nan neomu miwo

Hembusan angin malam itu terasa lebih menusuk dari malam-malam lainnya. Sebelumnya dia tak pernah merasakan perasaan menyakitkan seperti ini hanya karna tubuhnya dihantam angin malam. Apakah semuanya berbeda karna ada Kyuhyun disampingnya? Seharusnya reaksi tubuhnya tidak separah ini, kan? Atau karna kata-kata perceraian yang disebut Kyuhyun tadi?

Shin-Hae terdiam, tak tau harus mengatakan apa. Dan entah dorongan dari mana, dia berharap bahwa apa yang didengarnya tadi tak benar-benar terjadi, hanya halusinasinya saja karna terlalu lelah. Apakah semuanya hanya khayalan? Shin-Hae memejamkan matanya sejenak, berdo’a dalam hati saat dia membuka mata nanti, dia tengah berbaring diranjangnya dengan damai, bukannya tengah berdiri disini bersama Kyuhyun dan membicarakan masalah yang sama sekali tak ingin didengarnya. Perlahan, hitungan mundur pun mulai dia lakukan, berawal dari lima hingga satu dan dia membuka matanya. Dan dia pun harus kecewa, karna semuanya adalah kenyataan. Kyuhyun benar-benar mengatakan bahwa dia ingin bercerai.

 

Kyuhyun pun diam, sama seperti isterinya, menatapi lahan luas yang ditanami bunga-bunga cantik untuk memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Kyuhyun memasukkan kedua tangannya kedalam saku jas saat tangannya sudah mulai terasa dingin karna udara malam yang kurang bersahabat, lalu dia mendesah lelah.

 

“Boleh aku berkata jujur?” Tanya Kyuhyun setelah sempat menoleh sekilas kearah Shin-Hae.

 

“Katakan saja, tidak ada yang melarang.” Jawab gadis itu dengan nada ketus, namun berbanding terbalik dengan hatinya yang justru merasa takut akan apa yang akan dikatakan pria itu. Kejujuran apa yang akan dia sampaikan hingga menyia-nyiakan waktu istirahatnya seperti ini?

 

“Boleh aku meminta bantuanmu?” Tanya Kyuhyun lagi yang kali ini mendapat tatapan sinis dari istrinya.

 

“Kau sebenarnya ingin bicara atau meminta bantuan, huh?”

 

“Meminta bantuan untuk sebuah kejujuran.” Gumam Kyuhyun dengan nada bicara yang sangat serius. “Bisakah kau mengabulkan keinginan ku untuk bercerai?” Lanjutnya sungguh-sungguh.

 

Setelah mendengar permohonan Kyuhyun, entah mengapa rasa pusing tiba-tiba saja menghantam kepala gadis itu setelah mendengar kata perceraian untuk yang kedua kali. Pandangannya menjadi buram, bayangan Kyuhyun terbelah menjadi dua. Oh, ada apa ini.

 

Rasa pusingnya bukan satu-satunya yang dia rasakan, sakit yang amat sangat pun terasa dibagian perut bagian bawahnya. Bulan ini dia sudah melewati masa kewanitaannya, tapi mengapa sakitnya datang lagi?

 

Peluh-peluh keringat mulai bermunculan dikeningnya. Kyuhyun… Tolong. Gadis itu ingin mengucapkan kata-kata itu, tapi untuk sekedar mengeluarkan suarapun Shin-Hae sudah tak mampu. Tangannya berusaha menggapai Kyuhyun yang tak terlalu jauh darinya, tapi lagi-lagi tak berhasil karna lilitan diperutnya terasa semakin menyakitkan saat dia menggerakan tangannya.

 

Gadis itu pun menyerah saat Kyuhyun sama sekali tak menoleh kearahnya dan melihat bagaimana tersiksanya dia saat ini. Rasa sakit itu mulai menguasai tubuhnya dan tak lama setelah itu, bayangan Kyuhyun terbelah menjadi dua, lalu… Semuanya berubah menjadi gelap.

 

******

 

Keesokan harinya, kamar Kyuhyun menjadi ramai karna seluruh Hyung-nya memasuki ruangan itu hanya untuk melihat kondisi seseorang yang kabarnya memburuk tadi malam. Telah terbaring disana sosok wanita cantik yang wajahnya terlihat pucat, diranjang milik Kyuhyun yang tidak dia tiduri semalaman karna sibuk mengurus isterinya yang jatuh pingsan setelah dia mengajaknya keluar tadi malam.

 

“Apa kata dokter?” Tanya Ryeowook, pria terakhir yang datang kekamar Kyuhyun.

 

“Kelelahan.” Jawab Kyuhyun singkat, dia sudah lelah menjawab semua pertanyaan Hyung-nya terutama Heechul yang terus-terusan memarahinya sejak mengetahui bahwa Shin-Hae pingsan setelah Kyuhyun mengajaknya keluar tadi malam.

 

“Tentu saja kelelahan. Bayangkan saja, sejak tiba di London dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk beristirahat, dia segera mengambil kameranya untuk bekerja, lalu kencan buta, dan Cho Kyuhyun pabo ini mengajaknya keluar di jam yang seharusnya di gunakan gadis itu untuk beristirahat.” Heechul kembali menyindir Kyuhyun yang dirasa tidak punya rasa belas kasihan terhadap isterinya sendiri.

