revenge copy

Kacamata hitam, hoodie hitam, dan masker hitam melengkapi penampilan seorang pria misterius yang sedang berjalan dengan santainya sambil memainkan handphone dengan tangan kirinya. Pria itu seperti tidak fokus dengan jalan yang ada dihadapannya namun tetap melangkah dengan pasti.

Walaupun penampilannya terlihat seperti penjahat incaran nomor satu para polisi, setiap wanita yang berada dihadapannya dan berjalan disampingnya tetap saja mereka tidak bisa mengalihkan matanya dari bentuk wajah pria itu yang hampir 80% tertutupi oleh seluruh accesoris yang dia pakai.

 

Kulit putih pucat mengerikan melengkapi susunan daftar pendeskripsian tentang dirinya. Pria ini terlihat seperti pembunuh bayaran yang siap membunuh mangsanya. Terlalu dingin untuk didekati, dan terlalu sadis untuk dijadikan rekan.

 

Ini adalah hari pertamanya menginjakkan kakinya di negara kelahirannya, Korea Selatan. Enam tahun sudah dia menetap dinegri Jepang untuk menyelesaikan pendidikannya. Pendidikan? benarkah?

 

Langkahnya terhenti saat seorang pria menghadang jalannya tepat didepan sebuah kedai kopi yang terlihat sepi. Lelaki yang sedari tadi menunduk itu akhirnya menegakkan kepalanya dan menatap siapa manusia tolol yang berani menghadang jalannya. Lelaki dengan masker dan kaca mata hitam itu terkejut melihat sosok pria angkuh yang menghadang jalannya. Pria yang sangat dikenalnya.

 

“Selamat datang kembali di Korea, Cho Kyuhyun-ssi.” Ucap sosok pria yang sangat dibenci Kyuhyun setengah mati dengan cara manis yang sangat dibuat-buat.

 

Cho Kyuhyun, kehidupannya penuh dengan masalah dan ancaman. Pria ini baru saja terbebas dari sanderaan musuh-musuhnya yang hampir saja membunuhnya kalau dia tidak dengan cepat bertindak dengan memanggil seluruh anak buahnya untuk membantunya terlepas dari sanderaan manusia-manusia biadab yang hampir saja melenyapkan nyawanya.

 

Pemilik hampir 289 perusahaan ternama di dunia yang terkenal dengan kekejamannya yang selalu memusnahkan perusahaan-perusahaan kecil yang berusaha untuk menyaingi perusahaannya. CEO tersadis yang pernah ada didunia.

 

Tak-tik yang selalu digunakan adalah, dia akan menanam saham sebesar dia mampu hingga akhirnya dia bisa menguasai perusahaan tersebut. Mungkin dia bisa juga disebut sebagai Controlling Interest /pemegang saham terbesar sehingga bisa mengontrol perusahaan/

 

Setelah memastikan perusahaan itu hampir hancur, dia akan merebut posisi teratas diperusahaan itu lalu kembali membangun perusahaan hingga mencapai keberhasilan kembali. Banyak pihak yang dirugikan akibat ulahnya yang selalu ingin menguasai perusahaan yang menjadi incarannya. Termasuk si pemilik perusahaan tersebut.

 

Terjadi kesalahan pada saat terakhir kali dia mencoba merebut perusahaan besar yang telah dilindungi oleh negara. Dia terlalu bersemangat untuk menguasai perusahaan tersebut hingga lupa menyelidiki perusahaan apa itu, dan siapa pemilik perusahaan itu. Pemilik perusahaan itu ternyata lebih kuat dengan penjagaan langsung dari negara, dan akhirnya, Kyuhyun berakhir dengan penyanderaan. Tapi, bukan Cho Kyuhyun namanya jika tersekap begitu saja. Dia berhasil menghubungi seluruh anak buahnya untuk membebaskannya. Dan terlepaslah dia setelah melewati sedikit pertumpahan darah.

 

Kini, pria itu sedang berhadapan sengit dengan CEO lawan perusahaannya yang telah menjadi target penghancuran selanjutnya. Choi Siwon. Dari rumor yang dia dengar, Choi Siwon-lah yang membantu penyanderaan Kyuhyun tempo hari mengingat perusahaan milik Choi Siwon adalah anak perusahaan dari perusahaan yang ingin Kyuhyun hancurkan kemarin.

 

“Selamat datang kembali di Korea, Cho Kyuhyun-ssi.” Ucap Siwon dengan senyum licik dibibirnya, membuat Kyuhyun ingin sekali merobek bibir indahnya itu. Kyuhyun hanya menatap mata Siwon garang, tidak berniat membalas ucapannya sama sekali.

 

“Tidak ingin menyapaku?” Lanjut Siwon yang kembali memamerkan senyumannya. Kyuhyun mengepal tangan kirinya, seolah bisa meredam rasa kesalnya hanya dengan mengepal tangannya. Akhirnya Kyuhyun menyunggingkan sebuah senyuman, senyuman sinis dan juga mematikan yang dia punya.

 

“Lama tak jumpa, Mr. Choi. Bagaimana kabar perusahaanmu? Apakah masih sama? Hampir musnah? Kasihan sekali. Apa perlu suntikan dana dari perusahaanku?” Ucap Kyuhyun meremehkan. Kali ini Choi Siwon lah yang mengepalkan tangannya. Dan tanpa sengaja, Kyuhyun melihat kepalan tangan Siwon yang semakin membuatnya bertambah bahagia untuk menjatuhkan derajat pria dihadapannya ini.

 

“Aku tidak butuh uangmu, Cho.” Ucap Siwon datar, namun tetap terdengar menyedihkan ditelinga Kyuhyun.

 

“Ah, benarkah? Baik .. Aku akan mulai menghitung dari hari ini. Seberapa lama perusahaanmu bertahan dalam kebangkrutan yang akan menghancurkanmu.” Kata-kata Kyuhyun membuat Siwon amat sangat menyesali telah menyinggung perasaan lelaki ini. Lelaki ini lebih brengsek dari yang diperkirakan.

 

“Diam kau!” Gertak Siwon sambil menunjuk Kyuhyun dengan jari tangannya. Kyuhyun tertawa renyah mendapat perlakuan seperti itu.

 

“Aku masih memiliki nomor kontak yang sama. Jika kau membutuhkan suntikan dana dari perusahaanku, kau bisa menghubungiku kapan saja. Akan ku bantu dengan senang hati, Mr.Choi” Ucap Kyuhyun lalu berjalan melewati Siwon dan dengan sengaja menabrakkan bahunya. Siwon terdorong kebelakang beberapa langkah, lalu membalikkan badannya menghadap kearah Kyuhyun yang hampir menjauh darinya.

 

“Aku bersumpah tidak akan melepaskanmu jika kau berusaha membuat perusahaanku hancur!” Siwon mengucapkannya sedikit berteriak karna Kyuhyun sudah terlalu jauh. Pria itu tetap melangkahkan kakinya, tidak menggubris perkataan Siwon sama sekali. Itulah dia. CEO terkejam yang pernah ada.

 

******

 

Seorang gadis berpenampilan hampir menyerupai pria berjalan mantap mengikuti seorang pria yang berada didepannya. Dengan perlahan namun pasti, gadis tomboy itu meraih kantung celana belakang pria itu lalu menarik dompet milik sang pria dengan perlahan. Pencurian yang sempurna.

 

Itu adalah target pertamanya hari ini yang berjalan dengan lancar. Gadis itu membalikkan tubuhnya

Berniat pergi menjauh dari sang pemilik dompet. Namun naas, tepat saat dia membalikkan badannya, tubuhnya terhalang tubuh seorang pria yang tidak terlalu besar namun lebih tinggi darinya. Gadis itu tersungkur ketanah tempatnya berdiri, memandangi sosok pemilik tubuh dengan tatapan geram.

 

“Brengsek!”  Umpatnya geram sambil menatap pria yang baru saja menghalangi jalannya. Namun, pandangan Shin-Hae berubah melembut saat melihat betapa menyilaukannya pria yang sedang berdiri dihadapannya. Sial, pria dari planet mana yang bisa se-menyilaukan ini.

 

Auranya gelap, mengerikan. Semua pakaiannya tidak memiliki warna lain selain warna hitam. Ketika kacamata hitam itu dibuka, mata tajam milik pria itu menatapnya seperti tatapan ingin membunuh. Kerutan pada alisnya menambah kekejaman pria itu.

 

Gadis itu terperanah sebentar, melupakan apa yang baru saja ingin dia lakukan dan katakan untuk pria ini. Seakan otaknya menghapus segala sumpah serapah yang telah dirancangnya untuk pria ini, tergantikan dengan pujian-pujian manis mengenai parasnya yang sangat menyilaukan. Tampan harga mati.

 

Hampir sama dengan apa yang dirasakan oleh pria itu. Saat wanita itu tersungkur ketanah, topi Adidas miliknya terlepas dan langsung memamerkan rambut lurus namun ikal dibagian bawahnya. Wajahnya yang tertutup topi kini terekspos sempurna. Pria itu sama terpanahnya melihat wajah manis gadis itu. Sempurna, tidak ada cacat sedikitpun. Seakan Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan gadis itu.

 

Seperti telah tersadar dari keterpesonaannya, gadis itu bangkit lalu menatap wajah pria itu dengan sadis sebisanya. Namun sepertinya gagal, karna dia masih belum imun terhadap pria tampan yang dihadapkannya secara tiba-tiba seperti ini.

 

Tanpa melakukan apapun lagi, gadis itu mengenakan topinya kembali dan membereskan pakaiannya yang terlihat sedikit berantakan lalu pergi dan dengan sengaja menabrakkan pundaknya ke pundak pria itu.

 

Pria itu melihat tepat dibawah kakinya tergeletak begitu saja sebuah dompet hitam dengan ukuran memanjang. Tampak seperti dompet seorang pria. Pria itu mengingat bahwa dompet itu terlempar bersamaan dengan jatuhnya wanita itu. Pria itu memungutnya tanpa berniat membukanya sama sekali.

 

Pria itu membalikkan badannya, mencari sosok wanita tadi yang kini telah menghilang ditelan kerumunan banyak orang. Pria itu seperti berusaha untuk mengingat dan menyimpannya dalam memory otaknya apa yang baru saja dilihatnya. Topi Adidas, kemeja putih kebesaran, hot pants, dan sebuah kalung bertuliskan nama Shin-Hae.

 

******

 

Cho’s Enterprises Building, Seoul, South Korea

 

Kyuhyun membetulkan letak dasinya ketika dia telah selesai berurusan dengan satu pemilik perusahaan kecil yang nantinya akan diambil alih olehnya. Dia meregangkan ototnya lalu bersandar pada kursi kerjanya yang langsung menghadap pada jendela besar yang menyuguhkan pemandangan gedung-gedung bertingkat dan juga rumitnya jalanan dengan mobil dan pejalan kaki sebagai penghias. Pemandangan yang dikagumi sampai mati.

 

Ketukan pada pintu diruangannya menghentikan kegiatan favoritenya. Setelah mendapat izin masuk, seseorang yang mengetuk pintu tadi memunculkan kepalanya, dan Kyuhyun langsung menghembuskan napas sebal melihat siapa yang datang.

 

“DONGSAENGIE!!!!” Teriak wanita cantik yang paras wajahnya hampir mirip dengan Kyuhyun. Apakah kalian pernah melihat sosok wanita iblis paling menyeramkan sekaligus mematikan dengan kadar yang sama? Wanita ini adalah contoh nyatanya. Cho Ah-Ra.

 

Kakak perempuan Kyuhyun. Cho Ah-Ra. Satu-satunya keluarga yang dimiliki Kyuhyun setelah kedua orangtuanya meninggal beberapa tahun yang lalu. Kyuhyun sangat menyayangi kakak perempuannya ini, sangat menyayanginya hingga Kyuhyun dengan sengaja menyiapkan hampir puluhan bodyguard untuk menjaga kakak satu-satunya yang dimiliki mengingat siapapun yang dekat dengan Kyuhyun akan menjadi mangsa bagi musuh-musuhnya. Dan dia sempat bersumpah pada dirinya sendiri jika kakaknya tergores sedikit saja, dia akan membuat hari kiamat datang lebih cepat bagi si pelaku.

 

Ah-Ra mendekati Kyuhyun dengan menyipitkan matanya kesal melihat sambutan dari adiknya yang sangat tidak menyenangkan.

 

“Cih, sambutan macam apa itu!” Ejek Ah-Ra yang memang selalu menyukai akibat dari mengejek adik laki-lakinya, melihat wajah kesal adiknya adalah kegiatan favoritenya. Dan jika Kyuhyun membentak Ah-Ra, dengan sengaja Ah-Ra memasang tampang bersalah lalu Kyuhyun akan segera minta maaf dengan alasan dia tidak sanggup melihat ekspresi wajah yang seperti itu. Dan Ah-Ra bisa menyebutkan apa saja yang dia mau jika Kyuhyun telah mengatakan ‘baiklah, sebagai tanda permintaan maaf aku akan memenuhi apapun yang kau mau’ sebenarnya hanya itu yang diinginkan Ah-Ra, modus paling licik namun selalu berhasil jika dilakukan dengan Kyuhyun.

 

“Aku tidak punya waktu meladenimu, Noona. Katakan saja apa yang kau inginkan.” Ucap Kyuhyun sambil berpura-pura sibuk dengan kertas-kertas tebal yang telah berceceran diatas meja kerjanya, yang padahal seluruh pekerjaannya telah selesai 15 menit yang lalu.

 

“Kau pikir aku mendatangimu hanya karna aku menginginkan sesuatu, huh!” Dengus Ah-Ra sebal merasa tersinggung dengan ucapan Kyuhyun.

 

“Memangnya ada alasan lain? Aku sudah sangat mengerti dengan apa yang kini sedang berkeliaran diotakmu, Noona. Kau butuh apa? Ingin meminjam apartmentku lagi? Memakai Audi-ku? Atau meminjam kartu kredit?” Sela Kyuhyun cepat, sangat cepat bahkan. Seperti sudah sangat mengerti apa yang diinginkan kakaknya. Ah-Ra tersenyum manis lalu memajukan tubuhnya kearah Kyuhyun melewati meja kerja yang menjadi pembatas antara mereka.

