!!!!!!tumblr_muh57llJTY1rcoad1o1_1280 copyyyy

Note: Menceritakan sebelum Kyuhyun dan Shin-Hae menikah.

Shin’s Home, Seoul, South Korea

21.05

Shin-Hae baru saja terlelap setelah kembali dari Samsung Electronics, dan dia sangat bersyukur karna bossnya yang sekaligus merangkap menjadi tunangannya tidak berada di perusahaan hari ini karna perjalanan dinas yang mengharuskannya terbang ke England kemarin malam, jadi dia bisa pulang lebih awal tanpa hambatan yang biasanya selalu dilakukan Kyuhyun.

Tubuhnya serasa remuk, seperti dipukuli diseluruh bagian tubuhnya. Oh, bagaimana tidak, hari sabtu kemarin Kyuhyun mengajaknya berkencan dengan gayanya. Tidak perlu dijabarkan seperti apa gaya yang dimaksud, si pria kaya raya yang tak pernah takut menghamburkan uangnya dalam hitungan jam yang bahkan nyaris mencapai jutaan dollar.

Shin-Hae yang memang selalu menolak jika diajak berkencan dengan pria itu, tidak dapat lagi menemukan alasan yang tepat, jadi Kyuhyun menyeretnya paksa menuju bioskop yang ternyata sudah disewa satu studio khusus untuk mereka berdua saja. Lalu makan malam yang juga ternyata dia telah menyewa satu restoran di hotel bintang lima hanya untuk mereka berdua. Bayangkan, satu restoran hotel bintang lima!

Jadi gadis ini ambruk, tidak kuat lagi menahan rasa lelah dan kantuk yang sudah dideritanya sejak pagi tadi. Bahkan gadis itu berbaring di ranjang masih dengan pakaian kantor lengkap beserta tas dan high heels-nya. Untuk sekedar melepas tas pun dia tak sanggup.

Matanya mulai terbiasa dengan gelap, matanya semakin terpejam dan hampir menjelajahi dunia mimpinya kalau saja Samsung miliknya tidak mengeluarkan bunyi nyaring yang seketika membuat matanya kembali terbuka lebar. Telpon sialan! Disaat seperti inilah Shin-Hae merutuki sang pencipta ponsel yang menyajikan tingkat nada dering hingga level 10, dan tololnya dia mengatur nada dering ponselnya hingga level teratas yang mengeluarkan bunyi paling nyaring.

Dia bangkit dengan kesal, merogoh tas Chanel-nya dan mengeluarkan Samsungnya, tak lupa melihat siapa sang penelpon yang tak punya otak, agar dia bisa menyiapkan kata-kata sambutan untuk orang tersebut. Shin Minji sialan! Dengan segera dia menggeser tombol berwarna hijau kearah kanan dan tersambunglah dia pada Minji.

“Kau keparat! Aku baru memejamkan mata selama lima detik dan kau menggangguku! Ada apa?!” Teriak Shin-Hae kuat-kuat. Dia memang selalu mengerikan jika telah menyangkut masalah tidur.

“Kau akan berterimakasih pada wanita yang kau sebut keparat ini kalau kau tau apa tujuanku menelponmu. Cepat keluar, aku di depan rumahmu.” Ujar Minji dari sebrang sana, dan sialnya terdengar serius. Dia tau jika Minji telah menggunakan nada bicara yang seperti itu, maka ada hal yang sangat urgent untuk dikatakan.

“Di rumahku? Malam-malam begini? Kau gila ya?!”

“Ah cepat keluar saja!”

Dan setelahnya sambungan telpon itu terputus. Sangat brengsek, kan? Ini adalah satu-satunya kesempatan untuk istirahat, karna esok dia yakin tidak akan bisa pulang kerumah secepat hari ini karna bossnya yang sialannya adalah kekasihnya, pasti akan menahan gadis itu lebih lama untuk bersamanya sebelum kembali kerumah. Minji keparat, apakah dia benar-benar bisa disebut sebagai sahabat?

Shin-Hae keluar, tentu saja masih dengan tampilan acak-acakannya yang membuat Minji, Il Woo, dan Min Woo tercengang melihatnya. Shin-Hae tak ingin repot-repot membaca pikiran ke-tiga manusia paling brengsek yang dia kenal, karna pasti isi kepalanya tak jauh-jauh dari kata astaga, inikah yang akan dinikahi Cho Kyuhyun? Wanita seperti ini? Pasti seputaran itu, mengingat mereka memang selalu meragukan keputusan Kyuhyun untuk menikahinya.

“Hey, calon nyonya Cho,” Suara Il Woo lah yang pertama kali terdengar ditelinga Shin-Hae. Dia mengamati tampilan gadis itu dari atas kepala hingga ujung kaki dengan tatapan geli. “Kau lupa ya sebentar lagi kau akan menjadi wanita incaran nomor satu para Netizen, untuk mengetahui seperti apa cinderela yang akan menikahi pangeran impian abad ini. Dan kau masih bisa-bisanya keluar rumah dengan tampilan seperti ini?” Lanjutnya masih dengan nada meremehkan.

Minji dan Min Woo pun menyetujui ucapan Il Woo dengan terkekeh. Oh, apa-apaan ini!

“Kalian datang kerumahku malam-malam seperti ini hanya untuk mengomentari penampilanku? Apa kalian tidak punya kegiatan lain? Pulanglah!” Bentak Shin-Hae kesal, menatap ketiga manusia yang telah dinobatkannya sebagai sahabat dengan tatapan mengerikan. Apakah mereka tidak lihat sudah semerah apa matanya saat ini karna menahan kantuk yang sudah dia rasakan sejak pagi tadi?

“Galak sekali, aku heran kenapa Kyuhyun bisa mencintaimu habis-habisan.” Kali ini perkataan Minji yang membuat Shin-Hae kesal. “Ayo, kita hampir terlambat.” Lanjutnya sambil menarik lengan Shin-Hae untuk mengikutinya kearah BMW milik Il Woo.

“Hampir terlambat?” Ucap Shin-Hae dengan nada kebingungan, tapi dia masih rela saja mengikuti Minji. “Kalian mau membawaku kemana, huh? Apa ini ulah Kyuhyun?!” Lanjutnya ketika sebuah nama terlintas diotaknya. Ya, ini pasti ulah pria itu!

Shin-Hae duduk disamping Minji, Il Woo menyetir dengan Min Woo duduk disampingnya. Tidak ada yang menjawab, semuanya tiba-tiba diam seperti orang tolol yang tidak tau apa-apa. Shin-Hae menatap Minji yang duduk disebelahnya, gadis itu berpura-pura tidak menyadari tatapan Shin-Hae yang jelas-jelas tertuju padanya.

“Shin Minji, katakan,” Pinta Shin-Hae dengan nada rendah yang terdengar sangat mengancam. “Ini ulah kau, ulah mereka berdua,” Shin-Hae menunjuk kearah Il Woo dan Min Woo menggunakan dagunya. “Atau ulah Cho Kyuhyun?”

“Aish! Tidak bisakah kau hanya duduk diam manis disini tanpa bertanya?”

“Ini ulah Cho Kyuhyun, kan? Pria itu benar-benar! Jika bertemu dengannya, akan kubunuh dia.”

Shin-Hae mendecak kesal, tebakannya pasti benar. Siapa lagi yang berani menyuruh Il Woo, Min Woo, dan Minji malam-malam seperti ini menjemputnya, dan mungkin Kyuhyun menyuruh mereka membawa Shin-Hae ke bandara mengingat jadwal kepulangan Kyuhyun memang malam ini.

“Kau akan membunuhnya tepat di hari ulangtahunnya? Kejam sekali.” Ucap Min Woo menjawab semua pertanyaan yang masih bertebaran diotaknya.

“Apa? Ulangtahun?”

******

Kyuhyun melirik jamnya berkali-kali, kepulangannya terlambat satu jam karna pesawat yang ditumpanginya terlambat datang. Hampir saja Kyuhyun mencari seseorang yang bertanggung jawab atas maskapai yang akan dia tumpangi untuk memaki orang itu karna tidak becus dalam menentukan kapan jadwal keberangkatan dengan pasti.