 

“Sudahlah, yang penting dia tidak sakit parah, hanya butuh istirahat, kan? Jangan terlalu mengkhawatirkannya, khawatirkan juga kesehatanmu, Kyu.” Jawab Ryeowook merasa bersalah karna dialah yang kembali membuka pembicaraan ini. Ryeowook menoleh kearah Kyuhyun, pria itu sedari tadi menatapi istrinya yang masih tertidur pulas dengan wajah yang sama pucatnya dengan Shin-Hae. “Biar aku saja yang menjaganya, kau mandi setelah itu tidur, aku tau kau belum tidur semalaman.” Lanjut Ryeowook menarik lengan Kyuhyun agar pria itu beranjak dari duduknya, dan untung saja pria itu tidak menolak, karna sepertinya Kyuhyun memang butuh istirahat.

 

“Kalian sudah berkemas? Kita akan kembali ke Korea 3 jam lagi.” Masih Ryeowook yang berbicara, dia menatapi seluruh member Super Junior yang sejak pagi tadi sudah berada dikamar Kyuhyun. Mengkhawatirkan satu-satunya wanita yang ikut dalam perjalanan tour mereka.

 

Yang membuat mereka semua merasa bersalah adalah, hanya satu, demi Tuhan hanya satu wanita yang mereka bawa, tapi mereka tidak bisa menjaganya dengan baik, bahkan hanya untuk memperhatikan kesehatan gadis itu saja mereka tidak bisa. Inilah yang membuat mereka semakin takut untuk menjalin sebuah hubungan dengan wanita. Mereka takut akan melakukan hal yang sama seperti saat ini. Bahkan untuk menjaga seorang wanita agar tetap sehatpun mereka tak bisa.

 

Satu persatu semua member berpamitan untuk mengemas kembali barangnya, kecuali Heechul. Pria itu masih saja keras kepala tidak ingin kembali kekamarnya, bahkan dia tidak ingin kembali ke Korea sebelum melihat Shin-Hae bangun dari tidurnya.

 

Dialah satu-satunya member yang terlihat cemas, bahkan lebih cemas dari suami gadis ini sendiri. Berkali-kali dia memeriksa suhu tubuh Shin-Hae dengan telapak tangannya, memastikan bahwa demam gadis itu sudah menurun atau malah semakin meninggi. Dan siapapun yang melihat wajah lelahnya saat ini, pasti akan tau bahwa dia belum istirahat sama sekali, seperti Kyuhyun.

 

“Sudahlah, dia bersama Kyuhyun disini, dan Kyuhyun suaminya, dia pasti menjaga Shin-Hae dengan baik, lebih dari siapapun. Kau tidak bisa tinggal, karna sore ini kau akan menjadi penyiar di Kiss Radio, jangan lupa itu.”

 

Untuk kali pertama Heechul berharap Ryeowook hilang dari muka bumi. Sejak kapan pria itu menjadi sebijak dan terlalu banyak bicara seperti ini? Apakah selama dua tahun sejak kepergiannya untuk wajib militer, Ryeowook sudah banyak berubah?

 

Tanpa berkata apapun lagi Heechul berbalik, berjalan dengan lemas menuju kamarnya. Sebenarnya dia tidak ingin kembali ke Korea, setidaknya hingga gadis itu membuka matanya. Tidak bisakah dia menggantikan posisi Kyuhyun? Karna Heechul tau, Kyuhyun bahkan tidak berniat tinggal lebih lama di London, apalagi hanya berdua saja dengan gadis itu.

 

Yah, semoga saja apa yang dikatakan Ryeowook tadi benar. Kyuhyun akan menjaga Shin-Hae dengan baik, karna jika tidak, Heechul tidak perlu berpikir dua kali untuk kembali ke London dan membawa Shin-Hae bersamanya.

 

******

 

Sinar matahari itu masuk dari sela-sela pintu balkon yang terbuka, menyorot tepat kearah ranjang tempat dimana Shin-Hae masih terbaring dengan wajah pucatnya. Gadis itu masih belum bangun, gumam Kyuhyun dalam hati. Apakah ini karnanya? Karna ulahnya yang mengajak gadis itu keluar malam padahal sudah tau jika udara malam disini hampir mencapai minus 4 derajat celcius? Atau karna….

 

Kyuhyun yang duduk disofa santai yang diletakkan tepat dihadapan ranjang itu mengusap wajahnya lelah. Dia bahkan belum mengatakan permohonannya semalam, apakah gadis itu ingin mendengarnya lagi nanti setelah dia bangun dari tidurnya? Apakah dia harus mengatakannya lagi disaat kondisi tubuhnya sedang tidak stabil, dan ditambah ini adalah bulan madu mereka, haruskan dia menghancurkannya?

 

Suara gerakan dari ranjang membuat Kyuhyun menoleh cepat kearahnya, dan disana Shin-Hae sudah mulai membuka matanya perlahan, sedikit mengerjap untuk menyesuaikan cahaya matahari yang langsung menyorot tepat kearahnya.

 

“Akhirnya kau sadar juga.” Kyuhyun bangkit dari sofa dan menyodorkan segelas air putih untuk gadis itu yang memang sudah dia siapkan sejak tadi dinakas kecil samping ranjangnya.

 

“Hmm? Kenapa kau ada disini?” Tanya gadis itu dengan suara serak, berusaha bangkit dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.

 

Kyuhyun tidak menjawab, hanya menyodorkan gelas berisi air putih yang tak lama diambil alih oleh gadis itu. Kyuhyun memilih duduk disisi ranjang, memperhatikan gadis itu menenggak seluruh isi gelasnya hingga habis. Wajahnya masih pucat, itulah yang disadarinya, dan entah mengapa rasa bersalah selalu menghantamnya setelah melihat wajah gadis itu.

