savethedate new

Kyuhyun’s House~

Winsle County Town House, Paju, Gyeonggido, South Korea.

 

Kyuhyun mengendurkan ikatan dasi yang sejak pagi mencekiknya. Rasa lelahpun tak bisa dia sembunyikan lagi, namun masih ada satu hal yang harus diurusnya. Rumah. Dua minggu yang lalu, Kyuhyun baru saja mengosongkan apartmentnya dan berniat mengisi rumahnya yang sudah lama dia beli namun belum niat dia tempati.

Dan disinilah dia berada. Winsle County Town House yang juga merupakan salah satu kawasan perumahan elite yang berada dibawah nama Cho’s Corp. Di Winsle County Town House ini hanya tersedia 2 rumah saja yang memiliki luas tanah dan luas bangunan paling megah yang sengaja diletakkan di blok utama. Dan Kyuhyun pemilik salah satunya. Yang satunya lagi, Kyuhyun tak berniat mencari tau siapa yang membeli satu dari rumah tersebut dengan harga yang sangat mencengangkan.

 

Pagi tadi, Kyuhyun mendapat kabar, bahwa seluruh barangnya sudah dipindahkan kerumahnya di Winsle County Town House, jadi dia datang hanya untuk melihat apakah yang dikerjakan para perusuhnya sesusai dengan rancangannya.

 

Dengan keadaan gelap, Kyuhyun membuka pintu utama rumahnya dan dengan otomatis, lampu didalam rumah menyala, memamerkan isi rumah megah tersebut yang separuhnya masih belum terisi. Barang-barang yang Kyuhyun bawa dari apartment tentu saja tidak banyak, Kyuhyun bukan tipe pria yang suka menghias apartmentnya dengan banyak barang. Cukup satu set sofa nyaman dan TV LED berukuran besar. Jadi, saat satu set sofa itu dipindahkan ke rumah sebesar ini, tentu saja masih terlihat kosong.

 

Jas Armani yang sedari tadi menempel ditubuhnya, kini sudah tersampir dilengan sofa berwarna hitam itu. Langkahnya menuju pantry, mengincar lemari pendingin dan mengeluarkan satu botol air mineral. Gelas berkaki tinggi sudah tersedia dimeja makan, seperti perintahnya, Kyuhyun mengatakan dia selalu meminum air, jadi letakkan gelas ditempat yang tak jauh dari lemari pendingin dan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau.

 

Setelah meneguk habis minumnya, deringan pada ponsel Kyuhyun menginterupsinya yang saat itu ingin menuangkan kembali air mineral kedalam gelasnya. Dengan satu rogohan, Kyuhyun berhasil mengeluarkan iPhone-nya dari saku celana. Dan seketika mood-nya mendadak berubah setelah melihat nama yang tertera disana. Yoona.

 

Deringan itu masih dibiarkan bernyanyi, kerutan dikening pria itu sudah menjelaskan bahwa dia masih ragu untuk menerima atau menolak panggilan gadis itu. Yoona. Tiba-tiba saja otaknya mengilas balik bagaimana cara mereka berpisah dua hari yang lalu. Tidak, dia masih tidak ingin bicara dengan wanita ini. Jadi Kyuhyun meletakkan iPhone-nya tergeletak begitu saja diatas meja makan hingga deringan itu berhenti dengan sendirinya.

 

Kyuhyun kembali melangkah, meninggalkan pantry dan kembali ke ruang utama, dimana TV LED telah tergantung dengan sombongnya di dinding yang sudah dilapisi wallpaper hitam putih yang tentu saja menambah kesan elegan dirumah itu. Setelah diaktifkan, Kyuhyun menukar channel-nya asal, sama sekali tidak ada yang menarik minatnya, ditambah Kyuhyun memang bukan jenis pria yang suka menonton televisi. Jadi dia membiarkan TV nya menyala tanpa diperhatikan sama sekali, si pemilik rumah memilih menyenderkan kepalanya nyaman dilengan sofa dan memejamkan matanya. Dia benar-benar butuh istirahat.

 

Dan seperti yang kalian semua rasakan, baru saja memejamkan mata, tapi mentari pagi sudah menampakkan wujudnya. Sama seperti yang Kyuhyun rasakan saat ini. Wajahnya diganggu cahaya mentari pagi yang sangat menyengat, dan tanpa disadari juga wajahnya sudah sedikit basah oleh keringat, jadi bukan satu dua menit matahari memandikan cahayanya ke wajah Kyuhyun. Setelah mengerang kesal, Kyuhyun melirik keatas TV yang sudah menempel dengan indah jam digital yang kini menuliskan angka 08:21

 

08:21!!! Sialan!!! Itulah erangan Kyuhyun pada dirinya sendiri.

 

Kyuhyun dengan terburu-buru bangkit dari sofa, tapi tubuhnya bereaksi lain, kepalanya berputar hebat, inilah reaksi dari bangunnya dia karna hentakan terkejut dan langsung berniat berlari ke kamar mandi.