 

Di Korea sudah hampir pukul 10 malam, dan dia masih berada diatas pesawat. Pukul 12 malam nanti usianya bertambah satu angka. Oh, terkutuklah bagi yang berpikir bahwa Kyuhyun tidak sabar menunggu datangnya tanggal 3 februari, yang dia tunggu hanya gadis itu, memastikan apakah dia tau besok adalah hari kelahirannya atau tidak.

 

Denyut nadinya berdebar tak karuan, menebak sendiri apakah gadis itu benar-benar mengenal dirinya atau tidak? Oh demi Tuhan, Kyuhyun hanya ingin gadisnya mengingat hari esok, hari yang penting didalam hidupnya, 030288. Apakah sulit untuk mengingat kombinasi angka itu? Angka tiga angka dua dan dua kali angka delapan.

 

Tidak, gadis itu pasti tidak mengingatnya, atau bahkan dia tidak ingin repot-repot mencari tau tentang dirinya sama sekali. Oh, betapa menjengkelkannya ini! Kyuhyun menertawakan dirinya sendiri karna setelah melihat gadis itu untuk pertama kalinya diperusahaan Min Woo, sepulang dari sana Kyuhyun segera memberi perintah anak buahnya mencari data-data gadis itu. 180792. Bahkan Kyuhyun segera menyimpan kombinasi angka itu didalam otaknya.

 

Kyuhyun segera mendengus lega saat pilot mengatakan bahwa mereka telah berada di Korea. Sekali lagi Kyuhyun melirik jam tangannya, pukul 23.05 sialan, kenapa kerja pesawat menjadi sangat lambat?!

 

******

 

“Kyuhyun ulangtahun? Benarkah?” Tanya Shin-Hae yang masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Min Woo tadi. Astaga, bahkan tanggal kelahiran pria itu saja dia tidak tau. Kekasih macam apa dia.

 

“Kau sudah melontarkan pertanyaan yang sama sebanyak 6 kali, dan aku tidak ingin menjawab untuk yang ke-7 kalinya. Astaga, kekasihmu itu kan orang yang cukup berpengaruh di Korea, wajahnya selalu menghiasi majalah-majalah ternama dan mereka berulang kali memasang biographi kekasihmu. Apa kau tidak pernah membacanya salah satunya?” Cibir Minji kesal, dan gelengan kepala dari Shin-Hae sebagai jawabannya, semakin membuat Minji kesal.

 

“Sudah sampai.”

 

Mobil yang ditumpangi Shin-Hae telah berhenti sejak 5 detik yang lalu, setelah melihat keluar, Shin-Hae tau dimana dia sekarang.

 

“Astaga! Apa kita sedang berada di rumah presiden?!” Pekik Minji saat dia ikut menoleh keluar jendela mobil ketika Il Woo mengatakan bahwa mereka telah sampai ditempat tujuan. Tentu saja hanya Minji yang tercengang, karna Shin-Hae, Il Woo, dan Min Woo sudah pernah menyambangi rumah Kyuhyun sebelumnya. Bahkan terlampau sering.

 

“Untuk apa kita kesini? Apa Kyuhyun sudah didalam?” Tanya Shin-Hae dengan nada ragu sekaligus ketakutan.

 

“Pesawatnya mungkin baru saja tiba di Incheon 5 menit yang lalu, jadi dia belum ada dirumah. Perjalanan dari Incheon kerumah ini membutuhkan waktu 45 menit, jadi kita masih bisa membuat kejutan didalam sana.” Jelas Il Woo lalu turun dari kursi penumpang yang segera diikuti oleh yang lainnya.

 

“Mrs.Cho first,” Il Woo merentangkan tangannya kearah pintu masuk rumah Cho Kyuhyun, dia mengganti kata-kata ladies first menjadi… Ah, menggelikan.

 

Pintunya tak terkunci, jadi mereka bisa leluasa masuk kedalam rumah megah milik Cho Kyuhyun. Shin-Hae sempat melirik kearah Minji yang masih terperanah hebat oleh isi dari rumah ini. Dan ekspresi wajahnya sukses membuat Shin-Hae terkekeh geli.

 

Dia kembali, datang lagi kerumah ini. Shin-Hae bisa mengingat kapan terakhir kali dia menginjakkan kakinya dirumah ini, saat Kyuhyun membawanya dalam keadaan tertidur dimobil, dan keesokan paginya Shin-Hae mendapati dirinya telah tertidur diranjang yang sama dengan Kyuhyun.

 

Pipinya memanas, dan pasti sudah memerah. Astaga, hanya dengan membayangkannya saja sudah sukses membuat tubuhnya bergetar, bagaimana jika dia bertemu Kyuhyun nanti. Mereka memang masih rutin bertemu, tapi rasanya akan berbeda jika mereka saling bertemu dirumah seperti ini.

 

“Kita kekamarnya saja, aku sudah mendapatkan kuncinya.” Il Woo mengeluarkan sebuah kunci yang memiliki gantungan kunci yang sangat Shin-Hae kenali. Itu adalah pemberiannya, sebenarnya itu digunakan untuk ponsel, tapi Kyuhyun menggantungnya pada kunci kamar. Strap handphone bertuliskan YES yang dia berikan saat Kyuhyun menagih jawaban atas lamarannya.

 

Mereka menaiki tangga, menuju tempat dimana kamar Kyuhyun berada. Lantai dua, pintu kamar paling besar adalah kamar pria itu. Mau tak mau kenangan itu kembali menyambangi kepalanya, saat Shin-Hae menghampiri Kyuhyun yang tengah terbaring lemah saat dia sakit dihari Kyuhyun akan memperkenalkannya pada keluarga besarnya.

 

“Aku harus melaporkan ini pada negara. Apakah penghasilan Samsung Electronics sangat mencengangkan hingga pria itu bisa menghiasi isi rumahnya dengan benda-benda yang pasti memiliki harga yang tidak murah. Mungkin Kyuhyun melakukan korupsi misalnya?” Ucap Minji dengan nada mencibir sekaligus kagum. Matanya memang tak pernah lepas dari seluruh isi rumah Cho Kyuhyun yang bisa disebut sangat mewah.

 

Tidak ada yang menanggapi ucapan Minji, karna menurut mereka, ingin melaporkan Kyuhyun ke bagian negara manapun tidak akan pernah berhasil mengungkap kasus korupsi pria itu, karna semua benar-benar hasil kerja kerasnya. Oh bayangkan saja, bahkan Hyundai, si pencipta mobil itu dikalahkan peringkatnya oleh Samsung yang hanya menciptakan benda-benda elektronik. Apakah itu tidak gila? Ya, seperti itulah Cho Kyuhyun.

 

“Jadi, sekarang kita harus apa?” Tanya Shin-Hae saat mereka telah berada didalam kamar Cho Kyuhyun.

 

Kamar yang sangat Cho Kyuhyun. Rapih, bersih, elegan, dan memiliki bau yang sangat khas. Bau pria itu. Kamarnya masih sama seperti waktu itu, tak ada yang berubah. Hanya sprei yang berganti warna menjadi warna putih dengan garis hitam tebal tepat ditengahnya.

 

“Seharusnya kau yang memikirkan itu, karna kami tidak memiliki apapun sekarang.” Ujar Il Woo santai, pria itu bersandar dengan melipat kedua tangannya didepan dada didekat jendela besar yang menyuguhkan pemandangan kota Seoul dimalam hari.

 

“Apa?! Aku juga tidak memiliki apapun, bahkan dompetku tertinggal dirumah!”

 

Il Woo mengangkat bahunya santai, “Ya sudah, tunggu saja sampai kekasihmu kembali dan biarkan dia melakukan apapun yang ingin dia lakukan terhadapmu. Kau itu adalah hadiah terindah yang pernah dia dapatkan.”

 

Sedetik setelah Il Woo mengucapkan kalimatnya, dia mendapati hadiah berupa lemparan flat shoes dibagian dadanya. Tidak perlu bertanya siapa yang melakukannya, sudah pasti gadis mengerikan itu.

