nan neomu miwo

Heechul menyipitkan matanya ketika dia tak melepaskan pandangan matanya dari wajah Kyuhyun yang kini tengah berada dihadapannya. Kurang lebih selama 10 menit Heechul terus melakukan itu, membuat Kyuhyun risih dengan tatapan menyeramkan dari hyungnya.

“Ah waeyo~ katakan saja, aku lelah.” Akhir Kyuhyun membuat Heechul menegakkan dagunya menatap Kyuhyun secara angkuh.

“Kau menghamili gadis itu?” Bisik Heechul agar semua member yang masih berada disekitar mereka tidak mendengar pertanyaan Heechul. Kyuhyun mendesah lelah sambil menggelengkan kepalanya lemah.

“Ani!” Jawab Kyuhyun dengan nada tersinggung. Menghamili gadis itu? Cih, kenal saja tidak.

“Lalu kenapa kau menikahinya?” Suara Heechul meninggi, penasaran harga mati dengan hubungan yang dimiliki Kyuhyun dan juga wanita menarik yang baru dia temui.

“Tanyakan saja pada orangtuaku, mereka yang berulah. Ah, sudahlah, aku ingin pulang.”

Kyuhyun meninggalkan Heechul yang masih berdiri ditempat semula, meninggalkan Heechul yang masih terlalu penasaran dengan status suami-istri yang telah disandang Kyuhyun dan juuga wanita itu. Apakah semuanya nyata?

Hyung yang menyebalkan telah kembali.

******

Shin-Hae menarik dua koper besar miliknya ke pintu depan. Kebisingan suara roda kecil kopernya yang mengeluarkan bunyi berdecit saat dijalankan membuat Kyuhyun terjaga dari tidurnya. Kyuhyun menoleh kesamping, biasanya dia akan menemukan istrinya masih tertidur tapi tidak kali ini. Jadi Kyuhyun memutuskan untuk bangkit dan menelusuri suara decitan yang membangunkannya. Itu pasti ulah istrinya.

Kyuhyun mendapati Shin-Hae tengah memakai sepatu lets berwarna merah terang dengan dua buah koper besar miliknya berada disamping gadis itu. Ah, Kyuhyun hampir lupa, gadis itu ingin menyewa sebuah flat, mungkin hari ini adalah kepindahannya.

“Kau akan pindah?” Suara Kyuhyun membuat Shin-Hae menghentikan gerakan terakhirnya mengikat tali sepatu dan mendongak kearah pria terkenal yang tidur dengannya semalaman. Shin-Hae hanya mengangguk lalu kembali membentuk simpul baru pada tali sepatunya, dan selesai.

Shin-Hae berdiri menghadap Kyuhyun, “Pinjam ponselmu.”Shin-Hae mengadahkan tangannya kearah Kyuhyun meminta ponselnya diberikan pada Shin-Hae. Kyuhyun tidak bertanya apapun dan menyerahkan ponselnya. Shin-Hae mengetikkan beberapa kombinasi angka lalu ponsel tersebut dikembalikan pada sang empunya. “Itu nomor ponselku, hubungi aku jika keadaan darurat. Jika kau menghubungiku hanya untuk merecoki hidupku, akan kubunuh kau.” Ancam Shin-Hae yang sama sekali tidak dicerna Kyuhyun.

Shin-Hae mulai menarik kopernya dengan kesusahan karna Kyuhyun tau seberapa beratnya dua kper milik gadis itu.

“Butuh bantuan?” Tawar Kyuhyun yang membuat Shin-Hae melongo tak percaya.

******

“Ini tempatnya?” Tanya Kyuhyun sambil melihat kesekeliling apartment yang cukup bagus untuk ukuran seorang mahasiswi. Kyuhyun memandang lebih jauh dan menemukan gedung yang paling besar disekitaran sini dengan tulisan besar-besar Korea University. Kyuhyun tidak asing lagi dengan Universitas tersebut, karna beberapa kali dia pernah mengisi acara ditempat itu. Yang baru diketahuinya, ternyata banyak apartment yang disewakan khusus untuk para mahasiswa-nya.

“Ya, disinilah aku akan tinggal. Tidak jauh, kan? Apartment-mu ada disebelah sana.” Shin-Hae menunjuk kearah gedung tinggi yang terlihat begitu jelas dari tempat mereka berada sekarang. Jelas saja terlihat sangat jelas, mereka hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk sampai ditempat ini.

“Ingat, kau tidak boleh menelponku karna alasan yang tidak jelas. Hanya menghubungiku saat keadaan gawat, oke?” Shin-Hae memberi petuah yang hanya mendapat balasan anggukan tanda mengerti.

