nan neomu miwo

Eo .. Eomma.” Bisikan Kyuhyun terdengar jelas ditelinga Shin-Hae dengan jarak yang cukup dekat seperti saat ini. Kaki gadis itu benar-benar tidak sanggup untuk sekedar menopang berat tubuhnya sendiri, dunia berputar dikepalanya, membuatnya kembali ingin mengeluarkan sesuatu yang telah berada diujung tenggorokannya. Jadi dia kembali berlari ke toilet yang berada dikamar Kyuhyun. Tidak perduli dengan seorang wanita paruh baya yang sedang mengamatinya dengan mata membulat penuh amarah dan juga keterkejutan luar biasa.

“Kau!” Tunjuk sang Ibu saat Shin-Hae telah kembali berlari ke kamar mandi. “Kau apakan gadis itu?” Lanjutnya berbarengan dengan suara muntahan Shin-Hae yang menggema didalam kamar Kyuhyun. Lengkap sudah untuk dipertudingkan. Shin-Hae dengan pakaian tak layak untuk dilihat banyak orang, pelukan, dan juga muntahan! Seakan Shin-Hae sedang mengandung anak Kyuhyun hasil dari hubungan gelapnya selama ini.

Ani, Eomma! Aku bahkan tidak mengenal gadis itu.” Penjelasan Kyuhyun terasa percuma saat Ibunya memegangi belakang kepalanya, ditambah dengan hadirnya satu orang lagi yang membuat Kyuhyun merencanakan aksi bunuh diri dalam waktu dekat. Sial, Ayahnya!

“Ada apa?” Sang Ayah masih belum mengetahui apa yang terjadi karna beliau baru tiba ditempat. Sang Ibu masih belum bisa membicarakan masalah ini karna terlalu syok dengan apa yang dilihatnya. Kyuhyun berdo’a dalam hati semoga gadis gila itu pingsan didalam toilet agar dia tidak muncul dihadapan Ayahnya. Berharap Tuhan mendengar permintaannya kali ini dan mengabulkannya. Hanya untuk hari ini. Tapi Tuhan tidak terlalu menyayangi Kyuhyun. Selang beberapa detik Shin-Hae keluar dengan tampangnya yang tidak berdosa.

Dengan takut-takut Kyuhyun menoleh kearah Ayahnya, berharap Ibunya mengajak Ayahnya keluar agar tidak melihat gadis gila itu. Tapi lagi-lagi apa yang diharapkannya tak terwujud. Pandangan Kyuhyun bertemu dengan Ayahnya. Mata itu seperti ada kilatan kemarahan luar biasa yang tak bisa, wajahnya mulai memerah dan bersiap untuk membunuh anaknya sekarang juga.

“Anak sialan!” Ujar Ayah Kyuhyun dengan jeda satu detik, dan setelahnya sang Ayah berusaha menangkap Kyuhyun dan mencekik leher anaknya. Shin-Hae hanya bisa melihat adegan itu dengan tatapan tak berdosa, seakan dia sama sekali tak terlibat didalamnya. Kepalanya masih pusing, jadi dia belum bisa memahami apa yang sedang terjadi.

“KAU, BANTU AKU!” Teriak Kyuhyun yang ditujukan untuk Shin-Hae.

******

Kyuhyun, Ryeowook, Shindong, Kangin, Eunhyuk, Donghae, Sungmin, Lee Soo Man, Jin-Ah, dan juga Shin-Hae telah duduk disofa yang memang telah tersedia diruang berkumpul yang berada di dorm. Keheningan mencekam terjadi diruangan itu setelah semuanya dibicarakn secara jelas.

Shin-Hae yang telah kembali dalam kesadarannya yang 100% pun mulai menyadari kebodohannya yang entah mengapa harus memasuki kamar Kyuhyun untuk mengincar toiletnya. Mengapa tidak kamar lain yang dia masuki? Kenapa harus kamar si setan itu? Shin-Hae masih merutuki kebodohannya yang satu itu.

Orangtua Kyuhyun masih dalam pendiriannya yang mengatakan bahwa Kyuhyun dan Shin-Hae harus diberikan ganjaran yang setimpal, martabat keluarga Cho seperti tercoreng dengan adanya kejadian ini.

“Apa yang harus kulakukan karna hal ini.” Geram sang Ayah yang masih marah melihat kejadian yang dilihatnya secara langsun tadi. “Apakah aku harus menikahi kalian?” Lanjutnya yang langsung mendapat bantahan dari Kyuhyun dan juga Shin-Hae.

Andwae!” Ujar Kyuhyun dan Shin-Hae berbarengan. Sontak keduanya berpandangan, melebarkan matanya dengan sempurna dan wajahnya memucat seketika. Menikah? Apa kepala keluarga Cho ini mengidap penyakit gangguan jiwa?

Andwae, Appa. Aku sama sekali tidak melakukan apapun yang menghasilkan anak pada perut gadis itu. Aku juga tidak mengenalnya.” Bela Kyuhyun untuk dirinya sendiri, namun kali ini sang Ibu yang ikut membantah hal tersebut.

“Jangan berbohong, Kyu. Ibu sendiri yang mendengar perkataan Shin-Hae saat dia mengangkat telponmu yang mengatakan kau masih tertidur.”