 

“Ya ampun, tak perlu terburu-buru seperti itu. Ini hari sabtu, Kyu.”

 

Belum usai kepalanya berputar, suara wanita tua kini menyambangi telinganya. Astaga, apakah dia benar-benar sudah bangun? Atau ini hanya ilusinya yang mendengar suara Neneknya yang tinggal di Busan? Ini Seoul, kota yang jauh dari Busan. Tidak mungkin dia ada disini, kan? Tidak, Kyuhyun tidak ingin bertemu dengan wanita tua itu, sungguh, dia ingin hidupnya tenang. Wanita tua itu terlalu banyak bicara.

 

“Kau pasti berpikir hanya sedang berhalusinasi, kan? Wanita tua ini memang ada dirumahmu sekarang.” Wanita tua itu menampakkan wujudnya tepat didepan wajah Kyuhyun, dan berhasil membuat Kyuhyun tersentak kaget dan menjatuhkan dirinya kembali keatas sofa.

 

“Jangan tanya bagaimana aku bisa masuk kedalam rumahmu, pintu utama mu menggunakan kunci otomatis ber-password, kan? Dari dulu kau selalu menggunakan angka kelahiran Kakak perempuan mu untuk dijadikan password. Jadi aku tau. Ah, sebelumnya aku ingin memarahimu dulu!”

 

Kyuhyun sempat bersyukur dia tak pernah mengganti password apartment yang sekarang menjadi password rumahnya. 080881. Angka kelahiran Ah-Ra yang sangat mudah diingat. Dan jika dia sempat mengganti passwordnya, Kyuhyun akan terbangun lebih pagi tadi karna Neneknya akan terus mengetuk pintu rumahnya seperti terjadi kebakaran diluar sana. Jadi Kyuhyun bersyukur, hanya untuk saat ini.

 

“Nenek, kau mengagetkanku. Masih terlalu pagi untuk sampai di Seoul, dengan siapa kau kesini?”

 

“Tentu saja dengan cucu kesayanganku, Ga-In. Dia ingin berkeliling Seoul dengan mobil barunya, itulah yang dia ucapkan saat menurunkan ku didepan rumahmu.” Tutur wanita berusia 69 tahun itu sambil membuka cardigan rajut nya yang kini hanya menyisakan kaus lengan panjang bermotif bunga berwarna terang.

 

“Ah, gadis itu sudah bisa mengendarai mobil rupanya.” Kyuhyun bergumam pelan.

 

“Jangan coba-coba alihkan pembicaraanku! Kenapa kau tidak memberitau bahwa kau bertetangga dengan gadis itu?!” Neneknya menuding Kyuhyun dengan telunjuk mengarah tepat ke kepala Kyuhyun.

 

“Gadis?” Kyuhyun mengerutkan keningnya dalam. “Gadis siapa?” Lanjutnya.

 

“Astaga, kau tidak tau siapa tetanggamu? Yang rumahnya tepat berada diseberang rumahmu!” Kini tudingannya beralih kearah dimana rumah besar yang katanya rumah itu dihuni oleh seorang gadis yang dikenalnya.

 

“Aku baru saja pindah tadi malam, bagaimana mungkin aku sudah mengenalnya.” Kyuhyun membela dirinya.

 

“Apa kau benar-benar lupa? Dulu dia juga tinggal di Busan, dan kalian berteman.” Jelas Neneknya masih dengan nada kesal.

 

Busan? Bermain dengannya? Kyuhyun semakin mengerutkan keningnya. Berpikir lebih dalam, mencoba mengingat masa kecilnya. Tapi dia sama sekali tak mendapatkan gambaran, kenangan masa kecilnya sudah terhapus seiring beranjak dewasanya dia.

 

“Aku benar-benar tidak ingat, tapi…” Belum sempat Kyuhyun meneruskan ucapannya, sebuah suara cempreng yang cukup memekikkan telinga menghiasi rumah Kyuhyun.

 

“Nah itu dia.” Seru Neneknya dengan pancaran bahagia.

 

“Neneeeek, buka kan pintunya.” Sekali lagi suara itu menggema didalam rumah Kyuhyun.

 

Kyuhyun mengikuti langkah Neneknya menuju pintu utama, setelah menekan satu tombol, pintu itu otomatis terbuka, dan menampilkan seorang gadis bertubuh mungil yang diapit dua orang pria bertubuh besar berbaju hitam. Kyuhyun mendengar yang diucapkan gadis itu kepada dua pria yang sudah pasti bodyguard-nya. “Jangan ikuti aku, aku hanya mengunjungi tetanggaku yang letaknya hanya bersebrangan dengan rumahku!” Ucapan gadis itu sepertinya diterima, karna akhirnya dua pria itu pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

 

Setelah gadis itu menoleh dan menunjukkan wajahnya pada Kyuhyun, mata pria itu otomatis melebar. Dia tau gadis ini, dia pernah menemuinya. Kemarin. Di Shin’s Group. Dan hal yang sama dilakukan juga oleh gadis itu. Bahkan terdengar suara napasnya tercekat setelah melihat Kyuhyun.