 

“Hey nona, kau mengotori kemejaku. Ish, tidak kau, tidak Kyuhyun sama saja. Suka menyiksa dan menyusahkan.” Ucap Il Woo sambil membersihkan kemeja putihnya yang sekarang memiliki bercak noda kecokelatan ditempat dimana Shin-Hae melemparkan sepatunya.

 

“Kyuhyun tidak cabul seperti kau. Urusi otakmu yang hanya ada tentang seks saja!”

 

Tiba-tiba mereka diam. Min Woo dan Il Woo bersamaan melirik kearah Minji yang tengah mencoba mengalihkan pandangannya dari manapun, asalkan tidak bertemu dengan mata Il Woo. Mereka sama-sama tau bahwa Minji baru saja memaafkan Il Woo karna kebiasaan buruknya, dan sekarang Shin-Hae kembali mengungkitnya.

 

“Ng, sepertinya kita harus pergi. Mungkin Kyuhyun akan tiba sebentar lagi.” Min Woo-lah yang akhirnya membuka suara, memecahkan keheningan yang sempat terjadi. Demi Tuhan yang baik hati, Shin-Hae sangat berterimakasih karna Tuhan telah mengirimkan Min Woo untuk berada disisinya pada saat seperti ini. Karna hanya dialah yang bisa mencairkan suasana.

 

“Benar, kita harus pergi.” Ucap Il Woo menyetujui. “Dan kau, tunggu kekasihmu disini, jangan pergi kemanapun. Berikan Kyuhyun kejutan saat dia membuka pintu kamarnya.” Lanjutnya dengan petuah yang harus dijalaninya.

 

“Baiklah, aku tau apa yang harus ku lakukan.”

 

“Kalau begitu, kami pergi. Selamat bersenang-senang Shin-Hae~ssi.”

 

******

 

Badannya tidak lagi terasa remuk seperti sebelumnya, tubuhnya mulai terbiasa dengan perasaan nyaman seperti ini. Wewangian yang menenangkan, tubuh yang hangat, dan berbaring diranjang yang nyaman. Tunggu… Apa? Ranjang?! Dengan seketika mata Shin-Hae terbuka lebar yang langsung disuguhkan oleh pemandangan yang sangat indah.

 

Pemandangan yang dilihatnya bukan seperti pemandangan pegunungan, perkebunan, atau apapun yang menurut manusia lainnya indah namun menurutnya membosankan. Yang dia lihat saat ini adalah, seorang pria dengan kulit putih pucat tengah memejamkan matanya. Dengan kemeja hitam yang lengan panjangnya dilipat hingga batas siku, dua kancing teratas kemeja itu sengaja dibuka dan nyaris memperlihatkan bentuk dadanya yang sudah pasti sangat menggiurkan. Rambut pria itu tampak berantakan, namun sialannya terlihat seksi.

 

Itu Kyuhyun, Kyuhyun-nya yang masih terlelap. Bisa dipastikan jika pria itu baru saja terlelap, melihat pakaian yang dia kenakan masih lengkap, pakaian yang belum dia tukar menjadi piyama. Shin-Hae memutuskan untuk tetap pada posisi seperti ini untuk beberapa menit, hanya beberapa menit, dia berjanji. Oh, tidak tidak. Bisakah dia melakukannya selama satu jam penuh? Oh, baiklah! Mungkin dia bisa berada diposisi seperti ini semalaman penuh. Dia tidak akan pernah puas jika pemandangan yang disajikan seperti ini.

 

Ah, bagaimana dia bisa tertidur diranjang ini bersama Kyuhyun? Shin-Hae mencoba mengingat apa yang terakhir kali dia lakukan dikamar ini. Dia menemukan sebuah novel klasik diatas nakas yang diletakkan tepat disamping ranjang, lalu dia merasa tertarik dan mulai membacanya. Namun baru dua lembar novel itu dibacanya, matanya benar-benar tak bisa diajak bekerjasama lagi. Dan dia terlelap.

 

Seharusnya Kyuhyun-lah yang terkejut saat melihat Shin-Hae berada dirumahnya, bahkan didalam kamarnya. Namun, kini Shin-Hae lah yang terkejut, lucu kan?

 

“Cepat berhenti menatapku dan alihkan wajahmu kearah manapun sebelum aku menciummu.”

 

Shin-Hae terkesiap hebat saat Kyuhyun tiba-tiba membuka matanya, mata yang tidak menandakan bahwa dia baru saja terjaga dari tidurnya. Apakah pria itu benar-benar tidur? Pria itu memiringkan posisi tidurnya, menghadap kearah Shin-Hae dan mereka bertatapan selama beberapa detik. Mata kecokelatan Kyunyun jelas menghipnotis, siapapun yang sudah bertatapan mata dengan Kyuhyun, sudah pasti akan sulit untuk mengalihkan tatapannya.

 

“Aku sudah memperingatkanmu, jadi jangan coba untuk melepasnya.”

 

Sedetik setelahnya, Kyuhyun berguling dan kini dia berada tepat diatas tubuh Shin-Hae, mengunci tubuh gadis itu dengan tubuhnya yang sudah menekannya agar gadis itu tidak bisa bergerak. Kyuhyun belum menyentuhkan bibirnya, namun kening dan hidung mereka sudah bersentuhan. Tidak ada lagi jarak diantara mereka.

 

“Kenapa kau berada dikamarku?” Pertanyaan pertama, berarti satu kecupan, dan kecupan yang pertama ditanamkan Kyuhyun dikening gadisnya.

 

“Aku… Bisakah kau lepaskan aku dulu? Aku tidak bisa menjawabnya dengan posisi seperti ini.”

 

“Tidak, aku sudah memperingatkanmu tadi, tapi kau mengabaikannya. Katakan, aku ingin mendengar jawabanmu.”

 

“Karna hari ini ulangtahunmu.”

 

“Aku tau, lalu?”

 

Sialan!

 

“Hanya itu, aku tidak memiliki alasan lain.”

 

Kyuhyun menghembuskan napasnya kesal, lalu kembali melanjutkan apa yang ingin dia tanyakan.

 

“Aku tidak melihat mobilmu digarasi atau dimanapun. Siapa yang mengantarmu?” Kini satu kecupan manis dipipi. Kecupan itu sengaja diberikan dengan cara yang sangat lembut, dan seketika darah gadis itu berdesir hebat. Ada sesuatu yang lain yang dirasakan tubuhnya saat menerima kecupan sangat lembut dari bibir tebal pria itu. Oh, terkutuklah Cho Kyuhyun, dia pasti sengaja melakukannya!

 

“Siapa lagi kalau bukan ketiga anak sialan itu yang tiba-tiba saja menculikku dan membawaku kerumahmu.”

 

Kyuhyun menganggukkan kepalanya kecil, bahkan hampir tak terlihat, menandakan bahwa dia menerima alasan gadis itu.

 

“Terakhir.” Ucap Kyuhyun kini sedikit menurunkan tubuhnya, menyejajarkan posisi bibirnya tepat didepan bibir Shin-Hae. Oh astaga. Kecupan dipipi saja sudah membuat tubuhnya merasa panas, dan kini pria itu akan menciumnya dibibir. “Aku minta hadiahku.” lanjutnya.

 

Inilah yang membuatnya kesal setengah mati tadi malam. Ketiga manusia tolol itu bahkan tidak menyiapkan apapun untuk diberikan pada Kyuhyun.

 

“Hmm, aku tidak punya apapun. Dompetku bahkan tertinggal di….”

 

Kyuhyun meletakkan jari telunjuknya diatas bibir gadisnya, memberi tanda bahwa dia harus diam, menghentikan perkataannya.

 

“Aku menginginkanmu, bisakah kau berikan itu untukku? Aku ingin kita menikah, secepatnya. Apakah terlalu sulit untuk dikabulkan?”