Kyuhyun dengan segera melempar pandangannya pada Shin-Hae. Menuding gadis itu lewat tatapan. Shin-Hae sama terkejutnya dengan Kyuhyun. Sial! Apa yang telah dibicarakannya melalui telpon benar-benar terjadi. Sial, semua seperti sudah direncanakan. Sial sial sial!!!!

“Kau menggunakan ponselku?” Tanya Kyuhyun jelas-jelas dengan nada tak terima pada Shin-Hae. Apalagi yang bisa dilakukan gadis itu selain menganggukkan kepalanya? Jadi dia melakukan itu. Kyuhyun mengerang kesal, mengacak rambutnya frustasi.

Ryeowook yang duduk disamping Kyuhyun mengusap punggung Kyuhyun untuk meredakan emosinya. Walaupun tau itu akan percuma, Ryeowook tetap berusaha menenangkan sang maknae yang memiliki sifat paling keras diantara yang lain.

“Apa aku bisa menikahkan mereka?” Kali ini pertanyaan Ayah Kyuhyun tertuju pada Lee Soo Man selaku ketua managemen mereka. Soo Man sempat terkejut dengan apa yang diucapkan Ayah Kyuhyun, namun dia juga seorang Ayah, dan jika hal ini terjadi pada anaknya dia pasti juga akan melakukan hal yang sama.

“Selama media tidak mengetahui tentang pernikahan ini, kurasa tidak ada masalah.” Jawab Lee Soo Man singkat.

“Baik, kita akan menikahkan dua anak kurang ajar ini dalam waktu dekat.” Lanjut sang Ayah mantap.

Tubuh Shin-Hae melemah seketika. Kepalanya kembali terasa pusing. Air matanya mulai menggenang. Apa yang harus dia lakukan? Dia harus menikah. MENIKAH! Ini benar-benar gila. Hanya dalam kejadian satu malam, statusnya akan segera berubah.

*****

Shin’s Home, Seoul.

Shin-Hae mengumpulkan barang bawaannya yang akan dibawa kerumah calon suaminya. Calon suami, sialan! Dia telah memiliki calon suami sekarang. Apakah ada seseorang yang menjadi gila hanya karna sebuah pernikahan? Mungkin Shin-Hae akan menjadi orang pertama yang gila karna hal tersebut.

Ibu Kyuhyun dan juga Ayah Kyuhyun ikut mengantar Shin-Hae kerumahnya untuk mengatakan semua yang terjadi. Ibunya syok? Tentu saja! Ibu Shin-Hae hampir menampar anak gadisnya karna apa yang diceritakan oleh orangtua Kyuhyun. Jika saja Ibu Kyuhyun tidak segera menenangkan Ibu Shin-Hae, mungkin Shin-Hae telah habis ditangan Ibunya sendiri. Yah, Ibunya memang semengerikan itu.

Setelah seluruh barang miliknya terkumpul dalam sebuah tas besar, Shin-Hae pamit pada Ibunya untuk tinggal sementara dirumah orangtua Kyuhyun sambil menunggu hari pernikahan tiba. Ibunya menangis melepas anaknya dengan cara seperti ini, dengan cara yang tak layak.

Beruntungnya adalah, Ibu dan Ayah Kyuhyun ternyata tak sekejam kelihatannya. Mereka bahkan menerima Shin-Hae layaknya menantu kesayangan. Yah, walaupun Shin-Hae masih merasa canggung, namun kedua orangtua Kyuhyun berusaha terlihat ramah terhadapnya. Mungkin hanya ini lah keberuntungan yang tersisa dalam garis hidup Shin-Hae.

Shin-Hae duduk dengan tenang dikursi belakang mobil milik keluarga Cho. Kedua orangtua Kyuhyun sedang membicarakan hal yang dianggap mereka lucu karna keduanya tertawa, seperti tidak ada kejadian mengerikan sama sekali beberapa jam yang lalu. Sialan! Mengapa harus dia yang terjebak dalam masalah ini? Dan kenapa harus Kyuhyun?!

“Shin-Hae~ah, kau tidak keberatan bukan tinggal dengan kami? Kau tau Kyuhyun sama sekali tidak terbiasa tinggal dirumah oranglain, jadi kami yang membawamu kerumah untuk tinggal bersama.” Ujar Ayah Kyuhyun mencoba memberi pengertian. Memangnya Shin-Hae bisa menolak setelah dia tertangkap basah berpelukan dengan anak lelakinya dengan pakaian super minim? Jadi Shin-Hae hanya berusaha menunjukkan senyum paling manis sebisanya.

“Tentu saja tidak. Lagi pula rumah keluarga ini cukup dekat dengan Dorm Super Junior, jadi Kyuhyun bisa dengan leluasa pulang-pergi kesana.” Balas Shin-Hae pura-pura bahagia. Sial, bahagia macam apa yang seperti ini? Terjebak hidup selamanya dengan pria bernama Cho Kyuhyun adalah neraka.

Shin-Hae melirik pada kaca spion mobil, dia mendapati mata Ibu Kyuhyun sedang menatapnya disana dengan senyuman tulus yang memiliki sebuah arti. Dan Shin-Hae tidak mau memikirkan arti dari senyuman itu walaupun dia tau senyuman apa yang sedang ditunjukkan.