 

“Pilihan ketiga lebih menyenangkan sepertinya.” Cengiran Ah-Ra semakin melebar saat Kyuhyun menganggukkan kepalanya. Lihat? adiknya ini sangat menyayanginya, kan? Mungkin jika Ah-Ra meminta dibelikan satu pulau pun dia akan memberikannya dengan segera.

 

“Ambil saja didompetku, tinggal pilih kau ingin memakai kartu yang mana, semua baru ku isi, belum terpakai sama sekali.” Ucap Kyuhyun tanpa melihat kearah Ah-Ra sama sekali, sibuk dengan satu kertas yang menurutnya memiliki kesalahan dalam isinya.

 

Ah-Ra tidak memperdulikan Kyuhyun, dia berjalan kearah tempat Kyuhyun meletakkan tas kerjanya lalu merogoh kedalam untuk menemukan benda penyimpan ratusan ribu dollar dan juga kartu-kartu cantik milik Kyuhyun yang akan membuatnya kaya sebentar lagi. Ah-Ra berhasil menemukan dompet adiknya, namun sedikit mengernyit saat melihat dompet tersebut tidak lagi sama dengan dompet yang baru saja digeledahnya tadi malam untuk mengambil beberapa ribu dollar.

 

“Sejak kapan pria itu mengganti dompetnya?” Gumam Ah-Ra namun tidak menghiraukannya sama sekali. Dia hanya memerlukan isinya. Setelah membuka dompet tersebut, Ah-Ra langsung merasa bersalah saat melihat sebuah photo pria yang cukup dikenalnya.

 

“Siwon? kenapa dompetnya ada pada Kyuhyun?” Gumam Ah-Ra lalu dengan cepat mengembalikan dompet itu kedalam tas Kyuhyun. Merogoh sekali lagi lalu mendapatkan dompet yang sama sekali familiar baginya. Dia langsung mencabut dua kartu sekaligus dari dompet Kyuhyun lalu memindahkannya kedompetnya sendiri, setelah itu dia bergegas keluar dari ruangan khusus yang tersedia untuk barang-barang pria itu.

 

“Aku sudah mengambilnya. Gomapta dongsaengie~ ah, aku tadi sempat salah mengambil dompet, aku tidak mengotak-atiknya sama sekali.” Ucap Ah-Ra cepat tanpa jeda sedikitpun, membiarkan Kyuhyun berpikir dengan kerutan didahi tanda tak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan oleh kakaknya. Baru saja gadis itu melangkah, namun terhenti karna ingin menanyakan sesuatu

 

“Tapi, sejak kapan kau menjadi dekat dengan Siwon? Bukankah dia musuhmu?” Tanya Ah-Ra dengan nada suara yang sangat kentara sangat menuntut jawaban saat itu juga.

 

“Siwon? Apa maksudmu?” Tanya Kyuhyun menambahkan kerutan di dahinya, semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang diucapkan kakak perempuannya.

 

“Ditasmu, aku menemukan dompet Siwon, apakah pria itu meninggalkannya disini setelah bertemu denganmu? Ah, sudahlah. Aku pergi.” Detik itu juga Ah-Ra telah hilang dari pandangan Kyuhyun yang  tertelan pintu ruangannya. Kyuhyun yang semakin bingung dengan apa yang baru saja diucapkan kakaknya bangkit menuju ruangan tempatnya menaruh segala benda-benda yang dibawanya tadi ke perusahaan.

 

Kyuhyun merogoh tasnya dan mengambil dua buah dompet yang terdapat didalam tasnya. Yang satu sangat jelas itu miliknya, namun yang satu jelas bukan miliknya. Lintasan memori diotak Kyuhyun tiba-tiba saja mengingatkannya pada sosok gadis dengan topi Adidas yang menjatuhkan dompet ini. dengan gerakan cepat Kyuhyun membuka dompet tersebut lalu sedikit terkejut melihat sebuah photo yang terpajang didalam sana. Photo pria yang kemarin baru saja menghinanya ditengah jalan. Pria keparat itu. Choi Siwon. Tapi kenapa gadis itu memiliki dompet ini? Siapa gadis itu sebenarnya?

 

Kyuhyun masih bisa mengingat dengan jelas apa yang diingatnya dari gadis itu. Kemeja putih kebesaran, hot pants, topi Adidas dan juga kalung yang liontinnya membentuk sebuah nama. Shin-Hae. Apa sebenarnya hubungannya dengan Siwon? Apakah gadis itu gadis bayaran yang sengaja dikirim Siwon untuk mendekatinya lalu menghancurkannya?

 

******

 

Shin’s Corp, Seoul, South Korea

 

“Bagaimana? Berhasil?” Tanya hati-hati seorang wanita mungil dan cukup seksi yaitu Sujin pada wanita yang berpenampilan hampir menyerupai lelaki yaitu Shin-Hae.

 

“Hampir.” Balas Shin-Hae tampak kesal sambil melempar topinya sembarangan keatas meja kerjanya. Sujin sempat terkejut melihat luka dibagian siku tangan kanan wanita itu saat dia menggulung lengan panjang kemeja yang dipakainya hingga batas siku.

 

“Kau terluka! Kau berkelahi dengannya?” Tanya Sujin panik sambil berjalan kearah sisi pojok kiri ruangan Shin-Hae yang cukup besar untuk mengambil kotak obat lalu kembali berjalan kearah Shin-Hae sambil menyodorkan obat merah yang langsung diterima oleh Shin-Hae lalu mengobati luka goresnya.

 

“Tidak, aku sudah berhasil mengambil dompetnya kalau saja tidak dengan tiba-tiba aku bertabrakan dengan pria yang tidak punya mata!” Ujar Shin-Hae masih terdengar dengan jelas bahwa dia masih marah.

 

“Bertabrakan dengan pria? Jadi kau kehilangan dompet Siwon saat bertabrakan dengan seorang pria?” Shin-Hae tidak menjawab  pertanyaan Sujin, dia masih sibuk dengan lukanya.

 

Shin-Hae, satu-satunya pewaris tunggal Shin’s Corp yang ditinggalkan kedua orangtuanya satu tahun yang lalu. Kedua orangtuanya dibunuh oleh beberapa orang mafia yang tidak jelas apa alasan pembunuhan itu.

 

Karna sedikit mengganjal, Shin-Hae mencari tau apa penyebab utama yang membuat orangtuanya dibunuh begitu saja oleh orang-orang tidak berotak itu. Dan Shin-Hae mendapati satu nama yang menjadi dalang dari pembunuhan itu. Choi Siwon.

 

Dia telah mengincar pria itu berbulan-bulan yang lalu sejak dia menemukan nama Siwon. Namun pria itu memiliki pengamanan super ketat disekitarnya, tidak semudah itu mendekati seorang Choi Siwon lalu membenamkan pisau tepat dijantungnya.

 

Kemarin saat telah berhasil menemui Siwon diluar dari penjagaan, Shin-Hae segera menjalankan aksinya. Dia sebenarnya telah berniat untuk membunuh Siwon saat itu juga, namun pikirnya penusukan tepat dijantung adalah hal yang terlalu baik untuk seorang Choi Siwon. Shin-Hae ingin Siwon merasakan kematian yang sebenarnya. Dia ingin mengikis tubuh Siwon sedikit demi sedikit agar pria itu merasakan bagaimana pedihnya rasa sakit yang Shin-Hae pendam selama satu tahun ini.

 

“Aku bersumpah atas nama kedua orangtuaku, aku akan membunuhnya sebentar lagi.” Ucap Shin-Hae penuh penekanan disetiap ucapannya, membuat Sujin sedikit bergidik ngeri melihat ekspresi Shin-Hae yang seakan-akan siap untuk membunuh Siwon detik ini juga jika Siwon berada dihadapannya.

 

******

 

Cho’s Enterprises Building, Seoul, South Korea

 

 

“Selidiki wanita bernama Kim Shin-Hae dinegara ini. Semuanya.” Perintah Kyuhyun pada dua orang detektif bayarannya yang biasa dia gunakan untuk mencari tau seluk beluk perusahaan kecil yang akan dijadikan tempat investasinya. Tapi kali ini dengan project yang berbeda.

 

“Ne?” Tanya salah satu dari dua orang itu dengan nada terkejut. Karna kali ini Kyuhyun menyebutkan nama seorang wanita, bukan nama perusahaan seperti yang biasa dia perintahkan.

 

“Tapi .. Pasti ada banyak sekali.” jawab pria yang sedari tadi diam. Dan akibat ucapannya barusan, dia mendapat tatapan mengerikan dari Kyuhyun.

 

“Kau pikir aku peduli? Temukan saja! Dan aku ingin data-datanya telah berada dimeja kerja ku besok pagi, tidak ada bantahan, kalau kalian tidak menepati waktunya, kalian ku pecat.” Kedua pria itu sedikit terkesiap mendengar kata-kata ‘kalian ku pecat’ dengan sigap kedua pria itu segera bangkit dari duduknya lalu berpamit untuk segera mengerjakan perintah Kyuhyun.

 

******

 

Pekerjaan anak buahnya memang selalu bisa diandalkan. Pagi ini, data wanita bernama Kim Shin-Hae telah berada dihadapannya. Hanya ada beberapa wanita yang bernama Shin-Hae di Korea, dan Kyuhyun telah menemukan Shin-Hae yang dia maksud.

 

Kyuhyun mendapatkan informasi lebih dari yang dia inginkan. Anak buahnya memberi bonus dengan menyelipkan kehidupan keseharian wanita ini, dan beruntungnya dia sama sekali tidak menemukan nama Choi Siwon didalamnya.

 

Justru nama Choi Siwon masuk kedalam daftar orang yang selama ini menjadi incaran Shin-Hae. Kyuhyun mengerutkan dahinya saat menemukan beberapa daftar nama yang dibenci oleh Shin-Hae, dan nama paling atas diisi oleh Choi Siwon. Ada apa sebenarnya?

 

Kyuhyun merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari gadis ini, toh tujuan mereka sama, sama-sama mengincar pria biadab bernama Choi Siwon. Kyuhyun kembali mengumpulkan berkas-berkas tersebut dan menaruhnya dilaci meja kerjanya dengan sembarangan.

 

Kyuhyun baru saja ingin melanjutkan pekerjaannya kalau saja tidak ada yang dengan tiba-tiba mengetuk pintu ruangannya. Setelah Kyuhyun mengatakan ‘masuk’ seseorang dibalik pintu itupun muncul. Dan sekali lagi Kyuhyun mendesah kesal melihat siapa yang datang.

 

“Kyunie~” Sapa Ah-Ra riang sambil tersenyum manis-semanis-manisnya yang dia bisa. Wanita itu masuk dengan beberapa kantung belanja dengan merk terkenal yang sedang tersangkut dilengannya. Kyuhyun memijat keningnya kesal.

 

“Wae,” Jawab Kyuhyun dengan nada malas yang sangat kentara. Ah-Ra dengan seenaknya meletakkan kantung belanjaannya diatas meja kerja Kyuhyun yang jelas-jelas masih banyak berkas penting diatasnya.

 

“Bisa mengantarku pulang ? Mobilku mogok,” Kyuhyun melebarkan matanya menatap Ah-Ra yang dengan seenak jidatnya meminta diantar pulang. Kyuhyun dengan kasar menaikkan lengan jasnya untuk memperlihatkan jam tangan miliknya lalu ditunjukkan kepada Ah-Ra.

 

“Aku baru saja tiba di kantor dan kau sudah memintaku untuk mengantarmu pulang? Yang benar saja.” Kyuhyun merendahkan suaranya saat mengucapkan kalimat terakhir. Dengan sadisnya Kyuhyun menarik seluruh kantung belanjaan milik noona nya, lalu kantung itu berakhir dengan lemparan keatas sofa disebelah meja kerja Kyuhyun. Dengan tatapan tak percaya Ah-Ra menatap adiknya.

 

“Yak! Kau benar-benar menyebalkan!” Ah-Ra mencibir Kyuhyun sambil memungut kantung belanjaannya yang terjatuh dari sofa, setelah semuanya kembali terkumpul, dia segera melangkah dengan marah keluar dari ruangan Kyuhyun. Kyuhyun sedikit tersenyum mendengar gerutu kakaknya, pria itu sudah tau bagaimana tabiat wanita itu. Selang 10 menit, pasti dia akan menelpon kalau dia tidak ingin pulang tanpa Kyuhyun dan menunggu di halte yang berada tepat didepan kantor Kyuhyun. Sudah ratusan kali wanita itu melakukannya, jadi Kyuhyun sudah mulai bersiap dari sekarang untuk menjemput kakaknya di halte.

 

******

 

Sudah hampir sepuluh menit Ah-Ra duduk dihalte bus yang terletak tepat didepan kantor adiknya. Dia sudah berulang kali mengecek ponselnya, berharap ada pesan ataupun panggilan dari Kyuhyun, namun pria brengsek itu tak juga menghubunginya. Biasanya, Kyuhyun tidak pernah lewat dari sepuluh menit untuk mengejar Ah-Ra dan akhirnya dia mengalah dengan mengantar Ah-Ra pulang, tapi ini sudah hampir sepuluh menit dan tidak ada tanda-tanda Kyuhyun akan datang. Benar-benar keterlaluan! Akhirnya, Ah-Ra memutuskan untuk menunggu 5 menit lagi, jika Kyuhyun belum juga datang, dia akan menghubunginya.

 

Ah-Ra akhirnya memutuskan untuk menghubungi Kyuhyun -setelah 5 menit yang dia katakan tadi telah lewat dari masanya- nyaris saja dia berhasil menghubungi Kyuhyun, namun sambungan itu terputus kalau tidak dengan tiba-tiba seseorang merebut ponsel putih milik wanita itu. Dengan sangat terkejut Ah-Ra menoleh kesamping kanannya dan mendapati seorang pria yang sama sekali tak dikenalnya sedang mengacungkan handphone miliknya.

 

“Apa-apaan kau! Kembalikan ponselku.” Ah-Ra mencoba menggapai ponselnya yang kini berada ditangan pria yang usianya tidak terlalu jauh dari dirinya. Ah-Ra bergidik ngeri saat indra penciumannya mencium bau alkohol yang sangat menyengat dari tubuh pria itu. Sial! Berandal mabuk. Jika dia berlaku ceroboh sedikit saja, keselamatannya akan terancam.

