentuh lidah gadis itu. Kyuhyun melumatnya penuh napsu, tidak perduli dengan penolakan yang jelas-jelas diberikan oleh Shin-Hae dengan sebuah dorongan, pukulan, namun semuanya serasa sia-sia karna Kyuhyun tidak akan pernah melepaskannya.

Kini tangan pria itu mulai bergerak membuka beberapa kancing kemeja Shin-Hae untuk dilepaskan dari tubuh gadis itu. Kyuhyun ingin menguasai gadis itu, ingin memiliki gadis itu secara utuh, menjadi miliknya tanpa bisa diganggu gugat. Hampir saja Kyuhyun menanggalkan kemeja Shin-Hae dari tubuhnya, namun gerakan tangannya terhenti saat merasakan tetesan air jatuh dipipinya. Sontak dia melepaskan Shin-Hae dan menatap wajah gadis itu. Dia menangis.

Kyuhyun yang terpaku karna tidak tau harus melakukan apa hanya terdiam memandangi wajah Shin-Hae yang semakin lama semaki memerah seperti menahan sesuatu. Menahan emosi mungkin? Entahlah. Kyuhyun hanya bisa mengusap wajah Shin-Hae, membersihkan tetesan demi tetesan yang mengalir dipipinya.

“Maaf.”

Itulah kata-kata terakhir yang didengar Shin-Hae dari mulut Kyuhyun sebelum akhirnya dia meninggalkan Shin-Hae sendiri dikamar tersebut. Tidak memperdulikan Shin-Hae lagi, tidak mengkhawatirkan gadis itu yang bisa saja melakukan hal bodoh semacam apapun yang akan membahayakan dirinya. Dan beruntungnya Shin-Hae bukanlah tipe wanita seperti itu. Jadi dia hanya menundukkan kepalanya, menormalkan pikirannya dan kembali keluar.

Shin-Hae keluar dari kamar kembali menuju lantai dansa, berniat menggaet dua atau tiga pria untuk menemaninya menari. Shin-Hae sempat melirik dengan ekor matanya kearah meja VVIP dan menemukan Kyuhyun disana meminum wine dengan gusar ditemani dua orang wantia yang bersandar kearahnya. Benar-benar pria brengsek!

Shin-Hae menyadari tatapan Kyuhyun tertuju pada Shin-Hae saat dia dengan sengaja melewati meja Kyuhyun menuju lantai dansa. Mencari masalah memang, tapi siapa perduli? Toh pria itu juga telah memiliki pelacurnya sendiri, jadi sekarang saatnya Shin-Hae mencari mangsa untuk diperas. Kebetulan dia sudah lama tidak memuaskan napsu belanjanya akhir-akhir ini.

Shin-Hae tengah mencari seorang pria yang tepat untuk dipermainkannya malam ini, dia terus mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan hingga dia menemukan sosok Kyuhyun yang tengah berjalan keluar dari pub. Entah perasaan seperti apa ini, yang jelas dia merasa kecewa melihat Kyuhyun benar-benar meninggalkannya.

Shin-Hae tak lagi bernapsu mencari seorang pria, dia hanya menghampiri meja bar untuk memesan sebotol wine dengan kadar alkohol rendah, dia tidak ingin mabuk malam ini, hanya ingin menghangatkan tubuh.

“Shin-Hae, akhirnya aku menemukanmu.” Shin-Hae yang tengah menyesap wine-nya harus rela diganggu oleh Bora yang tiba-tiba saja menghampirinya. Bukan salah gadis itu sebenarnya. Ini memang tempat kekasihnya, kekasih bartendernya, jadi salah Shin-Hae jika dia tidak ingin diganggu oleh siapapun namun dia menghampiri tempat orang-orang yang selalu mengganggunya.

Shin-Hae tidak membalas ucapan Bora, dia hanya tersenyum berpura-pura senang bertemu dengan sahabatnya.