 

Shin-Hae terperanah, tiba-tiba saja teringat ucapan Il Woo yang mengatakan bahwa dia adalah hadiah terindah yang pernah Kyuhyun dapatkan. Pipinya seketika memerah. Oh astaga, ada apa dengan hari ini! Shin-Hae tentu sudah terbiasa dengan Kyuhyun yang selalu mendekati dan berusaha untuk mendapatkan cintanya. Tapi seperti ada yang berbeda dengan hari ini, dan diapun tidak mengerti apa itu.

 

“Kita sudah pernah membicarakannya. Kita akan menikah, dalam waktu dekat. Kau bisa menunggu kan sebentar lagi?”

 

“Kalau satu minggu yang kau sebut sebentar, aku menganggap ini adalah satu minggu pertama dalam hidupku yang kurasa berjalan sangat lambat. Dan sekarang aku memintamu diam, jangan bergerak, atau aku akan menahanmu seharian diatas ranjangku.”

 

Oh tidak, tidak! Apa yang akan dia lakukan, teriak Shin-Hae dalam hati.

 

Wajah Kyuhyun mulai bergerak, dengan sangat pelan dia menepis jarak yang hanya tersisa satu centi itu dan… Oh Tuhan! Bukan bibir incaran pria itu, dia mulai mengecup bahunya yang terbuka. Sialan! Kerah kemejanya sudah terbuka, entah ulah pria itu atau memang karna ketidaksengajaan mengingat posisi tidurnya yang tidak benar.

 

“K-kau mau apa,” Shin-Hae mulai menggerakkan badannya mencoba lepas dari dekapan Kyuhyun.

 

“Ku bilang diam, jangan bergerak.” Desis Kyuhyun kesal. Dia semakin mengeratkan dekapannya. Oh, sialan! Kyuhyun yang bossy telah kembali.

 

Shin-Hae diam, tidak ingin bergerak lagi jika imbalannya dia semakin terperangkap dalam dekapan Kyuhyun. Pria itu bergerak semakin panas, menciumi bahu, leher, dan sesekali menciumi telinga gadis itu yang membuat darahnya lagi-lagi berdesir hebat dan panas. Oh, perasaan ini lagi!

 

Kini tangan pria itu mulai bergerak turun, mengincar sesuatu yang sudah Shin-Hae tau.

 

“Kyu, stop! Kita belum menikah, tidak boleh melakukan hal yang seperti ini.” Pinta Shin-Hae dengan nada ketakutan, dan Kyuhyun berhenti, lalu tertawa ringan dileher Shin-Hae karna kepolosan gadis itu.

 

Kyuhyun kembali menegakkan tubuhnya, menatap wajah kekasihnya lagi lalu dikecupnya bibir mungil Shin-Hae.

 

“Inilah yang ku khawatirkan jika kita hanya berdua saja didalam kamar, aku tidak bisa mengendalikan napsu ku. Sebesar itulah pengaruhmu terhadapku, jadi jangan coba-coba mengundurkan tanggal pernikahan lagi. Atau aku akan menyeretmu ke depan altar kapanpun aku mau.”

 

Shin-Hae hanya menganggukkan kepalanya, tidak tau harus mengatakan apa. Sebenarnya dia masih terlalu syok dengan apa yang baru saja Kyuhyun coba lakukan jika dia tidak memintanya untuk berhenti. Apakah Kyuhyun mencoba untuk melakukan hubungan badan? Ah, apakah benar pria itu tidak pernah memiliki hubungan dengan wanita manapun sebelumnya? Tapi sepertinya dia sudah sangat ahli melakukan, ehm… Yang tadi itu.

 

“Oke, kurasa aku harus mandi.” Kyuhyun melepasnya, dan tiba-tiba saja rasa kekecewaan itu muncul. Apa-apaan ini, apakah Shin-Hae mulai terbiasa dengan kehadiran Kyuhyun didekatnya dan tidak ingin ditinggalkan? Ini bukan Kim Shin-Hae yang biasanya, seperti ada mahluk lain yang sedang merasukinya, astaga!

 

“Hmm, Kyu.” Kyuhyun yang hampir saja menutup pintu kamar mandi yang terletak tepat besebelahan dengan pintu kamarnya, kembali menampakkan kepalanya hingga batas dagu.

 

“Apa?”

 

“Apa Samsung Electronics akan bangkrut jika kau tidak bekerja satu hari saja? Aku ingin berkencan denganmu hari ini.”

 

Apa ku bilang, pasti ada makhluk lain yang tengah merasuki tubuhku, kan? Apa?  Berkencan? Astaga.

 

******

 

Kyuhyun yang tampak semakin bersemangat setelah Shin-Hae mengajaknya berkencan, keluar dari kamar mandi dengan senyuman mempesonanya yang jarang sekali dia perlihatkan didepan umum. Dan bisa-bisanya Shin-Hae melongo hebat melihatnya, disaat seperti ini dia masih saja belum bisa menyesuaikan pandangan matanya terhadap seberapa besar pesona Kyuhyun yang menyilaukan itu.

 

Si Kyuhyun sialan itu hanya mengenakan kemeja putih polos yang dilapisi jas santai berwarna abu-abu terang dan celana jeans hitam. Hanya sesederhana itu tampilannya hari ini, tapi pesonanya tidak berkurang sama sekali, justru semakin bertambah karna dia terlihat lebih muda dari biasanya, tampil selayaknya pria berumur 27 tahun.

 

“Aku suka melihatmu memakai jeans.” Puji Kyuhyun yang ternyata juga tengah menilai penampilannya hari ini.

 

Ya, mereka sama-sama memakai jeans, dan juga sama-sama mengenakan pakaian berwarna putih untuk dalaman, bedanya hanya gadis itu mengenakan kaus bukan kemeja. Jaket levis berwarna hijau tua melapisi kaus putihnya, dan dilehernya sengaja dipakaikan syal tipis untuk menutupi bercak-bercak merah yang Kyuhyun tinggalkan tadi. Pria yang sangat sialan, kan?

 

“Dan aku benci menggunakan syal disaat musim panas seperti ini.” Sindirnya yang sukses membuat Kyuhyun terkekeh pelan, meliriknya dengan tatapan nakal sekaligus seksi.

 

“Ayo, kita berkencan.” Ucap Kyuhyun menarik lengan gadis itu kearah meja dimana biasanya Kyuhyun meletakkan kunci Audi-nya.

 

Nyaris satu centi lagi Kyuhyun menyentuh kunci mobilnya, namun harus berhenti karna Shin-Hae tiba-tiba meneriakinya dan menahan lengan Kyuhyun untuk menyentuh kunci itu.

 

“Kenapa?” Kyuhyun mengerutkan keningnya.

 

“Tidak ada mobil hari ini, oke?”

 

“Apa? Lalu bagaimana kita bisa…” Seketika raut wajah Kyuhyun berubah menjadi terkejut, ternyata tau apa yang diinginkan gadisnya. “Jangan katakan kalau hari ini kita menaiki kendaraan umum? Semacam bus? Astaga, aku tid….”

 

Shin-Hae menghentikan omelan Kyuhyun dengan membungkam mulut pria itu menggunakan telapak tangannya. “Bus? Kau berharap kita melakukan adegan menjijikan yang selalu disuguhkan pada drama di TV? Oh, maaf kalau itu yang kau pikirkan, kau salah. Aku bahkan tidak mengerti setiap haltenya.”

 

“Lalu?” Tanya Kyuhyun setelah berhasil membebaskan mulutnya dari tangan gadis itu, dan kini tangan gadis itu berada didalam genggamannya. Genggaman yang hangat dan lembut.

 

“Aku melihat ada motor besar di garasimu. Itu milikmu, kan? Aku ingin kita pergi menggunakan motor.” Cengiran gadis itu tampak tak berdosa.

 

Ya, sebelum akhirnya dia terlelap menunggu Kyuhyun malam itu, dia sempat mengitari rumah Kyuhyun yang membutuhkan waktu tiga menit untuk menemukan dapur yang tak lagi dia ingat letaknya. Disana, tepat didepan dapur terdapat satu buah pintu besar berwarna hitam yang membuatnya penasaran, jadi dia membukanya dan menemukan sebuah garasi besar yang berisikan mobil-mobil mewah milik Kyuhyun. Hanya ada satu, dipojok yang hampir tak terlihat, disitu terdapat satu buah motor besar berwarna hitam yang menarik minatnya untuk menaiki motor itu bersama Kyuhyun, jadi dia memintanya sekarang.