Tidak, tidak! Jangan sampai Ibu Kyuhyun benar-benar menyukaiku. Ini benar-benar gawat! Gerutu Shin-Hae dalam hati yang ditujukan untuk dirinya sendiri.

“Kau masih dalam pendidikan? Atau sudah bekerja?” Tanya Ayah Kyuhyun yang masih terfokus pada jalan raya yang terlihat lengang.

Oh, apa lagi ini! Sekarang pertanyaan mengenai kehidupan sehari-hariku? Sial! Lagi-lagi Shin-Hae menggerutu.

“Aku masih kuliah, dan mengambil pekerjaan paruh waktu.”

Terdengar decak kagum dari Ayah dan juga Ibu Kyuhyun.

“Kalau kami boleh tau, apa pekerjaanmu?” Kali ini sang Ibu yang menyerukan pertanyaan.

“Aku bekerja pada Fansite official Super Junior. Bagian merekam kegiatan mereka.”

“Ah, jadi kalian saling mengenal melalui Super Junior? Pantas saja.”

Apa? Pantas? Apa mereka pikir aku telah mengenal Kyuhyun sejak lama lalu menjalin sebuah hubungan gelap yang akhirnya ketahuan juga? Seandainya mereka tau betapa aku sangat membenci anak lelaki mereka.

“Ya, begitulah.” Bohong Shin-Hae hanya untuk menghormati kedua orangtua Kyuhyun.

“Apa kau mahasiswi di Kyunghee University? Kau mendalami bagian apa?” Pertanyaan masih berlanjut, dan sekarang pendidikan yang ditanyakan oleh sang Ayah.

Apa Ayahnya mengharapkan aku satu Universitas dengan anaknya? Cih, satu tempatpun tak ada untungnya untukku.

“Tidak, aku di Korea University, bagian College of Information and Communications.”

“Ah begitu, sayang sekali, ku pikir kalian satu Universitas.”

Dan percakapan itu berakhir sampai disitu karna mereka telah tiba didepan kediaman keluarga Cho.

******

Cho’s Home, Seoul.

Bersamaan dengan tibanya Shin-Hae dikediaman keluarga Cho, sebuah mobil Audi hitam ikut memasuki pelataran rumah ini. Siapa lagi kalau bukan Cho Kyuhyun. Pria itu memang diperintahkan untuk kembali kerumah hingga pernikahan mereka terlaksana. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh orangtua Kyuhyun? Mereka belum sah menjadi sepasang suami istri, namun mereka menyuruh Shin-Hae dan Kyuhyun tinggal disatu rumah yang sama.

Kyuhyun turun dari mobil dengan keangkuhannya. Membuat Shin-Hae menahan rasa mual yang tiba-tiba menyambangi perutnya. Pria itu benar-benar memuakkan. Shin-Hae ingin sekali menulis di fansite resmi tempatnya bekerja seperti apa sosok asli seorang Cho Kyuhyun. Tapi dia masih menyayangi posisi pekerjaannya.

“Nah, kalian akan tinggal bersama mulai sekarang. Anggap saja sebagai pelatihan sebelum kalian benar-benar resmi menjadi sepasang suami istri.” Gurau Ibu Kyuhyun yang sama sekali tidak lucu. Shin-Hae tersenyum miris meratapi kehidupan kedepannya nanti. Akan seperti apa hidupnya jika seorang Cho Kyuhyun-lah yang menjadi pendampingnya. Argh!

Shin-Hae melangkah memasuki pintu rumah keluarga Cho. Ini kali pertama dia menyambangi rumah Cho Kyuhyun, dengan status yang mengerikan. Bahkan membayangi menginjakkan kakinya dirumah ini pun tidak pernah. Dan sekarang dia harus tinggal didalam rumah ini bersama dengan pria yang paling dia benci. Ini adalah kesialan paling sial yang pernah dimiliki Shin-Hae.

Kyuhyun telah lebih dulu memasuki rumah, dan meninggalkan semua anggota keluarga kedalam kamarnya. Shin-Hae sama sekali tidak perduli dengan sikap dingin Kyuhyun. Bukankah seperti ini lebih baik? Jadi dia tidak harus repot-repot merasakan sakit hati jika Kyuhyun tidak memperdulikannya. Toh Shin-Hae tidak menyukainya juga.

Shin-Hae melupakan keberadaan keluarga bermarga Cho disekitarnya, dia tersihir pada interior rumah ini. Benar-benar terlihat sangat elegan saat warna abu-abu yang terpilih menjadi warna dasar seluruh rumah ini. Perabotan yang dimiliki adalah barang yang sama sekali tidak murah, rata-rata terbuat dari kristal.

Shin-Hae menyukai ruang santai rumah ini. Dimana terdapat sebuah TV LCD besar menggantung dengan sempurna, empat buat sofa berukuran untuk satu orang tersusun menghadap TV dengan karpet selembut sutra membentang dibawahnya. Dan jangan lupakan mengenai ke-eleganan yang dimiliki rumah ini. Semua perabotnya tak jauh dari warna hitam dan juga putih.

“Kamarmu dilantai dua. Kamar Kyuhyun tepatnya.” Suara Ibu Kyuhyun menghapus seluruh pikirannya mengenai interior rumahnya yang sialannya sangat mengagumkan. Ah, Sial. Dia harus kembali pada kenyataan. Yah, dia akan menjadi seorang istri.