 

Dia tau apa kesalahannya, tapi Kyuhyun menolak untuk merasa bersalah, karna bagaimanapun juga dia sama sekali tidak melakukan kesalahan, dia hanya mengutarakan apa yang ingin disampaikannya, apa ada yang salah? Lagipula, pernikahan ini bukan keputusan mereka berdua, terjadi bukan atas dasar saling suka, hanya kompromi yang terjadi antar keluarga karna kesalahpahaman, dan dia akan meluruskan kesalahpahaman itu sekarang, dan berniat mengakhirinya sekalian.

 

“Yang lain sudah pulang?” Tanya gadis itu yang menghancurkan segala pemikirannya tentang bagaimana dia harus memulai lagi untuk memohon.

 

“Hmm,” Kyuhyun mengangguk lalu melihat jam tangannya. “Kurasa mereka sudah dipesawat.”

 

Shin-Hae hanya mengangguk sebagai tanda mengerti, dia masih tidak ingin berbicara banyak, dia masih terlalu lelah untuk berbicara, bahkan kepalanya masih terasa sakit, dia benar-benar butuh istirahat.

 

Mereka sama-sama terdiam, bergelut dalam pikirannya masing-masing yang entah tengah memikirkan apa. Menyadari kediaman Kyuhyun, Shin-Hae menoleh, mendapati ekspresi wajah Kyuhyun yang terlihat tengah memikirkan sesuatu yang membuat kepalanya nyaris pecah. Tanpa menjadi paranormal sekalipun Shin-Hae tau apa yang sedang dipikirkan Kyuhyun. Tidur lebih dari 12 jam tidak menghilangkan memorinya tentang malam itu, malam dimana Kyuhyun meminta perceraian, memohon dengan tulus yang jika siapapun melihat Kyuhyun tengah memohon malam itu, tidak akan ada yang berani menolak permintaannya. Begitu juga dengannya, dia akan mengabulkan apapun yang Kyuhyun inginkan.

 

Apakah bercerai memang semudah itu? Walaupun mereka menikah bukan karna keinginan masing-masing, apakah pernikahan mereka benar-benar tidak bisa diselamatkan? Tapi jika diselamatkanpun tidak ada gunanya, untuk apa? Untuk dipamerkan sekalipun tak bisa. Kyuhyun… Apakah dia sama sekali tidak menganggap wanita ini sebagai istrinya? Mengapa dia tidak bisa menjaga perasaan gadis itu, apa semudah itu dia menerima pernikahaan dengan seorang gadis, lalu beberapa minggu setelahnya dengan mudah juga dia mengucapkan kata perceraian.

 

Seulgi… Satu nama itulah yang sedari tadi berputar dikepala Shin-Hae. Tidak akan ada alasan lain selain si pemilik nama itu untuk perceraian yang diminta Kyuhyun. Apa wanita itu benar-benar sangat berharga untuknya hingga dia merelakan apapun yang ada didekatnya hanya untuk wanita itu saja?

 

“Kyu, kau bawa laptop?”

 

Kyuhyun menoleh dan mengangguk, “Bawa, kenapa?”

 

“Berikan padaku.” Tagih gadis itu sambil menyodorkan lengannya.

 

Kyuhyun bangkit dan mencari benda berwarna putih itu didalam tas ranselnya. Shin-Hae mengamati setiap gerakan Kyuhyun yang tengah sibuk disana sambil membelakanginya. Kyu, kau harus berterimakasih padaku, setidaknya untuk membalas rasa terimakasihku, bahagialah dengannya.

 

Setelah menemukan apa yang dicarinya, benda itu langsung diberikan pada seseorang yang ingin meminjamnya. Dengan gerakan sangat cepat, gadis itu membuka dan mengoperasikan laptop itu dengan semaunya. Kyuhyun memperhatikan gerak-gerik gadis itu yang keningnya terkadang mengerut melihat layar laptop, sesekali menggigit bibirnya yang tampak kering, mengetikkan sesuatu disana, dan hal terakhir yang dilakukan dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

 

“Ya, selamat siang.” Sapa gadis itu setelah sambungan telponnya tersambung, Kyuhyun masih saja mengamatinya seperti orang bodoh. “Saya ingin memesan dua tiket pesawat tujuan Korea sore ini.”

 

Kyuhyun terkejut mendengar percakapan gadis itu yang membicarakan tiket pesawat untuk mereka kembali ke Korea hari ini. Apa yang kau lakukan?! Kyuhyun mengucapkan kata-kata itu tanpa suara kearah Shin-Hae yang hanya dibalas gadis itu dengan ekspresi marah sambil menyentuhkan jari telunjuknya pada bibirnya sendiri, menyuruh Kyuhyun untuk diam.

 

“Baik terimakasih, uangnya akan ku transfer lima belas menit lagi.” Dan percakapan itupun selesai.

 

“Apa yang kau lakukan?” Sambar Kyuhyun bahkan sebelum gadis itu mematikan ponselnya.

 

“Apa lagi? Tentu saja kita akan kembali ke Korea hari ini. Kau masih mau bersamaku disini sedangkan ada seseorang yang menunggumu di Korea sana? Aku sih tidak mau.” Ucap gadis itu tak memperdulikan ekspresi Kyuhyun yang terlihat menahan senyum namun segera dihilangkannya dan berganti dengan ekspresi kebingungan.

 

“Tapi apa yang harus kita katakan jika tiba-tiba saja kita memutuskan untuk kembali ke Korea?”