 

Ah-Ra berdo’a dalam hati, semoga saja Kyuhyun tiba lebih cepat dari biasanya agar bisa menyelamatkan Ah-Ra yang tengah berada dalam kepungan brandalan paling brengsek. Ah-Ra terus memutar otaknya untuk menemukan satu cara agar bisa terlepas dari pria ini. Namun, belum sempat otaknya menemukan sebuah cara, terdengar suara pukulan hebat yang melanda pria mabuk itu. Ah-Ra yang terkejut berteriak histeris melihat tubuh pria mabuk itu kini telah terkulai dibawah kakinya.

 

Dengan rasa penuh terimakasih, Ah-Ra menoleh kebelakang untuk menemukan Kyuhyun yang sedang membereskan pakaiannya setelah membuat pria mabuk itu runtuh. Namun bukan sosok Kyuhyun-lah yang ditemukannya, melainkan seorang wanita yang sedang membetulkan letak topinya. Membuat Ah-Ra menganga tak percaya bahwa wanita itulah yang baru saja mengalahkan seorang brandal yang mabuk.

 

Belum sempat mengucapkan apapun, suara Kyuhyun terlebih dahulu memecahkan keheningan diantara mereka. “Ada apa ini?” Ujar Kyuhyun terlihat bingung saat melihat ada orang lain selain kakanya dan juga seorang pria yang tergeletak lemah didekat kakaknya. Kyuhyun yang melihat pria itu langsung memeriksa keadaan kakaknya dengan seksama, berusaha menemukan goresan ataupun luka yang tercetak ditubuh kakaknya. Namun beruntungnya semua itu tidak berhasil ditemukan Kyuhyun, jadi dia bisa bernapas lega sekarang.

 

“Ini semua karna kau! Jika tidak ada dia, mungkin aku sudah mati.” Ucap Ah-Ra sambil menunjuk seorang wanita yang masih berdiri didepan Ah-Ra, yang berarti berada disamping Kyuhyun. Kyuhyun pun ikut menoleh dan mendapati seorang gadis yang sama dengan gadis yang ditabraknya tempo hari. Gadis yang memakai topi adidas, dan juga kalung dengan ukiran namanya. Gadis yang identitasnya baru saja dicari tau Kyuhyun. Kim Shin-Hae.

 

“Shin-Hae~ssi?” Ujar Kyuhyun spontan membuat Ah-Ra dan Shin-Hae menoleh kearah Kyuhyun.

 

“Kau mengenalnya?” Tanya Ah-Ra hampir berbisik. Namun Ah-Ra harus kecewa karna Kyuhyun tidak menjawab pertanyaannya, Kyuhyun justru menarik lengan gadis yang bernama Shin-Hae itu. “Kau mengingatku?” Tanya Kyuhyun mencoba memastikan Shin-Hae bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya.

 

Shin-Hae mengerutkan keningnya melihat seorang pria yang tiba-tiba saja bersikap bahwa mereka pernah bertemu. Shin-Hae mencoba mengingat dimana dia pernah bertemu dengan pria ini, berkali-kali dia memutar memorynya namun tidak berhasil menemukannya. Salahkan saja gadis itu yang kenyataannya memiliki ingatan yang buruk jika soal mengingat seseorang yang baru ditemuinya satu atau dua kali.

 

“Tidak.” Ucap Shin-Hae datar dan berusaha melepaskan lengan Kyuhyun yang masih bertengger dilengannya. Setelah lepas, Shin-Hae pun berniat pergi dari halte tersebut, meninggalkan kedua orang yang tidak dikenalnya. Namun langkahnya terhenti saat pria itu menyebutkan sebuah nama yang sangat dikenalnya.

 

“Tapi kau pasti ingat dengan Choi Siwon.” Ucap Kyuhyun mantap.

 

Shin-Hae pun segera membalikkan badannya kembali menghadap kearah pria yang sepertinya benar-benar mengenalnya.

 

******

 

Cho’s Enterprises Building, Seoul, South Korea

 

Kyuhyun mengajak Shin-Hae dan juga Ah-Ra ke perusahaannya, tentu saja kedua wanita itu bersedia. Ah-Ra dengan alasan bahwa dia masih trauma dengan kejadian tadi, Shin-Hae dengan alasan sebuah nama yang diucapkan Kyuhyun.

 

“Kau ingin membunuh Siwon, kan?” Tanya Kyuhyun saat gadis yang bernama Shin-Hae itu tak kunjung mempercayai Kyuhyun yang sempat dituduhnya sebagai anak buah Choi Siwon. Shin-Hae mengerutkan kening saat rencana terbesarnya telah diketahui oleh Kyuhyun.

 

“Sekali lagi ku jelaskan, aku bukan anak buah pria brengsek itu. Kita memiliki motif yang sama. Sama-sama ingin membunuh Choi Siwon.” Jelas Kyuhyun yang disambut dengan tatapan tak percaya dari Shin-Hae. Shin-Hae ternyata menemukan orang yang tepat. Ternyata pria ini menginginkan kematian Choi Siwon juga.

 

“Jadi, apa tujuanmu?” Cecar Shin-Hae tanpa basa-basi. Dia menginginkan Choi Siwon segera, secepat mungkin! Dan mungkin dengan bantuan pria ini, Shin-Hae bisa memiliki Siwon dalam jangka waktu yang diluar logika.

 

“Tentu saja kita harus bekerja sama.” Ucap Kyuhyun sambil menyeringai, Seringai Kyuhyun yang terlihat menyebalkan dimata Shin-Hae. Pria ini terlalu banyak basa-basi dan Shin-Hae membenci itu. Jadi Shin-Hae kini tengah memasang wajah mengerikan yang dia punya sambil menatap lekat-lekat mata Kyuhyun.

 

“Dengar, aku bukan lagi anak sekolah dasar yang harus kau beritau dari hal paling mendasar. Cepat katakan apa rencanamu.”

 

“Tidak sabar ya.” Seringai Kyuhyun kembali mengembang. Kali ini Kyuhyun melakukannya sambil membetulkan posisi duduknya yang menghadap kearah wanita pembawa keberuntungan –jika bisa disebut seperti itu, lalu memberitahu ide brilian yang sedari tadi berputar-putar indah dikepalanya.

 

“Sebelum menguasai pemiliknya, kuasai dulu apa yang dimilikinya. Kita hancurkan Choi Group.”

 

******

 

Shin-Hae kembali mendatangi perusahaan Cho Kyuhyun untuk melancarkan aksinya. Ide gila yang tentu saja milik Cho Kyuhyun ternyata diterima dengan baik oleh Shin-Hae. Siapa yang tidak senang mendengar bahwa musuhnya sebentar lagi akan jatuh kedalam jurang yang paling dalam dan menguburnya hidup-hidup didalam sana?

 

Kyuhyun mengidekan untuk membuat Shin-Hae yang memang satu-satunya orang yang tidak dikenal Siwon memasuki perusahaan itu menyamar sebagai calon sekretaris yang memang sedang dibutuhkan Choi Group.

 

Dengan penempatan Shin-Hae sebagai sekretaris, dia bisa mengendalikan semua kegiatan Siwon. Dia bisa menjadi orang terdekat dengan Siwon diperusahaan. Jika dia telah berhasil menguasai Siwon, Shin-Hae akan mencari seberkas data satu tahun yang lalu, tepat dimana orangtua Shin-Hae dibunuh. Siwon pasti menyimpan data penting seperti itu. Jika dia sudah menemukan berkas tersebut, Shin-Hae diperbolehkan meninggalkan Choi Group. Dan selanjutnya, Kyuhyun yang akan membereskan. Mudah, bukan?

 

Berkas itu kemudian akan diberikan pada Kyuhyun, yang mungkin akan dijadikan bukti terkuat bahwa Siwon telah membunuh sepasang suami istri pemilik perusahaan Shins yang ingin dikuasainya. Jika dia bisa memenjarakan Siwon dengan bukti tersebut, dia bisa menambahkan kasus penyanderaan yang sempat dilakukan juga oleh pria keparat itu. Jadi Kyuhyun bisa meminta Siwon dihukum mati dengan dua kasus yang sangat berat.

 

“Ini seluruh perlengkapannya, semua sudah ku atur, jangan takut. Aku akan mengirim bawahanku kedalam Choi Group yang juga telah di setting menjadi orang dalam dari Choi Group. Kau akan diawasi dari jauh olehnya. Namanya Jihoon.”

 

Shin-Hae menganggukkan kepalanya tanda mengerti, dia telah siap memasuki Choi Group dan menghancurkannya. Inilah hari yang dinanti-nanti Shin-Hae selama satu tahun terakhir. Siwon akan habis ditangannya sendiri, harus ditangannya. Dia akan membalaskan dendam kedua orangtuanya. Nyawa harus dibalas dengan nyawa. Adil, kan?

 

Sebeum pergi, Shin-Hae melirik kearah Kyuhyun, berniat mengucapkan beberapa kata yang mungkin bisa memperlihatkan betapa berterimakasihnya Shin-Hae pada pria itu. Namun Shin-Hae mengurungkan niatnya saat melihat pria itu sedang sibuk dengan salah satu berkas yang harus dipelajari dan ditanda tangani olehnya.

 

Pria itu tampan. Ya, itu tidak bisa dipungkiri. Penampilannya benar-benar seperti pengusaha kelas atas. Setelan kemeja resmi berwarna hitam adalah pilihan busananya hari ini, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Pria ini sepertinya menyukai warna hitam, karna setiap kali Shin-Hae bertemu dengan pria ini, dia selalu mengenakan pakaian serba hitam. Tapi sialnya, justru warna hitam membuat aura pria itu terkuak lebih banyak lagi.

 

Rambutnya sengaja dibiarkan berantakan tanpa ditata. Kaca mata dengan bingkai besar menambah ketampanan pria ini menjadi angka 95%. Dan jangan lupa dengan tulang pipinya yang menonjol saat dia tersenyum, dan bibirnya yang penuh menambah angka ketampanannya menjadi 100%. Angka yang sempurna.

 

******

 

Choi Group, Seoul, South Korea

 

Seperti yang sudah direncanakan oleh Cho Kyuhyun, Shin-Hae dengan mudahnya diterima oleh Choi Group untuk menjadi Sekretaris pribadi Choi Siwon, sang CEO yang menjadi target pembunuhan sebentar lagi oleh Cho Kyuhyun.

 

Seorang wanita yang menjadi pemandu nya hari ini membimbing Shin-Hae menuju ruangannya bekerja yang berhadapan dengan ruang kerja Choi Siwon. Shin-Hae menyempatkan diri untuk melirik sinis kearah pintu cokelat yang terlihat kokoh dengan tulisan President Room.

 

“Ini  ruanganmu, yang disebrang sana ruangan Choi Siwon Sajangnim. Jika telponmu berbunyi dari saluran 1 itu berarti Choi Siwon membutuhkanmu dan kau harus segera menghampiri ruangannya.” Jelas si wanita tanpa nada ramah. Sepertinya yang berada diperusahaan ini memang ditakdirkan hidup menjadi seseorang yang menyebalkan.

 

Shin-Hae membalas perkataan wanita itu hanya dengan anggukan singkat tanda mengerti, Shin-Hae tidak ingin beramah tamah dengan seseorang yang juga tidak memberikan keramahan padanya. Seandainya wanita ini tau jika Shin-Hae sebenarnya juga seorang CEO diperusahaan milik orangtuanya, mungkin dia akan segera berlutut memohon maaf atas sifatnya yang sangat tidak ramah pada pegawai baru.

 

“Kalau begitu, tour kita berakhir sampai disini. Selamat datang di Choi Group.” Akhir si wanita sebelum dia pergi meninggalkan Shin-Hae.

 

Shin-Hae tidak lagi memperdulikan sikap si pegawai wanita yang sangat menyebalkan, semuanya terbayar saat dia memasuki ruangan tempatnya bekerja. Tidak buruk, sangat mencukupi untuk ukuran ruangan seorang sekretaris. Terdapat satu meja panjang yang diatasnya tersedia satu unit komputer keluaran terbaru, telpon kantor, dan juga peralatan tulis serba lengkap.

 

Shin-Hae menaruh tasnya dengan asal diatas meja lalu dia menduduki kursinya dengan senyuman riang. Satu langkah lebih dekat dengan Choi Siwon. Seharusnya dia membawa pisau agar kematian Choi Siwon datang lebih cepat. Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana sadisnya rombongan pria bertubuh besar itu menghabisi orangtuanya. Benar-benar keji!

 

Shin-Hae memejamkan matanya sejenak, memikirkan cara terkeji untuk membunuh sang CEO. Apakah dia seharusnya bermain-main dahulu dengan tubuh Siwon sebelum benar-benar membuatnya hancur dan kotor dengan darah? Sepertinya itu bukan ide yang buruk.

 

Matanya kembali terbuka saat dengan tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu diruangannya. Shin-Hae terlonjak kaget, buru-buru merapihkan dandanannya yang terlihat sedikit berantakan lalu dengan sigap berjalan menuju pintu melihat siapa yang menganggunya dihari pertama dia bekerja.

 

Seorang pria dengan usia kisaran 30 tahun berdiri dibalik pintu lalu memberikan hormat pada Shin-Hae.

 

“Saya Park Jihoon. Saya rasa anda sudah mengenal saya dari Sajangnim.” Pria itu memohon izin agar mereka berbicara didalam ruangan agar privasi mereka lebih terjaga. Tentu saja Shin-Hae tau Sajangnim yang dimaksud bukanlah Choi Siwon.

 

Shin-Hae mempersilahkan Jihoon untuk menduduki sofa berukuran untuk satu orang yang menghadap tepat kearah meja kerjanya. Jihoon menurut, lalu dengan sopan pria itu memulai pembicaraannya.

 

“Anggap saja saya sebagai Sekretaris pribadi anda, saya yang akan mengawasi keselamatan anda diperusahaan ini. Choi Siwon bukanlah tandingan kita, dia terlalu kuat untuk dijadikan musuh. Jadi usahakan agar bau busuk kita tidak tercium oleh beliau.” Jihoon menarik napas sejenak sebelum kembali meneruskan pembicaraannya.

 

“Choi Siwon selalu memiliki sebuah salinan kejadian yang dia lakukan dengan para komplotannya, biasanya berkas itu disimpan pada lemari khusus berkas berwarna cokelat yang terdapat diruangannya. Seluruh berkas tersusun berdasarkan tahun kejadian, jadi itu lebih mempermudah anda untuk menemukan berkas yang ingin anda cari.”