Kyuhyun mengenakan topi dan juga kacamata yang sama-sama berwarna hitam. Dia akan membantu gadis itu membawa koper miliknya yang beratnya tak kira-kira. Kyuhyun tidak akan membantu gadis itu jika saja dia tidak memberitahu bahwa kamarnya terletak dilantai 12. Terbayang sesuah apa gadis itu jika dia membawa kopernya sendiri?

“Kau yakin akan mengantarku?” Tanya Shin-Hae sekali lagi. Sebenarnya pertanyaan ini sudah diulang gadis itu sebanyak 7 kali, dan kali ini adalah yang ke-8. Shin-Hae mengkhawatirkan Kyuhyun jika dia terpergok sedang mengantar seorang gadis ke apartmentnya dengan membawa dua koper gadis itu. Akan seperti apa media nantinya memberitakan masalah ini.

“Kau bilang apartment ini selalu sepi jika siang hari karna seluruh penghuni sedang belajar disana.” Kyuhyun menunjuk kearah Univeristas. Memang benar, tapi kesialan bisa saja terjadi, kan? Shin-Hae ngeri membayangkan jika apa yang diperkirakannya akan benar-benar terjadi.

“Baiklah, kalau begitu kita harus cepat.”

Dengan mudahnya Kyuhyun membawa dua buah koper tersebut menuju kamar Shin-Hae yang berada dilantai 3. Kyuhyun dan Shin-Hae memilih menggunakan lift dari pada tangga yang akan mengakibatkan Kyuhyun kelelahan membawa koper seberat itu.

Mereka menunggu hingga lift terbuka, menunggu dalam diam, tidak membicarakan apapun.

“Yak, bagaimana jika ada seseorang yang mengenalmu? Lebih baik kau pulang saja, aku bisa membawa koper ini sendiri.”

Kyuhyun menangkis tangan Shin-Hae yang hendak mengambil kopernya. “Aku hanya ingin melihat dimana kamar istriku, apa itu tidak boleh?”

Shin-Hae berhasil terdiam, darahnya berdesir saat mendengar Kyuhyun mengucapkan kata istriku. Degupan jantungnya mulai berulah. Apa-apaan ini, bagaimana bisa detakan jantung Shin-Hae berulah karna seseorang yang dibencinya habis-habisan? Tidak mungkin!

Pintu lift terbuka, lift itu kosong, hanya meninggalkan mereka berdua saja. Shin-Hae menekan angka 3 pada tombol lift dan pintu segera tertutup. Namun sebelulm pintu lift benar-benar tertutup segerombolan para orangtua menghampiri lift tersebut dan memasukinya hingga lift terisi penuh.

Shin-Hae sama sekali tidak takut dengan terbongkarnya identitas Kyuhyun saat ini, karna Shin-Hae yakin, para orangtua ini tidak terlalu tertarik dengan boyband yang sedang digilai para remaja masa kini.  Jadi dia mengabaikan Kyuhyun yang kini tengah sibuk menutupi wajahnya yang sebenarnya sudah cukup tertutup.

Shin-Hae yang memiliki tubuh kecil, dihimpit oleh para orangtua yang cukup tinggi membuatnya kesulitan untuk mendapat udara diruang sekecil ini. Shin-Hae berusaha memundurkan langkahnya agar dia bisa mendapatkan tempat yang lebih luas namun punggungnya telah menabrak pembatas lift, jadi dia sama sekali tidak bisa bergerak. Tapi Shin-Hae tak putus asa, baru saja dia mendapat ide untuk bergeser kearah kiri, tiba-tiba saja lengannya ditarik kearah berlawanan, ketempat dimana Kyuhyun berada.

Kyuhyun menarik lengan Shin-Hae agar gadis itu berdiri tepat disampingnya dan berusaha membuat gadis itu nyaman dengan posisinya. Walaupun Shin-Hae sudah mendapat tempat yang cukup luas, Kyuhyun tidak melepas genggamannya pada lengan Shin-Hae, begitu juga dengan Shin-Hae, dia merasa nyaman dengan genggaman tersebut. Dia terlalu nyaman dengan genggaman tersebut. Tunggu.. Nyaman?

Lift berdenting, saat dimana dia harus melepas genggaman tangannya karna Kyuhyun harus membawa dua buah koper milik Shin-Hae. Baru kali ini dia merasa lift bergerak lebih cepat dari biasanya. Seharusnya dia memilih kamar yang berada dilantai 10.