 

“Ku pikir kau tidak akan datang.” Sambutan hangat dari Nenek mengalihkan pandangan gadis itu dari mata tajam Kyuhyun yang seakan bisa membunuhnya hanya dari tatapan.

 

“A-aku sudah pasti datang, kau kan menyuruhku untuk datang.” Ujar gadis itu gugup. Shin-Hae sedikit membungkuk, menyetarakan tubuhnya dengan tubuh Nenek lalu berbisik. “Ng, tapi, Nek, pria itu… Siapa?”

 

Nenek berbalik, mengikuti arah pandangan Shin-Hae ke orang yang dimaksud. Wanita tua itu mendapati Kyuhyun tengah mengeluarkan tatapan tajamnya dan dengan terang-terangan ditujukan untuk tamunya.

 

“Kau menakutinya dengan tatapanmu yang mengerikan itu!” Nenek memukul lengan Kyuhyun pelan.

 

Kyuhyun akhirnya mengalihkan pandangannya. Kini otaknya kembali bekerja. Tadi Nenek mengatakan bahwa gadis yang tinggal diseberang sana adalah teman masa kecilnya. Apakah benar? Jika memang iya, seharusnya wajah gadis ini familiar, tapi Kyuhyun sama sekali tak menyimpan sketsa wajah gadis ini didalam memorinya.

 

Apakah gadis ini benar-benar temannya? Atau Neneknya hanya salah mengira karna gadis ini mungkin mirip dengan seorang gadis yang dikenalnya di Busan? Tapi memory Nenek tidak separah itu hingga salah mengingat seseorang.

 

“Kau masih tidak bisa mengenalinya? Dia sering datang mengunjungi rumah kita di Busan bersama Ibunya. Kim Hana. Kau tidak ingat?” Neneknya terus mencoba memberikan Kyuhyun clue agar dia bisa mengingat siapa gadis yang berdiri dihadapannya sekarang. Tapi Kyuhyun tetap menggelengkan kepala, pertanda dia menyerah untuk berusaha mengingat.

 

“Usiamu baru 28 tahun dan sudah tidak bisa mengingat wajah familiar ini. Astaga.” Neneknya berlalu, meninggalkan Kyuhyun yang masih terdiam bingung dan lebih memilih menggandeng lengan gadis itu menuju ruang utama.

 

“Ng, mungkin dia benar-benar tidak mengingatku, Nek. Maksudku, aku juga tidak bisa mengenalnya. Apa benar kita pernah bertemu sebelumnya?” Tutur gadis itu dengan nada yang sangat lembut, takut mendapat balasan seperti yang Kyuhyun dapatkan tadi.

 

“Tidak mungkin aku salah mengenalimu, Ibumu dan aku sangat berteman baik dulu. Ah, sudah, ayo duduk dulu. Aku tidak bisa menawarkan banyak jenis minuman, karna mungkin hanya ada satu jenis saja dilemari pendingin milik pria itu.” Ujar Nenek sinis sambil melirik kearah Kyuhyun yang sekarang sudah berjalan menghampiri Neneknya.

 

“Aku belum sempat berbelanja, aku baru pindah tadi malam kalau kau lupa.” Lagi-lagi Kyuhyun membela dirinya sendiri.

 

“Hanya ada air putih dingin, tidak apa?”

 

“Tidak usah aku tidak haus, terimakasih.”

 

“Bagaimana kalau makan?” Nenek tak menyerah dengan usahanya.

 

“Nek,” Kyuhyun menegur neneknya. Minum saja dia hanya memiliki air putih, apalagi makanan. Dia masih belum memilikinya sama sekali.

 

“Aku juga belum lapar, terimakasih.” Lagi-lagi suara ramah itu berhasil membuat wajah Neneknya tertekuk lemas. Sedih bahwa usahanya menawari gadis itu sesuatu tak berhasil.

 

Tapi bukan Nenek namanya jika dia menyerah begitu saja. Baru satu detik dia menampilkan ekspresi sedihnya, kini raut wajah itu telah berubah menjadi berbinar setelah mendapat ide bagai mendapat jutaan Won didepan matanya.

 

“Tapi kalau untuk menemani cucuku berbelanja kau sama sekali tidak masalah, bukan?”

 

“Apa?!” Jawab keduanya serentak, dan si Nenek malah tersenyum melihat kekompakan keduanya.

 

“Kenapa? Ada yang salah dengan kata-kataku?” Ucap Neneknya dengan santai.

 

“Aku ada meeting pagi ini, sudah pasti tidak bisa.”

 

“Dan kau akan membiarkan Nenekmu ini mati kelaparan dirumah tanpa ada persediaan makanan sama sekali?”

 

“Bukan seperti itu maksudku. Begini saja, akan ku panggilkan Sekretarisku untuk berbelanja, bagaimana?”