“Ada pria kaya raya yang ingin bertemu denganmu.” Ucap Bora lagi saat tidak mendapat tanggapan dari Shin-Hae. Ucapannya kali ini mendapat reaksi, walau hanya sekedar lirikan kecil, tapi itu sebuah petunjuk bahwa Shin-Hae tertarik dengan apa yang dibicarakan Bora.

“Ini alamat hotelnya.” Bora memberikan secarik kertas yang berisi deretan alamat yang cukup dikenali shin-Hae. Sedikit enggan namun Shin-Hae tetap menerimanya. “Jangan sampai tidak datang. Kau akan menyesal saat melihat betapa tebalnya dompet pria itu. Dan kau tau, Dior mengeluarkan tas terbaru yang sialnya lagi-lagi Limited Editon!” Pancing Bora membuat Shin-Hae tiba-tiba saja tertarik dengan pria ini. Gadis sialan ini memang terlalu mengerti dirinya. Dia ingin berbelanja. Baiklah, tidak salah untuk dicoba.

******

Room 198. Shin-Hae telah berdiri didepan kamar yang tertulis dikertas yang diberikan Bora tadi. Membenahi pakaiannya sebentar, lalu dia mengetuk pintu hingga seseorang didalam membukakan pintu.

Shin-Hae melangkah masuk tapi tidak mendapati siapapun didalam sana, hingga suara debuman keras dari pintu yang tertutup membuat Shin-Hae berbalik dan mendapati Kyuhyun-lah yang berdiri disana.

Bora sialan!

“Wah, Cho Kyuhyun,” Panggil Shin-Hae sedikit menyelipkan nada kesal. “Jadi kau yang akan bermain denganku?” Lanjutnya berpura-pura antusias dengan pria yang sekarang tengah bersedekap dada tanpa meninggalkan Shin-Hae sebagai yang ditatap.

Kyuhyun mengangkat bahunya santai lalu mendekat. Gadis itu telah mengganti pakaiannya, tidak lagi sama dengan yang dipakainya saat di pub. Kali ini yang dia kenakan hanya sebuah terusan dress mini yang sialnya terlihat sangat seksi ditubuh gadis itu. Membuat naluri ‘pemain’ Kyuhyun muncul.

“Aku punya uang, dan sekarang aku ingin bersenang-senang. Bukankah ini pekerjaanmu? Jadi aku menyewamu, nona Shin.” Kyuhyun mengeluarkan senyuman khas dirinya yang bisa membuat wanita manapun terenyuh dengan senyuman itu.

Shin-Hae sama sekali tidak merasa risih dengan ucapan Kyuhyun. Dibayar dan memuaskan. Memang itu pekerjaannya. Tapi kenapa harus Kyuhyun yang menjadi partner-nya kali ini? Kyuhyun memang telah mengenal Shin-Hae dengan baik, apakah dia akan memanfaatkannya sekarang? Gadis itu masih perawan!

Kyuhyun menyentuh pipi gadis itu dengan telapak tangannya sebagai permulaan yang setelah itu dilanjutkan dengan pelukan hangat. Pelukannya terasa ringan, tidak menuntut sama sekali, seperti menggunakan perasaan yang berasal dari hati.

“Kau tau,” Dengus Kyuhyun membaui wangi yang menguar dari tubuh Shin-Hae. Wangi khas tubuh Shin-Hae yang entah mengapa bisa semenenangkan itu. Kyuhyun menyukai bau tubuh Shin-Hae, wangi feminin lembut yang selalu menempel ditubuhnya. “Aku tidak pernah mengharapkan wanita lain hingga aku bertemu denganmu.” Lanjutnya hampir berbisik dengan sebuah desahan.

“Aku menginginkanmu lebih dari apapun, Shin-Hae~ssi,” Aku Kyuhyun tanpa sadar dan memeluk Shin-Hae semakin erat. “Aku ingin memilikimu, ingin menjadikanmu segalanya bagiku.” Lanjut Kyuhyun yang tiba-tiba menjadi semakin seksi dengan kata-katanya yang memuja. Membuat Shin-Hae mau tak mau ikut larut dalam suasana indah yang dibuat pria itu.