Shin-Hae dan Kyuhyun telah tiba dikamar Shin-Hae yang terbilang cukup lega untuk ukuran satu orang. Kamar itu terlihat sangat nyaman dengan minimnya barang-barang yang terlihat didalam kamar tersebut.

“Ini kamarmu?” Kyuhyun melihat kesekeliling dengan pandangan tidak percaya.

“Kenapa?”

“Apa kau yakin akan tinggal disini? Apartment kita lebih baik untuk ditinggali.”

“Wah wah, apakah saat ini seorang Cho Kyuhyun merasa takut ditinggal sendiri oleh istrinya?” Sindir Shin-Hae dengan senyuman kecil.

Kyuhyun menoleh kearah Shin-Hae dengan tatapan kesal. “Sudah 8 tahun aku tinggal sendiri di dorm tanpa kehadiranmu, dan hidupku baik-baik saja, bahkan jauh lebih baik sebelum aku bertemu denganmu.”

Sikap Kyuhyun yang menyebalkan kembali, membuat Shin-Hae sempat merutuki dirinya sendiri yang sempat terpesona oleh kelembutan Cho Kyuhyun tadi. Sepertinya Kyuhyun lebih berbakat menjadi seorang aktor daripada seorang penyanyi.

“Jangan memulai, Cho Kyuhyun. Aku sedang malas berdebat denganmu. Sebaiknya kau pergi dari sini sebelum seseorang mendapati seorang penyanyi terkenal sedang bertamu ke kamar kecilku yang tak layak pakai.” Sindir Shin-Hae terang-terangan, sekaligus mengusir suaminya yang telah berbaik hati mengantar dan membawa dua koper yang beratnya tak kira-kira.

“Seperti ini balasanmu setelah ku bantu, huh? Setidaknya berikan aku makan dulu, aku lapar, belum sarapan.” Kyuhyun menggerutu dengan nada pelan diakhir kalimat, dan kata-kata itu membuat Shin-Hae mendengus tak percaya.

“Apa kau lupa kalau aku baru saja pindah hari ini, huh! Itu berarti aku juga tidak memiliki apapun untuk dimakan, bodoh.” Shin-Hae mengerucutkan bibirnya kesal.

“Ya kalau begitu cepat pesan makanan. Kau tidak tau ya kalau seluruh restoran sekarang menyediakan jasa pesan antar?” Cibir Kyuhyun dengan nada kesal. Dia memang cukup sensitif jika telah menyangkut masalah makanan.

Oke, Shin-Hae akan menuruti ucapan pria itu kali ini. Hanya kali ini! Dia sedikit malas untuk berdebat dengan Kyuhyun karna setelah pria itu pergi dia harus merapihkan barang-barang yang baru saja dia bawa dari apartment mereka, jadi dia memiliki tenaga lebih, tidak akan dia sia-siakan untuk berdebat dengan Kyuhyun hanya karna masalah sepele. Astaga, ternyata yang menyangkut nama Cho Kyuhyun itu selalu menyusahkan.

Satu jam kemudian lima jenis makanan yang mereka pesan tiba dan telah berakhir didalam perut mereka yang kelaparan. Siapa yang sangka jika Kyuhyun yang kelihatan berat badannya normal untuk ukuran pria ternyata memiliki napsu makan yang besar? Dia menghabiskan tiga jenis makanan porsi cukup besar sendirian. Bukankah setiap artis ukuran makannya harus selalu dijaga?

“Sekarang pergi. Aku ingin istirahat.” Usir Shin-Hae sambil merapihkan bungkusan makanan mereka.

“Baiklah, aku pergi sekarang.” Kyuhyun bangkit. Menyambar jaket dan juga kunci mobilnya lalu melangkah menuju pintu keluar. Namun saat hendak membuka pintu, Kyuhyun berbalik dan menatap Shin-Hae. “Pastikan ponselmu selalu aktif, aku akan menghubungimu lagi nanti.” Setelah itu Kyuhyun benar-benar menghilang dari balik pintu flatnya.

Shin-Hae awalnya mengabaikan perkataan pria itu, namun lama kelamaan dia tersadar seperti ada yang aneh dari perkataannya. Pastikan ponselmu selalu aktif, aku akan menghubungimu lagi nanti. Bukan kah itu terdengar seperti seorang suami yang berjanji akan menghubungi istrinya lagi untuk sekedar menanyakan kabar?

Shin-Hae menggelengkan kepalanya kuat-kuat untuk membuang pikiran itu jauh-jauh. Tidak mungkin seperti itu, kan? Ah, pasti ada yang salah dengan otak gadis itu.