 

“Tidak, aku ingin kau…” Belum selesai ucapan Nenek itu, gadis si pemilik rumah menyela ucapannya.

 

“Bagaimana kalau aku saja yang berbelanja?” Ucapnya dengan cengiran lebar. “Aku bisa mengajak rekan ku untuk menemani. Ng… Kyuhyun pasti sibuk.” Lanjutnya sambil melirik kearah pria yang namanya disebut.

 

“Aku memiliki cucu ku sendiri, tapi yang perduli ternyata hanya oranglain.” Nenek Kyuhyun menunjukkan wajah kesalnya, lalu berbalik dan berjalan menuju ruang tengah, mengincar kenyamanan yang disediakan sofa hitam satu-satunya yang ada dirumah itu.

 

“Oh baiklah, aku akan pergi berbelanja. Untukmu Nenek.” Kyuhyun menyusul langkah Neneknya dan mengabulkan permintaannya.

 

“Bersama Shin-Hae?” Tanya Neneknya yang raut wajahnya kini sudah berubah menjadi sangat berbinar penuh dengan cahaya kegembiraan.

 

“Ya, bersama gadis itu. Puas?”

 

 

Lotte Shopping Mart~

7-18, Sincheon-dong, Songpa-gu, Seoul, South Korea.

 

Dengan susah payah Shin-Hae mendorong trolley besar yang sudah terisi penuh dengan bahan makanan, cemilan, minuman bersoda, dan beberapa kaleng bir. Tubuhnya yang terlalu imut menjadi factor utama dia kesusahan mendorong trolley itu ditambah sudah terisi sangat penuh, dan pria yang berada diujung sana, yang berjalan didepannya sama sekali tak mau membantu, dia hanya terus mengisi trolley itu dengan berbagai jenis makanan untuk persediaan dirumahnya.

 

“Jika Ara tau aku diperlakukan seperti ini, aku yakin salah satu dari kedua tangan pria itu akan berakhir dengan mengenaskan.” Gerutu Shin-Hae kesal. Tapi sayangnya gadis itu menggerutu disaat yang tidak tepat. Karna tepat dimana Shin-Hae mengumpat untuk lelaki itu, Kyuhyun berbalik dan menatap Shin-Hae dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

 

“Astaga, apa dia mendengar ucapanku?!” Gerutu gadis itu panik, kini lebih pelan, ditunjukkan untuk dirinya sendiri.

 

“Apa ada tambahan lain?” Tanya pria itu, dan seketika Shin-Hae menghembuskan napasnya lega. Tapi kelegaannya hanya bertahan sementara, karna Kyuhyun sudah kembali berjalan meninggalkannya.

 

“Yak, Cho Kyuhyun! Kau tidak berniat membantuku? Ini berat sekali!” Akhirnya Shin-Hae lepas kendali.

 

Kyuhyun menghentikan langkahnya dan berbalik, “Membantu? Kau bahkan menawarkan diri berbelanja sendiri tadi. Dan sekarang kau mengeluh?” Kyuhyun tersenyum sinis lalu menggelengkan kepalanya pelan.

 

“Aku tidak mengeluh.” Bela Shin-Hae untuk dirinya sendiri.

 

Kyuhyun memutuskan untuk membunuh jarak diantara mereka berdua. Dengan tatapan mata yang masih terus tertahan dimanik mata Shin-Hae, Kyuhyun terus mendekati gadis itu hingga dia benar-benar berada tepat dihadapan gadis itu.

 

“Katakan padaku. Apa kau mengingatku?” Tanya Kyuhyun, yang kali ini keluar jalur dari topic yang mereka perbincangkan sebelumnya.

 

Shin-Hae tentu saja tau kemana arah ucapan pria itu. Pasti dia akan membahas masa kecil mereka yang kata Neneknya mereka habiskan berdua. Jika memang benar, sudah pasti Shin-Hae mengingatnya, gadis itu hebat dalam urusan mengingat. Tapi kali ini dia sama sekali tak ingat.

 

“Mengingat apa maksudmu?” Tanya Shin-Hae pura-pura bodoh.

 

“Jangan terlalu banyak drama. Kita tidak pernah saling mengenal, kan? Lalu kenapa kau mengatakan pada Nenekku kalau kau adalah teman masa kecilku.”

 

“Aku? Mengatakan pada Nenekmu? Yang benar saja!” Shin-Hae menghela napas kesal lalu melipat kedua tangannya didepan dada. “Pagi tadi aku hanya menegur seorang Nenek tua yang sedang berjalan menuju kearah rumahmu, dan dengan antusiasnya dia memelukku lalu menciumiku, mengatakan bahwa dia sudah lama tak menemuiku. Aku sama sekali tidak mengenal Nenekmu itu, apalagi denganmu. Tapi aku sama sekali tak tega jika langsung menghujamnya dengan kenyataan bahwa aku tidak mengenalnya, jadi aku mengikuti alur permainannya.” Tuturnya.