“Aku harap kau tidak membuatku terlihat bodoh sekarang karna hanya aku yang merasakan perasaan ini.” Dengus Kyuhyun dengan canda yang sukses membuat Shin-Hae terkekeh pelan dalam pelukan pria itu. Bisa menjadi seromantis apa lagi pria yang sedang memeluknya ini?

Tampan, penuh pesona, pemikat setiap wanita, penuh gairah, seksi, dan pria ini menginginkanku! Batin Shin-Hae tak percaya.

Kyuhyun melepas pelukannya, memperlihatkan pada Shin-Hae betapa seksinya pria ini sekarang dengan tatanan rambut yang berantakan, kemeja yang cukup berantakan dan 2 kancing teratas kemeja tersebut telah lepas dari tempatnya memperlihatkan betapa putihnya kulit pria itu, dan oh my.. Ereksinya menunjukkan bahwa dia siap sekarang.

“Jadi, kau mengharapkan apa?” Tanya Shin-Hae berpura-pura tolol dengan pertanyaannya. Membuat Kyuhyun mendengus kesal karna setiap ucapannya barusan tidak dicerna dengan baik oleh gadis ini.

“Dengar,” Sergah Kyuhyun sedikit kesal namun tertahan. “Aku hanya akan mengatakannya sekali dan tidak ada perulangan.” Kyuhyun memberi jeda sebelum akhirnya dia mengucapkan tujuannya. Kyuhyun menghela napas dalam sebelum akhirnya dia mengatakan beberapa kalimat singkat yang cukup menjelaskan segalanya. “I want your world to begin and end with me.”

Shin-Hae terpaku dalam diam, mencoba mencari kesalahan dari pria ini. Sialnya, tidak ada kesalahan sedikitpun yang terlihat, hingga saat pria itu mengatakan kalimat begitu menjijikan yang pernah dia dengar, namun saat Kyuhyun yang mengatakannya, terdengar begitu .. Indah? Benar-benar sialan.

I love you, Shin-Hae~ssi. I want to love, cherish and protect you for the rest of my life. Be mine. And life with me. Please, Marry me.”

Sekali lagi gadis itu tersentak dengan apa yang didengarnya. Kali ini kejutannya jutaan lebih dahsyat dari kata-kata sebelumnya yang dia dengar. Apa? Dia melamarku? Demi Tuhan! Batin Shin-Hae berteriak, mencoba agar terlihat biasa saja namun gagal karna sedetik setelahnya seulas senyuman hadir dibibir gadis itu, memberi tanda pada Kyuhyun.

Kyuhyun belum siap untuk mendengar jawabannya, jadi dia mengalihkan dengan sebuah ciuman. Dan detik berikutnya ciuman panas itu terjadi. Awalnya ciuman itu terjadi dengan perlahan dan begitu lembut. Begitu memuja. Namun lama-kelamaan ciuman itu berubah menjadi menuntut, menuntut untuk dilanjutkan pada jenjang yang lebih sensitif.

Kedua tangan Shin-Hae menelusup di rambut Kyuhyun, meremasnya sesekali untuk memberitahu pada Kyuhyun bahwa dia berhasil membuat Shin-Hae terjerumus pada sensasi nikmat yang diberikan. Kyuhyun melumat bibir gadis itu lebih dalam, menikmati rasa manis alami yang terkuar dibibir gadisnya. Gadis itupun menikmatinya, merasakan nuansa lidahnya beradu dengan lidah Kyuhyun. Dan Kyuhyun pun sama, menikmati Shin-Hae sebisanya. Rasanya seperti berada di surga.

Kyuhyun membawa Shin-Hae kearah satu-satunya ranjang berukuran king size yang berada didalam kamar, mendorongnya hingga tubuh Kyuhyun berada tepat diatas tubuh Shin-Hae. Kyuhyun mengincar ujung dress yang dikenakan gadis itu, menariknya keatas untuk dilepas lalu dilemparnya ke lantai.