******

Minyeong setengah berlari menuju flat Shin-Hae dengan riang. Dia membawa sebuah majalah yang tentu akan dia pamerkan pada Shin-Hae. Minyeong memang tau benar jika temannya itu membenci Super Junior, justru karna mengetahui hal itulah Minyeong semakin gencar menceritakan dan membanggakan Super Junior pada Shin-Hae. Setidaknya, dia harus sadar bahwa dia tidak memiliki alasan untuk membenci Super Junior yang memang tidak ada cacatnya itu.

“Ya.. Ya.. Ya.. Kau tau, Super Junior akan ke London dua hari lagi!!! Apa kau akan meliput mereka? Bisakah aku ikut? Jebaaal~” Pinta Minyeong dengan wajah memelas yang sangat menggelikan, membuat Shin-Hae ingin menendang bokong wanita itu hingga keluar dari apartmentnya.

“Kalau aku bisa, aku bahkan ingin berganti posisi denganmu. Aku akan mengizinkanmu ke London bersama Super Junior-mu itu dan aku tinggal di Seoul. Itu lebih terdengar seperti surga, kau tau.” Balas Shin-Hae malas mendengar ocehan sahabatnya yang tak jauh dari Super Junior. Dia masih sibuk merapihkan apartmentnya yang hampir selesai jika Minyeong tidak dengan tiba-tiba datang dan merecoki hidupnya.

“Cih, gadis bodoh! Aku selalu menyumpahimu setiap harinya agar kau bisa menyukai Super Junior dan disaat itu benar-benar terjadi, aku akan menertawakanmu habis-habisan, nona Kim.” Cibir Minyeong kesal.

“Sayang, sepertinya sumpah serapahmu tidak ampuh untukku.” Shin-Hae memberikan senyum kemenangan kearah Minyeong, membuat gadis itu semakin kesal hingga dia ingin memukul wajah sahabatnya itu dengan majalah yang masih dia pegang. Ah, majalah!

“Ah, lihat!” Minyeong menyodorkan majalah khusus dari agensi Super Junior. “Mereka mengatakan bahwa mereka menyediakan satu tiket untuk diperebutkan para ELF menuju London untuk menyaksikan Super Show disana. Dan kau tau, mereka juga memperbolehkan siapapun yang beruntung mendapatkan tiket itu untuk makan malam bersama Super Junior!! Ah, aku bisa gila jika tidak bisa mendapatkan tiket itu. Aku harus mendapatkannya!!!” Teriak Minyeong menggebu-gebu.

Apa? Satu tiket gratis? Shin-Hae segera merebut majalah tersebut dan membacanya dengan jarak dekat, takut-takut jika matanya salah melihat tulisan yang tertera. Super Junior akan mengadakan kencan buta dengan salah satu fansnya yang beruntung di London. Syarat yang harus dipenuhi hanya, fans tersebut harus memiliki salah satu Album Super Junior (apapun) Namun saat nanti mereka mendaftarkan nama mereka untuk mengikuti acara kencan buta tersebut, fans harus memiliki sebuah alasan mengapa mereka membawa Album tersebut. Alasan yang paling menyentuh akan mendapatkan satu buah tiket geratis ke London dan makan malam bersama dengan Super Junior.

Shin-Hae menggelengkan kepalanya pelan sambil membuang majalah tersebut jauh-jauh dari pandangannya. Satu kesimpulan yang didapat Shin-He adalah, bahwa agensi itu sudah gila!

******

SMent Building, Seoul, South Korea

Shin-Hae dipaksa duduk oleh Eunhyuk setelah kedatangannya ke gedung SM. Shin-Hae mendapat telpon pagi-pagi sekali dari pendiri fansite tempatnya bekerja untuk diminta datang ke gedung SM, tentu Shin-Hae tidak membantah, karna ini perintah langsung dari boss besarnya. Namun setibanya disana, Shin-Hae justru langsung diculik oleh member Super Junior.

“Yak! Aku tidak ada urusan dengan kalian hari ini, aku ingin menemui ketua Fansite-ku.” Bentak Shin-Hae kesal saat dirinya lagi-lagi harus bertemu dengan Super Junior. Tidak bisakah sehari saja didalam hidupnya dia tidak bertemu dengan pria-pria berwajah menyebelakan ini? Dan.. Dimana Cho Kyuhyun? Pria itu tidak ada diruangan ini.

“Minggir, aku mau pergi.” Shin-Hae bangkit dan mendorong kuat tubuh Eunhyuk yang menghadang langkahnya hingga pria itu tersungkur ke sofa yang didudukinya tadi.