 

“Motor? Kau yakin?”

 

Angguk gadis itu yang mendadak ceria. Kyuhyun memang memiliki satu buah motor, itu pun milik Ayahnya dulu. Dia tidak tertarik dengan kendaraan beroda dua, tapi dia cukup mahir dalam menjalankannya. Dan sekarang, gadisnya meminta untuk dia membawa motor itu dengan keceriaan seperti dia baru saja dihujani miliaran dollar. Siapa yang berani menolaknya dan menghancurkan

senyuman itu menjadi rengutan kesal. Jadi, ya, dia akan menggunakan motor itu.

 

******

 

“Oh?! Lihat!” Suara Minji sukses membuat Min Woo dan Il Woo yang tengah membincangkan harga saham pada hari ini menoleh kearah yang ditunjuk gadis itu.

 

“Apa?” Balas Il Woo kesal karna tidak melihat apapun yang bisa dianggap menarik.

 

“Itu, lihat didepan garasi!” Tunjuk Minji sekali lagi meyakinkan mata Il Woo bahwa ada sesuatu yang sangat menarik untuk dilihat.

 

Ya, mereka bertiga tidak pulang tadi malam, memilih memata-matai Shin-Hae dan Kyuhyun dari depan gerbang rumah Kyuhyun. Sebenarnya mereka tidak harus melakukan ini, mereka bisa saja mendapatkan dua kamar didalam sana jika Minji tidak menolak tawaran itu mentah-mentah.

 

Alasan mereka menginap? Lagi-lagi ini adalah ide konyol Minji, dia hanya ingin melihat bagaimana kemesraan yang akan mereka perlihatkan setelah ditinggalkan berdua saja dirumah itu. Kata Min Woo, Minji terlalu banyak menonton drama Korea. Dan.. Ya, Il Woo setuju akan hal itu.

 

“Itu Kyuhyun?” Tanya Il Woo nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Cho Kyuhyun yang itu, kan? Si CEO Samsung Corp? Dan dia mengendarai motor?!” Lanjutnya terus mendekatkan diri kejendela mobilnya untuk memastikan bahwa yang dia lihat benar-benar Cho Kyuhyun.

 

Min Woo yang duduk disamping Il Woo mengangguk seakan menjawab pertanyaan yang Il Woo lontarkan. Mereka sama-sama terkejut. Pasalnya, Kyuhyun tidak menyukai kendaraan beroda dua, semua orang tau itu. Tapi hari ini? Dia bahkan akan mengendarainya. Wanita memang bisa mengubah segalanya, kan?

 

“Ah, kenapa harus Shin-Hae yang ditemui Kyuhyun lebih dulu. Jika aku yang ditemuinya dulu, apa dia akan mencintaiku sebesar dia mencintai gadis bodoh, itu?” Gumam Minji tanpa sadar. Lalu setelahnya dia mendapat tatapan tajam dari Il Woo yang membuatnya mengeluarkan cengiran tak berdosa.

 

******

 

Shin-Hae memperhatikan itu. Memperhatikan setiap gerakan Kyuhyun yang mengenakan jaket khusus untuk mengendarai motor, masker untuk menutupi sebagian wajahnya, dan juga helm untuk melindungi kepalanya.

 

Hanya gerakan sederhana sebenarnya, gerakan yang hampir semua orang didunia juga lakukan. Tapi mengapa saat pria ini yang melakukannya terlihat berbeda? Terlihat lebih… Menggoda?

 

“Ayo.” Kyuhyun telah siap duduk dimotor besarnya. Astaga, bayangkan, pria itu dengan segala pesonanya duduk diatas motor besar dengan jaket kulit berwarna hitam, helm berwarna hitam, celana jeans hitam, dan juga sepatu kets berwarna abu-abu. Sialan, sangat menggiurkan! Betapa beruntungnya dia bisa memiliki pria ini. Pria yang dinobatkan menjadi pria paling sempurna pada abad ini.

 

Mengikuti perintahnya, Shin-Hae menaiki motor lalu mengenakan helmnya. Saat Kyuhyun menjalankan motornya, secara otomatis tubuhnya sedikit maju dan akhirnya tubuh mereka saling bersentuhan. Belum selesai sampai disitu, karna Kyuhyun tiba-tiba saja menarik lengan Shin-Hae agar gadis itu berpegangan padanya. Berpegangan? Itu hanya akal-akalan para lelaki agar mereka bisa dipeluk. Dan mau tak mau Shin-Hae pun memeluk tubuh Kyuhyun dari belakang.

 

“Kalau kita menggunakan mobil, aku tidak bisa memelukmu seperti ini.” Gurau Shin-Hae sedikit berteriak agar suaranya tak dikalahkan oleh suara mesin motor.

 

“Ah, benar juga. Sepertinya aku harus mengoleksi beberapa motor mulai besok.” Balas Kyuhyun yang membuat Shin-Hae memutar matanya. Kyuhyun memang tak akan pernah lepas dari sifat sombongnya.

 

******

 

Kyuhyun menghentikan motornya saat mereka telah tiba ditempat tujuan yang pertama. Sebuah taman kanak-kanak yang terlihat sepi. Bukan terlihat sepi, mungkin karna bangunan taman kanak-kanak ini sudah terlalu tua hingga tak ada lagi para orangtua yang mendaftarkan anak mereka ditempat ini.

 

“Kau yakin ini tempatnya? Untuk apa kita kesini?” Tanya Kyuhyun setelah melepas helm beserta maskernya. Akibat terlepasnya helm itu, rambut Kyuhyun yang sebelumnya tertata rapih kini menjadi sedikit berantakan, namun itu tidak menjadi nilai minus, justru menjadi nilai plus untuk daya tariknya.

 

“Ini sekolahku dulu.” Setelah meletakkan helmnya, Shin-Hae berjalan meninggalkan Kyuhyun.

 

Gadis itu membuka pintu gerbang tua yang memang tak dikunci, lalu melangkah menuju pintu masuk yang lagi-lagi tak terkunci. Kyuhyun sempat mengernyitkan dahinya heran, bagaimana gadis ini tau jika semua pintu yang berada disini tak terkunci. Apakah dia sering mengunjunginya?

 

Kyuhyun yang sudah disamping Shin-Hae ikut melihat-lihat seluruh ruangan yang sangat berciri khas anak kecil. Banyak lukisan-lukisan abstrak yang sepertinya dilukis oleh seluruh murid disini dulu. Lalu ada juga beberapa kertas yang bertuliskan I Love Mom and Dad.

 

“Ini sekolahmu?” Tanya Kyuhyun setelah puas memandangi ruangan tua yang dulunya menjadi kelas belajar para anak-anak.

 

“Hmm, dua tahun aku duduk disitu.” Jelas gadis itu sambil menunjuk meja beserta kursinya yang berada tepat dipojok sisi kiri deretan paling belakang. Gadis itu berada didalam lamunannya selama beberapa menit, kembali tenggelam ke masa lalu yang cukup berarti untuknya, bahkan sangat berharga karna hingga sampai saat ini dia tidak bisa melupakannya.

 

“Ada yang ingin kau tanyakan?” Tanya Shin-Hae setelah tersadar dari lamunan masa lalunya.

 

Dia melirik Kyuhyun, ternyata pria itu sedari tadi menatapnya. Tatapan yang tidak bisa diartikan. Kyuhyun maju beberapa langkah, menggapai gadisnya lalu mengusap pipinya. Tatapan pria itu mulai berubah, berubah menjadi sendu.

 

“Kenapa kau membawaku kemari?”

 

Shin-Hae mengangkat bahunya ringan, “Karna kupikir kau belum mengenalku. Jadi aku siap menceritakan semuanya padamu agar kau tidak salah pilih untuk menjadikanku istrimu.”