Dengan langkah yang terseret Shin-Hae berusaha mencapai pintu kamar Kyuhyun. Pintu itu berawrna hitam. Entah siapa yang memilih warna menyeramkan seperti ini untuk pintu kamar tidur. Sialan, auranya menjadi bertambah mengerikan!

Dengan penuh keberanian Shin-Hae menarik knop pintu lalu membukanya. Shin-Hae sama sekali tak terkejut melihat Kyuhyun sedang duduk di sofa yang terdapat dikamarnya dengan sebuah PSP dalam genggaman. Yeah, siapa yang tak tau hobby si setan ini? Kenapa dia tidak menikahi PSP-nya saja jika dia begitu mencintainya.

“Disana tempat tidurnya, pintu itu toilet, dan lemarinya disana, letakkan saja barang-barangmu dibawah sana.” Jelas Kyuhyun sambil menunjukkan satu persatu yang disebutkannya tadi. Seolah apa yang baru saja dijelaskan adalah hal yang asing dimata Shin-Hae.

“Aku tau.” Jawab Shin-Hae malas tapi tetap menuruti ucapan Kyuhyun. Setelah menaruh tasnya didepan lemari pakaian, Shin-Hae menghampiri Kyuhyun dan duduk tepat disebelahnya, memandangi permainan yang sedang dimainkan Kyuhyun.

“Kenapa kau tidak menolak?” Ucap Shin-Hae setelah berhasil menemukan keberaniannya untuk berbicara.

“Apa?” Tanya Kyuhyun pura-pura bodoh. Membuat Shin-Hae memutar matanya kesal. Pertemuan pertamanya dengan Kyuhyun menjadi kilasan balik dikepala Shin-Hae. Saat dimana Kyuhyun sama sekali tidak memperdulikan ucapannya karna sebuah ponsel. Dan kini hal yang serupa terjadi, namun kali ini karna PSP. Shin-Hae tidak ingin merusak benda itu. Karna dia tau sebesar apa biaya yang akan dia keluarkan jika benda itu rusak. Membayangkan nominalnya saja sudah membuatnya merinding. Jadi, Shin-Hae menahan kekesalannya dengan mencoba memberi pengertian pada Kyuhyun.

“Pernikahan ini. Kenapa kau tidak menolaknya?”

“Karna aku tidak mau.”

“Ini pernikahan, Cho Kyuhyun. Sebuah pernikahan! Yang benar saja!” Bentak Shin-Hae hampir lepas kendali. Kyuhyun yang dibentak hanya terkekeh geli mendengar teriakan dari gadis yang duduk disampingnya.

“Aku sudah menolak, tapi Ayahku tidak menerima penolakan sama sekali. Lagi pula akan percuma jika menolak sekarang. Karna pernikahan akan dilakukan tiga hari lagi.”

“Apa?! Tiga hari lagi? Orang tuamu gila atau apa?!”

******

Shin-Hae mengetuk bolpoint nya berulang kali keatas meja yang menimbulkan suara bising. Membuat Minyeong risih mendengarnya, jadi gadis itu mengambil bolpoint milik Shin-Hae dan menyembunyikannya.

“Kau terlihat kacau hari ini. Ada apa, huh?” Tanya Minyeong dengan nada khawatir. Tentu saja gadis itu khawatir. Orang gila mana yang tidak terkejut melihat wajah kacau gadis itu. Shin-Hae sempat berkaca tadi sebelum pergi, dan hasilnya mengerikan. Dia tidak memikirkan lagi kondisi tubuhnya setelah tanggal pernikahan ditetapkan.

Bisakah Shin-Hae mengatakan pada Minyeong jika dia akan menikah dua hari lagi dengan seorang Cho Kyuhyun pria paling menyebalkan yang pernah ada? Tidak! Dia tidak akan membicarakannya terutama pada Minyeong. Gadis itu penggila berat Cho Kyuhyun. Astaga! Minyeong adalah wanita yang paling mencintai Kyuhyun. Jika dia salah berbicara seidkit, mungkin dia akan habis ditangan Minyeong.

“Yak, kau tidak mendengarku?” Lanjut Minyeong geram karna tak mendapat tanggapan.

Aniya, aku hanya sakit kepala.” Jawab Shin-Hae malas.

Minyeong mengangguk sebagai tanda mengerti lalu kembali memusatkan perhatiannya pada majalah yang baru saja dia beli. Tentu saja itu tentang Super Junior. Jika SMent mengeluarkan majalah edisi khusus Cho Kyuhyun, mungkin gadis ini akan membelinya puluhan buah hanya karna dia terlalu mencintai Kyuhyun dan tidak rela jika benda itu dimiliki orang lain. Jadi dia akan menghabiskan tabungannya hanya untuk mengoleksi benda apapun yang berhubungan dengan Super Junior terutama Cho Kyuhyun. Gila bukan? Itulah Minyeong.

“Kyuhyun baru saja berlibur ke Hawai. Kau tau, aku ingin sekali mengikutinya kemanapun dia pergi. Tapi aku tidak sekaya itu untuk bisa membeli tiket pesawat dan juga untuk penginapan.” Minyeong terus saja menceritakan keluh kesahnya pada Shin-Hae mengenai Super Junior padahal dia jelas-jelas tau Shin-Hae seorang anti-fans Super Junior.