“Ya ya ya! Tunggu, duduk dulu. Dengar, kali ini kami membutuhkan bantuan darimu.” Kangin menahan tangan Shin-Hae yang langsung ditepis dengan sedikit kasar, membuat Kangin tentu saja terkejut, karna dia belum pernah diperlakukan seperti itu.

“Bantuan apa?” Tanya Shin-Hae akhirnya menyerah, dan kembali duduk disofa bersama dengan Eunhyuk yang tadi sempat terjatuh diatas sofa karna dorongan Shin-Hae. Gadis ini benar-benar jauh dari kata feminin, kan?

“Tentang acara kencan buta bersama Super Junior itu.” Jelas Eunhyuk seakan Shin-Hae telah mengetahui apa yang dia maksud dengan kencan buta yang dibicarakannya.

Shin-Hae mendengus lelah, dia tau apa yang akan selanjutnya dikatakan oleh pria yang mendapat julukan monyet ini. Pasti dia akan dipaksa mendaftarkan namanya untuk menjadi kandidat sebagai peserta kencan buta, lalu mereka bisa terbebas dari bayang-bayangan Sasaeng yang memang ditakuti oleh boyband-boyband se-Korea Selatan.

Eunhyuk baru saja hendak melanjutkan penjelasannya, namun Shin-Hae segera menolak bahkan sebelum dimintai tolong. “Tidak. Aku tau maksud kalian semua, dan jawabanku adalah tidak akan! Kenapa harus aku? Kalian jelas-jelas tau kan aku ini membenci kalian.” Gerutu Shin-Hae tak jelas lalu kembali bangkit, hendak meninggalkan ruangan khusus Super Junior.

“Yak! Kau ini sama sekali tidak memiliki sopan santun ya?” Teriak Kangin yang emosinya tak lagi bisa ditahan. Dia sudah mendapatkan perilaku yang membuatnya sakit hati dari gadis itu dan sekarang dia menolak permohonan Super Junior dengan seenaknya.

Bukan Shin-Hae namanya jika dia tidak melawan. Shin-Hae menatap Kangin dengan tatapan membunuh sambil menyipitkan matanya, menambah aura kejam yang segera terpancar setelanya, dan ternyata tatapan itu cukup membuat Kangin takut yang memperlihatkan dengan jelas bahwa pria itu tengah menelan cairan salivanya susah payah.

“Waeyo?!” Tantang Shin-Hae. “Kalian membawaku secara paksa ketempat ini apa kalian memiliki sopan santun? Cih, yang benar saja! Kenapa kalian tidak mencari wanita lain saja?!” Lanjutnya dengan nada yang sarat emosi.

“Sudah-sudah.” Lerai Ryeowook yang terlihat tegang. Dia duduk tepat disebelah Shin-Hae dan mulai menjelaskan dengan cara yang lebih halus lagi. Merayu Shin-Hae agar dia bisa membantu. Akhir-akhir ini ulah Sasaeng fans semakin mengerikan, dan mereka takut jika yang terpilih nanti adalah seorang Sasaeng, maka mereka berada dalam bahaya.

Sebenarnya, Shin-Hae mendaftar ataupun tidak, dia akan tetap pergi ke London bersama Super Junior, seharusnya ini lebih menguntungkan, karna itu berarti dia bisa menempati kamar hotel yang mewah, menikmati makan malam yang harganya tentu saja tidak main-main. Kedengaran seperti surga jika saja boyband yang dipilih untuk dikencani bukan Super Junior.

Dia bisa saja menerima tawaran menggiurkan itu, tapi entah kenapa tiba-tiba saja nama Minyeong terlintas diotaknya. Jika wanita itu tau Shin-Hae mengikuti acara tersebut dan sudah dipastikan menjadi pemenangnya, apa yang akan dilakukan Minyeong nanti? Apakah dia akan membunuh Shin-Hae? Hah, kalian harus tau seberapa fanatiknya gadis gila itu terhadap Super Junior.

Shin-Hae memutuskan untuk menolak penawaran tersebut, walaupun dia sangat menginginkan kencan itu. Baik, dia akan menolak.

Baru saja Shin-Hae ingin menolaknya dengan suara yang tegas, namun tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok Kyuhyun dan Heechul yang sepertinya baru saja menyelesaikan lari paginya. Tidak ada yang aneh memang, tapi penampilan pria itu terlihat…

Rambutnya yang acak-acakan itu terlihat basah karna keringat, wajahnya yang tampak pucat sama sekali tidak mengurangi ketampanannya, kaus putih polos yang dikenakannya hampir keseluruhannya basah dan menampilkan apa yang berada didalamnya.