 

Kyuhyun tersenyum, tidak sepenuhnya tersenyum sebetulnya. Dia hanya sedikit menarik kedua ujung bibirnya. “Tidak, aku tidak akan pernah salah memilih, dan aku tidak akan pernah menyesali keputusanku untuk menikahimu walaupun aku belum mengenalmu. Dan jika memang terjadi kesalahan dalam memilihmu, aku akan mengaturnya. Aku akan mengatur semuanya agar terlihat benar. Tidak perduli bagaimana perasaanmu terhadapku, yang ku inginkan hanya kau menjadi milikku. Sudah kukatakan, kan sejak awal? Aku akan menjadikanmu tawananku, dan kau tidak akan pernah lepas dari genggamanku.

 

Gadis itu terperanah, tidak bisa mengucapkan apapun. Jika dia salah memilih, maka dia akan mengaturnya hingga semuanya terasa benar. Sebesar itukah rasa cintanya? Gadis itu terenyuh, dia memang tidak akan menolak untuk dinikahi, dia hanya ingin calon suaminya mengenal siapa dirinya yang sebenarnya.

 

“Dan tidak untuk satu hal lagi,” Lanjut Kyuhyun, kini sambil menggenggam tangan gadisnya. “Tidak, aku tidak ingin mengenalmu sekarang.”

 

Sekalilagi Shin-Hae dibuat terkejut. Tidak ingin mengenalnya? Shin-Hae mengerutkan keningnya, membuka mulut untuk bersiap melontarkan pertanyaan, namun penjelasan Kyuhyun telah lebih dahulu dituturkan sebelum sebuah pertanyaan dilontarkan.

 

“Aku tidak ingin mengenalmu sekarang, karna aku ingin mengenalmu nanti setelah kita menjadi suami istri. Aku akan menagih cerita tentang dirimu nanti, dan aku menganggap ini sebagai hutang, hutang yang harus kau bayar. Aku bisa meminta bayarannya satu perasatu, agar kita bisa memiliki banyak waktu untuk berbicara berdua, agar kita selalu bisa duduk berdampingan dirumah, membicarakan beberapa hal mengenai diri kita. Singkatnya, agar kita memiliki alasan untuk tetap saling berkomunikasi bersama, berdua.”

 

Shin-Hae perlahan mengeluarkan senyumannya, dia berdiri, mendekati Kyuhyun lalu memeluknya, memeluknya erat agar Kyuhyun dapat mengetahui seberapa besar rasa sayangnya pada pria itu hanya dengan melalui sebuah pelukan.

 

Kyuhyun-nya, Cho Kyuhyun miliknya. Bisakah dia menjadi serakah untuk satu kali saja dalam hidupnya? Dia hanya menginginkan Kyuhyun menjadi miliknya, hanya miliknya, tidak ada yang boleh menyentuhnya.

 

“Kau membuatku takut hari ini,” Kyuhyun membuat jarak diantara tubuh mereka hingga akhirnya pelukan itu terlepas. “Kau tiba-tiba ada dikamarku, mengajakku berkencan, dan setelah aku mengucapkan jenis kata yang menjijikan kau justru memelukku, tidak seperti Shin-Hae yang ku kenal.” Lanjutnya.

 

Lagi-lagi gadis itu mengangkat bahunya santai, “Mungkin karna aku sebentar lagi akan menjadi seorang isteri? Efeknya mengerikan, kan? Jika kau sudah melingkarkan cincin pernikahan dijariku, aku juga akan membuatnya menjadi hutang. Hutang yang harus kau bayar karna telah membuat daya tarikku terhadap pria lain menjadi menurun, dan sialannya aku hanya menginginkanmu. Jadi hutangmu adalah menemaniku seumur hidup, tidak boleh ada kata lelah atau menyerah. Hanya boleh ada kata setia dan sepanjang masa.”

 

“Oh sialan, aku ingin cepat-cepat menikah.” Gumamnya dengan nada kesal lalu mencium gadisnya, mencium tepat dibibir, lebih tepatnya melumat. Ciuman itu hanya ciuman ringan, tapi sukses membuat keduanya meremang. Memang tidak ada efek yang benar jika keduanya telah saling bersentuhan.

 

Shin-Hae yang melepas ciuman itu lebih dulu, mengingat bahwa ada sesuatu yang harus mereka lakukan.

 

“Bukan disini tempat tujuan yang sebenarnya, ayo.”

 

Shin-Hae menggenggam tangan Kyuhyun lalu ditariknya hingga menuju sebuah tempat yang tak jauh dari taman kanak-kanak itu. Kyuhyun mengernyitkan kening saat Shin-Hae membelokkan langkahnya kesebuah tempat makan kecil yang letaknya cukup tersembunyi, tak heran tempat itu terlihat sepi tanpa ada pelanggan.

 

Gedungnya lagi-lagi terlihat tua, sepertinya memiliki umur yang sama dengan gedung sekolah tadi. Tapi, disuasana tua inilah yang memberikan kesan kenyamanan tersendiri. Kyuhyun memang dibesarkan dilingkungan yang mewah, tak mengenal situasi seperti ini. Dan ini adalah kali pertamanya memasuki restoran se-tua ini.

 

“Kau lapar? Kau yakin ingin makan ditempat ini?” Tanya Kyuhyun memastikan, dan yang dia dapat selanjutnya adalah tatapan tajam dari gadis itu seakan mengatakan diam saja dan ikut aku.

 

“Permisi. Paman?” Shin-Hae mencoba memanggil sang pemilik tempat.

 

Kyuhyun melepaskan diri dari genggaman gadisnya, dia kembali melihat kesekitar dengan tingkat kebingungan yang tinggi. Tempat makan ini tidak terlalu besar, mungkin hanya cukup untuk sekitar lima hingga enam meja makan saja.

 

Tempat tua ini membuat Kyuhyun berasumsi bahwa gadisnya memiliki ketertarikan sendiri dengan nuansa klasik dan sejenisnya.  Ruangan ini dilapisi kayu jati yang mengeluarkan bau khas dan suara yang khas juga saat seseorang berjalan diatasnya. Tempatnya cukup sejuk tanpa ada pendingin ruangan, dan cukup steril. Itulah yang terpenting.

 

Tak lama Shin-Hae menghampirinya, menunjuk sebuah meja yang menghadap kearah timur, tepat dimana sebuah jendela besar berada didepannya, menyuguhkan pemandangan beberapa permainan yang terletak di taman kanak-kanak tadi beserta air mancur kecil yang sengaja disuguhkan untuk para tamu ditempat ini sebagai suara penenang.

 

“Kau sudah memesan?”

 

“Hmm.”

 

“Makanan apa?”

 

“Lihat saja nanti.”

 

“Ku harap bukan sayuran.”Gumam Kyuhyun, dan sialnya Shin-Hae mendengar.

 

“Kau benci sayuran? Benarkah?” Tanya gadis itu mendadak riang.

 

“Kenapa? Kau memesan sayuran, kan?”

 

Mulut Shin-Hae sudah terbuka, bersiap menjawab tuduhan Kyuhyun namun sang pemilik tempat makan ini lebih dulu muncul sambil membawakan beberapa jenis makanan yang Shin-Hae pesan, menjawab semua pertanyaan yang ada dikepala Kyuhyun sejak tadi.

 

“Itu Miyeok Guk (Sup rumput laut).” Jelas Shin-Hae saat melihat ekspresi wajah Kyuhyun yang berubah menjadi jijik setelah melihat satu mangkuk besar berisi daun berwarna hijau tua yang disajikan dengan air kaldu. “Kata para orangtua, dihari ulang tahun kita harus meminum sup ini agar mendapat keberuntungan selama satu tahun kedepan. Aku sengaja mengajakmu ketempat ini hanya untuk mendapatkan sup ini, karna hanya disinilah yang selalu menyediakan sup rumput laut, biasanya kau harus membuatnya sendiri jika menginginkan sup ini, sup ini tidak selalu dihidangkan setiap hari, hanya pada hari-hari tertentu saja.”