 

“Kau ini benar-benar tidak punya ide, ya? Katakan saja pada Orangtua dan Kakakmu kalau aku sakit dan meminta untuk kembali ke Korea karna aku tidak betah berada dinegara ini. Susah sekali ya untuk mengingat bahwa aku ini masih sakit?” Sindir Shin-Hae kesal.

 

“Bukan seperti itu, aku hanya…..”

 

“Ah sudah, minggir kau aku mau mandi. Dan urus pembayaran tiket itu, nomor rekeningnya ada disini.” Tunjuk Shin-Hae kearah layar laptop yang masih menampilkan situs maskapai penerbangan yang akan mereka gunakan nanti untuk pulang.

 

Dengan sekuat tenaga menahan rasa sakit dikepalanya yang masih terasa menusuk, Shin-Hae berakting seolah dia sudah tidak sakit sama sekali dan bergerak cepat ke kamar mandi. Satu langkah lagi dia mencapai pintu kamar mandi, Kyuhyun memanggilnya, terpaksa dia harus berhenti dan membalikkan badannya menoleh kearah Kyuhyun.

 

“Apa lagi?” Tanya gadis itu malas.

 

“Terimakasih, aku janji akan membalasnya lain kali.”

 

“Membalasnya dengan apapun yang ku mau?” Jawab Shin-Hae merasa tertarik.

 

Kyuhyun mengangguk sambil tersenyum kecil, “Dengan apapun.”

 

Shin-Hae cepat-cepat berbalik sebelum senyumnya memudar tanpa dia sadari. Lihat, untuk tersenyum saja dia harus berakting, apakah dia memang merasa sangat hancur karna Kyuhyun memiliki seorang kekasih? Seharusnya tidak seperti ini, toh dia juga membenci Kyuhyun, memangnya kenapa kalau pria brengsek itu punya pacar?

 

Shin-Hae memutar knop pintu kamar mandi lalu menutupnya kembali dengan gerakan cepat dan bahkan sedikit terbanting hingga menimbulkan suara yang cukup bising. Benar saja, senyumnya segera memudar bersamaan dengan tertutupnya pintu kamar mandi. Dia menunduk lalu menghela napasnya panjang. Ini tidak benar, seharusnya dia tidak seperti ini.

 

“Sadarlah Kim Shin-Hae.” Gumamnya lalu menepuk kedua pipinya dengan tangan cukup kencang yang membuat pipinya merona merah karna tamparan itu.

 

Dia harus kembali menjadi dirinya, akan gawat jika dia terus-terusan seperti ini. Setelah kembali ke Korea nanti, semuanya harus berjalan seperti biasanya, dan beruntungnya dia sudah pindah ke flat, jadi dia tidak harus bertemu lagi dengan Kyuhyun di apartment. Dan dengan cara seperti itulah Shin-Hae akan melupakan sedikit demi sedikit apa yang telah dia rasakan terhadap Kyuhyun selama beberapa hari ini. Ya, untungnya baru beberapa hari, jadi perasaannya belum terlalu dalam, masih mudah jika dia ingin mengubur perasaannya.

 

Sore pun tiba, mereka benar-benar meninggalkan London dan menuju Korea. Di pesawat sama sekali tak ada percakapan, karna Kyuhyun memilih tidur daripada berbincang dengan istrinya. Diam-diam Shin-Hae ingin tau apa yang tengah di mimpikan pria itu, apakah dia sudah memimpikan Seulgi yang berada di korea sana? Tidak sabar untuk cepat-cepat tiba dan akhirnya bertemu diam-diam dan meluapkan rasa rindu mereka dengan cara mereka sendiri? Dan diam-diam juga pun Shin-Hae ingin merasakan apa yang dirasakan Seulgi, dirindukan setengah mati, bagaimana rasanya?

 

Bukan karna pria itu adalah Cho Kyuhyun, sampai mati pun Shin-Hae tak ingin dirindukan oleh magnae Super Junior itu. Dia hanya ingin tau bagaimana rasanya dirindukan seorang pria yang menyayanginya, bagaimana rasanya diperhatikan, bagaimana rasanya memiliki pasangan yang sangat perhatian.

 

Dia sudah memiliki suami, suami yang bahkan ribuan wanita diluar sana menginginkannya, tapi dia tak bisa mendapatkan apa yang ingin dirasakannya, apakah seperti ini rasanya menikah dengan seseorang yang mempunyai nama besar? Atau sebenarnya memang seperti inilah sebuah hubungan yang memiliki ikatan? Apakah memang benar rasanya mengerikan seperti ini?

 

Shin-Hae memejamkan matanya, berharap dia sedang terlelap di ranjangnya, dan ketika terbangun dia masih seorang Kim Shin-Hae, bukan Cho Shin-Hae.

 

******

 

Gadis mungil dan sangat cantik itu tersenyum senang mendengar kabar bahwa kekasihnya ternyata kembali ke Korea lebih awal, setelah mendapat kabar berita yang membuat dadanya terasa sakit seperti tertusuk ribuan jarum ditempat yang sama.

 

Dia memiliki seorang kekasih, tapi pria itu tiba-tiba saja di kabarkan telah menikahi seorang wanita yang baru saja ditemuinya dalam semalam saja. Apakah dunia ini adil? Gadis cantik itu sempat terjatuh, tidak bisa bangkit lagi dari kehancuran yang sudah menghantam hatinya. Tapi sebuah harapan kembali muncul saat kekasihnya memberikan kabar bahwa pernikahaan itu bukan keinginannya, dan dia akan segera menggugat cerai isterinya.