“Jual saja tubuhmu, Minyeong-ssi.” Jawab Shin-Hae jelas-jelas bergurau. Namun Minyeong menanggapi perkataan Shin-Hae dengan serius.

“Aku sudah memikirkannya akhir-akhir ini. Apakah sebaiknya seperti itu?”

“Kau gila?! Aku hanya bercanda. Jangan sampai kau menjual tubuhmu hanya demi seorang Cho Kyuhyun bodohmu itu.”

“Dia tidak bodoh!” Geram Minyeong sambil memberikan pukulan dikepala untuk Shin-Hae menggunakan majalah yang dibacanya tadi sebagai bonus.

Shin-Hae meringis lalu merasa otaknya bekerja dan memikirkan sesuatu. Dengan penuh keberanian dia mengucapkan apa yang ingin ditanyakan.

“Minyeong-ah, bagaimana jika Cho Kyuhyun-mu itu menikah?” Tanya Shin-Hae dengan sangat hati-hati. Mengingat penggila boyband itu sangat fanatik, jadi dia harus waspada dengan reaksi apa yang ditunjukkan.

Minyeong menoleh kearah Shin-Hae dengan cepat sambil menunjukkan ketidaksukaan yang terlihat sangat jelas. “Tentu saja aku tidak akan tinggal diam. Aku akan mencari tau informasi mengenai wanita itu lalu menguntitnya setiap hari. Memberikan terror yang akan membuatnya ketakutan. Kyuhyun itu milik bersama, tidak ada satupun yang boleh memilikinya secara resmi.”

Shin-Hae menelan cairan salivanya susah payah. Seketika tubuhnya meremang mendengar ancaman Minyeong yang sama sekali bukan ucapan belaka. Dia pasti akan melakukannya jika itu benar-benar terjadi. Sahabatnya memang segila itu jika sudah menyangkut idolanya. Sial, Shin-Hae merasa hidupnya penuh ancaman mulai detik ini.

******

Kyuhyun menoleh saat pintu kamarnya terbuka begitu saja. Memunculkan tubuh mungil seorang gadis yang terlihat lelah dengan mata yang hampir tertutup. Gadis itu terhuyung hampir jatuh jika saja ranjang tak berhasil menyediakan kenyamanan saat tubuh gadis itu benar-benar terjatuh.

“Hah, aku ingin mati.” Gumam Shin-Hae saat dia kembali kerumah barunya, yang tak lain adalah rumah calon suaminya. Dan sekarang sang calon suami telah berada dihadapannya, menambah penderitaan yang terasa lengkap sekarang dengan ancaman dari Minyeong tadi.

“Aku akan membantu membunuhmu jika kau mau. Dengan senang hati akan ku lakukan.” Ujar Kyuhyun jelas-jelas bergurau. Berharap dia mendapat bentakan mengerikan dari seorang anti-fans yang menginginkan kematiannya. Tapi yang didapat hanyalah sebuah anggukan menyetujui dari gadis itu.

“Kau benar-benar ingin mati rupanya?” Kali ini Kyuhyun tertarik dengan reaski calon istrinya. Benar-benar gadis yang aneh.

“Jika aku bisa terbebas dari kurungan hidup selamanya bersama denganmu, aku lebih memilih untuk mati sepertinya.” Ucapan Shin-Hae berhasil membuat Kyuhyun bangkit lalu melempar bantal kearah kepala Shin-Hae.

“Aku heran, bagaimana bisa ada orang yang mencintaimu hingga tergila-gila seperti itu.” Gumam Shin-Hae yang tiba-tiba kembali teringat dengan sahabatnya, Minyeong.

“Dan akupun cukup heran denganmu yang bisa membenciku hingga seperti orang gila.”

Shin-Hae tak berniat menjawabnya, dia memejamkan matanya sejenak menetralkan pikirannya sejenak untuk menghilangkan beban yang cukup gila yang ditanggungnya beberapa hari ini. Demi Tuhan, apa yang dilakukannya di dorm pada waktu itu benar-benar bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Tidak memerlukan pernikahan untuk membersihkan kembali nama baik mereka.

Kyuhyun menaiki ranjang dan berbaring tepat disebelah tubuh Shin-Hae. Seperti tidak merasa risih sama sekali dengan keberadaan orang asing diranjangnya, Kyuhyun tetap memejamkan matanya dan mencoba untuk tertidur.

Shin-Hae merasa ada yang aneh dengan sikap kyuhyun yang sama sekali tidak menolak pernikahan ini. Apakah otak pria itu sedang tidak berada ditempat yang sebenarnya? Mengapa ada seorang pria yang terlihat begitu santai saat hari pernikahaannya akan tiba satu hari lagi?

******

Wedding Gown Shop, Seoul.

“Apakah kita memerlukan pakaian pengantin? Yang akan menghadiri pernikahan ini kan hanya sebatas keluarga dan teman terdekatmu. Kenapa kita tidak melewatkan pakaian pengantin ini saja?” Ujar Shin-Hae memberi saran pada Kyuhyun yang seklai lagi mendapat penolakan.