 

“Choi Siwon selalu kembali kerumah lebih awal dari pegawainya. Jika jam kerja pegawai usai pukul 19.00 maka dia akan kembali kerumah pukul 18.00 jadi anda bisa memasuki ruangannya sekitar pukul 19.30 hingga seluruh pegawai benar-benar telah meninggalkan perusahaan. Jangan sampai seorangpun melihat apa yang telah kita lakukan, jika kita ketahuan, maka kita akan mendekati kematian.”

 

Tubuh Shin-Hae meremang mendengar kata kematian. Apakah kematian selau mendekati seseorang yang membenci Choi Siwon? Apakah pria itu Tuhan hingga dengan seenaknya saja dia mengambil nyawa seseorang? Apakah kondisi kejiwaannya terganggu? Pikiran seperti itu selalu menguak dikepalanya saat nama Choi Siwon melintas.

 

“Kyuhyun Sajangnim hanya memberikan kita waktu tiga hari.” Lanjut Jihoon yang membuat Shin-Hae ingin membantahnya, namun Jihoon terlebih dahulu menjelaskan.

 

“Memang terlalu buru-buru, tapi ini adalah pikiran terbaik. Baginya, anda kembali dalam keadaan selamat dihari pertama saja itu sudah menjadi sebuah keberuntungan.” Jihoon menegakkan tubuhnya lalu membenarkan posisi kacamata yang dipakainya. “Setelah kau mendapat berkas tersebut, kau bisa berlindung di Cho’s Corp selama beberapa hari, satu-satunya tempat yang paling ditakuti Choi Siwon. Setidaknya hingga suasana menjadi tenang. Cho Kyuhyun sendiri yang akan turun tangan dalam menjagamu.”

 

“Hari pertama kau harus membuat kesan yang baik pada Choi Siwon, hari kedua kau harus mendekatinya dan memperlihatkan bahwa kau adalah partner yang tepat untuknya, dan hari terakhir adalah puncaknya. Ambil berkas tersebut lalu pergi dari perusahaan ini. Saya akan menjaga anda pada hari terakhir, saya yang akan mengawasi.”

 

Jihoon bangkit dari duduknya, memberi hormat pada Shin-Hae sebelum akhirnya pamit dan pergi dari hadapan Shin-Hae.

 

Kaki Shin-Hae tiba-tiba saja tidak bisa menopang berat tubuhnya sendiri. Dia hampir kehilangan keseimbangan jika tidak ada meja yang menopang berat tubuhnya. Choi Siwon. Sesulit itukah untuk menjatuhkannya? Bahkan sebelum Shin-Hae menghancurkannya, Shin-Hae telah menyerah terlebih dahulu. Rasanya terlalu ngeri berhadapan dengan Choi Siwon. Bagaimana jika dia mengetahui motif dari semua ini? Tapi Shin-Hae tidak bisa menyerah, dia telah berada diperusahaannya, dia hanya perlu melangkah sedikit lagi untuk mendekati Choi Siwon. Dia tidak bisa mundur sekarang, ini demi orangtuanya juga.

 

******

 

Seorang pria yang terlihat jauh lebih muda dari Jihoon tengah membisikkan sesuatu ditelinga Choi Siwon yang kala itu tengah duduk dimeja kerjanya dengan kedua tangan terkepal menopang dagunya.

 

“Sekretaris baru anda mulai bekerja hari ini.” Itulah yang dikatakan pria itu.

 

Choi Siwon terlihat senang mendengar kabar tersebut. Dia memang telah mencari Sekretaris yang tepat untuk berada disampingnya, dan mereka baru menemukan orang yang tepat. Ditambah Sekretaris barunya adalah seorang wanita. Apakah dia harus bermain-main terlebih dahulu?

 

Choi Siwon kembali menunjukkan senyum liciknya.

 

*****

 

Shin-Hae menyelesaikan tugas terakhirnya membuat laporan yang diinginkan Choi Siwon. Ini sama sekali perkara mudah untuk Shin-Hae mengingat dia seorang CEO diperusahaan orangtuanya. Walaupun perusahaannya tidak sebesar dan sesukses Choi Group dan Cho’s Corp, tapi dia tetap gigih untuk membuat perusahaannya bisa sekelas dengan dua perusahaan besar tersebut. Bagaimanapun juga dia harus menjaga peninggalan orangtuanya.

 

Shin-Hae kembali teringat dengan lanjutan persetujuan yang dia lakukan dengan Cho Kyuhyun. Saat itu, Kyuhyun mengatakan…

 

“Shin’s Corp membutuhkan dana, aku benar kan?”

 

Shin-Hae yang kala itu hendak meninggalkan ruangan Cho Kyuhyun harus kembali menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Kyuhyun yang balik menatapnya dengan tatapan intens.

 

“Aku bisa membantumu menyelesaikan masalah perusahaanmu juga kalau kau mau.”

 

Shin-Hae telah mendengar berbagai rumor mengenai Cho Kyuhyun yang selalu dikait-kaitkan dengan kata ‘CEO tersadis’ karna ulahnya yang selalu ingin menguasai perusahaan-perusahaan kecil dengan cara dia akan menaruh saham sebesar-besarnya diperusahaan itu, lalu dengan kemampuannya yang maha hebat, dia membuat perusahaan kecil itu bangkit diatas nama Cho’s Corp, dan setelah itu Kyuhyun akan menguasai perusahaan kecil tersebut jika perusahaan itu telah mengalami kemajuan pesat. Apakah Kyuhyun akan melakukan hal yang sama pada perusahaannya? Tidak, sampai matipun Shin-Hae tidak akan menyerahkan perusahaannya begitu saja pada orang lain. Perusahaan itu dibangun hasil keringat jerih payah kedua orangtuanya.

 

“Kalau kau menginginkan perusahaanku untuk dialihkan atas nama Cho’s Corp aku tid…”

 

Perkataan Shin-Hae terhenti saat Kyuhyun mengangkat tangannya, tanda bahwa Shin-Hae harus menghentikan perkataannya.

 

“Aku memberikan pengecualian untuk perusahaanmu. Aku benar-benar tidak akan mengusik perusahaanmu, percayalah. Tapi tetap ada satu syarat yang harus kau penuhi.”

 

Shin-Hae baru saja merasa tenang saat Kyuhyun menyebutkan dia tidak akan menguski perusahaan peninggalan orangtuanya, namun Kyuhyun kembali menjatuhkannya ketanah paling dasar saat dia tetap mengajukan persyaratan.

 

“Usahakan kembali dari Choi Group tanpa ada luka sedikitpun.” Ujar Kyuhyun yang membuat Shin-Hae cukup tercengang. “Kembali dari perusahaan itu dengan selamat.”

 

Shin-Hae mengusap wajah lelahnya saat perkataan Kyuhyun kembali berputar dikepalanya. Tentu saja dia harus selamat keluar dair perusahaan ini. Namun bukan hanya untuk perusahaan orangtuanya yang akan dibantu oleh Cho’s Corp. Dia akan berusaha kembali dengan selamat dengan alasan yang lain.

 

Masih memikirkan Cho Kyuhyun, Shin-Hae terlonjak saat tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan satu nama dilayar ponsel gadis tersebut. Cho Kyuhyun. Keduanya memang telah sepakat saling memberikan nomor kontak satu sama lain sebelum Shin-Hae pergi keperusahaan ini dengan alasan sebagai sarana informasi. Shin-Hae tersenyum singkat sebelum menerima panggilan tersebut.

 

“Ya.” Jawab Shin-Hae singkat.

 

“Sudah waktunya kembali kerumah, apa kau masih di Choi Group?”

 

“Hmm, sebentar lagi aku akan pulang.”

 

Shin-Hae mendengar Kyuhyun mendesah lelah dari sebrang sana.

 

Sejenak Shin-Hae ragu, apakah dia harus menanyakan keadaannya? Apakah itu akan terdengar berlebihan? “Apa kau .. Baik-baik saja?” Tanpa disadari oleh dirinya sendiri, Shin-Hae telah mengucapkan perkataan yang terdengar terlalu berlebihan.

 

Kyuhyun terkekeh ringan, “Senang rasanya diperhatikan.” Ujar Kyuhyun dengan nada paling rendah, berharap Shin-Hae sama sekali tidak mendengarnya, namun sayang sekali, Shin-Hae mendengar perkataan itu dengan sangat jelas, jadi Shin-Hae tersenyum.

 

“Pulanglah, ini sudah bukan lagi waktunya bekerja. Besok aku akan menghubungimu lagi, selamat malam.” Akhir Kyuhyun yang tiba-tiba saja terdengar janggal untuk Shin-Hae. Apakah Shin-Hae tidak salah perkiraan kalau Kyuhyun baru saja terdengar, salah tingkah?

 

Sambungan telponnya terputus secara sepihak, benar-benar memperlihatkan bagaimana salah tingkahnya pria itu. Shin-Hae tersenyum saat kembali terngiang perkataan Kyuhyun dikepalanya.

 

Senang rasanya diperhatikan.

 

Shin-Hae mulai membereskan berkas-berkas yang tersebar dimeja kerjanya sebelum dia menuruti perkataan Kyuhyun untuk pulang kerumah. Shin-Hae melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 19.30

 

Shin-Hae menyambar tas kecilnya setelah semua pekerjaan terselesaikan dengan baik. Hari pertama kerja adalah penentuan apakah dia ingin kembali lagi esok hari atau dia akan berhenti karna terlalu lelah. Dan yang diputuskan Shin-Hae adalah, dia harus kembali esok hari walaupun sebenarnya hatinya menyarankan agar dia tidak kembali ketempat mengerikan ini.

 

Shin-Hae membuka pintu ruangannya bertepatan dengan Siwon yang juga keluar dari ruangannya. Shin-Hae ingin masuk kembali keruangannya namun dia terlambat, Siwon telah melihat kearahnya dan menatap Shin-Hae secara intens. Jihoon tadi mengatakan pria ini akan kembali kerumah pada pukul 18.00 tapi kenapa dia masih berada dikantor?

 

Ini adalah kali pertama dia berhadapan dengan Choi Siwon sedekat ini dengan mata saling memandang. Seharusnya ini adalah saat yang sangat berharga karna dia bisa bertatap wajah secara langsung dengan atasannya, namun yang dirasakan Shin-Hae benar-benar berbeda. Dia takut. Pria ini adalah pembunuh, pembunuh yang membunuh orangtuanya. Haruskah Shin-Hae membunuh pria ini sekarang? Benar-benar pemandangan yang sangat langka, karna Siwon tidak dilindungi pria-pria berbadan besar yang menunjukkan bahwa dia adalah orang penting yang harus selalu dijaga.

 

“Oh, jadi kau yang dibicarakan pegawai-pegawaiku tadi siang. Si wanita cantik yang tiba-tiba saja menjadi taruhan uang bulanan mereka.” Suara pria itu bahkan cukup membuat tubuh Shin-Hae meremang.

 

“Apa yang anda.. Maksud?” Dengan segala upaya, Shin-Hae berusaha menormalkan ekspresi wajahnya  agar tidak terlihat gugup dan mencurigakan.

 

Siwon mengangkat bahunya pelan, “Mereka mengatakan, mereka akan mempertaruhkan gaji mereka satu bulan penuh jika salah satu dari puluhan pegawaiku bisa mendapatkanmu.” Siwon tersenyum yang menimbulkan lekungan pada pipinya dan menunjukkan deretan giginya yang terlihat rapih dan putih bersih.

 

Shin-Hae tidak bisa berkata apapun, bukan karna pertaruhan konyol itu, tapi karna Choi Siwon-lah yang berbicara dengannya. Choi Siwon yang selama ini menjadi incarannya. Choi Siwon yang membunuh kedua orangtuanya.

 

Shin-Hae memaksakan seulas senyuman yang tampak aneh dimata Siwon karna senyuman itu terlalu terlihat palsu. Jadi Siwon kembali mengatur ekspresi wajahnya menjadi sopan, layakanya atasan yang bertemu dengan pegawai.

 

“Mau menemaniku minum?” Tawar Siwon yang tentu saja membuat Shin-Hae kembali terkejut.

 

“Didepan terdapat satu restoran yang menyediakan Soju terbaik di Seoul, anggap saja sebagai ucapan selamat datang diperusahaanku.” Siwon menjelaskan sebelum Shin-Hae salah paham dan merasa risih terhadapnya.

 

Shin-Hae melirik jam tangannya ragu. Memang belum terlalu malam, tapi rasanya akan aneh jika dia duduk berduaan saja disebuah restoran dengan atasannya yang belum dikenalnya secara pribadi. Bukankah suasananya akan menjadi canggung? Terlebih lagi pria ini menyerupai malaikat pencabut nyawa bagi Shin-Hae.

 

“Hanya sebentar saja, satu botol cukup.” Siwon memaksa, lalu apa lagi yang bisa dilakukan Shin-Hae saat atasannya memaksa untuk menemaninya minum? Lagipula dia sekarang telah menyandang status Sekretaris pria ini. Mau tidak mau, dia harus menemani.

 

“Baiklah.”

 

******

 

Perkataannya yang mengatakan Soju yang dimiliki restoran ini yang terbaik memang benar. Dia belum pernah mencicipi Soju seenak ini selama 5 tahun terkahir saat dia mulai mencoba minum Soju.

 

Mau tak mau Shin-Hae tersenyum setelah dia mensesap Sojunya, menikmati sisa-sisa rasa manis yang masih menempel dibibirnya. Shin-Hae menusukan satu buah ddeokkbeokki lalu memakannya dan sekali lagi lidahnya merasa percampuran rasa yang luar biasa.

 

“Sudah kubilang, ini restoran terbaik. Sesekali cobalah mie hitamnya, rasanya sama sekali tidak membuat kecewa.” Ujar Siwon sambil memandangi Shin-Hae intens. “Namamu Shin-Hae, kan? Kim Shin-Hae?” Tanyanya.

 

Shin-Hae tertegun namun tetap menganggukkan kepalanya. Shin-Hae benar-benar lupa jika dia belum mengenalkan dirinya secara pribadi pada Siwon.

 

Siwon tersenyum mendengar wajaban Shin-Hae, lalu entah ini hanya perasaan Shin-Hae saja atau memang benar Siwon sedang menatapnya dengan tatapan … Sinis?