 

“Benarkah? Aku belum pernah mendengar hal yang seperti itu.” Ucap Kyuhyun santai, mengabaikan sup rumput lautnya dan lebih tertarik pada Bulgogi, satu-satunya makanan yang terlihat normal dimeja makannya.

 

“Keluargamu benar-benar meninggalkan adat Korea, ya? Kau benar-benar belum pernah meminum sup ini?”

 

“Apakah harus?”

 

“Terserah, buang saja kalau itu yang kau inginkan.” Rajuk gadis itu, dan mau tak mau Kyuhyun mencicipi sup tersebut dengan menggunakan sendok berukuran paling kecil yang diberikan tadi. Kyuhyun perlahan mencecap rasa kaldu dari sup tersebut, dan setelahnya dia membuat ekspresi ingin memuntahkan sup itu lagi.

 

Shin-Hae tertawa, menertawakan calon suaminya yang terlihat sangat sempurna itu, yang seperti tidak memiliki cacat. Siapa yang menduga dengan hanya menyuruhnya meminum kaldu sup rumput laut, dia tidak akan berpikir dua kali untuk mengeluarkan ekspresi tak sukanya dengan cara yang konyol, benar-benar tidak elegan.

 

“Tertawa saja sepuasmu.” Ucap Kyuhyun sambil mendorong mangkuk sup nya menjauh, memutuskan untuk tidak mencicipi makanan lainnya, karna sudah cukup satu makanan membuatnya trauma untuk tidak lagi memakannya ditahun berikutnya lalu berikutnya lagi. Benar-bebar pembenci sayur, kan?

 

******

 

Mereka memutuskan untuk pergi ketempat lain, ketempat dimana Kyuhyun akan menjadi pusat perhatian. Siapa yang tidak mengenali wajahnya? Demi Tuhan, bahkan seluruh majalah harian selalu memasang photonya setiap hari sebagai cover utama agar menarik perhatian lalu dagangan mereka akan laku keras.

 

Dan seperti yang telah diduga, pria itu sesekali harus berhenti hanya untuk membiarkan para pencari berita itu yang entah mendapat info dari mana dan langsung mengetahui keberadaan Kyuhyun untuk sekedar meminta photo atau menjawab pertanyaan seputar untuk apa dia berada ditempat umum seperti ini dihari ulangtahunnya dan yang lainnya.

 

Dan tebak apa jawabnya? Dengan penampilan casual itu, dia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana lalu menunjukkan senyum separonya. “Apa lagi yang di lakukan oleh sepasang calon suami istri jika keluar bersama. Tentu saja berkencan.”

 

Shin-Hae yang hendak melepaskan diri dari Kyuhyun karna tidak terlalu menyukai banyak kamera didekatnya, gagal lolos karna Kyuhyun menahannya, mencengkram tangannya kuat agar genggaman mereka tak akan lepas.

 

“Maaf, calon istriku tidak terbiasa dengan banyak kamera. Bisa kalian hentikan? Dan, bolehkah kami melanjutkan kencan kita? Please.”

 

Semua kecewa, tentu saja. Kapan lagi mereka bisa melihat Cho Kyuhyun, CEO Samsung Electronics yang terkesan tak tersentuh oleh dunia luar selain dunianya sendiri yang hanya berkaitan dengan bisnis, kesuksesan, dan uang. Tapi coba lihat apa yang tengah pria itu lakukan sekarang? Berkencan? Apakah dia bercanda?

 

Akhirnya mereka mengerti, memberikan privasi untuk pasangan yang memutuskan akan menikah dalam waktu dekat itu dengan ramah. Kyuhyun memintanya secara baik-baik, jadi mereka harus berlaku baik juga, jangan sampai bodyguard-bodyguard milik Kyuhyun bertindak.

 

“Kau selalu seenaknya. Aku masih bisa menunggu hingga mereka selesai.”

 

“Dan membiarkanmu menunggu dengan kesal? Oh, tidak. Karna yang akan ku nikahi adalah kau, bukan mereka. Jadi, yang harus ku utamakan adalah kau, bukan media.”

 

Lagi-lagi gadis itu kehilangan kata-kata untuk membalas, hanya bisa pasrah mengikuti kemana Kyuhyun membawanya. Kyuhyun memang memiliki kendali sebesar itu, tidak ada yang bisa menghentikannya. Pria protective-nya, pria pengendali segalanya, dan Shin-Hae akan menikahinya!

 

Kyuhyun berhenti disebuah taman kota, taman yang menjadi jantungnya kota tersebut, dan beruntungnya tempat itu sedang tidak berpenghuni. Kyuhyun meninggalkan Shin-Hae selama beberapa menit dan kembali dengan dua buah ice cream ditangannya.

 

“Vanilla atau Strawberry?”

 

“Strawberry.” Pilihnya mendadak ceria. Gadis itu memang menyukai apapun yang berhubungan dengan Strawberry.

 

Mereka menikmati ice cream masing-masing dengan diam, menikmati pemandangan pusat kota yang selalu ramai, namun kali ini terlihat lebih lengang. Apakah pria itu yang mengaturnya? Tidak tidak, Kyuhyun memang pengendali segalanya, tapi tidak dengan lalu lintas, kan?

 

Kyuhyun yang pertama kali menghabiskan ice creamnya. Setelah membersihkan tangannya dari lelehan ice cream yang sempat mengotorinya, kini dia merelakan tangannya terkotori lagi untuk membersihkan sudut bibir gadisnya yang terdapat sedikit bercak ice cream yang tertinggal.

 

Shin-Hae tidak terkejut dengan perlakuan yang bisa disebut romantis tadi, dia hanya menatap Kyuhyun sekilas dengan tatapan mengucapkan terimakasih lalu kembali terfokus pada sisa ice creamnya yang hampir habis.

 

“Aku harus ke Jepang hari ini.” Ucap Kyuhyun setelah Shin-Hae benar-benar menghabiskan ice creamnya.

 

“Apa? Kapan?” Balas Shin-Hae terkejut, tentu saja sangat terkejut. Apakah pria ini mengesampingkan bisnisnya hanya untuknya?

 

Kyuhyun melirik jam tangannya, mengernyit sebentar lalu kembali memasang ekspresi datar. “Sekitar tiga jam lagi. Tapi aku bisa memba….”

 

“Tidak! Ayo kita kembali kerumahmu.” Potong gadis itu cepat, tidak ingin kata membatalkan keluar dari mulut Kyuhyun. Dan kini gadis itu menariknya, menuju tempat dimana Kyuhyun memarkir motornya.

 

“Hey, masih tiga jam lagi. Tidak akan masalah jika aku terlambat, karna mereka yang membutuhkanku, pasti mereka akan menunggu.” Kyuhyun menghentikan tarikan gadisnya dengan cengkraman yang lebih kuat, tentu saja gadis itu kalah kuat, jadi dia berhenti.

 

“Tapi sebaiknya kita memang harus kembali kerumah, kencan kita telah selesai.”

 

“Kau melupakan hadiahnya.” Sindir Kyuhyun dengan nada kesal.

 

Gadis itu memutar matanya kesal. Sebenarnya jenis pria macam apa kekasihnya ini, dia meminta hadiah? Apakah dia masih menginginkan barang pemberian dari oranglain? Gadis itu berpikir keras, dia tidak membawa dompet bahkan uang tunai, jadi apa yang bisa dia berikan? Dan si sialan Kyuhyun tetap saja menagihnya.

 

“Bolehkan hadiahnya menyusul? Aku tidak membawa uang, Kyu. Dan aku tidak tau harus memberikan apa untuk seseorang yang telah memiliki segalanya sepertimu.” Ucap gadis itu dengan ekspresi menyedihkan.

 

Kyuhyun tersenyum manis melihat ekspresi gadisnya yang mendadak terlihat menyedihkan. “Hadiah tidak harus selalu barang yang bisa kau beli dengan uang. Cukup kau ada disisiku, dan kau tersenyum, itu sudah menjadi hadiah terbesar yang pernah kudapatkan.”

 

Pipi gadis itu tiba-tiba terasa panas, dia merona entah hingga semerah apa kini warna wajahnya. Gadis itu memang selalu tidak tahan terhadap pujian atau sejenisnya.