“Aku akan menikah dengan siapapun, kapanpun, dan karna apapun, aku akan tetap mengikuti adat pernikahan dengan benar. Jadi kau cukup tutup mulutmu dan ikuti saja seluruh ucapanku.” Balas Kyuhyun dengan sikap dinginnya yang membuat Shin-Hae ingin sekali mencekik lehernya hingga mati.

“Aku benar-benar menyesal telah menggunakan toilet yang berada dikamarmu waktu itu jika harus berakhir seperti ini.” Gerutu Shin-Hae namun tetap mengikuti perintah Kyuhyun untuk mencoba salah satu gaun pilihannya.

Kyuhyun kembali memilih gaun pengantin yang sesuai dengan tuxedo miliknya saat Shin-Hae mencoba salah satu gaun usulannya. Entah mengapa Kyuhyun merasa semuanya berjalan seperti pernikahan ini benar-benar keinginannya.

Dari mulai tidak ada pembantahan mengenai pernikahan ini, lalu menerima gadis itu dengan ramah dirumahnya, dan seperti saat ini. Kyuhyun bahkan memilihkan gaun pengantin untuk Shin-Hae. Kyuhyun tau semuanya tidak wajar, tapi dia hanya tidak ingin membantah apa perkataan Ayahnya. Kyuhyun sangat tau bagaimana sifat Ayahnya, jadi dia memilih menikah daripada membantah keputusan Ayahnya. Seperti mempercepat ajal jika dia melakukan pembantahan.

Apakah Kyuhyun menyukai gadis ini? Apakah Kyuhyun segila itu? Tentu saja tidak. Shin-Hae memang cukup terkenal dikalangan Super Junior hanya karna gadis itulah yang selalu merekam konser mereka. Dan perkenalan antara hin-Hae dan Kyuhyun-pun hanya sebatas itu. Tidak ada perasaan sama sekali diantara mereka. Hanya sebuah pernikahan yang terpaksa dilakukan karna ancaman orangtua. Ya, tepatnya seperti itu.

Pikirannya tentang pernikahan terhapus saat Shin-Hae muncul dengan gaun yang cukup elegan dan juga pas badan yang dipilihkan Kyuhyun tadi. Setiap wanita memang ditakdirkan terlihat cantik dan mengesankan saat mengenakan gaun pengantin, termasuk gadis itu. Tentu saja Kyuhyun merasa gadis itu cukup cantik saat mengenakan gaun pengantin, ditambah paras gadis itu memang tidak bisa dibilang biasa. Gadis itu cukup cantik dengan mata cukup besar, hidung lancip sempurna, bibir tipis, dan juga sedikit lekungan pada pipi gadis itu saat dia tersenyum. Sempurna, bukan?

“Jangan berharap aku mau mencoba gaun lainnya hanya karna kau tak suka dengan gaun ini.” Gerutu Shin-Hae menyadari tatapan Kyuhyun yang jelas-jelas tertuju pada gaun yang dikenakannya. Shin-Hae tidak menyadari apa yang sebenarnya dirasakan Kyuhyun mengenai gaun itu. Kyuhyun-pun tidak berniat memilihkan gaun lain jika memang seandainya gaun itu tak cukup pantas untuk dikenakan.

“Memakai gaun semahal dan seindah apapun, tetap saja akan terlihat buruk jika kau yang mengenakannya.” Jawab Kyuhyun sambil bangkit dari duduknya, mengeluarkan dompet dan merogoh dalamnya untuk mengambil kartu kredit. Shin-Hae hanya melongo melihat kelakuan Kyuhyun yang membuatnya ingin sekali melepas sepatu kets yang sedang dia kenakan lalu melemparnya tepat ke kepala pria itu.

“Hah, sesukamu sajalah.” Gerutu Shin-Hae kembali berbalik ke sebuah ruangan untuk membuka gaun tersebut.

******

Shin-Hae dan Kyuhyun kembali kerumah satu jam setelahnya. Shin-Hae yang baru saja turun dari mobil, langsung disuguhi dengan lemparan bungkusan cukup besar yang berasal dari Kyuhyun. Pria itu melempar bungkusan gaun yang dibelinya tadi.

“Kau berharap aku membawakannya? Bawa benda itu sendiri.” Ujar Kyuhyun santai seperti tak berdosa lalu meninggalkan Shin-Hae yang masih terpaku kaget karna lemparan tadi.

Cho Kyuhyun sialan, Cho Kyuhyun brengsek, Cho Kyuhyun keparat, Cho Kyuhyun tidak berotak!

Shin-Hae menarik napas dalam-dalam untuk menormalkan degupan jantungnya yang menggila akibat emosinya yang membuncah. Dia remas kuat-kuat pinggiran kotak gaun tersebut hingga remuk. Jika dia tidak mengingat kebaikan orangtua Kyuhyun, mungkin dia akan meneriaki Kyuhyun didepan kedua orangtuanya lalu pergi begitu saja, meninggalkan Seoul bahkan jika dia bisa dia akan meninggalkan Korea agar tidak pernah melihat wajah Cho Kyuhyun lagi.

Shin-Hae menghentakkan langkahnya kuat-kuat saat memasuki rumah Kyuhyun. Mengira tidak ada siapapun didalam sana karna rumahnya terlihat sepi, namun perkiraannya salah. Disana telah berdiri Cho Kyuhyun menghadap kearah dua orang wanita yang jelas-jelas dikenal Shin-Hae.