Kyuhyun sempat menoleh sedetik kearah Shin-Hae, seperti telah mengetahui bahwa istrinya akan diseret oleh hyung-hyungnya keruangan ini, jadi dia tidak terlalu terkejut. Dia menghampiri meja dan mengambil botol minumnya dan menenggaknya dengan cepat, membuat setetes air mengalir dari sudut bibirnya dan turun menuruni lehernya yang terlihat seperti seorang model yang tengah mengiklankan sebuah minuman dingin. Sialan!

“Nah,” Tiba-tiba saja suara bisikan milik Eunhyuk menyambangi telinga Shin-Hae. “Apa kau rela suamimu yang terlihat menggoda itu berkencan dengan wanita lain?”

******

Shin-Hae menunduk lemah saat mendapati dirinya ternyata telah berada dibarisan yang tengah menunggu dibukanya tempat pendaftaran kencan buta dengan Super Junior. Berbaur dengan para fans yang mengeluarkan suara bising setiap kali membicarakan Super Junior.

Shin-Hae melirik album Twins yang dibawanya sebagai persyaratan. Album ini tentu saja bukan miliknya, Eunhyuk yang memberikannya sebagai persyaratan yang harus dipenuhi. Shin-Hae sama sekali belum memikirkan apa alasan yang akan dia gunakan nanti. Tapi itu sama sekali tidak penting. Dia akan menulis apapun, pasti dia akan terpilih, kan?

“YAK!” Shin-Hae terkejut saat seseorang meneriakinya dari samping tubuhnya.

Tidak perlu menjadi paranormal untuk mengetahui siapa yang meneriakinya. Dia bahkan sudah sangat mengenal jenis suara itu, suara yang selalu menganggu hidupnya setiap hari dengan ocehan yang membuat Shin-Hae kesal. Itu Minyeong.

“KAU KAU KAU!!!! Kenapa kau ada disini?!” Dengan tidak tau malunya gadis itu terus meneriaki Shin-Hae hingga beberapa wanita yang berada didekat mereka menoleh, menjadikan Minyeong sebagai pusat perhatiannya. Sialan, wanita ini benar-benar memalukan!

“Kecilkan suaramu!” Bisik Shin-Hae kesal karna tiba-tiba saja suasana menjadi sedikit hening dari sebelumnya.

“Kau ingin mendaftar? Tapi… Kenapa?”

“Memangnya kenapa? Mereka mengatakan yang terpilih akan mendapatkan kamar mewah di hotel bintang lima dan juga makanan yang kau tau sendiri, makanan terlezat dan paling mahal. Siapa yang tidak tergiur?” Shin-Hae terlihat antusias saat menceritakan mengenai perjalanannya ke London nanti.

Pabo pabo pabo!” Minyeong mendorong kepala Shin-Hae pelan hingga tiga kali dengan jari telunjuknya. “Semua yang ikut serta disini menginginkan Super Juniornya, bukan hotel atau makanannya! Lagipula, memangnya kau tidak diberi fasilitas ya oleh Fansite-mu itu?” Lanjutnya masih dengan kening berkerut. Minyeong memang tidak mudah untuk ditipu.

“Aku tidak seperti kalian yang terlalu memuja pria-pria itu. Fasilitas yang diberikan Fansite-ku pasti berbeda dengan apa yang akan diberikan SMent. Seperti tidak tau SMent saja.” Shin-Hae menurunkan sedikit nada bicaranya diakhir kalimat.

Minyeong masih ingin melanjutkan ocehannya, namun harus dihentikan karna lima orang wanita yang sepertinya sebagai panitia acara ini telah memasuki ruangan dan suasana pun menjadi ramai kembali. Oke, ini benar-benar dimulai.

Shin-Hae beruntung datang lebih awal, jadi dia tidak perlu mengantri lama untuk mendapatkan giliran. Kini dia telah duduk dimeja dan mengisi form yang berisikan biodata dan juga alasan mengapa dia membawa album tersebut.

“Sepertinya aku pernah melihatmu.” Ucap sang panitia yang berada dimeja Shin-Hae. Tentu saja gadis itu tidak terlalu terkejut, karna beberapa kali Shin-Hae pernah diwawancarai mengenai Super Junior oleh salah satu stasiun TV karna dialah orang yang selalu merekam kegiatan pria-pria itu.

“Iya, aku dari Fansite official Super Junior Korea.” Tangannya masih sibuk menuliskan kata-kata terakhir sebagai alasan mengapa dia membawa album Twins. “Selesai.” Lanjut Shin-Hae saat dia sudah menandatangani form sebagai sentuhan terakhir.