 

“Kau tau, banyak kali pertama yang kulakukan hari ini,” Lanjut Kyuhyun setelah sempat tekekeh geli melihat gadisnya yang tiba-tiba merona. “Mengendarai sepeda motor dengan jarak yang cukup jauh, memakan sup yang rasanya mengerikan, dan memakan ice cream dijalanan terbuka seperti ini. Aku tidak pernah melakukannya sebelumnya. Dan beruntungnya aku melakukan semuanya bersamamu.”

 

“Benarkah? Jadi… Bisakah ini disebut dengan hadiah yang kau inginkan?”

 

Kyuhyun menganggukkan kepalanya singkat, menjawab semua pertanyaan yang sempat memenuhi otak gadis itu dengan apa yang harus diaberikan sebagai hadiah. Apakah Kyuhyun berniat mengatakan, bahwa hanya dengan ada dirinya, bersama dirinya, itu sudah menjadi hadiahnya? Hadiah yang dia sebut tidak perlu dibeli menggunakan uang.

 

Terkutuklah Cho Kyuhyun! Tidak bisakah dia berhenti membuatnya merona?

 

Mereka hanya diam, saling memandang dengan tersenyum. Lalu tiba-tiba Shin-Hae teringat sesuatu, dengan cepat dia melirik jam tangannya, takut-takut dia terlambat melakukannya. Dan beruntungnya dia melihat jam pada waktu yang tepat, benar-benar disaat waktunya.

 

“Selamat ulangtahun, Cho.” Ucapnya dengan senyuman lebar.

 

Kyuhyun mengernyit, dia memang menunggu ucapan itu sejak pagi tadi, bahkan dia sempat kecewa ketika melihat Shin-Hae telah tertidur dikamarnya semalam. Tidak dipungkiri, Kyuhyun menginginkan bahwa gadisnya lah yang menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat padanya. Tapi dia mendapatkan ucapan itu pada pukul 13.30 siang.

 

“Kau baru ingat ya kalau kau belum mengucapkan apapun hari ini untukku.” Lagi-lagi Kyuhyun menyindirnya.

 

“Kalau aku mengucapkannya tengah malam, kau pikir aku mengucapkannya untuk siapa? Kau saja baru terlahir 3 menit yang lalu. Aku benar, kan? 13.30 kau sangat beruntung, lahir dengan banyak angka 3.”

 

Benar juga, dia baru terlahir pukul 13.30 jadi yang mengucapkan hari lahirnya dengan benar hanya gadis ini.

 

“Tunggu, kau tau dari…. Ah, pasti si brengsek Min Woo, kan? Karna dia yang biasanya mengucapkan tepat di jam kelahiranku.”

 

Shin-Hae mengangguk mengiyakan, dia tidak mengelak karna memang Min Woo yang memberitaunya sebelum mereka meninggalkan Shin-Hae sendirian dirumah Kyuhyun.

 

“Selamat bertambah usia. 27 kan? Aku tidak tau harus mengucapkan apa, karna pasti sudah banyak yang mendo’akan mu diluar sana. Aku hanya ingin meminta, tolong tetap sehat. Aku baru tau kondisimu dari Min Woo. Kau sempat mengalami kecelakaan pada tahun 2007 dan itu membuat kondisi tubuhmu tidak sebaik sebelumnya, kan? Sepertinya terlalu banyak yang tidak kuketahui tentangmu.”

 

“Sepertinya kalian telah banyak bergosip mengenaiku.” Kyuhyun menatapnya tajam. “Terimakasih, aku akan menjaga kesehatanku tanpa kalian minta, karna aku benar-benar tidak ingin jatuh sakit dalam waktu dekat, sebelum menikahimu. Dan setelah kita menikah, akan ku usahakan untuk tetap sehat, walaupun nantinya aku sakit, aku sudah memiliki obatnya. Kau obatnya.”

 

“Bisakah kau berhenti mengucapkan kata-kata sialanmu, itu?”

 

“Sialan? Ku pikir kau menyukainya.” Gurau Kyuhyun ingin membuat gadisnya kesal. Entah mengapa setiap kali Kyuhyun melihat gadis itu kesal membuatnya tersenyum. Dan kini membuat gadis itu kesal telah menjadi bagian dari hobby-nya.

 

“Aku menyukaimu.” Ucapnya terang-terangan, membuat senyuman Kyuhyun mendadak pudar.

 

Kyuhyun tertegun, menatap mata gadis itu intens. Memang gadis itu pernah mengatakan kalau dia menyukai Kyuhyun, tapi hanya beberapa kali, bahkan bisa dihitung menggunakan jari dengan satu tangan. Dan dia mendengarnya lagi hari ini, tepat dihari specialnya.

 

“Aku lebih mencintaimu, bahkan lebih dari yang kau tau. Hari ini, di hari ulangtahun mu, aku akan menyatakan bahwa pernikahan kita akan dipercepat dua hari. Itu berarti lusa kita menikah.” Lanjut Shin-Hae.

 

“Benarkah?” Kyuhyun kembali tertegun, namun kali ini ekspresinya lebih bersinar.

 

“Kau selalu menagih hadiahmu, dan kupikir ini adalah hadiah terbaik yang bisa kuberikan untukmu. Sebuah pernikahan, apakah cukup?”

 

“Boleh aku memelukmu?”

 

“Tidak! Masih banyak media disini.”

 

“Persetan dengan mereka.”

 

Kyuhyun tidak memperdulikan siapapun yang akan mengambil photo mereka saat ini, saat Kyuhyun memeluk gadisnya. Dia hanya ingin mengucapkan terimakasih lewat pelukan, karna Kyuhyun tidak tau harus mengatakan apa lagi untuk balasan hadiah yang diberikan oleh Shin-Hae.

 

“Terimakasih, sangat. Untuk segalanya.” Bisik Kyuhyun saat mereka masih berpelukan.

 

“Lepaskan aku sekarang atau pernikahan diundur hingga bulan depan.”

 

“Kau benar-benar mengerikan.” Mau tak mau Kyuhyun melepas pelukannya, tapi setelah itu apa yang dilakukan Kyuhyun hampir membuat Shin-Hae melepas sepatunya untuk menjadi alat pukul yang akan dilayangkannya ke kepala Kyuhyun. Kyuhyun menciumnya tepat dibibir! Dan saat kecupan itu berlangsung suara klik pada kamera terdengar semakin memburu, bahkan kilatan blitz terang-terangan diperlihatkan.

 

Beberapa detik setelahnya Kyuhyun melepas ciuman itu. “Jangan marah, aku hanya ingin membuat cover majalah harian untuk besok pagi menjadi lebih menakjubkan. Anggap saja kita memberikan uang bonus untuk mereka yang telah mengejar kita hingga ketempat ini. Bukankah itu hal yang mulia?” Kyuhyun mengedipkan sebelah matanya nakal, membuat Shin-Hae semakin ingin membunuhnya detik ini juga.

 

“Ayo pulang, aku ingin cepat-cepat pergi ke Jepang lalu kembali dengan cepat pula, agar kita bisa segera menikah.”

 

Pria yang sangat sialan, kan? Tapi inilah pria yang akan dinikahinya, pria yang dicintainya. Cho Kyuhyun, Cho Kyuhyun-nya.

 

!!!!!!!Screenshot_2013-12-21-02-58-53

*********

 

Di hari yang spesial, aku malah ngasih FF kaya gini.

Banyak perulangan kata dan kalimat

Banyak typo.

Pokonya banyak kesalahan, dan maaf, maaf banget aku ga sempet baca ulang dari awal, jadi ga ada yg aku perbaiki.

Aku maksain buat FF ini baru dari tadi pagi karna aku gabisa ngucapin apapun mengenai ultahnya si Cho,

Karna Ayahnya sahabat aku meninggal hari ini. Aku harus ngehormatin dia.

Jadi yah, ini dibuat dengan ide dadakan, seadanya yg ada diotak aku

Moodku juga lagi kacau, ya jadi begini hasilnya.

Sekali lagi maaf.