 

Dan kabar gembira itu bukan hanya satu kali didapatnya, dia bahkan mendapat dua kabar gembira. Setelah mengetahui kekasihnya akan segera menggugat cerai isterinya, kekasihnya itu sudah berada diperjalanan menuju Korea yang sebelumnya sudah direncanakan bahwa kepulangan kekasihnya itu satu minggu lagi.

 

Dan disinilah dia sekarang, Incheon Airport, menunggu kedatangan kekasihnya bersama mantan isterinya yang baru saja mendarat lima menit yang lalu. Dengan penyamaran ekstra gadis mungil itu menunggu ditempat yang tak terlalu ramai agar keberadaannya tak terdeteksi oleh para fans,

 

Berkali-kali gadis mungil itu mengintip ke pintu kedatangan, menunggu sosok tampan yang sudah ditunggu kehadirannya bersama ratusan gadis lainnya yang juga sudah siap dengan kamera mereka masing-masing.

 

Dan beberapa menit kemudian, muncullah sosok yang dicarinya sejak tadi. Mau tak mau bibir gadis itu membuat seulas senyuman manis yang tanpa disadarinya. Hanya dengan melihat kehadiran pria itu didekatnya saja sudah berhasil membuatnya bahagia, bagaimana mungkin dia masih bisa merasa tenang saat mengetahui pernikahan kekasihnya yang belum lama terjadi, karna tak ada manusia yang tak membutuhkan oksigen untuk bernapas. Katakan saja seperti itu.

 

Tapi senyumannya terhenti saat gadis itu melihat sesosok wanita yang mengikuti kekasihnya dari belakang dengan jarak yang tak terlalu dekat. Walaupun sudah banyak ratusan fans yang menanti kehadiran seorang Cho Kyuhyun di bandara, bukan berarti Seulgi tak menyadari ada sesuatu yang lain dari wanita yang berada dibelakang kekasihnya itu.

 

Sebesar apapun usaha wanita bernama Kim Shin-Hae yang sudah menikah dengan kekasihnya itu menutupi dirinya sebagai orang biasa tanpa ada embel-embel bahwa dia seorang fans atau bahkan seorang isteri, Seulgi tetap merasa yakin bahwa wanita yang tak kalah cantik darinya itu adalah wanita yang diceritakan kekasihnya sebagai isterinya.

 

Diam-diam Seulgi mengamati, mulai membanding-bandingkan antara dirinya dan Kim Shin-Hae. Jika dilihat dari penampilan Shin-Hae, gadis itu sudah jauh dari kata anggun, tidak memiliki sifat lembut ataupun yang berhubungan dengan yang ‘sangat wanita’. Berbeda dengan Seulgi yang terlihat terlalu manis, Seulgi memang menyukai make up, dan itu berarti kalah lah sudah Kim Shin-Hae dalam urusan make up, dan segala urusan ‘wanita’ lainnya.

 

Rambut Shin-Hae panjang, cukup lurus dengan gelombang indah dibagian bawah, tubuh berlekuk sempurna, tinggi dan tidak terlalu putih. Sedangkan Seulgi, rambut sebatas bahu, lurus dengan warna hitam pekat, tidak terlalu tinggi, dan kulitnya putih bersih.

 

Dalam hati, Seulgi kembali bertanya, bagaimana tipe ideal seorang kekasih bagi Cho Kyuhyun? Jika memang seperti Seulgi, sudah pasti Shin-Hae kalah telak sebelum bertanding. Tapi bagaimana jika tipe ideal Kyuhyun seperti….

 

Seulgi tak ingin melanjutkan pikirannya, dengan sesegera mungkin dia menghapus segala pikiran yang sempat terlintas di kepalanya. Tidak, Kyuhyun tidak mungkin beralih secepat itu, dan Seulgi sangat tau Kyuhyun tidak mudah tergoda oleh wanita lain, karna Kyuhyun tipe pria yang setia. Seulgi tak akan kehilangan Kyuhyun, tak akan pernah.

 

******

 

Shin-Hae menahan napas selama beberapa detik saat melihat seorang wanita mungil dengan percaya dirinya telah duduk di dalam van dan mengecup pipi Kyuhyun saat Kyuhyun baru saja mengambil tempat tepat disamping gadis itu.

 

Jadi wanita ini yang bernama Seulgi.

 

Shin-Hae tau Seulgi sempat meliriknya. Dan dalam hati Shin-Hae tertawa, gadis kecil itu mencoba membuat Shin-Hae cemburu dengan kecupan singkat di pipi. Jika Shin-Hae ingin, dia bisa mengecup bibir Kyuhyun untuk membuat Seulgi menangis semalaman penuh!

 

Pikiran mengenai mengecup bibir Kyuhyun, tiba-tiba saja membuat Shin-Hae meremang. Astaga, apa yang baru saja dia pikirkan?

 

Kyuhyun melirik Shin-Hae, dengan tatapan datar seperti biasanya. Kyuhyun tau Shin-Hae mengetahui mengenai Seulgi, dan di tambah dengan Seulgi yang mengecup pipi nya tadi sebagai ucapan selamat datang.

 

Kyuhyun hendak memperkenalkan Seulgi pada Shin-Hae, baru saja Kyuhyun ingin memanggil nama gadis itu, tiba-tiba saja gadis itu memutar bola matanya dan memilih kursi yang berada di depan mereka. Astaga, apa-apaan gadis itu? Di Paris dia bersikap begitu baik, tapi setelah kembali ke Korea, sikap menyebalkannya kembali lagi. Dasar wanita!