Panitia itu mengambil form milik Shin-Hae dan membaca singkat dari awal hingga akhir, namun pandangannya terhenti di kolom paling akhir, tempat Shin-Hae menuliskan alasan yang menjadi pertaruhan apakah dia bisa pergi ke London bersama Super Junior atau tidak.

“Believe?” Panitia itu mengerutkan keningnya saat hanya melihat satu kata saja yang ditulis Shin-Hae.

“13elieve.” Ralat Shin-Hae. “Kau harus selalu mempercayai idolamu, kan? Dan siapa idolaku sudah tertulis juga disana. 13.” Shin-Hae mengedipkan sebelah matanya pada panitia lalu meninggalkannya cepat-cepat. Dia masih harus kembali ke apartment Kyuhyun karna pagi-pagi sekali pria itu sudah menyuruhnya kesana.

******

ShinKyu’s Apartment, Seoul, South Korea.

“Wae?” Tanya Shin-Hae saat dia telah tiba diapartment dan mendapati Kyuhyun tengah bersantai didepan TV LCD super besar yang tengah menayangkan siaran langsung pertandingan sepak bola yang sama sekali tidak dimengerti Shin-Hae.

“Noona akan tiba sepuluh menit lagi disini.” Jawab Kyuhyun santai seakan masalah ini hanya masalah kecil.

“Apa?! Kenapa tidak kau katakan lebih awal, huh!” Teriak Shin-Hae kesal dengan kelakuan pria malas itu.

Dengan cepat Shin-Hae melempar tasnya keatas meja lalu berlari kedapur, membuatkan sesuatu yang setidaknya bisa terlihat seperti mereka benar-benar menjalankan kehidupan pernikahan yang selayaknya.

Tidak mungkin Shin-Hae memasak, memasak adalah satu-satunya kelemahan gadis itu. Jadi dia memilih membuatkan secangkir teh untuk Kyuhyun. Itu bisa memperlihatkan betapa hebatnya Shin-Hae menjadi seorang istri, kan?

Dengan setengah berlari Shin-Hae membawakan teh untuk Kyuhyun lalu duduk tepat disebelah Kyuhyun.

“Apa ini?” Tanya Kyuhyun heran dengan cairan yang dibawa istrinya.

“Itu teh, bodoh!” Apakah Cho Kyuhyun ternyata sebodoh ini?

“Teh dari negara mana yang berwarna hitam seperti ini?” Balas Kyuhyun ragu sambil mengangkat gelas yang berisi cairan berwarna hitam pudar.

“Jangan banyak protes! Minum saja. Mungkin aku salah membuatnya.”

“Salah? Hanya membuat teh saja bisa salah? Apa sih kehebatanmu selain memegang kamera?”

Shin-Hae mendelik kesal kearah Kyuhyun. Rasa-rasanya dia ingin menyiramkan teh panas tersebut ke wajah tampannya. Dia benar-benar tidak bisa menjaga mulutnya agar tidak mengeluarkan kata-kata yang membuat oranglain sakit hati mendengarnya.

“Cih, biar ku ganti!” Shin-Hae kesal, merebut gelas itu hendak menggantinya dengan yang baru. Namun gerakan tangan Kyuhyun lebih cepat untuk menyambar lengan Shin-Hae dan digenggamnya tangan gadis itu.

“Seperti ini saja kita sudah terlihat seperti pasangan suami istri sungguhan, tidak usah melibatkan properti-properti yang tidak penting.” Kyuhyun menarik lengan Shin-Hae agar lebih mendekat kearah tubuhnya dan melingkarkan lengannya disekitaran bahu gadis itu.

“Nah, seperti ini baru benar.”

Shin-Hae tersentak dengan rangkulan Kyuhyun. Tidak sepert biasa, seharusnya ini terasa salah, kan? Tapi entah mengapa Shin-Hae justru merasa bahwa posisi ini adalah posisi yang seharusnya mereka lakukan. Hangatnya lengan pria itu, lembutnya genggaman pria itu, dan seberapa menggodanya bau tubuh pria itu. Dia tidak bisa menahan lagi otaknya untuk tidak berpikir bahwa Kyuhyun memang contoh nyata tipe ideal para wanita diseluruh dunia.

Shin-Hae hanya bisa diam, tiba-tiba saja seluruh sarafnya berhenti bekerja, dia hanya ingin duduk berlama-lama dengan posisi seperti ini, merasakan betapa indahnya menjadi istri seorang Cho Kyuhyun. Cho Kyuhyun? Setelah mengingat nama itu, Shin-Hae segera tersadar dan menjauhkan tangan Kyuhyun dari bahunya.