Victoria dan Sooyoung. Aku tidak tau jika dua wanita penggila Cho Kyuhyun ini bersahabat. Gerutu Shin-Hae dalam hati.

“Oh, hai.” Sapa Victoria dengan nada terkejut saat melihat Shin-Hae memasuki rumah Kyuhyun. Shin-Hae hanya tersenyum membalas sapaan Victoria. Senyuman yang jelas-jelas dipaksakan.

“Kalian tinggal bersama? Jadi, pernikahan ini benar-benar terjadi?” Kali ini suara Sooyoung yang mendominasi. Jelas saja kedua orang ini terkejut. Kyuhyun yang tidak pernah terdengan mempunyai kekasih, secara tiba-tiba akan menikah. Shin-Hae pun cukup terkejut dengan kabar pernikahanya sendiri yang akan dilaksanakan esok hari.

“Kau tidak perlu menunggu disini. Cepat pergi.” Usir Kyuhyun yang ditujukan pada Shin-Hae.

“Cih, kau pikir aku sudi terus berada didekatmu.” Gerutu Shin-Hae sambil melangkah. Dengan sengaja Shin-Hae menabrak tubuh Kyuhyun yang tepat berada disampingnya sebagai tanda kekesalan. Seenaknya saja dia mengusir!

Oppa, kau benar-benar akan menikah? Ku pikir Soo Man Ahjussi hanya bergurau.” Terdengar samar-samar suara Victoria yang menggema hingga dapur dirumah ini. Shin-Hae memang sengaja tak kembali kekamar agar dia bisa melihat bagaimana wajah takut seorang Victoria dan Sooyoung yang mengetahui bahwa pria kesayangannya akan menikah.

Shin-Hae menikmati pemandangan yang sangat mengasyikan. Kyuhyun terlihat pucat saat disodori pertanyaan-pertanyaan tak masuk akal yang dilontarkan kedua wanita itu. Shin-Hae merasa dendamnya terbalaskan dengan cara seperti ini, dengan dua wanita itu yang menghancurkan harinya dengan serentetan pertanyaan seputar pernikahannya.

Kyuhyun yang akan menjadi suaminya adalah idola semua orang. Bagaimana bisa dia membagi suaminya dengan banyak wanita disekitar pria itu? Apa Kyuhyun akan berhenti melihat wanita lain setelah dia menikah nanti?

Shin-Hae menggeleng kepalanya keras saat pikiran seperti tadi melintasi otaknya. Pemikiran macam apa itu? Sikap Kyuhyun akan berubah atau tidaknya nanti apa urusannya? Toh, mereka tidak saling mengenal sebelum menikah, apalagi memiliki perasaan. Ah, dan jangan lupa soal anti-fans. Shin-Hae adalah anti-fans besar Kyuhyun.

Shin-Hae berjalan menuju mesin pendingin yang terletak dipojok dapur. Mengambil satu botol besar yang berisi air mineral dan menuangkannya kedalam gelas lalu menenggaknya habis dalam satu tegukan sambil terus memperhatikan ketiga orang yang masih serius berbincang diruang tamu.

Shin-Hae hampir tersedak saat melihat Victoria secara tiba-tiba memeluk Kyuhyun hingga membuat pria itu ikut terkejut. Samar-samar terdengar suara isakan dari Victoria. Sehebat itu rasa sayangnya terhadap Cho Kyuhyun?

Shin-Hae masih memperhatikan mereka hingga Sooyoung menoleh kearah Shin-Hae dan secara terang-terangan menatap Shin-Hae geram. Shin-Hae yang seperti tertangkap basah sedang menguntit mereka segera menoleh kearah lain agar pandangannya tak bertemu dengan Sooyoung. Sial, benar-benar terlihat sepetri penguntit jika seperti ini.

Kegelisahan Shin-Hae teralihkan saat deringan pada ponsel miliknya berbunyi. Dengan segera Shin-Hae mencari benda kecil itu dan menerima panggilan secepat yang dia bisa.

Yeobseyo.”

“Yak, Kim Shin-Hae, kau dimana? Kau tidak masuk hari ini, membuatku kewalahan mencari alamat rumahmu. Kau tau aku diberi tugas untuk mengantar paper milikmu yang harus di revisi besok. Keluar kau, aku didepan rumahmu.” Kata-kata Minyeong berhasil membuat Shin-Hae benar-benar tersedak. APA? DIRUMAHKU?!

Sontak Shin-Hae memutus sambungan telpon lalu dengan sigap Shin-Hae berlari ketempat Kyuhyun berada, dengan sangat tidak sopan memotong pembicaraan ketiga orang yang sedang berduka cita. Kyuhyun tercekat melihat wajah Shin-Hae yang tiba-tiba saja muncul tepat didepan wajah Kyuhyun.

“Aku pinjam mobilmu sebentar.” Ujar Shin-Hae sambil merogoh kantung celana Kyuhyun demi mendapatkan kunci mobil milik pria itu. Setelah mendapatkannya, Shin-Hae tersenyum sambil menunjukkan deretan giginya yang telrihat putih dan rapi dengan ketulusan yang dibuat-buat. “Akan kukembalikan dengan selamat.” Lalu setelah itu Shin-Hae benar-benar pergi dari hadapan Kyuhyun.