 

Kyuhyun mengurungkan niatnya dan dia merasa harga dirinya terinjak-injak. Entah karna alasan apa, tapi yang jelas mood Kyuhyun tiba-tiba saja jatuh hanya karna melihat Shin-Hae memutar matanya pada Kyuhyun. Apakah sebesar itu reaksi perbuatan Shin-Hae terhadap dirinya? Astaga!

 

******

 

Korea University, Seoul, South Korea

 

“Minyeong-ah! Aku merindukanmuuuu~” Teriak Shin-Hae terlihat bahagia saat dia masih bisa melihat wajah sahabatnya yang sebenarnya menyebalkan. Tapi setidaknya, lebih baik bertemu dengan Minyeong setiap hari, dari pada di hadapkan pada setan yang menjelma manusia. Iya, sebut saja Cho Kyuhyun!

 

“Aku juga merindukanmu gadis tengik. Astaga, betapa beruntungnya kau bisa makan malam dengan Super Junior. Kenapa kau lama sekali berada di Paris sana?!”

 

Sebenarnya tak ada yang lebih baik dari Minyeong atau pun Cho Kyuhyun. Jika tak bertemu dengan Cho Kyuhyun, Minyeong akan selalu membicarakan pria itu yang selalu mengingatkan Shin-Hae pada sosok pria itu. Sebenarnya sama saja kan antara bertemu dengan Minyeong atau Cho Kyuhyun. Karna keduanya sama-sama mengesalkan.

 

Kekesalan Shin-Hae tiba-tiba saja hilang saat mengingat tujuannya untuk menemui Minyeong. Dia ingin menanyakan sesuatu yang sepertinya telah dia lewatkan akhir-akhir ini, atau memang dianya saja yang tak cukup perduli dengan kehidupan suaminya.

 

“Minyeong-ah.” Panggil Shin-Hae dengan nada serius. “Apa kau tau soal… Seulgi?”

 

Dan seketika raut wajah Minyeong berubah menjadi kesal, sepertinya gadis itu tidak menyukai topik pembicaraan yang d pilih Shin-Hae. Tapi siapa yang perduli? Persetan dengan semuanya! Dia hanya ingin tau soal Seulgi.

 

“Wanita jalang itu yang selalu membawa nama Kyuhyun di setiap kesempatan yang bisa dia publikasi kan. Kyuhyun mengiriminya pesan karna dorongan orang lain, bukan karna keinginan dia sendiri, tapi gadis itu terlalu besar kepala, dia mengira Kyuhyun menyukainya! Astaga, aku kesal sekali dengan wanita itu.” Cecar Minyeong dengan nada kesal dan sorot mata yang berapi-api.

 

“Tapi… Apa kau yakin jika Kyuhyun seperti itu? Maksudku, apa benar hanya Seulgi yang menyukainya?” Tanya Shin-Hae yang lagi-lagi memperkeruh suasana.

 

“Tentu saja! Dia sama sekali bukan tipe ideal Kyuhyun. Kau tidak ingat ya saat Kyuhyun mengatakan dia tidak menyukai wanita yang memiliki kepopuleran yang setara dengannya? Dia lebih menyukai gadis biasa. Memang gadis itu saja yang besar kepala!”

 

Shin-Hae tersenyum miris. Dia ingat saat Kyuhyun mengatakan bahwa dia menginginkan gadis biasa, dan Shin-Hae pun sempat berpikir, apakah dia yang di maksud Kyuhyun? Tapi setelah mengetahui bahwa Kyuhyun dan Seulgi benar-benar memiliki sebuah hubungan tersembunyi, Shin-Hae tau bahwa Kyuhyun adalah penipu. Memberikan penjelasan manis pada fans nya, tapi ternyata dia melakukan apa yang sempat di bantahnya.

 

******

 

Super Junir Dorm

 

Setelah mendapati panggilan yang tak menyenangkan, dengan secepat kilat Shin-Hae melesat menuju tempat berkumpulnya para hantu sialan yang sangat di bencinya. Tidak Kyuhyun, tidak semuanya sama saja! Memikirkan diri sendiri!

 

Setelah Shin-Hae sempat menerka-nerka apa yang telah terjadi karna dia mendapat telpon dari Eunhyuk yang terdengar panik, sesampainya di dorm justru Shin-Hae menemukan semuanya tengah tertawa di ruang latihan dance yang dikelilingi cermin-cermin besar. Memantulkan wajah geli mereka yang tengah menertawakan Shin-Hae.

 

“YAK LEE HYUKJAE! APA-APAAN KAU INI, SIALAN!”

 

Siapa yang menyangka reaksi Shin-Hae sangat berlebihan seperti ini. Karna dia segera berlari dan menerjang Eunhyuk yang tengah duduk santai dengan cekikan pada lehernya. Eunhyuk kehilangan keseimbangan, dia terjatuh kebelakang dan Shin-Hae menggunakan kesempatan itu untuk menindihnya dari atas dan masih terus mencekik lehernya.

 

Tak ada reaksi kesakitan sama sekali, karna cekikan Shin-Hae seperti tak bertenaga, justru Eunhyuk semakin gencar tertawa karna merasa geli sekitaran lehernya di pegangi oleh Shin-Hae.

 

“Ya ya ya, Eunhyuk bisa mati jika kau siksa seperti itu.” Suara Siwon terdengar dekat di telinganya. Dan sedetik setelahnya, tubuh Shin-Hae terangkat begitu saja dan di pindahkan ke tempat yang cukup jauh dari Eunhyuk.