 

Shin-Hae buru-buru menghapus pikiran negatifnya barusan yang membuat perasaannya kini kembali menjadi tak tenang. Shin-Hae sempat bertanya pada dirinya sendiri, bagaimana bisa dia sempat merasa nyaman berada didekat Siwon? Ini tidak benar.

 

Shin-Hae melirik kearah Siwon, dan sialnya Siwon masih memandanginya, pandangan mata mereka bertemu membuat Shin-Hae salah tingkah hingga dia melempar pandangannya pada kaca besar restoran yang menyajikan pemandangan kota Seoul malam hari. Namun entah ini sebuah kebetulan atau bukan, mata Shin-Hae mendapati Jihoon yang tengah berdiri tak jauh dari restoran seperti sedang mengamati Shin-Hae.

 

Shin-Hae buru-buru melirik ke arah Siwon yang tengah menyesap Sojunya, takut-takut Siwon ikut mengetahui kehadiran Jihoon disana. Shin-Hae kembali menoleh kearah Jihoon yang kini tengah mengangkat ponselnya dan memberi tanda pada Shin-Hae agar dia mengecek ponselnya.

 

Shin-Hae mencari ponselnya yang berada didalam tas, memeriksa ponselnya yang ternyata telah terdapat satu pesan disana.

 

Choi Siwon sangat mengerikan, kita tidak tau apa yang sekarang berada didalam kepalanya hingga mengajakmu keluar setelah jam kantor usai. Hati-hati.

 

Shin-Hae menelan cairan salivanya susah payah. Shin-Hae hampir melupakan betapa kejinya pria yang berada dihadapannya. Pria bertangan kotor yang telah membunuh kedua orangtuanya. Degupan jantung Shin-Hae entah mengapa menjadi berdetak lebih cepat dari biasanya. Apakah dia dalam bahaya sekarang?

 

Shin-Hae kembali menoleh kearah tempat Jihoon berada, namun dia tidak lagi terlihat disana.

 

“Sudah larut, aku harus pulang. Ingin ku antar?” Tawar Siwon yang langsung dijawab Shin-Hae dengan gelengan mantap.

 

“Baiklah, sampai jumpa besok, Shin-Hae~ssi.”

 

Shin-Hae kembali tertegun. Seharusnya dia yang mengawasi Choi Siwon, namun entah mengapa justru dia merasa kebalikannya, Choi Siwon lah yang sedang mengawasinya. Apakah Siwon telah mengetahui siapa Shin-Hae?

 

******

 

Hari kedua yang sangat menegangkan. Ini adalah hari terakhir dimana Shin-Hae harus memahami siapa Choi Siwon dan harus berada didekatnya terus menerus. Jadi Shin-Hae melakukan apa yang direncanakan Jihoon, dia benar-benar ingin menyelesaikan penyamaran ini secepatnya. Mencuri data yang berhubungan dengan pembantaian kedua orangtuanya lalu menyerahkan data tersebut pada Kyuhyun agar dia bisa memenjarakan Siwon atau mungkin membunuh Siwon. Opsi kedua terdengar lebih menyenangkan sepertinya.

 

Hari ini Siwon memiliki jadwal yang cukup sibuk, dia harus menghadiri beberapa rapat penting, makan siang dengan teamnya yang menyeramkan –mungkin team itu ikut terlibat dalam pembunuhan kedua orangtuanya-

 

Shin-Hae hari ini selalu dilibatkan oleh Choi Siwon, kemanapun Siwon pergi, Shin-Hae harus berada didekatnya, hingga Shin-Hae harus ikut serta pada pertemuan dengan kolega besar perusahaan ini didalam ruangan Siwon.

 

Shin-Hae melirik kearah lemari cokelat yang diberitahukan Jihoon sebagai tempat penyimpanan dokumen-dokumen penting milik Siwon. Lemari tersebut tidak memiliki kunci yang akan menghambat pencuriannya, jadi dia bisa bernapas lega sekarang.

 

Besok malam adalah kesempatan terakhirnya untuk mengambil dokumen tersebut, besok juga sebagai penentuan apakah Siwon yang berakhir atau Shin-Hae yang akan berakhir. Mengingat hal tersebut membuat Shin-Hae merasa takut, takut jika dialah yang akan tertangkap basah oleh Choi Siwon.

 

Pertemuan itupun berakhir dengan lambat, Shin-Hae diperbolehkan pulang setelahnya. Sepulangnya dari perusahaan, Shin-Hae mendapati Jihoon sedang bersandar didepan mobil milik pria itu dengan seseorang yang ikut bersandar disampingnya. Cho Kyuhyun.

 

Shin-Hae memandangi Kyuhyun yang terlihat tampak casual malam ini, terlihat seperti pria yang berusia normalnya 27 tahun, tidak seperti seorang CEO kelas atas yang sangat elegan dan menyeramkan.

 

Kyuhyun melipat kedua tangannya didepan dada sambil terus mengamati Shin-Hae yang berjalan kearahnya dengan tergesa-gesa. Gadis itu terlihat seperti ketakutan, apa ada yang salah? Kyuhyun seketika merasa was-was dan melirik kearah sekitarnya. Tempat ini cukup aman untuk dijadikan tempat pertemuan rahasia. Ditambah dengan penjagaan super ketat yang dikerahkan Kyuhyun untuk melindungi keberadaan mereka.

 

“Apa tidak terlalu mencolok dengan penjagaan sebanyak ini?” Tanya Shin-Hae khawatir setelah melihat sekelilingnya yang dikepung penuh oleh penjaga milik Kyuhyun.

 

“Tidak berlebihan jika yang dijaga adalah aku.” Ujar Kyuhyun percaya diri.

 

“Siwon, kapan kita akan menghabisinya?”

 

“Buru-buru sekali, nona Shin. Apa kau sangat menginginkan kematian pria itu?”

 

“Tentu saja, dia membunuh kedua orangtuaku.”

 

“Besok hari terakhirmu disana, pergunakan waktu sebaik mungkin, dan jangan sampai membuat Choi Siwon curiga. Besok aku akan datang ke Choi Group, aku akan mengawasimu dari jauh.”

 

Shin-Hae merasa tenang saat Kyuhyun mengatakan dia akan menjaga Shin-Hae besok.

 

“Kau makan malam bersama Siwon kemarin malam?” Kyuhyun bertanya dengan nada tak suka, seperti terganggu dengan kenyataan yang satu itu.

 

Shin-Hae melirik kearah Jihoon, pasti dia telah menceritakan semuanya pada Kyuhyun. Shin-Hae kembali menatap Kyuhyun lalu mengangguk. “Ya, dia yang mengajakku.”

 

Kyuhyun menatap Shin-Hae sebentar dengan intens lalu menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Sebenarnya perasaan pria itu sangat berbanding terbalik dengan apa yang ditunjukkannya sekarang. Saat Jihoon mengatakan Shin-Hae makan malam berdua dengan Siwon, Kyuhyun merasa dikhianati. Sebenarnya bukan pengkhianatan yang dirasakan, tapi sejenis dengan sakit hati.

 

“Ku harap tidak akan ada makan malam lainnya yang kalian habiskan berduaan.” Ujar Kyuhyun yang setelahnya membalikkan badan lalu masuk kedalam mobil miik Jihoon, membuat Shin-Hae mengernyit heran dengan tingkah Kyuhyun. Namun anehnya, dalam hati Shin-Hae dia sangat ingin menjelaskan semuanya agar Kyuhyun tidak lagi salah paham. Tapi Kyuhyun bukan siapa-siapa bagi Shin-Hae, kenapa dia harus menjelaskan semuanya?

 

Sajangnim memang seperti itu, aku akan membantu menjelaskannya. Selamat malam.” Jihoon membungkukkan badannya memberi hormat sebelum meninggalkan Shin-Hae.

 

Sajangnim memang seperti itu. Shin-Hae tidak mengerti dengan arti dari perkataan tersebut. Memang seperti itu? Seperti dia memang harus mengatakan hal tersebut pada Shin-Hae agar tidak terjadi kesalah pahaman lainnya.

 

******

 

Ini adalah hari terakhir Shin-Hae berada diperusahaan Siwon, hari dimana nyawanya dipertaruhkan. Shin-Hae tidak memiliki banyak pekerjaan hari ini, karna bertepatan dengan rapatnya Siwon diluar kota hingga malam nanti. Bukankah seperti kebetulan? Shin-Hae bisa dengan leluasa memasuki ruangan Siwon, mengambil berkas yang dia perlukan, lalu dia bisa pergi setelah itu.

 

Tapi Shin-Hae tidak boleh terburu-buru, dia harus mengikuti aturan yang telah direncanakan Jihoon. Dia hanya boleh memasuki ruangan Siwon untuk mengambil berkas tersebut pukul 19.30 setelah memastikan semua pegawai tidak lagi berada diperusahaan.

 

Shin-Hae mengecek ponselnya, berharap dia mendapatkan pesan singkat dari Cho Kyuhyun, berupa semangat atau apapun, tapi kenyataannya Kyuhyun tidak menghubunginya sejak pertemuan semalam. Shin-Hae benar-benar merasa bersalah. Apakah Kyuhyun tidak mempercayainya lagi?

 

Shin-Hae memutuskan untuk tidak menghubungi Kyuhyun, dia akan membuktikan bahwa dia tidak mengkhianati Kyuhyun, dia akan membawa berkas tersebut pada Kyuhyun untuk menunjukkan bahwa niatnya menghancurkan Choi Siwon sama besarnya dengan Kyuhyun.

 

Shin-Hae melirik jam tangannya, sekarang masih pukul 17.45 itu berarti hanya sekitar satu jam waktunya yang tersisa. Shin-Hae mengetukkan jarinya gugup selama beberapa saat, menggigit bibir bawahnya yang entah sudah berapa kali dia lakukan seharian ini.

 

Tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu ruangan Shin-Hae, Shin-Hae sempat tegang karna dipikirannya Siwonlah yang datang lalu mengacaukan semua rencananya. Saat pintu terbuka, sosok Jihoon lah yang berdiri disana.

 

Jihoon memberi hormat lalu menutup pintu kembali untuk menjaga privasi mereka. Jihoon mendekat kearah Shin-Hae dan memberikan sebuah tabung kecil berisi cairan berwarna hijau pekat kearah Shin-Hae.

 

“Itu sebagai senjata jika tiba-tiba kau dalam masalah malam nanti.” Jelas Jihoon.

 

“Apa ini?”

 

“Cairan campuran yang hampir menyerupai gas airmata, namun ini lebih berbahaya. Semprotkan saja isi cairan ini kearah mata siapapun yang berusaha menggagalkan usahamu nanti malam. Selamat sore.” Jihoon pamit setelahnya.

 

******

 

“Sudah kau berikan?” Tanya Kyuhyun pada Jihoon melalui telepon.

 

“Sudah, Sajangnim.”

 

“Bagus, pastikan kau tetap berada didekat gadis itu saat dia melakukan aksinya. Jangan sampai lengah, aku akan berada diperusahaan itu sekitar pukul 20.00”

 

“Baik.”

 

Kyuhyun memutuskan sambungan teleponnya begitu saja, dia mulai was-was mengingat Siwon tidak terlihat sama sekali diperusahaan. Apakah pria itu benar-benar pergi menghadiri rapat diluar Seoul? Tidak biasanya Siwon melakukan hal-hal kecil seperti ini, ini sama sekali tidak seperti dirinya.

 

Kyuhyun sejenak ragu untuk menghubungi Shin-Hae, apakah dia akan menerima sambutan yang hangat dari gadis itu mengingat semalam dia meninggalkannya begitu saja. Apakah gadis itu akan menjawab teleponnya? Kyuhyun pun akhirnya meletakkan ponselnya dimeja dan menatapi ponsel tersebut cukup lama.

 

“Hubungi saja dia jika kau khawatir.” Suara perempuan yang sangat dikenalnya menyambangi telinganya setelah terdengar suara pintu terbuka dan kembali tertutup dengan gerakan cepat.

 

“Ah, Noona, kapan datang?” Kyuhyun menatap Ah-Ra dengan bingung. Apakah lamunannya separah itu hingga tidak dengan sigap menyadari kedatangan Kakaknya.

 

“Ini hari terakhirnya berada di Choi Group, kan? Kau tidak datang kesana?” Ah-Ra sudah mengetahui rencana antara Kyuhyun dan Shin-Hae, Ah-Ra sebenarnya menolak ide gila adik laki-lakinya yang cukup membahayakan nyawa Shin-Hae, namun saat Shin-Hae menyetujui, Ah-Ra sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

 

“Aku akan kesana sebentar lagi.” Jawab Kyuhyun sambil melirik jam tangannya yang kini telah menunjukkan pukul 19.30 saat dimana gadis itu telah berada diruangan Choi Siwon untuk mengambil berkas yang dia perlukan.

 

Kyuhyun bangkit, mempersiapkan segala sesuatu yang akan dia bawa, namun gerakannya terhenti saat Ah-Ra memberitahukan kedatangannya ketempat Kyuhyun.

 

“Aku hanya ingin memberitahu, dalam perjalan ketempatmu aku sengaja melewati Choi Group, dan aku melihat Choi Siwon dan teamnya baru saja tiba diperusahaanya.”

 

Kyuhyun segera mematung seketika. Apa yang dikhawatirkannya ternyata benar. Siwon telah merencanakan semuanya, dia tidak benar-benar menghadiri rapat hari ini. Si keparat Choi Siwon telah kembali. Shin-Hae!

 

Kyuhyun segera menghubungi ponsel Shin-Hae, namun tidak ada jawaban. Apakah gadis itu telah berada diruangan Siwon? Kyuhyun memutuskan untuk tidak menghubungi Jihoon yang sepertinya sedang menjaga sekitar. Apakah Jihoon tidak melihat Siwon yang datang? Jika sesuatu terjadi pada Shin-Hae, dia tidak akan memaafkan kedua pria itu.

 

Tanpa menghiraukan Ah-Ra yang masih berada diruangannya, Kyuhyun meninggalkannya begitu saja menuju perusahaan Siwon.

 

******

 

Shin-Hae membuka pintu ruangan Choi Siwon dengan sangat hati-hati, berusaha sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara decitan atau apapun. Sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan karna tidak ada lagi siapapun diperusahaan ini selain dirinya dan Jihoon.