******

Pagi harinya, Shin-Hae menggeliat ringan saat dia merasa tubuhnya hampir remuk akibat pekerjaan yang dilakukan Kyuhyun semalam. Shin-Hae menarik selimut yang menutupi tubuh telanjangnya hingga batas dagu saat merasa semilir angin menghampiri tubuhnya.

Dengan dipaksa, Shin-Hae membuka matanya saat indra penciumannya menemukan wangi maskulin yang bercampur dengan aroma sabun yang menyengat hidung. Tidak perlu menjadi paranormal untuk mengetahui siapa yang baru saja selesai membersihkan diri. Hanya ada mereka berdua dikamar ini. Kyuhyun dan dirinya.

Shin-Hae mengedarkan pandangannya dan menemukan Kyuhyun yang berdiri dihadapan cermin besar tengah membersihkan dagunya dari rambut-rambut kecil yang mulai tumbuh disana dengan menggunakan alat cukur kecil yang berada digenggamannya.

Shin-Hae tertegun melihat adegan yang bahkan jutaan pria lainnya melakukan hal yang serupa, namun yang membuatnya berbeda adalah, pesona pria yang bahkan belum mengancingkan kemejanya dengan benar yang menunjukkan otot dada pria itu yang tidak terlalu menonjol namun tetap terlihat.

Rambutnya masih terlihat basah dan meneteskan satu persatu butiran air yang membasahi kemeja yang dipakai dan berakhir dengan turun ke dada pria itu yang sialnya terlihat panas dan seksi. Apakah pria itu yang menidurinya semalam? Pria yang telah merenggut .. Keperawanannya.

Ya, Shin-Hae merelakan keperawanannya yang dijaga setengah mati oleh gadis itu pada Kyuhyun yang baru saja melamarnya semalam. Pria itu terlalu berani dalam mengambil langkah. Berani menyetubuhi seorang wanita yang masih perawan hanya dengan sebuah lamaran yang bahkan belum dijawab oleh gadis itu. Kyuhyun terlalu percaya diri bahwa lamarannya akan diterima oleh Shin-Hae.

“Menikmati pemandangan, huh.” Ujar Kyuhyun sambil memandangi Shin-Hae lewat cermin yang jelas-jelas menunjukkan bahwa Shin-Hae telah tertangkap basah memandangi tubuh Kyuhyun yang terlihat setengah telanjang.

Shin-Hae duduk diranjang dan menyandarkan punggungnya pada punggung tempat tidur, dan kali ini Kyuhyun yang menikmati pemandangan dari cermin saat Shin-Hae tak perduli saat selimut yang menutupi dadanya hampir terlepas dan memperlihatkan sesuatu dibalik selimut itu.

“Aku tidak keberatan sama sekali jika aku harus mandi sekali lagi untuk menemanimu bermain.” Kyuhyun berbalik dengan gaya yang dibuat-buat, membuat Shin-Hae tertawa geli melihatnya. Kyuhyun menduduki sisi ranjang tepat dimana Shin-Hae berada, mendekati wajah gadis itu lalu menyapukan kecupan singkat dibibirnya.

Morning kiss,” Ujarnya sambil mengedipkan mata dengan nakal. Shin-Hae mendorong bahu Kyuhyun pengganti ucapan ‘apa-apaan kau,’ Kyuhyun lagi-lagi tersenyum dan mengangkat bahunya santai.

Kyuhyun yang baru saja ingin beranjak dari tempat tidurnya, mengurungkan niatnya karna teringat sesuatu. “Ah, kau jangan berpura-pura lupa kalau kau belum menjawab lamaranku semalam.” Ujar Kyuhyun sedikit menuntut.

Shin-Hae memiringkan kepalanya, mengerutkan kening dan juga bibirnya seakan dia sedang memikirkan jawaban apa yang tepat, dan hal itu sukses membuat Kyuhyun bergidik karna terlalu takut dengan apa yang akan dilontarkan oleh gadis itu.

“Kenapa aku?” Tanya Shin-Hae dengan suara serak dan menghilangkan ekspresi main-mainnya, berubah menjadi serius untuk kali ini. Kyuhyun menegakkan tubuhnya mendengar justru sebuah pertanyaanlah yang terlontar dari Shin-Hae, bukan sebuah jawaban seperti yang diinginkan.