 

Kyuhyun mengerutkan dahinya hingga menimbulkan gerutan-gerutan halus disekitar dahi mulusnya. Didalam kasus ini tentu saja Neneknya yang bersalah, tapi sama halnya dengan wanita itu, Kyuhyun tidak tega menghancurkan kebahagiaannya menemukan seseorang yang sudah lama sekali tak dijumpainya. Tapi pada kenyataannya tetap saja mereka tidak saling mengenal, kan?

 

“Aku minta maaf kalau begitu, dan terimakasih atas perbuatan baikmu yang tak ingin mengecewakan Nenekku. Permainanmu cukup sampai disini, selanjutnya biar aku yang meneruskan.” Kyuhyun mengambil alih trolley itu dan mendorongnya menuju kasir, membiarkan Shin-Hae berdiri disana seperti orang bodoh.

 

Seharusnya gadis itu tidak merasa sedih kan ditinggal seperti ini? Hey, ini pertemuan kedua mereka, seharusnya tidak ada rasa sayatan dihatinya saat pria itu meninggalkannya sendiri. Apakah ini hanya perasaan kecewa karna ditinggal begitu saja setelah membantu Neneknya? Ya, mungkin ini hanya rasa kecewa.

 

“Ara angkat telponmu, sialan!” Geram Shin-Hae yang sudah hampir 12 kali mengulangi panggilan pada Ara.

 

Tubuh gadis itu sudah mulai mengeluarkan bulir-bulir keringat yang menetes, dan bajunya hampir basah karna berdiri dipelataran parkir Lotte Mart menunggu dijemput, tapi orang yang akan menjemputnya sama sekali tak bisa dihubungi. Hari mana lagi yang lebih menyedihkan dari hari ini?

 

Sekali lagi dia menyentuh tombol berwarna hijau dan kembali menempelkan ponselnya ke telinga. Nada dering membosankan itu kembali memenuhi pendengaran Shin-Hae, menunggu hingga beberapa detik, dan hasilnya sama, tidak ada jawaban.

 

“Aku bersumpah akan memecatnya jika dia tidak menjawab telponku!”

 

Lagi, dia mencoba untuk yang ke 14 kalinya. Tapi belum sempat dia menempelkan ponselnya ke telinga, ada seseorang yang menyentuh bahunya dari belakang. Tidak perlu menjadi paranormal untuk tau siapa itu. Tentu saja Kyuhyun, siapa lagi.

 

Pria itu masih bersama trolley-nya, tapi seluruh barang belanjaannya kini sudah terbungkus oleh plastic putih yang didepannya tertulis besar-besar nama supermarket itu. Pria itu kini mengenakan kacamata hitam besar yang menutupi hampir separuh wajahnya. Astaga, tidak tau kah dia saat ini pesonanya sangat menguar? Kemeja hitam, celana jeans hitam, dan kacamata hitam. Sangat kontras dengan kulitnya yang sangat putih. Benar-benar berhasil membuat nyaris seluruh wanita yang berada ditempat ini menyempatkan diri menoleh kearahnya barang satu menit hanya untuk mengaguminya.

 

Tahan, Shin-Hae. Jangan tergiur dengan si pria busuk yang tak bisa menjaga bicaranya.

 

“Kenapa masih disini?” Tanyanya dengan suara sinis.

 

“Aku sedang menunggu jemputan.” Balas Shin-Hae, dengan suara tak kalah sinis.

 

“Oh, kalau begitu selamat menunggu.” Jawabnya dan berlalu begitu saja.

 

APA?! Astaga, hanya begitu saja?!

 

Shin-Hae melebarkan matanya, menatap punggung Kyuhyun yang semakin lama semakin menjauh. Benar-benar pria yang tak memiliki hati! Rumah mereka berada didaerah yang sama, lokasi yang sama, blok yang sama, bahkan rumah mereka bersebrangan! Dan pria itu sama sekali tak menawarkan tumpangan?

 

“A-astaga.. hanya begitu saja?”

 

Shin-Hae memandang ke sekitar, tadinya seluruh mata pria yang berdiri didekatnya masih sibuk menjelajahi tubuhnya -yang hanya terbalut tanktop tipis milik Niki Minaj dan dipasangkan dengan hotpants milik H&M- setelah melihat bagaimana Kyuhyun dengan sadisnya pergi begitu saja meninggalkannya, kini pria-pria itu bahkan terang-terangan menertawakannya. Harga jualnya sudah jatuh, tak sanggup lagi berdiri lebih lama disini, atau bahkan dia sama sekali tak ingin mengunjungi Lotte Mart selama beberapa bulan kedepan, atau mungkin selamanya. Dengan secepat kilat, lengannya terangkat menyetop taksi yang baru saja melintas didepannya. Ara… kau benar-benar akan mati ditanganku!

 

Winsle County Town House, Paju, Gyeonggido, South Korea.