 

Shin-Hae telah memasuki ruangan Siwon yang gelap, dia memang dengan sengaja tidak menghidupkan penerangan diruangan tersebut, berusaha agar tidak terlihat mencurigakan kalau-kalau masih ada seseorang yang berada diperusahaan ini. Shin-Hae berjalan dengan pelan menuju lemari cokelat tempat dimana Siwon menaruh berkas-berkas penting yang akan dicurinya malam ini.

 

Shin-Hae mulai mencari berkas yang dia perlukan dengan penerangan seadanya. Siwon sangat rapih, dia menyusun berkas-berkas pentingnya berurut sesuai dengan tanggal dan tahun. Shin-Hae mengingat tanggal dimana kedua orangtuanya meninggal. 27 April 2012.

 

Shin-Hae mulai mencari sederetan berkas yang berawal dari bulan April. Berkas dengan bulan April berada dirak ke-empat, jadi Shin-Hae mulai menelusuri per-tanggal. Dia memulai dari tanggal 1 hingga dia menemukan tanggal 26. Namun setelah berkas tanggal 26, yang dia temukan adalah tanggal 28. Tidak ada berkas tanggal 27 April 2012. Sial, dimana Siwon menaruhnya.

 

Shin-Hae yang masih penasaran, dia kembali mencari dari awal. Saat Shin-Hae masih sibuk mencari, tiba-tiba saja lampu diruangan tersebut menyala, membuat Shin-Hae terkejut setengah mati, bahkan dia sempat berteriak karna keterkejutannya.

 

Shin-Hae belum berani membalikkan tubuhnya dan melihat siapa yang menghidupkan lampu diruangan tersebut. Shin-Hae mencengkram pinggiran rak-rak lemari tersebut dengan kuat, tangannya bergetar hebat, degupan jantungnya mulai menggila. Apakah kehidupannya akan berkahir pada hari ini?

 

“Mencari sesuatu, nona Kim?” Suara Siwon menyambangi telinganya. Apa yang ditakuti Shin-Hae menjadi kenyataan. Siwon memergokinya sedang membongkar lemari yang berisikan berkas-berkas penting miliknya.

 

Shin-Hae masih belum berani membalikkan tubuhnya, jadi dia masih membelakangi Siwon.

 

“Bodoh.” Siwon terkekeh. “Kau pikir aku tidak tau siapa kau. Lee Shinra dan Kim Junho, aku membunuh kedua orangtuamu, bagaimana mungkin aku bisa melupakan anak perempuannya yang sangat menyusahkan kala itu.” Lanjut Siwon masih dengan kekehan meremehkan.

 

“Aku tau siapa kau dari awal, tapi aku diam. Aku ingin tau apa motifmu bekerja denganku sedangkan kau jelas-jelas memiliki perusahaan sendiri. Ternyata kau mencari informasi mengenai kematian orangtuamu.” Kekehan Siwon semakin terdengar geli saat Shin-Hae tak berhasil mencari informasi yang diinginkan.

 

“Kau mencari dokumen tentang kematian orangtuamu, kan?” Lanjut Siwon sambil melempar satu berkas kearah Shin-Hae. “Ambil itu.”

 

Shin-Hae menoleh kearah berkas yang dilempar Siwon, itu adalah berkas tanggal 27 April 2012. Ternyata Siwon telah mengambilnya terlebih dahulu. Apakah Siwon sekarang tengah mempermainkannya?

 

Shin-Hae kini telah berani membalikkan tubuhnya dan menatap wajah Siwon dengan tenang. Sesaat membuat Siwon kebingungan dengan ekspresi setenang itu saat dia telah ketahuan mengendap-endap masuk keruangan Siwon untuk mencuri satu berkas yang diincarnya.

 

“Bagus jika kau sudah tau, jadi aku tidak perlu berpura-pura manis saat aku mengajukan surat pengunduran diriku besok.” Jawab Shin-Hae masih dengan ekspresi super tenang dan super datar. Membuat Siwon kesal setengah mati.

 

Shin-Hae membungkuk, mengambil berkas yang dilempar Siwon kearahnya tadi lalu mulai membuka berkas tersebut. Shin-Hae mencabut satu buah kertas yang berisi informasi penting lalu menyobeknya terang-terangan didepan wajah Siwon yang murka.

 

“Aku tidak butuh detailnya, yang penting aku tau bahwa kaulah pembunuhnya. CEO tidak tau diri yang menghabisi CEO pemilik perusahaan lain yang jauh lebih rendah dari perusahaan miliknya. Bukankah itu memalukan?” Shin-Hae terkekeh lebih kencang kali ini.

 

“Ah, dan aku tidak berniat memenjarakanmu jika itu perkiraanmu. Jadi kau tidak perlu takut, Choi Siwon-ssi.” Shin-Hae melangkah kearah Siwon yang masih berdiri meyandar pada dinding, Shin-Hae baru saja ingin mengeluarkan senjatanya yang diberikan Jihoon berupa cairan sejenis gas airmata, namun Shin-Hae kali ini kalah cepat, karna Siwon telah mengeluarkan pisau kecil dan saku jasnya dan memperlihatkan pisau tersebut pada Shin-Hae. Membuat Shin-Hae menghentikan langkahnya seketika.

 

“Baik, ayo kita selesaikan sekarang.” Ujar Siwon sambil memajukan langkahnya.

 

Shin-Hae memundurkan langkahnya saat Siwon mendekatinya. Sial sial sial! Dia kalah lagi. Tidak, dia tidak akan mati, Siwon-lah yang harus mati hari ini. Shin-Hae masih memberikan ekspresi datarnya lalu mengatakan, “Bunuh saja, besok kau akan menjadi incaran polisi.” Gertakan Shin-Hae ternyata tidak membuat Siwon takut, justru dia tertawa.

 

“Siapa perduli, aku membunuh orangtuamu, tapi aku tidak dipenjara. Aku tinggal berdalih lalu semuanya bisa diselesaikan dengan uang.” Siwon tersenyum meremehkan.

 

“Kau melawanku, tapi tidak mengenalku dengan baik. Kau wanita paling tolol yang pernah kutemui.” Siwon kembali memajukan langkahnya, menyudutkan Shin-Hae yang tidak bisa lagi lari kemanapun. Dibelakangnya terdapat jendela besar yang cukup untuk membuang tubuh wanita itu.

 

Siwon memindahkan pisaunya ketangan kiri, tangan kanannya dia gunakan untuk membuka jendela besar yang terdapat diruangannya yang langsung menyuguhkan kolam renang besar dibawah sana. Mungkin Siwon bisa membuang tubuh gadis ini kebawah dan menenggelamkannya dikolam renang. Dan tidak akan ada yang bisa menolongnya karna seluruh pegawai tidak lagi berada diperusahaan.

 

“Ingin mengucapkan kata-kata terakhir?” Siwon telah memindahkan kembali pisaunya ketangan kanan, bersiap menancapkan pisau tersebut dileher Shin-Hae dan merobeknya.

 

“Atau kau ingin mendengar kata-kata terkahir yang bisa membuatmu bahagia sebelum ajalmu menjemput?” Siwon tersenyum penuh kemenangan. “Aku akan menggantikan posisimu di Shin’s Group. Aku akan menjaga perusahaan itu dengan baik, Shin-Hae~ssi. Tidak ku sangka, mendapatkan Shin’s Group ternyata lebih mudah dari yang ku bayangkan. Aku menyesal harus membunuh kedua orangtua mu terlebih dahulu waktu itu.”

 

Shin-Hae tidak bersuara, dia terlalu takut berbicara. Siwon telah menempelkan pisau tersebut disekitaran lehernya. Menghantarkan rasa dingin yang berasal dari pisau tersebut. Shin-Hae tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia seperti telah menyerahkan nyawanya sekarang. Yang diinginkannya memang membunuh Siwon yang telah membunuh orangtuanya, tapi jika Tuhan menyuruhnya menyusul kedua orangtuanya, apa lagi yang bisa dia lakukan. Jadi Shin-Hae memejamkan matanya, bersiap menerima rasa sakit yang amat sangat dari goresan pisau tersebut.

 

Alih-alih merasakan rasa sakit, yang kini dia rasakan adalah rasa lega luar biasa karna terdengar suara tendangan dipintu ruangan ini. Setelah terdengar suara tendangan beberapa kali, pintu tersebut akhirnya terbuka dan menampilkan sosok Cho Kyuhyun.

 

Shin-Hae melihat ekspresi ketakutan saat dia melihat Cho Kyuhyun.

 

“Kau …” Ujar Siwon dengan nada tidak percaya. Lalu dia kembali menoleh kearah Shin-Hae. “Kalian bekerja sama?” Lanjutnya dengan rasa ketakutan luar biasa.

 

Shin-Hae berusaha mendorong tubuh Siwon menjauh, namun usahanya sia-sia karna Siwon tidak memiliki niat untuk melepaskan Shin-Hae. Kyuhyun yang melihat Siwon semakin menekan pisau yang berada disekitaran leher Shin-Hae mulai terlihat marah, dia memajukan langkahnya dan menarik kerah kemeja Siwon untuk menjauhkan tubuhnya dari tubuh Shin-Hae.

 

Berhasil, Shin-Hae terlepas dari cengkraman Siwon. Kini Siwon dan Kyuhyun sedang bergulat. Siwon telah berhasil merobek lengan kiri Kyuhyun dengan pisaunya. Namun Kyuhyun tidak terlihat kesakitan sama sekali, dia terus meneruskan memukul wajah Siwon hingga Siwon merasa kesakitan dan lengah.

 

Siwon tidak selemah kelihatannya, dia terus melawan Kyuhyun walaupun darah sudah mengalir dari beberapa bagian ditubuhnya. Kyuhyun tidak terluka parah, hanya saja dia membiarkan Siwon menyentuh tangan kirinya satu kali, dan itu tidak akan terjadi lagi.

 

Melawan Kyuhyun sama saja seperti mencari mati. Kyuhyun terlihat sadis saat itu. Tatapan matanya yang mulai memerah terus menatap Siwon dengan garang. Shin-Hae tidak bisa berbuat apapun, dia hanya bisa melihat keduanya saling berusaha melukai.

 

Mata Shin-Hae melebar saat Kyuhyun yang telah berhasil menyudutkan Siwon ketempat dimana Siwon menyudutkan Shin-Hae tadi, kini Siwon mulai menggerakkan tangan kanannya yang masih menggenggam pisau, berniat menghantamkannya kedada Kyuhyun.

 

Shin-Hae berteriak dan berlari kearah Kyuhyun, berusaha menjauhkan pisau tersebut dari tubuh Kyuhyun, namun sialnya pisau tersebut justru merobek bagian perut Shin-Hae dan mengeluarkan banyak darah dari sana.

 

Siwon dan Kyuhyun sama-sama terkejut dengan kejadian tersebut. Kyuhyun yang terlihat semakin murka, merebut pisau tersebut dan mengarahkannya kearah perut Siwon dan menghujamkannya disana. Menancapkannya dalam-dalam hingga Siwon mengeluarkan darah dari mulutnya.

 

Belum puas dengan apa yang telah dilakukannya, Kyuhyun mendorong tubuh Siwon hingga keluar jendela dan membuangnya kebawah. Kyuhyun merasa hal tersebut terlalu baik untuk Siwon karna yang didapatkannya adalah hantaman air, bukan kerasnya tanah. Dan seketika air didalam kolam renang tersebut berubah warna menjadi merah darah.

 

Kyuhyun tidak lagi memperdulikan Siwon, dia kini beralih pada Shin-Hae yang masih tercengang dengan apa yang dilakukan Kyuhyun barusan. Luka Shin-Hae sama sekali tidak parah, hanya berupa goresan yang cukup dalam tapi tidak sampai melukai organ dalam tubuhnya.

 

“Kau tidak apa-apa?” Kyuhyun memeriksa keadaan Shin-Hae yang masih memegangi luka disekitaran perutnya. Shin-Hae menggelengkan kepalanya sebagai jawaban bahwa dia baik-baik saja.

 

“Kita kerumah sakit sekarang.”

 

******

 

Kyuhyun membawa Shin-Hae kerumahnya sepulang dari rumah sakit. Kyuhyun berniat mengatar Shin-Hae kembali kerumahnya, namun karna Kyuhyun tidak mengetahui alamat rumah gadis itu dan gadis itu sedang tertidur sekarang, jadi Kyuhyun memutuskan untuk membawa Shin-Hae kerumahnya.

 

Shin-Hae mendapati beberapa jahitan disekitar perutnya yang sempat digoreskan oleh Siwon, hampir sama dengan Kyuhyun, tangan kirinya juga mendapat jahitan karna ternyata luka yang dimiliki Kyuhyun lebih parah dari luka Shin-Hae.

 

Anehnya Kyuhyun sama sekali tidak merasa sakit saat itu, dia hanya memikirkan cara yang tepat untuk melenyapkan Siwon yang telah melukai Shin-Hae.

 

Kyuhyun membaringkan tubuh Shin-Hae diranjangnya dengan perlahan, berusaha sebisa mungkin agar gadis itu tidak terbangun karna gerakannya. Dan setelahnya Kyuhyun ikut membaringkan tubuhnya disamping tubuh Shin-Hae.

 

******

 

Shin-Hae terbangun akibat rasa sakit yang mendera sekitaran perutnya, dia semakin merintih kesakitan saat merasakan sebuah lengan bertumpu didekat lukanya. Kyuhyun sedang tertidur disampingnya dengan posisi memeluk tubuh Shin-Hae dari samping.

 

Shin-Hae tersentak melihat tubuh Kyuhyun yang berbaring disampingnya, ditambah pria itu memeluknya dengan kepala berada tepat dibahu Shin-Hae. Mereka benar-benar dekat, posisi yang cukup membuat Shin-Hae tidak bisa bernafas dengan benar.

 

Shin-Hae hendak memindahkan lengan Kyuhyun yang berada dibawah dadanya, namun sentuhan Shin-Hae mengakibatkan terbangunnya Kyuhyun. Tak jauh berbeda dengan Shin-Hae, Kyuhyun terbangun karna merasakan sakit yang berada disekitaran lengannya.

 

“Maaf.” Ujar Shin-Hae saat mata mereka saling bertemu.