“Cih, aku tidak sudi berdekatan denganmu.” Shin-Hae beringsek menjauh dari tubuh Kyuhyun.

Kyuhyun hanya menatap gadis itu heran. Mungkin hanya dia satu-satunya wanita yang menolak mendapat rangkulan dari seorang Magnae Super Junior, Cho Kyuhyun. Apa dia tidak tau seberapa banyak wanita diluar sana yang menginginkan posisinya sekarang?

“Terserah kau sajalah!” Teriak Kyuhyun kesal, melanjutkan menonton pertandingan bola yang tidak ada bagus-bagusnya.

Shin-Hae mengerutkan bibirnya kesal, mencibir kearah Kyuhyun lalu menggumamkan sesuatu yang tak bisa terdengar jelas. Shin-Hae masih tidak menyukai Kyuhyun, terkadang kelakuan pria itu diluar batas, seperti berperilaku tanpa menggunakan otak.

Dia cukup heran dengan orang-orang yang selalu mengagung-agungkan kemenangan Kyuhyun pada olimpiade matematika yang dimenangkannya. Cih, itu bahkan hanya olimpiade matematika, bukan menemukan ramuan pencipta mesin waktu! Benar-benar berlebihan!

Tidak beberapa lama, Intercom apartment mereka berbunyi. Itu pasti Ah-Ra. Shin-Hae segera bangkit dan membukakan pintu.

Ah-Ra tersenyum riang saat Shin-Hae baru saja membukakan pintu apartment, menunjukkan cengiran lebarnya sambil mengangkat dua bungkusan besar yang dibawanya. Mau tak mau Shin-Hae membalas senyuman itu tak kalah lebarnya dan membantu Ah-Ra membawa salah satu dari dua bungkusan besar yang dibawanya.

“Kalian naik pesawat jam berapa?” Tanya Ah-Ra setelah menemukan Kyuhyun yang masih sibuk berkutat dengan remote TV.

“London? Nanti malam kita berangkat.” Shin-Hae yang menjawab.

“Ah, kalau begitu aku akan membantumu berkemas.” Ah-Ra menarik lengan Shin-Hae menuju sebuah kamar yang sudah dikenal Ah-Ra, karna dulu apartment ini adalah miliknya.

“Tidak perlu, aku sudah berkemas. Aku hanya membawa dua buah pakaian dan juga peralatan kamera. Semua sudah ku bereskan.” Shin-Hae menahan tarikan Ah-Ra. Menahan agar Kakak perempuan Cho Kyuhyun itu tidak memaksa lagi untuk membantunya berkemas. Karna seluruh barang Shin-Hae sudah tidak ada lagi di apartment ini, semua sudah dia pindahkan ke flat miliknya.

“Hmm?” Ah-Ra memiringkan kepalanya sambil memandang Shin-Hae bingung. “Kau belum tau ya kalau kepergianmu ke London bukan hanya untuk konser?” Tanya Ah-Ra dengan kening berkerut. Pasti adik laki-lakinya itu belum memberitahunya.

Ah-Ra sudah menelpon Kyuhyun sebelum datang ke apartment untuk memberitahukan bahwa Ibunya memberikan sebuah paket liburan selama tiga hari di London setelah Konser bersama Super Junior selesai. Memberikan waktu untuk Shin-Hae dan Kyuhyun berada di London selama tiga hari hanya berdua saja dan diluar jadwal pekerjaan mereka.

“Ah.. Kencan buta? Itu juga aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Aku sud…”

Perkataan Shin-Hae dipotong begitu saja oleh Ah-Ra yang geram karna Shin-Hae masih belum mengerti inti pembicaraan yang dimaksud Ah-Ra.

“Bukan! Kalian akan berbulan madu selama tiga hari di London setelah konser selesai. Apa Kyuhyun belum memberitahumu?” Beritahu Ah-Ra yang dibalas tatapan terkejut oleh Shin-Hae.

“APA? BULAN MADU?!”

TBC

Ini cincin pernikahan Kyuhyun sama Shin-Hae waktu itu. Mereka lupa kan kalo mereka belum punya cincin pernikahan, dan akhirnya mereka nikah pake cincinnya si Kyuhyun yang biasa dipake buat konser.

shinkyurings

Yang dilingkarin itu cincin yang dipake Shin-Hae.

 

Dan entah kenapa akhir-akhir ini si Kyuhyun kalo konser suka pake cincin di jari manis tangan kiri, jadi kaya lagi pake cincin pernikahan beneran bahaha XD