Image

Lotte World, South Korea

Byeon Ji Young melangkah dengan semangat kearah Kyuhyun yang sedang berdiri dengan ponsel ditelinganya. Ji Young merasa hari ini adalah hari yang cukup special, hari dimana dia dan pria yang dicintainya berkencan

Kyuhyun dan Ji Young memang sudah saling mengenal dari satu tahun yang lalu. Dihari pertemuan pertama, Ji Young langsung terpesona dengan pria ini, hatinya berdegup dengan cara yang tidak normal. Mungkin memang kekanakan, tapi dia langsung mencintai Kyuhyun didetik itu juga

Kyuhyun sama sekali tidak tertarik pada gadis ini, Kyuhyun hanya menganggapnya sebagai adik dari rekan bisnisnya. Kyuhyun dikenalkan dengan gadis ini oleh rekan bisnisnya, dan tentu saja Kyuhyun hanya menganggapnya sebagai perkenalan biasa. Tapi tidak dengan gadis ini

Semenjak pertemuan pertama, Byeon Ji Young selalu berusaha agar dia bisa bertemu lagi dengan Kyuhyun. tentu saja pria yang mengenalkannya pada Kyuhyun selalu membantunya, jadi tidak terlalu sulit untuk bertemu Kyuhyun lagi. walaupun Kyuhyun selalu bersikap dingin dengan wanita ini, tetap saja Ji Young tidak pernah menyerah untuk terus mendekati Kyuhyun

Hingga suatu hari, Kyuhyun mulai lelah dengan sikap gadis ini yang selalu merengek, dan bersikap manja padanya. Kyuhyun membentak gadis ini dan mengatakan kalau dia tidak akan pernah suka dengan wanita seperti Ji Young dan jangan pernah berharap dia akan menerima cinta dari Ji Young, itu tidak akan pernah terjadi. Mendengar perkataan kasar dari Kyuhyun, Ji Young keluar ruangan Kyuhyun dengan air mata yang telah membanjiri kedua pipinya. Keesokan harinya Kyuhyun mendapat berita kalau Ji Young meminum berbagai macam obat-obatan untuk melenyapkan nyawanya karna Kyuhyun tidak pernah menganggapnya ada

Mulai dari saat itulah Kyuhyun tidak pernah berani melakukan hal-hal yang membuat Ji Young tersinggung atau apapun. Dan sekarang wanita itu muncul lagi setelah sebelumnya dia pergi ke Amerika untuk menyelesaikan kuliahnya. Dia kembali disaat Kyuhyun telah memiliki perasaan pada wanita lain

“oppa” Ji Young memeluk Kyuhyun dari belakang, Kyuhyun yang sedang menerima telpon terkejut dengan pelukannya. Mau tidak mau Kyuhyun segera menyelesaikan perbincangannya dengan orang disebrang sana

“oh, kau sudah datang” Kyuhyun berusaha melepas pelukannya dan berbalik menghadap Ji Young

“dimana Min Woo oppa ?” tanya Ji Young dengan nada antusias. Tidak tahan untuk segera memulai kencan gandanya

“entahlah, dia belum datang” sedetik setelah itu, mobil berwarna hitam dan silver memasuki arena parkir dengan berbarengan. Kyuhyun sangat mengenal kedua mobil itu. Milik Min Woo dan Shin-Hae. sang empunya mobil keluar dan berjalan mendekat kearah Kyuhyun dan Ji Young berada

“mwoya ? kenapa kencan menggunakan dua mobil. Min Woo oppa, kau tidak menjemput Shin-Hae eonnie ?” suara Ji Young mendominasi percakapan, Shin-Hae dan Kyuhyun sama-sama tidak tertarik dengan obrolan yang dibuka oleh Ji Young

“kami bukan pasangan kencan seperti yang kau fikirkan, Ji Young-ssi” Min Woo tersenyum dan membuat Ji Young ikut tersenyum. Min Woo selalu berhasil membuat Ji Young terpesona, walau tidak seperti yang dirasakannya terhadap Kyuhyun

“baiklah, ayo kita masuk”

******

“aku dengar dari Il Woo oppa kalian berkencan ? benarkah ? jadi bagaimana kencan kalian ?” Minji baru saja menelpon Shin-Hae, membuat Shin-Hae tidak mengikuti ke-tiga orang itu bermain. Shin-Hae duduk disalah satu bangku panjang yang langsung menghadap kearena permainan yang sedang dinaiki oleh pasangan gila itu dan juga bos nya

“apa Il Woo juga mengatakan kalau Byeon Ji Young ikut ?” suara Shin-Hae melemas. Gadis ini benar-benar tidak tertarik dengan tema perbincangan mereka sekarang

“Byeon Ji Young ? siapa itu ?” suara Minji terdengar panik

“pasangan kencan Kyuhyun”

“Mwo ?!! jadi kau sendiri ?”