 

“Ambil saja kembaliannya.” Shin-Hae segera turun dari taksi, dan hal pertama yang dilakukannya adalah, melirik kerumah pria sialan itu.

 

Audi A8 nya sudah terparkir digarasi rumahnya yang megah. Shin-Hae mendesis, sebegitu sebalnya dia pada Kyuhyun yang sudah meninggalkannya tadi. Apakah mobil mahal itu tidak sanggup menampung satu orang lagi hingga dia tidak menawarkan tumpangan sama sekali? Atau memang ada yang salah dengan otak pria itu? Atau jangan-jangan pria itu tidak memiliki otak? Gadis itu lebih senang dengan jawaban yang terakhir! Benar-benar disayangkan, wajah setampan itu, tapi tidak memiliki otak, hati, bahkan perasaan. Oh, ya, masih harus diakui, pria itu memang tampan. Itu sialnya!

 

Dan dari sebrang sana, terlihat Kyuhyun melakukan hal yang sama. Setelah mendengar ada suara mesin mobil mendekat kearah rumahnya, Kyuhyun segera membuka tirai yang sedari tadi menutupi jendela besar ruang tengahnya yang langsung tertuju kearah rumah gadis itu. Dan benar, gadis itu berdiri didepan sana, menatapi kearah garasi rumahnya. Kyuhyun bertaruh, gadis itu pasti sedang menyumpah serapahi dirinya dalam hati.

 

Kyuhyun tersenyum, tidak benar-benar tersenyum sebenarnya, karna senyuman itu tak sampai hingga matanya. Dia tau tadi cukup keterlaluan dengan meninggalkannya sendirian disana, tapi karna gadis itu mengatakan bahwa dia tengah menunggu jemputan, Kyuhyun mengurungkan niat mengajaknya pulang bersama. Tapi mengapa gadis itu pulang mengenakan taksi?

 

“Hey, dimana cangkir kopiku?” Suara Neneknya berhasil mengalihkan pandangan Kyuhyun pada gadis itu. “Sepertinya aku meletakkannya tak jauh dari sini tadi.” Lanjutnya lagi.

 

“Kau harus berhenti mengkonsumsi kafein, tidak bagus untuk kesehatanmu.” Ucap pria itu sambil memberitau dimana letak cangkir kopinya yang sempat Kyuhyun pindahkan ke meja pantry.

 

“Kakekmu pengkonsumsi kafein akut, dan dia hidup sehat hingga usianya yang berakhir diangka 77.” Bela wanita tua itu sambil menyesap kembali kopi hitamnya. “Kau sudah memenuhi lemari pendinginmu dengan bahan makanan, kan?” Lanjutnya.

 

“Sudah, tenang saja. Persediaannya cukup hingga 7 hari kedepan.”

 

“Bagus kalau begitu. Sebentar lagi Ga In akan menjemputku, kau harus bisa menjaga rumah dengan baik.”

 

“Apa?! Jadi kau tidak akan bermalam disini? Lalu untuk apa kau menyuruhku berbelanja tadi?”

 

“Tentu saja untuk kebutuhanmu.” Ujarnya dengan nada sinis. “Omong-omong, bagaimana tadi acara belanja kalian? Apakah menyenangkan?” Lanjut wanita tua itu yang sudah melupakan nada sinisnya.

 

“Seperti layaknya berbelanja, memang ada yang berbeda?” Kyuhyun berbalik bertanya, tentu saja dengan wajah polos seperti tak mengerti apapun.

 

“Bukan belanjanya maksudku, tentu saja aku sedang menanyakan gadis itu. Apakah dia menyenangkan? Kurasa dia mirip dengan Ibunya. Ibunya orang yang sangat menyenangkan.” Neneknya selalu antusias jika sudah membicarakan soal gadis itu, entah terlihat dari sudut mana, tapi raut wajah Neneknya itu selalu berbinar bahagia setiap kali membicarakan gadis itu. Seandainya Nenek tau dia salah mengenali orang.

 

“Ah, Shin-Hae? Seperti layakanya wanita-wanita lain. Menyusahkan, menyebalkan, dan mengerikan.” Jawab Kyuhyun tak antusias sama sekali dengan topic pembicaraan mereka kali ini. “Ah, sudahlah, aku harus bersiap, ada meeting penting hari ini.” Kyuhyun mengabaikan Neneknya yang masih saja mengajak berdebat, dengan santai dia melenggang ke kamarnya dan berganti pakaian lalu bergegas ke kantor.

 

******

 

Cho’s Corp Headquarters~

20 Yeouido-dong, Yeongdeungpo-gu, Seoul, South Korea.

 

Berbeda dengan tampilan yang sebelumnya, kini Kyuhyun terlihat lebih formal, sangat formal bahkan dengan stelan resmi Armani-nya. Rambutnya dengan sengaja ditata sedikit rapih, bulu-bulu halus yang bersarang disekitaran dagunya pun kini tak terlihat, jas Armani hitam itu dipadukan dengan kemeja putih yang sudah berdasi sewarna dengan jasnya, dan juga Alexandre Christie yang disayanginya sudah bertengger indah dilengan kirinya.