 

Lihat, tubuh gadis itu saja terlalu ringan, bagaimana bisa dia mencekik Eunhyuk sampai mati dengan kekuatan yang dia punya? Cekikannya tak terasa sakit, justru terasa menggelitik. Namun walaupun seperti itu, Shin-Hae tetap memberontak dan ingin mendekati Eunhyuk kembali dan menerjangnya sekali lagi. Tapi kekuatan Siwon tak bisa dikalahkan olehnya, jadi percuma saja, melawan pun tak ada gunanya.

 

“Baiklah baiklah aku minta maaf.” Ucap Eunhyuk masih dengan sisa-sisa tawanya. “Aku hanya ingin kau datang kesini. Jika aku meminta mu dengan cara baik-baik, kau pasti akan menolak, kan? Jadi aku menggunakan cara lain, dan sepertinya rasa khawatirmu pada Kyuhyun bisa ku manfaatkan. Dan berhasil.” Eunhyuk menunjukkan cengiran tak bersalahnya dan mendekat, menawarkan jari kelingkingnya untuk berbaikan.

 

“Aku tidak butuh!” Shin-Hae menolak ajakan Eunhyuk untuk berbaikan, dan Eunhyuk memakluminya.

 

“Aku memanggilmu bukan karna tak memiliki tujuan, astaga. Kau ini sensitif sekali sih.” Jelas Eunhyuk lagi. “Kau tidak tau ya kalau hari ini adalah hari yang cukup spesial untuk suami mu?” Lanjutnya.

 

Setelah mendengar nama Kyuhyun, Shin-Hae baru menyadari bahwa pria itu tak ada di ruangan ini. Kemana dia? Apa sedang berkencan dengan Seulgi? Astaga, apa dia tidak latihan?! Dan… Mengapa gadis itu menjadi emosi? Ini bukan urusannya, kan?

 

“Setau ku, ini bukan februari.” Balas Shin-Hae ketus.

 

“Memang bukan, siapa bilang ini hari ulangtahunnya. Ini hari debutnya bersama Super Junior. Kau ini istri macam apa sih yang tak mengenal suaminya dengan baik.”

 

“YAK LEE HYUKJAE TUTUP MULUTMU!”

 

******

 

“Aku tak tau kau handal juga dalam urusan memasak. Benar-benar tipe isteri idaman.” Ujar Heechul kagum.

 

“Apa ini bisa di makan?” Tanya Ryeowook sedikit sangsi mengingat kelakuan gadis itu yang selalu di luar kata normal.

 

“Tapi… Kenapa tampilannya mengerikan?” Tanya Sungmin sambil bergidik ngeri.

 

Shin-Hae di paksa menuju dapur oleh semua member, memaksa Shin-Hae untuk membuatkan sesuatu, apapun, yang penting bisa dimakan. Shin-Hae sempat menolak saat dorm tak henti-hentinya mendapat kiriman makanan yang di kirim untuk Kyuhyun atas ucapan selamat memperingati hari bergabungnya dia dengan member Super Junior lainnya. Tapi bukan setan namanya jika tak berhasil menggoda manusia yang pikirannya tengah kalut. Dan disinilah dia sekarang. Terdampar di dapur dengan celemek menempel pada tubuhnya dan satu buah kue hasil buatannnya.

 

Semua member kecuali Kyuhyun tengah berkumpul di dapur, mengelilingi meja dapur yang diatasnya telah tersaji satu buah kue yang berhasil di buat oleh gadis itu. Mereka semua mengamati kue itu dari jarak dekat. Bukannya ingin cepat-cepat melahap kue itu, mereka justru menatap ngeri apa yang di buat oleh Shin-Hae.

 

Kue itu berbentuk setengah lingkaran yang di buat menyerupai pola bumi, lengkap dengan warna biru khas bumi dan atributnya. Namun setelah kue tersebut di potong, kening semua member berkerut. Terkejut dengan isinya.

 

“Astaga, kue macam apa ini? Mengerikan sekali!” Cibir Ryeowook yang juga ahli dalam memasak, dan dia menjadi tak selera untuk memakannya. Karna tampilan dari dalam ku tersebut berwarna orange, yang menggambarkan betapa panasnya kerak bumi.

 

Shin-Hae menatap kue buatannya sendiri, dan wajahnya nampak lesu. Mengerikan memang, tapi apa salahnya dengan bumi? Lagi pula, resep kue yang ada dikepalanya saat di paksa ke dapur tadi hanya kue ini, jadi bagaimana lagi?

 

“Ah sudahlah! Jika tak ingin dimakan yasudah buang saja!” Teriak Shin-Hae kesal saat seua member mencibir kue buatannya.

 

“Jangan! Berikan dulu pada Kyuhyun. Tunggu sampai dia kembali, baru… Itu dia datang!”

 

Semuanya menoleh ke arah pintu dorm yang terbuka, menampilkan sosok Kyuhyun dengan stelah kemeja hitam dan celana jeans hitam, tampak sangat casual dan… tampan? Astaga, apa aku sudah mengatakan bahwa Kyuhyun terlihat mempesona saat mengenakan pakaian serba hitam?

 

Jantung gadis itu tiba-tiba saja berdetak tak wajar hanya karna melihat suaminya yang entah baru kembali dari mana. Apakah Kyuhyun akan menyukai kue buatannya? Apakah reaskinya akan sama dengan member lain?

 

Shin-Hae baru saja ingin membawa kue itu pada Kyuhyun, tapii seseorang yang mengikuti Kyuhyun dari belakang membuatnya mengurungkan niat. Seulgi, dengan sekotak besar yang sudha pasti berisi kue.