 

Kyuhyun telah terjaga, tapi dia sama sekali tidak berniat memindahkan lengannya yang masih berada diatas tubuh Shin-Hae. Alih-alih terbangun, Kyuhyun justru memejamkan matanya kembali dan mulai mengatur napasnya agar dia bisa kembali terlelap.

 

“Aku mau bangun, Kyuhyun-ssi.” Shin-Hae menggoyang lengan Kyuhyun ringan agar pria itu kembali terjaga.

 

Kyuhyun tidak menjawab, sepertinya dia benar-benar ingin melanjutkan tidurnya. Jadi Shin-Hae kembali berniat memindahkan lengan Kyuhyun. Namun Kyuhyun menahan lengannya agar tetap berada diatas tubuh Shin-Hae.

 

“Sebentar lagi, aku ingin tidur dengan posisi seperti ini sebentar lagi. Aku baru tidur selama 2 jam.” Pinta Kyuhyun dengan nada yang tidak bisa dibantah.

 

Shin-Hae tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, jadi dia membiarkan Kyuhyun tertidur sebentar lagi. Shin-Hae sebenarnya juga masih merasa lelah, jadi dia ikut memejamkan matanya dan akirnya keduanya kembali terlelap hingga beberapa jam kedepan.

 

******

 

Shin-Hae dan Kyuhyun terjaga bersamaan akibat suara melengking yang baru saja terdengar ditelinga mereka. Setelah mereka membuka mata, mereka menemukan Ah-Ra sedang berdiri terpaku didepan ranjang dengan kedua tangannya menutupi mulutnya tak percaya.

 

Shin-Hae segera menjauh dari Kyuhyun hingga mengakibatkan keduanya meringis. Shin-Hae lupa jika tadi malam perutnya baru saja mendapat jahitan, begitu juga dengan lengan Kyuhyun yang tiba-tiba saja terjatuh saat tubuh Shin-Hae menjauh dari tubuhnya.

 

“Apa-apaan ini.” Ujar Ah-Ra dengan nada tidak percaya.

 

Shin-Hae terdiam, tidak bisa menjelaskan apapun, jadi dia menoleh kearah Kyuhyun. Kyuhyun masih meringis kesakitan lalu dia kembali membenamkan wajahnya pada bantal berniat tidur kembali tapi Ah-Ra tidak mengizinkannya.

 

“Wah, ini pertama kalinya aku melihatmu bersama dengan seorang wanita. Dia sudah menjadi kekasihmu?” Ah-Ra mendekat kearah Kyuhyun untuk memeriksa luka dilengannya.

 

Kyuhyun tidak menjawab. Dia mendudukkan tubuhnya dengan lemah, seperti tidak bertenaga. Kyuhyun memang telah mengeluarkan darah cukup banyakk tadi malam, jadi wajar saja jika dia terlihat selemah itu.

 

“Bagaimana dengan lukamu? Masih sakit?” Kini pandangan Ah-Ra beralih pada Shin-Hae.

 

Shin-Hae menganggukkan kepalanya, “Masih perih disekitar sini.” Shin-Hae menunjuk daerah lukanya, Kyuhyun ikut menoleh kearah Shin-Hae lalu dia meraih lengan Shin-Hae dan menggenggamnya.

 

Ah-Ra dan Shin-Hae terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan Kyuhyun. Pria itu bukanlah tipe pria yang suka terus terang dengan apa yang dirasakannya, tapi justru kini dia memperlihatkannya. Ah-Ra yakin, adik laki-lakinya menyukai gadis ini.

 

“Ada yang ingin ku katakan padamu, nanti temui aku diruang makan.” Ujar Kyuhyun yang setelah itu melangkah ke kamar mandi yang terdapat didalam kamarnya.

 

******

 

Shin-Hae dan Kyuhyun telah duduk berhadapan dimeja makan tanpa ada makanan yang tersaji, karna tujuan mereka ketempat ini bukan untuk menikmati makanan, tapi membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan pembunuhan orangtua Shin-Hae.

 

“Siwon membunuh kedua orangtuamu karna dia ingin mengalahkanku.” Kyuhyun memulai ceritanya.

 

“Aku sempat mengincar Shin’s Group.” Kyuhyun berhenti sejenak, mencoba melihat bagaimana reaksi Shin-Hae setelah dia mendengarnya. Gadis itu hanya diam, jadi Kyuhyun melanjutkan. “Siwon mengetahui rencanaku untuk mengambil Shin’s Group, jadi dia berusaha mengambil perusahaanmu lebih dulu dari aku. Alasannya karna dia ingin terlihat lebih hebat dariku dalam menguasai berbagai perusahaan yang dia mau. Dia kira untuk mendapatkan perusahaan yang dia mau semudah dengan apa yang dia pikirkan. Ternyata kedua orangtuamu sangat menentang dengan apa yang ditawarkan Siwon.”

 

“Siwon sama sekali tidak berpengalaman, dia menggunakan caranya sendiri yang terbilang kasar. Dia terus mengirim teamnya untuk merebut perusahaanmu,  tapi selalu gagal karna orangtuamu mempertahankan perusahaan itu mati-matian. Hingga akhirnya Siwon geram, dan dia sendiri yang datang keperusahaan kala itu. Dan… Dan semuanya yang terburuk terjadi pada hari itu.”

 

Kyuhyun menunduk, terlihat sangat menyesal dengan apa yang baru saja diceritakannya.

 

“Kau tau cerita itu dari siapa?” Shin-Hae bertanya dengan suara serak, seperti sedang menahan tangis.

 

“Aku mencari tau informasi ini dari salah satu anak buahnya yang berhasil ku introgasi tadi malam.”

 

Hening. Tidak ada lagi satu pun dari mereka yang berniat mengeluarkan suara. Shin-Hae jelas masih terlihat syok, dan Kyuhyun, dia berusaha menghargai Shin-Hae, jadi dia diam.

 

Shin-Hae sebenarnya sudah mengetahui kejadian yang membunuh Ayahnya kala itu, tapi dia sama sekali tidak tau dengan cerita sebelumnya yang menyebutkan Siwon selalu mengacaukan kehidupan kedua orangtuanya hanya untuk mendapatkan Shin’s Group.

 

Dan yang membuat Shin-Hae semakin tercengang adalah, Kyuhyun sebenarnya ikut terlibat dalam kasus ini. Siwon melakukannya karna Kyuhyun ingin menguasai perusahaannya. Apakah selama ini dia membantu Shin-Hae hanya agar Shin-Hae merasa berhutang budi lalu dia akan meminta Shin’s Group sebagai imbalannya? Pemikiran tersebut membuat Shin-Hae merasa takut sekaligus geram.

 

“Apa kau melakukan semua ini hanya demi dapat menguasai Shin’s Group?” Suara Shin-Hae hampir pecah, dia tidak lagi dapat menahan emosinya yang kembali mencuat mengingat ada dua pria gila yang memperebutkan Shin’s Group perusahaan orangtuanya. Dan yang lebih gilanya adalah, Shin-Hae mulai menaruh perasaan pada salah satu pria yang berniat menghancurkan masa depannya.

 

“Tidak. Sama sekali tidak. Aku tidak lagi tertarik untuk menguasai perusahaan-perusahaan kecil, justru kini aku lebih tertarik untuk membunuh seorang Choi Siwon. Dan sekarang keinginanku tercapai. Siwon mati ditanganku.” Aku Kyuhyun yang membuat Shin-Hae tercengang.

 

Shin-Hae benar-benar bisa bernapas lega sekarang. Tidak ada lagi yang mengincar perusahaannya, setidaknya manusia keji semacam Choi Siwon tidak ada lagi didunia ini. Walaupun Shin-Hae masih belum merasa puas karna Choi Siwon mati bukan ditangannya, setidaknya dia bisa merasa cukup puas melihat detik-detik terakhir kehidupan Choi Siwon dengan mata kepalanya sendiri.

 

“Baiklah, setidaknya sekarang aku sudah tau mengapa gerombolan keparat itu membunuh kedua orangtuaku. Mau diselesaikan dengan cara apapun sebenarnya percuma, yang ku inginkan tidak mungkin kembali lagi.” Shin-Hae menyelipkan rambut panjangnya kebelakang telinga lalu tersenyum pada Kyuhyun. “Terimakasih untuk semuanya. Aku akan pulang setelah ini dan ku harap kita…”

 

“Jangan!” Cepat-cepat Kyuhyun memotong perkataan gadis itu.

 

Setelah mendengar kata pulang, Kyuhyun merasa kepalanya tiba-tiba saja berdenyut hebat, memikirkan bagaimana jika setelah perpisahan ini mereka tidak dapat bertemu kembali, bagaimana jika nanti Kyuhyun tak dapat memiliki wanita ini. Kyuhyun tau Shin-Hae pun memiliki perasaan yang sama dengannya, namun dia terlalu hebat dalam menyembunyikannya. Jadi, Kyuhyun tidak akan melepaskan gadis itu. Tidak, sebelum dia memilikinya.

 

“Kenapa?” Tanya Shin-Hae dengan kening berkerut.

 

“Hmm,” Kyuhyun memikirkan alasan yang paling tepat untuk bisa menahan Shin-Hae dirumahnya lebih lama. “Kau tau kan Siwon baru saja mati, pasti anak buah pria itu akan mengincar perusahaanmu dan perusahaanku, rumahmu dan rumahku juga. Jadi, sebaiknya kau tetap tinggal dirumah ini hingga semuanya aman.” Bohong Kyuhyun sungguh-sungguh, dia mengamati wajah Shin-Hae terus-terusan untuk melihat reaksi gadis itu atas alasannya.

 

Kyuhyun memohon dalam hati, semoga Tuhan kali ini berpihak padanya, semoga Tuhan merubah pemikiran Shin-Hae agar mengikuti perkataan Kyuhyun, semoga Tuhan….

 

“Sepertinya benar. Baiklah, aku akan tinggal dirumah ini hingga beberapa hair kedepan.”

 

Perkataan Shin-Hae memotong pemikiran Kyuhyun yang tengah berdo’a dengan sungguh-sungguh, dan hasilnya Kyuhyun dapat menghembuskan napasnya lega. Shin-Hae menuruti perkataannya dengan tinggal bersama Kyuhyun untuk sementara. Itu berarti, kesempatan Kyuhyun untuk memiliki Shin-Hae semakin besar. Dia akan melakukan cara apapun untuk mengikat gadis ini bersamanya. Dia akan menikahinya sebentar lagi.

 

“Ah-Ra akan membantumu menemukan beberapa barang yang kau perlukan selama tinggal dirumah ini.” Kyuhyun bangkit, dengan rasa lega luar biasa karna selama beberapa hari kedepan dia bisa meihat gadis itu berada didalam rumahnya.

 

Kyuhyun harus menikahinya. Harus!

 

******

 

Ini sudah hari ke-4 dia tinggal dirumah mewah milik Kyuhyun dan juga Kakak perempuannya. Sudah 4 hari dan sudah 4 hari juga dia tidak bertemu dengan Kyuhyun. Pria itu selalu berangkat ke perusahaan pagi-pagi sekali, dan pulang larut malam, jadi mereka tidak pernah bertemu. Apakah pekerjaannya memang sebanyak itu hingga dia harus berada di kantor seharian penuh?

 

Selama tingga dirumah ini, Shin-Hae dijamu dengan baik. Diberikan kamar yang sama besarnya dengan kamar utama dirumah ini, dan letaknya sangat berdekatan dengan kamar Kyuhyun. Gadis itu sesekali memasuki kamar Kyuhyun yang selalu terlihat rapi dan sangat maskulin. Entah mengapa dia selalu merasa tenang jika berada dikamar itu, seperti kamarnya sendiri. Sangat nyaman.

 

“Kim Shin-Hae,” Teriak Ah-Ra dari luar kamarnya. Shin-Hae terkesiap, buru-buru dia keluar dari kamar Kyuhyun dan mendapati Ah-Ra tengah sibuk dengan ponselnya yang masih berada tepat dipintu kamarnya.

 

“Ada apa?” Tanya Shin-Hae membuat Ah-Ra menoleh dan terkejut. Dia mendapat Shin-Hae bukan keluar dari kamarnya, melainkan dari kamar Kyuhyun.

 

“Sedang apa kau dikamar Kyu?” Tanya Ah-Ra tanpa ada sedikit rasa curiga, karna dia tidak akan melarang Shin-Hae memasuki kamar Kyuhyun yang sebenarnya terlarang untuk dimasuki siapapun. Namun karna Kyuhyun sendiri yang telah memberi izin untuk Shin-Hae bsia mengakses seluruh ruangan di rumah ini, jadi Ah-Ra tidak masalah sama sekali.

 

“Hanya melihat-lihat.” Jawab Shin-Hae merasa bersalah dan salah tingkah.

 

“Ah, aku akan ke Jepang hari ini. Mungkin aku tidak bisa mengatakannya ada Kyuhyun, jadi tolong sampaikan padanya aku harus ke Jepang hari ini, karna perusahaan milikku sedang berada dalam masalah.” Jelas Ah-Ra terburu-buru.

 

“Kau memiliki perusahaan?” Shin-Hae tercengang, bahkan gadis penghambur uang seperti dia pun bisa memiliki perusahaan yang berada diluar Korea.

 

“Sebenarnya perusahaan milik Kyuhyun, namun dia memberikannya padaku. Sudah ya, aku harus berangkat sekarang juga. Sampai jumpa.”

 

Dan menghilanglah Ah-Ra. Keberadaan Ah-Ra dirumah ini saja masih membuatnya merasa kesepian, bagaimana jika wanita itu tidak ada. Shin-Hae mendesah, mulai bingung harus melakukan apa. Rumah ini sudah habis dijelajahinya, tidak ada hal yang menarik perhatiannya lagi.

 

Shin-Hae memutuskan untuk menyalakan TV super besar yang pernah ditemuinya diruangan keluarga yang lagi-lagi terlihat sunyi, seperti jarang ditempati. Terang saja, isi pemilik rumah ini hanya ada dua orang, dan kedua orang tersebut terlalu sibuk untuk sekedar menyempatkan dirinya duduk diruang keuarga dan menonton acara televisi.

 

Ini sudah hampir pukul 21.00 dan pria itu belum juga kembali. Apakah akan pulang larut lagi? Pikiran itu baru saja melintas dikepalanya dan tiba-tiba terdengar suara mesin mobil memasuki garasi yang letaknya kebetulan bersebelahan dengan ruang keluarga. Shin-Hae bangkit dan membuka pintu garasi yang langsung terhubung dengan ruang keluarga.