“Karna yang ku cintai adalah kau. Seorang Kim Shin-Hae yang ku kenal sebagai penipu kelas kakap yang selalu berhasil merayu pria manapun, Shin-Hae yang selalu mendatangi pub tengah malam dengan dandanan luar biasa menggoda yang sangat berbanding terbalik dengan kehidupannya disiang hari yang ternyata adalah seorang penerus S&P Group, Shin-Hae yang membenci setengah mati dengan pelacur padahal jelas-jelas dia menggeluti dunia yang sama dengan orang yang dia benci.” Kyuhyun menghentikan ucapannya sebentar, mengelus pipi gadis itu lembut. Gerakan tangannya kini turun ke arah dada gadis itu, tidak untuk melakukan hal yang aneh-aneh, hanya menunjukkan jarinya ke dada Shin-Hae lalu kembali mengucapkan kata-kata “I love you for who you are from the inside. The lovely looking outside is just a bonus.

Shin-Hae mengatur napasnya, menormalkan detak jantungnya yang lagi-lagi menggila. Pria ini selain memiliki kehebatan membuat wanita manapun terpesona, ternyata dia juga memiliki bakat untuk membuat setiap wanita yang berada didekatnya mengalami serangan jantung.

Shin-Hae terus menatap pada manik mata Kyuhyun tanpa pernah memindahkan tatapannya. Kyuhyun balas menatap Shin-Hae, sama dalamnya. Namun yang dinanti Kyuhyun tak kunjung didapatkan. Shin-Hae tidak menjawabnya, hingga beberpa lama dia tetap menatap. Namun sedetik kemudian, ulasan senyum kembali tercetak dibibir Shin-Hae. Jika Kyuhyun cukup pintar, dia akan menangkap sebuah arti dari senyuman itu.

You love me,” Tebak Kyuhyun dengan kepercayaan diri penuh.  Kata-katanya tentu bukan sebuah pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan. Yang berarti pria ini benar-benar merasa bahwa tidak akan ada cinta yang tak terbalas diantara mereka.

Kyuhyun kembali menarik Shin-Hae kedalam pelukannya, mendekapnya erat dengan perasaan yang membuncah. Kyuhyun menenggelamkan wajahnya dibahu Shin-Hae yang tak berbusana, menciumi aroma alami yang terkuar dari tubuh gadisnya. Gadisnya, bisakah dia memanggilnya seperti itu?

Shin-Hae menerima pelukan Kyuhyun sama eratnya dengan pelukan pria itu. Tidak perduli dengan selimutnya yang merosot keatas pahanya yang berarti dada gadis itu benar-benar terekspos, dia hanya menikmati pelukan Kyuhyun.

Ya, dia menerimanya. Menerima Kyuhyun yang melamarnya. Pria itu jelas tau bagaimana pekerjaan Shin-Hae selama ini. Tapi dia tetap mencintainya. Seperti yang diucapkan pria itu. I love you for who you are from the inside. Jadi .. Tidak ada alasan logis untuk menolaknya, kan?

Marry me,” Bisik Kyuhyun tepat ditelinga Shin-Hae. Yang kali ini tidak perlu untuk menunggu lama mendengar jawaban dari gadis itu. Karna sedetik setelahnya, gadis itu mengeluarkan suaranya untuk menjawab apa yang Kyuhyun lontarkan.

I’ll marry you.”

END

 

Nah, ini cerita apa?

Saya aja yang nulis gatau dimana puncak ceritanya

Yang bikin geregetan di FF ini apa?

Maaf kalo akhir-akhir ini tulisan saya semakin ga berkualitas T.T

Mungkin efek kebanyakan nulis paper daripada nulis FF jadinya begini

Seharusnya mikirin Kyuhyun pas nulis, ini malah kepikiran pengertian program, hiks. Mianhae~

Janji, setelahnya bakalan memperbaiki tulisan saya menjadi lebih baik lagi dari ini.