 

Di lobby, Kyuhyun sudah disambut hangat oleh tiga orang wanita yang bertugas dimeja Resepsionis, tentu saja dengan seragam hitam mereka yang diatas dada kiri sudah tertulis Cho’s Corp sebagai lambang tempat mereka bekerja.

 

Kyuhyun tak terbiasa membalas sapaan mereka yang ramah, dia hanya melirik sekilas lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat lift berada. Namun bagi tiga orang wanita yang bertugas sebagai resepsionis itu adalah keberuntungan besar bisa melihat secara langsung CEO tempat mereka bekerja setiap hari, dan ditambah dengan paras pria itu yang sangat tampan dan juga auranya yang selalu misterius. Membuat hampir seluruh wanita tergila-gila padanya.

 

Lift berdenting, menandakan bahwa mesin itu sudah berhasil mengantarnya kelantai 21, tempat dimana ruangan Kyuhyun berada. Baru saja pria itu melangkah keluar, kehadirannya lagi-lagi disambut oleh satu orang wanita yang bertugas sebagai Sekretarisn yang merangkap menjadi penerima tamu untuk Kyuhyun yang selalu berjaga didepan ruangannya.

 

“Selamat pagi.” Ucap wanita itu dengan nada sopan dan sedikit membungkukkan badannya.

 

Dan lagi-lagi Kyuhyun mengabaikannya. Dia hanya melirik sekilas lalu meninggalkan wanita itu sendirian didepan ruangannya. Dan lagi, ada seseorang yang menyambut Kyuhyun didepan sana. Kyuhyun mendengus kesal, kali ini dia bukan pekerja di Cho’s Corp, melainkan…

 

“Ahn Jae Hyun, kau selalu berhasil memasuki ruanganku. Apa yang kau berikan pada sekretarisku agar dia mengizinkanmu menunggu didalam ruanganku?” Cecar Kyuhyun dengan nada menyindir. Setelah melepas jasnya, Kyuhyun menyampirkan jas itu dibelakang kursinya.

 

Pria bernama Jae Hyun itu bisa disebut Adik tanpa hubungan darah dengan Kyuhyun. Pria yang berumur satu tahun lebih muda dari Kyuhyun ini adalah sahabat terbaik yang pernah dimiliki Kyuhyun, dia yang sangat membantu jika Kyuhyun mengalami masalah atau kesulitan apapun. Tapi Kyuhyun mulai sebal karna setiap hari dia selalu muncul diruangan Kyuhyun tanpa ada alasan yang jelas. Namun Kyuhyun tetap menerima kehadirannya tanpa berniat mengusirnya.

 

“Mungkin karna wajahku yang terlalu tampan jadi dia terpesona padaku.” Jawab Jae Hyun dengan cengiran khasnya.

 

“Langsung saja ke intinya, kali ini kau mau apa? Aku ada meeting hari ini, jadi tidak bisa berlama-lama denganmu.” Kyuhyun sudah sibuk dengan berkas-berkasnya, mencari bahan untuk menjadi topic yang akan dibicarakan pada saat meeting nanti.

 

Ah, Shin’s Group. Dia akan membahas soal Shin’s Group hari ini. Pasti seluruh ketua akan senang mendengar bahwa mereka memenangi tender kali ini, mendapatkan Shin’s Group tentu saja tak mudah. Ngomong-ngomong soal Shin’s Group, entah kenapa yang terbayang justru wajah gadis yang dibawa Neneknya pagi ini kerumah. Membuat kepalanya sedikit pusing.

 

“Astaga, buru-buru sekali. Aku tau kau orang sibuk, akupun sama. Ingat, CEO Ahn’s Line masih aku, jadi aku tau bagaimana rasanya menjadi seseorang yang super sibuk.” Lagi-lagi cengirannya kembali tersungging.

 

“Ya aku tau itu. Tapi aku tak tau bagaimana nasib karyawan Ahn’s Line jika tau CEO-nya setiap hari datang ke Cho’s Corp untuk bermain bersamaku.”

 

“Hey-hey, aku terdengar seperti pengangguran, bisa kau mengganti kata ‘bermain’ nya?”

 

“Terserah.” Kyuhyun mulai jengah.

 

Jae Hyun tertawa terbahak. Ini yang dia butuhkan, dia butuh melihat Kyuhyun tersenyum walau usahanya selalu gagal. Sudah berapa tahun pria itu tidak tersenyum dihadapannya, dan Jae Hyun merindukan itu. Kyuhyun terus memperhatikan Jae Hyun hingga secara perlahan tawa Jae Hyun mereda dan berhenti dengan sendirinya. Kyuhyun menggeleng lemah dan kembali focus pada berkas-berkas Shin’s Group yang akan dibahas nanti saat meeting.

 

“Oh baiklah, kau terlihat menakutkan sekarang.” Jae Hyun berdeham, benar-benar menghabiskan sisa tawanya. “Apa Yoona masih menghubungimu?”