 

“Sudah pulang?” Tanya Shin-Hae antusias.

 

Akhirnya dia bisa melihat pria itu. Pria yang kini tengah mengunci mobilnya dengan kunci alarm, pria yang kini menoleh kearahnya dan tersenyum, Cho Kyuhyun. Akhirnya dia bisa melihat Kyuhyun sejak hari terakhir mereka tidur bersama setelah dari rumah sakit.

 

Kyuhyun menoleh dan mendapati gadis itu tengah menyapanya tepat didepan pintu, seperti tengah menunggunya pulang. Bisakah Kyuhyun melihatnya sebagai… Seorang isteri yang tengah menunggu suaminya pulang?

 

“Senang bisa melihatmu lagi.” Kyuhyun tersenyum setelah dirinya berada tepat dihadapan Shin-Hae. Membuat gadis itu merasa salah tingkah dan terpaksa memundurkan langkahnya satu kali agar degupan jantungnya tidak terlalu berlebihan.

 

“Hmm, kau sudah makan?” Tanya Shin-Hae masih dengan nada gugup yang dibalas dengan senyuman menggoda Cho Kyuhyun. Apakah sebuah senyuman bisa mempercepat kematian? Setiap melihat Kyuhyun tersenyum seperti ini, degupan jantung Shin-Hae selalu berlebihan, hingga membuatnya terasa sakit, seperti tidak bisa bernapas dengan benar.

 

“Jadi kau mulai memperhatikan jadwal makanku?” Kyuhyun memajukan tubuhnya mendekatkan kembali tubuhnya pada tubuh Shin-Hae. “Aku belum makan. Ingin makan bersama?” Bisik Kyuhyun terang-terangan menggoda gadis itu yang kini pipinya telah memerah.

 

“Sepertinya tidak buruk.” Shin-Hae membalas senyuman Kyuhyun lalu berbalik hendak meninggalkan pria itu, namun langkahnya terhenti karna Kyuhyun meraih lengan Shin-Hae, membuat mereka berhenti dan saling menatap satu sama lain.

 

“Aku pemilik rumah, jadi seharusnya aku yang berada didepan.” Kyuhyun melangkah, memimpin jalan Shin-Hae tanpa melepas genggamannya.

 

Tangan itu lembut, lebih lembut dari apa yang dibayangkannya. Selain lembut, tangan itu hangat, membuatnya tidak ingin melepaskan genggaman itu. Shin-Hae sempat bingung dengan perlakuan Kyuhyun yang berubah menjadi sangat hangat seperti ini, tidak seperti Kyuhyun yang dikenalnya beberapa waktu yang lalu. CEO tersadis yang pernah ada. Siapa yang menyangka ternyata kata sadis itu sangat berbanding terbalik dengan apa yang sedang ditunjukkan Kyuhyun saat ini.

 

Mereka telah tiba dimeja makan, dan saatnya Kyuhyun melepaskan genggaman itu. Entah mengapa hanya memikirkan bahwa Kyuhyun akan melepas tangannya membuat Shin-Hae merasa khawatir, dia tidak ingin melepaskannya.

 

“Aku tidak keberatan memegang tanganmu hingga berapa lama pun, tapi aku ingin kau juga makan. Kau makan dengan tangan kanan, kan?” Shin-Hae tersadar dari lamunannya dan mengerti dengan apa yang dimaksud Kyuhyun, karna setelahnya Shin-Hae melihat kearah tangannnya yang masih berada diatas tangan Kyuhyun. Hanya bedanya, tangan Kyuhyun telah melepas genggaman itu, tangan Shin-Hae lah yang masih menggenggam tangan Kyuhyun. Dengan gerakan super cepat Shin-Hae segera melepas genggamannya, merasa malu setengah mati.

 

Suara kekehan Kyuhyun membuatnya semakin malu, wajahnya benar-benar akan semerah tomat jika terus-terusan seperti ini. Shin-Hae melirik Kyuhyun, dan ternyata pria itu juga menatapnya. Detik-detik dimana mereka merasa bahwa apa yang dilihatnya adalah surga, segala jenis keindahan yang pernah dilihatnya. Apakah wajah seseorang bisa seindah itu? Itulah yang dirasakan keduanya saat manik mata mereka saling bertemu.

 

“Apa kau menjalani perusahaanmu sendirian selama ini?” Kyuhyun membuka pembicaraan baru, mengalihkan rasa malu Shin-Hae yang disadari Kyuhyun.

 

“Yah, seperti itu. Tapi banyak yang mengajarkanku disana. Miris, kan? Itu perusahaanku, tapi justru aku menjalankannya dengan bantuan orang lain.” Jawab gadis itu dengan selipan senyuman miris.

 

Kyuhyun menoleh, menatapi wajah gadis itu dari samping yang terlihat menyedihkan. Baru saja pipi gadis itu semerah tomat, dan sekarang ekspresi wajahnya sudah semenyedihkan itu. Kyuhyun merasa menyesal karna telah membahasnya.

 

“Maaf, aku tidak berniat mengingatkanmu pada…” Kyuhyun menggantung ucapannya, namun Shin-Hae mengerti, jadi gadis itu menganggukkan kepalanya mengerti.

 

Mereka melanjutkan makan malam mereka dalam diam, tidak ada yang bersuara kecuali suara sentuhan antara sendok, garpu, dan piring yang memenuhi ruang makan itu. Mereka menyelesaikan makan malam mereka dengan cepat, keduanya kelaparan, dan itu membuat Kyuhyun merasa bersyukur. Karna ini adalah kali pertama makan malamnya ditemani dengan seorang teman, teman wanita.

 

“Ingin menambah makanan lagi?” Tawar Kyuhyun yang sepertinya memiliki makanan tambahan didalam kulkasnya.

 

“Tidak terimakasih.” Tolak gadis itu sopan, dan sekarang dia bangkit berdiri, membereskan piring miliknya dan juga milik Kyuhyun lalu dibawa ke dapur dan dia siap untuk mencucinya.

 

“Tinggalkan saja disitu, akan ada yang mencucinya.” Tahan Kyuhyun saat Shin-Hae hendak meraih sarung tangan untuk mencuci.

 

“Tidak apa, aku bisa melakukannya.”  Shin-Hae kembali meraih sarung tangan berwarna cokelat itu dan hendak memasangkannya dikedua tangannya, namun lagi-lagi digagalkan oleh Kyuhyun karna tiba-tiba saja pria itu merampasnya dan membuangnya jauh dari hadapan gadis itu.

 

“Kau suka menonton film?”

 

“Apa?”

 

******

 

Inilah satu-satunya cara terakhir Kyuhyun untuk menahan gadis itu agar tetap berada didekatnya. Kyuhyun meminta gadis itu menemaninya menonton film yang sebenarnya sudah ditonton Kyuhyun satu minggu yang lalu, dan tidak ada hasrat untuk menontonnya kembali. Tapi hari ini Kyuhyun terpaksa mengulang film tersebut sebagai alasan agar gadisnya tetap berada didekatnya.

 

Kyuhyun sengaja membesarkan volumenya, Kyuhyun tidak berniat sama sekali menonton film itu lagi, jadi dia hanya membutuhkan suara film tersebut untuk menghilangkan kesunyian yang selalu terjadi dirumah besarnya.

 

Kyuhyun melirik Shin-Hae berkali-kali, dan beruntungnya gadis itu terfokus pada film romantis yang disajikan dihadapannya, jadi Kyuhyun bisa dengan leluasa memandangi gadis itu sesukanya. Sudah 4 hari gadis itu berada dirumahnya, dan baru kali ini Kyuhyun bisa duduk bersama dengan suasana santai seperti ini.

 

Saat Kyuhyun masih memandangi gadis itu, gadis itu tertawa saat ada adegan dimana sang wanita dan sang pria saling melontarkan ejekan yang cukup lucu, dan itu membuat Kyuhyun terdiam. Gadis itu tertawa, dia bahkan belum pernah melihat tawa gadis itu yang begitu lepas seperti saat ini. Matanya menjadi semakin indah saat dia tertawa, tulang pipinya semakin menonjol dan membuatnya semakin terlihat menggoda.

 

Kyuhyun tidak tahan lagi, dia tidak bisa bersabar lebih lama lagi. Jadi dia mengecup pipi itu lembut dan cukup lama dia menempelkan bibirnya dipipi gadis itu. Saat Kyuhyun melepasnya, tubuh gadis itu mematung, tidak bergerak sedikitpun, bahkan tidak ada pergerakan sama sekali.

 

“Hey, bernapas, Kim Shin-Hae.” Tegur Kyuhyun khawatir saat mengetahui bahwa gadis itu telah menahan napasnya selama beberapa detik.

 

Shin-Hae tersadar dari keterpakuannya, lalu dengan segera menarik napas dalam-dalam dan  itu berhasil membuat Kyuhyun tertawa. Kali ini Shin-Hae lah yang dibuat terdiam karna tawa Kyuhyun yang begitu lepas. Pria itu, pria yang disandangkan gelar sebagai CEO tersadis ternyata bisa semanis ini jika tertawa.

 

Kyuhyun akhirnya berhenti tertawa secara perlahan, mengikuti arah pandang gadis itu yang ternyata masih terus menatapnya lekat. Sontak Kyuhyun memajukan tubuhnya dengan cepat lalu mendorong gadis itu hingga berbaring dan setelah itu Kyuhyun mencium bibirnya.

 

Ciuman itu dilakukan perlahan awalanya, seolah mencari persetujuan dari Shin-Hae untuk melumat bibirnya lebih dalam. Karna tidak ada penolakan, jadi Kyuhyun melanjutkannya menjadi semakin intens. Ciuman itu semakin dalam, berubah menjadi sedikit liar yang membuat mereka berdua kehabisan napas saat menyudahinya.

 

Kyuhyun belum melepaskan gadis itu, posisi mereka masih saling menindih dan Kyuhyun tidak berniat untuk kembali ke posisinya semula.

 

Kyuhyun menatap gadis itu dalam jarak pandang yang begitu dekat, bahkan hidung mereka masih saling bersentuhan. Shin-Hae yang merasa canggung ditatap dengan tatapan seintens itu mengalihkan pandangannya kearah lain.

 

“Tatap aku,” Peirntah Kyuhyun saat Shin-Hae menghindari tatapannya, dan gadis itu menurut. “Dan dengarkan aku baik-baik.” Lanjut Kyuhyun dengan nada yang sangat serius.

 

“Aku tidak tau harus memulainya dari mana,” Gumam Kyuhyun tak jelas. “Entah saat pertama kali kita bertemu, atau saat pertama kali kau menolong Kakak ku dan datang ke perusahaanku, aku juga tidak tau bermulanya saat kapan, tapi yang jelas, aku mulai menyukaimu. Mungkin terlalu klise jika ku teruskan bagaimana proses aku mencintaimu, mengingat kita hanya bertemu beberapa kali. Aku merasakan sesuatu yang berbeda.” Kyuhyun meraih lengan Shin-Hae dan meletakkannya diatas dadanya. “Disini, aku merasakan sesuatu yang berbeda disini setiap kali melihatmu.”

 

Kyuhyun tersenyum lembut dan melanjutkan, “Aku selalu mengawasimu kalau kau belum tau. Pekerjaanmu penuh resiko. Sebenarnya bisa saja aku membunuh Siwon dalam sekejap, tapi kau sepertinya sangat terobsesi untuk bisa membunuhnya dengan tanganmu sendiri. Jadi aku membiarkanmu, dan kau terluka karna itu. Apa kau tau seberapa besar hasratku untuk membunuhnya saat aku melihatmu dilukai olehnya? Aku bahkan telah bersumpah dalam hati jika dia juga berusaha membunuhku, aku akan merelakan nyawaku hanya untuk melindungimu.”

 

Kyuhyun kembali mengecup bibir gadis itu lembut dan cukup lama.

 

“Apakah itu cukup menjelaskan seberapa besar rasa cintaku padamu?”

 

Shin-Hae hanya bisa diam, otaknya sibuk mencerna seluruh perkataan Kyuhyun yang menghantam dirinya. Seperti itukah? Seperti itukah cara Kyuhyun melindunginya?

 

“Aku tau kau juga menyukaiku, jadi jangan berikan alasan yang tidak masuk akal.”

 

“Tapi kita belum saling mengenal.”

 

“Itu bisa kita lakukan setelah kita menjalin hubungan nanti. Jadi, apa kau mau menjadi kekasihku?” Raut wajah Kyuhyun tampak ragu, “Ah, bukan. Apa kau mau menjadi isteriku?”

 

Sontak Shin-Hae membulatkan matanya, menerka apakah pria ini dalam keadaan mabuk? Apakah dia kehilangan pikiran warasnya?

 

“Kau.. Melamarku?”

 

Kyuhyun mengangkat bahunya santai, “Apa kau tidak merasa bahwa tubuh kita terlihat pas dalam keadaan seperti ini? Kau juga sudah pasti tau bahwa kaum-mu diciptakan dari tulang rusuk kaum-ku, jadi apa lagi yang harus kulakukan setelah menemukan tulang rusukku? Tentu saja aku harus mengikatnya, mengikatmu, menjadi milikku. Ah, tidak, kau memang milikku. Kita memang sudah seharusnya bersama, kan?”

 

Kali ini pipi Shin-Hae yang dikecupnya, dan Kyuhyun tidak bermaksud sama sekali memberikan Shin-Hae kesempatan untuk berbicara. Karna Kyuhyun kini mengeluarkan kotak kecil berwarna hitam, setelah dibuka, isi dari kotak itu ternyata sebuah cincin berlian yang terlihat sangat mewah. Dengan perlahan Kyuhyun memasukkan cincin tersebut dijari manis gadisnya.

 

“Lihat, kau sudah menjadi milikku sekarang. Aku tidak menerima penolakan, jadi kau harus menerimanya. Jika kau berani melepas cincin ini, aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu, sayang.”

 

END

 

Ini gak tau ceritanya nyambung atau ngga

Ini ditulis dari… gatau kapan aku juga lupa haha

Sebenernya males nerusin FF ini, tapi sayang kalo didelete -.-

Ini sampah, sampah sesampah sampahnya. Mian~