******

Shin-Hae menjalankan mobil dengan kecepatan diatas normal saat Minyeong untuk ketiga kalinya menghubungi ponselnya. “Tidak fans-nya, tidak idolanya, sama-sama membuat sakit kepala!” Gerutu Shin-Hae sebal saat telah melihat mobil Minyeong terparkir tepat didepan rumahnya. Shin-Hae segera berlari menghampiri mobil tersebut dan masuk kedalamnya.

“Mana paperku?” Minta Shin-Hae sambil mengadahkan tangannya kearah Minyeong. Namun, Minyeong tak menoleh kearah Shin-Hae sama sekali, justru tatapannya terpaku pada mobil yang dibawa Shin-Hae.

“Ya, kau mengganti mobilmu?” Tanya Minyeong mengalihkan pembicaraan.

“Tidak.” Jawab Shin-Hae sekenanya.

“Kau tau, mobil yang kau bawa mirip sekali dengan mobil milik Kyuhyun. Aku baru saja melihatnya di Fansite.” Ujar Minyeong dengan nada terkagum-kagum.

Shin-Hae kembali merasa jantungnya hampir saja lepas dari tempatnya. Sialan! Apasih yang tidak diketahui gadis ini dari Cho Kyuhyun? Bahkan mobil pria itu saja dia hafal. Benar-benar gawat jika berada terlalu lama didekat wanita ini.

“Kau pikir hanya Cho Kyuhyun-mu saja yang memiliki mobil itu, huh? Cepat berikan paperku.” Akhirnya Minyeong menoleh kearah Shin-Hae, menyerah lalu memberikan paper yang dibicarakannya tadi. Setelah mengembalikannya, Minyeong kembali mengamati mobil yang dibawa Shin-Hae.

“Aku benar-benar merasa mobil itu tidak asing.” Shin-Hae tak lagi perduli dengan ucapan sahabatnya. Bersiap turun dari mobil Minyeong dan meninggalkan gadis itu.

“Terimakasih papernya.” Ujar Shin-Hae sebelum benar-benar meninggalkan Minyeong. “Ah, mobil ini memang milik Cho Kyuhyun, karna sebentar lagi aku akan menjadi nyonya Cho.” Ucap Shin-Hae yang jelas-jelas terdengar guyonan bagi Minyeong. Karna Minyeong-pun sering mengatakan bahwa dialah yang akan menjadi nyonya Cho.

“Langkahi dulu mayatku, Shin-Hae~ssi.” Teriak Minyeong saat Shin-Hae sudah masuk kedalam mobil.

******

Shin-Hae telah tiba didepan rumah Kyuhyun. Setelah mematikan mesin mobil, Shin-Hae beranjak turun dan berniat masuk kedalam. Namun langkahnya terhanti saat dengan tak sengaja paper miliknya terjatuh, menghamburkan kertas-kertas yang berada didalamnya yang terhembus angin.

“Argh” Erang Shin-Hae kesal saat merasa kesialannya terus terjadi hari ini. Mulai dari lemparan kotak gaun, kejutan dari Victoria dan Sooyoung, dan yang terakhir di gadis busuk Minyeong. Hah, pernikahannya saja belum dimulai, dan dia sudah disuguhi bermacam-macam rintangan. Sepertinya pernikahan ini akan menjadi neraka dunianya.

Kertas terakhir yang harus diambilnya terbang menjauh ketengah jalan, membuatnya mau tak mau sedikit berlari untuk meraih kertas tersebut. Hampir saja dia bisa meraih kertas tersebut jika tidak dengan tiba-tiba seseorang dari belakangnya menarik tubuhnya menjauh setelah teriakan nyaring meneriaki namanya terdengar.

Sedetik setelah tubuhnya ditarik menjauh, terdengar suara mesin mobil yang melintas begitu saja didekatnya. Sial! Dia sama sekali tidak menyadari ada mobil yang berada tepat dihadapannya. Jika saja orang yang menariknya tidak bergerak cepat, mungkin tubuhnya sedang tergeletak lemah ditengah jalan dan hampir mati!

Shin-Hae terdiam saat tubuhnya didekap dengan erat dalam sebuah dekapan. Tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang. Apakah degupan jantungnya berasal dari ketakutan yang melanda karna dia hampir saja mati atau karna tubuh seseorang yang sedang mendekapnya yang sialannya terasa hangat dan begitu nyaman?

“Bodoh, kau benar-benar ingin mati rupanya.”

Suara itu. Suara yang sangat dibencinya menyambangi telinganya. Suara milik seseorang yang akan dia nikahi besok. Cho Kyuhyun. Dia sekarang berada didalam dekapan Cho Kyuhyun. Sialan, siapa yang menyangka berada didalam dekapannya bisa semenyenangkan ini?

TBC

 

Saya mahasiswi gila yang menjelang sidang masih aja nulis FF.

Jangan dicontoh -.-

 

FF ini aku buat Cuma untuk selingan doang.

Maksudnya, dari pada aku ga publish FF, mending aku publish yang abal dulu, haha.

Abis yang lain menguras otak -.- jadi aku buat FF yang rada gampangan.

Maaf kalo FF-nya terkesan ‘alay’

Kalo FF yang lain udah dapet ide, saya bakal meninggalkan FF ini, kkk