 

“Annyeong~ Wah semuanya sedang berkumpul, ya? Aku bawa kue, ayo kita makan sama-sama.” Ucap gadis itu yang terdengar sangat ceria. Jadi ini alasan Kyuhyun menghilang dari dorm? Pergi bersama Seulgi merayakan hari debutnya, benar-benar pasangan yang romantis.

 

Semua member sempat melirik Shin-Hae yang masih memasang wajah datar tanpa ekspresi yang berarti. Tak ada yang bergerak dari dapur untuk menghampiri pasangan itu, dan membuat senyuman Seulgi pudar saat menyadari bahwa semua member tengah mengerubunginya.

 

Sebelum sempat Kyuhyun atau Seulgi melihat kue buatannya, Shin-Hae buru-buru memasukkan kue itu kedalam kulkas dan berpura-pura tak ada yang mereka lakukan sebelumnya.

 

“Kalian sedang apa? Cepat hampiri mereka.” Bisik Shin-Hae dengan sedikit keras agar semua ikut mendengar.

 

Untung saja tak ada penolakan, mereka segera menghampiri Kyuhyun dan Seulgi yang tengah menyiapkan kue, soju, dan cemilan ringan di atas meja untuk merayakan hari bergabungnya Kyuhyun dengan Super Junior.

 

“Aku tetap disini.” Shin-Hae menoleh dan mendapati Heechul masih setia berdiri di sampingnya. Astaga! Sejak kapan pria ini masih berdiri sini?

 

“Terserah kau saja.” Balas Shin-Hae kesal sambil melepas celemek yang masih menempel di tubuhnya.

 

“Kau cemburu?”

 

“Cemburu? Pada siapa? Seulgi? Yang benar saja!”

 

“Bagus kalau begitu. Kyuhyun itu milikmu, dan Seulgi adalah pengganggu. Jangan merasa kalah hanya karna dia menghabiskan waktu lebih banyak dengan Kyuhyun. Aku bersyukur bahwa kau yang menikahi Kyuhyun, karna aku tidak menyukai gadis itu. Terlalu… kekanakan? Entahlah, yang jelas aku tidak suka.”

 

Shin-Hae bergidik ngeri, tak biasanya Heechul bisa mengatakan ucapan seperti itu. Biasanya dia akan membanggakan dirinya sendiri dan mengatakan bahwa dia siap menjadi pengganti Kyuhyun jika Kyuhyun tak lagi memperdulikannya.

 

“Eonni.” Suara wanita lainnya menghentikan pemikiran Shin-Hae mengenai Heechul. Seulgi memanggilnya. “Ayo kita rayakan sama-sama.” Lanjutnya.

Kyuhyun menoleh, seperti baru menyadari kehadiran Shin-Hae didalam dorm. Dan Shin-Hae kesal sekali melihat ekspresi wajah Kyuhyun yang terlihat seperti tak berdosa sama sekali. Astaga! Bajingan sekali pria itu! Disini ada isterinya, dan dia lebih memilih bersama kekasihnya di sana.

 

Shin-Hae pun akhirnya bergabung, ikut merayakan pesta kecil-kecilan yang dibuat Seulgi untuk Kyuhyun. Setelah membuka tutup botol wine, Kyuhyun menuangkannya ke dalam gelas, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk Seulgi. Cih, menjijikan!

 

Shin-Hae merebut botol itu dengan kasar dari tangan Hyukjae yang baru saja ingin menuangkan wine kedalam gelasnya. Setengah gelas telah terisi oleh anggur yang berwarna pekat, dan Shin-Hae menenggaknya dengan kasar, membuat Heechul menarik napas kaget melihat cara salah gadis itu menenggak wine nya.

 

Dan setelah memberikan ucapan selamat pada Kyuhyun, acara memakan kue pun akhirnya tiba. Kue nya sangat berbeda dengan apa yang dibuat Shin-Hae tadi. Kue yang dipilih Seulgi terlihat manis dengan banyak buah di atasnya, hiasan-hiasan cream menambah nilai plus pada kue itu. Shin-Hae akan sangat malu jika tadi dia sempat memberikan kue buatannya pada Kyuhyun, apakah Kyuhyun akan melirik ngeri pada kue nya seperti member lain?

 

Kyuhyun memotong kue tersebut dengan cara yang terlihat sudah ahli. Potongan pertama pun berhasil di pindahkan ke atas piring kecil lengkap dengan sendoknya. Semua member menanti, pada siapa potongan pertama itu akan diberikan. Dan salam hati, diam-diam Shin-Hae berharap Kyuhyun akan memberikannya untuk gadis itu, karna dia adalah isterinya.

 

Namun perasaan kecewa lagi-lagi harus di telan gadis itu. Potongan pertama di berikan Kyuhyun untuk Seulgi. Gadis itu terlihat bahagia sekali, dan lagi-lagi tanpa canggung dia mengecup pipi Kyuhyun di hadapan semua orang termasuk di hadapan isteri pria itu.

 

Potongan kedua, Kyuhyun memberikannya untuk Shin-Hae. Pria itu tersenyum pada Shin-Hae, namun karna sudah terlalu kesal, Shin-Hae hanya mengambil kue tersebut tanpa membalas senyumannya sama sekali. Membuat wajah Kyuhyun memperlihatkan ekspresi kecewa.

 

Kyuhyun memberikannya kue potongan kedua, sedangkan Shin-Hae mati-matian berusaha membuat kue yang berbentuk bumi. Apa dia tak tau arti bumi? Satu. Tak akan hancur jika bukan Tuhan yang menghancurkannya. Sesederhana itu sebenarnya, semoga Kyuhyun mengerti maksud dari Shin-Hae membuatkan kue berbentuk bumi untuknya.

 

TBC