 

Pertanyaan itu berhasil membuat Kyuhyun menghentikan kegiatan tangannya yang tadi sedang sibuk memilih berkas-berkas yang akan dibawanya nanti. Yoona. Kenapa lagi-lagi nama itu yang terdengar. Oh, terkutuklah Ahn Jae Hyun! Sudah tau Kyuhyun selalu kesal jika mendengar namanya, dan sekarang pria brengsek ini membicarakannya.

 

“Ya.”

 

“Benarkah? Kapan terakhir kali?”

 

“kemarin malam.”

 

“Dan kau menerima telponnya?”

 

“Tidak.”

 

“Kenapa?”

 

“Kenapa aku harus menjelaskannya padamu?”

 

Jae Hyun kembali berdeham. Keingintahuannya terlalu besar, jadi dia tanpa sadar mencecar Kyuhyun padahal dia tau, sangat tau, kalau Kyuhyun sama sekali tak suka mendengar nama gadis itu lagi, apalagi membahasnya seperti ini.

 

“Aku baru saja mendengar kabar dari Ji Sung, gadis itu masuk rumah sakit. Lagi.” Raut wajah Jae Hyun yang tadinya sangat bersahabat, kini berubah menjadi serius.

 

Seusai Jae Hyun menyelesaikan ucapannya, mataKyuhyun terpejam, antara mencerna kembali ucapan Jae Hyun yang mungkin salah dia dengar, atau kepalanya semakin sakit mendapati kabar gadis itu, Yoona, yang lagi-lagi melakukan hal bodoh. Karnanya.

 

“Kali ini apa lagi?” Tanya Kyuhyun, dengan nada bicara yang sedikit bergetar.

 

“Menenggak segelas wine.” Jae Hyun sengaja menggantungkan ucapannya.

 

“Hanya karna itu?” Tanya Kyuhyun dengan kening berkerut

 

“Yang didalam gelasnya terdapat cincin darimu.” Jae Hyun dapat mendengar napas Kyuhyun yang tercekat. “Dia menenggaknya, bersama wine tersebut.” Lanjutnya.

 

Kyuhyun kembali menutup matanya, kali ini ditambah dengan usapan kedua tangannya diwajah yang membuat Jae Hyun ikut merasakan bagaimana lelahnya Kyuhyun menghadapi gadis seperti Yoona. Yang keinginannya tidak dipenuhi satu kali, dia bisa melukai dirinya satu kali. Dan jika Kyuhyun tak ingin bertemu dengannya lagi, wanita itu bisa melakukan apapun yang membuat Kyuhyun datang padanya lagi. Masih belum usai kepenatan yang dirasa Kyuhyun, sebuah gangguan kembali muncul. Pintu ruangan Kyuhyun terbuka, kali ini dengan hentakan hebat setelah sebelumnya Kyuhyun bisa mendengar suara seorang pria yang berteriak dan sempat dihalangi sekretarisnya.

 

Kini Ji Sung berdiri dengan tatapan marah dihadapan Kyuhyun, matanya sudah memerah, napasnya menderu kencang. Sudah pasti pria itu akan memaki Kyuhyun sebentar lagi, karna Kyuhyun tau, sangat tau dengan sifat sahabatnya yang satu ini.

 

Kyuhyun bangkit, langkahnya mendekati Ji Sung masih dengan tatapan datar, dia menunggu hingga Ji Sung meledakkan bom yang sudah dibawa Ji Sung kehadapan Kyuhyun, bom berupa caci maki yang selalu dia berikan saat Kyuhyun lagi-lagi membuat Yoona terluka.

 

“Ji Sung.” Sambut Kyuhyun.

 

“Yoona dirumah sakit.”

 

“Aku tau.”

 

“Dan kau tak berniat menjenguknya?”

 

“Aku sibuk.”

 

“Dia hampir mati.”

 

“Itu karna ulahnya sendiri.”

 

“ITU SEMUA KARNA KAU, BAJINGAN!”

 

Pukulan Ji Sung tepat mengenai batang hidung Kyuhyun yang kini sudah mengeluarkan darah segar. Kyuhyun tersungkur, dia merintih kesakitan. Kyuhyun sudah menduga kali ini Ji Sung akan menghajarnya, tapi jika itu yang membuatnya bisa lepas dari Yoona, dia rela mendapat ratusan, bahkan ribuan pukulan dari Ji Sung atau siapapun.

 

TBC

Kyuhyun agak trauma sama perempuan, tapi kok ada nama Yoona didalam hidupnya?

Terus, kenapa Ji Sung sampe mukul Kyuhyun karna Yoona masuk rumah sakit gara-gara ulahnya sendiri?

Siapa sih Ahn Jae Hyun?

Siapa sih Ji Sung?

dan yang lebih lagi, siapa sih Yoona?!

Temukan jawabannya di Save The Date -Three- nyahahaha~