“aku bersama Min Woo sajangnim”

Minji terdengar menghembuskan napasnya lega. Ya, setidaknya dia memiliki pasangan kencan juga hari ini. Mata Shin-Hae menangkap sosok Kyuhyun diantara banyak orang, terlihat sekali bahwa pria itu tidak terlalu menikmati kencannya hari ini. Ji Young selalu menempel pada Kyuhyun, seperti tidak perduli dengan apa yang dirasakan Kyuhyun. yang penting dia merasa bahagia. Cih, wanita macam apa itu

Shin-Hae masih memandangi Kyuhyun sampai beberapa detik kemudian Kyuhyun menoleh kearahnya dan mata mereka saling bertemu. Shin-Hae segera mengalihkan pandangannya dari pria itu. Shin-Hae merasa seperti orang tolol, mengincar sesuatu yang jelas-jelas milik orang lain. Bukankah kemarin dia selalu berusaha menolaknya pesona Kyuhyun ? jadi nikmati saja apa yang terjadi hari ini. Shin-Hae mendengus kesal

“Minji, kau sedang bersama Il Woo ?” Shin-Hae mendengar suara tawa yang tak asing disebrang sana

“ah, hmm .. ya, dia mengajakku makan siang diluar”

“hah, bahkan kalian pun berkencan. Apa hari minggu ditakdirkan menjadi hari berkencan ?, menyebalkan!” gerutu Shin-Hae tidak jelas hingga Minji menanyakan apa yang sedang diucapkan Shin-Hae

“ani .. sudahlah, nikmati saja kencan kalian. Aku tutup” sedetik setelah itu, benda elektronik berukuran kecil berwarna putih itu berakhir dengan lemparan tajam kedalam tas millik Shin-Hae. dia benar-benar ingin pulang. Baru kali ini dia merasa lebih baik tidur dirumah dengan ocehan Nyonya Lee daripada ditempat ini sekarnag. Dengan pasangan bodoh itu tentu saja

“lapar ?” tiba-tiba Min Woo dan juga pasangan menjijikan itu telah berdiri didekat Shin-Hae. membuat Shin-Hae bergidik apakah tadi mereka mendengar percakapannya dengan Minji. Dengan nakal Shin-Hae mencoba melirik kearah Kyuhyun, dan Bingo! Kyuhyun masih menatapnya intens. Sesaat itu juga Shin-Hae membuang pandangannya lagi dari Kyuhyun

“spagethi sepertinya tidak buruk” ucap Shin-Hae pada Min Woo

“baiklah, aku juga suka spagethi” ucap Ji Young riang. Membuat Shin-Hae merutuki dirinya sendiri kenapa memiliki makanan kesukaan yang sama dengan gadis ini

******

“setelah ini kita pulang” ucap Kyuhyun tegas saat Ji Young kembali merengek minta memperpanjang jam kencannya. Shin-Hae dan Min Woo hanya menatap kedua pasangan ini dengan tatapan malas. Ji Young benar-benar seperti berusia belasan tahun. Oh, umurnya sudah 20 sekarang! tidak bisakah dia berhenti bersikap semenjijikan itu

“baiklah” Ji Young mendengus kesal lalu melanjutkan makannya. Sepertinya bukan melanjutkan. Dia hanya menusuk-nusuk mie italinya dengan garpu. Jika spagethi itu hidup, mungkin sudah mati akibat tusukan Ji Young yang mengerikan

“aku ke toilet sebentar” Shin-Hae minta izin pada Min Woo, Min Woo mengangguk lemah lalu tersenyum

Shin-Hae becermin melihat sosok dirinya disana. wajah pucat dan rambut berantakan. Shin-Hae merasa kondisinya menjadi buruk setelah dipaksa menaiki satu wahana dengan ketinggian yang menakjubkan. Shin-Hae benci ketinggian. Shin-Hae membuka keran dan air pun mengalir tepat ditelapak tangannya. Membasuhnya walaupun tidak kotor. Shin-Hae hanya butuh ketenangan. Cara seperti ini benar-benar ampuh. Shin-Hae menyukai air, dan hanya dengan air dia bisa mengatasi phobia nya

Shin-Hae melirik dari cermin saat pintu toilet terbuka. Byeon Ji Young sekarang berada disampingnya. Ini benar-benar menyebalkan. Bahkan ditoilet saja dia harus bertemu dengan wanita menyebalkan ini

“eonnie, sejak kapan kau dekat dengan oppa” suara Ji Young terdengar tidak bersahabat sama sekali. Mereka saling bertatapan dari cermin. Shin-Hae tersenyum miris

“wae ?”

“aku tidak suka eonnie dekat dengan Kyuhyun oppa, dia milikku” Shin-Hae kembali melirik Ji Young dari cermin lalu menunjukkan senyum separonya

“wae ? kau takut oppamu jatuh cinta padaku ?”

“dia tidak akan pernah menyukaimu” balas Ji Young dengan nada yang sedikit meninggi dari sebelumnya.  Shin-Hae mengerutkan keningnya geli, dia mulai melupakan embel-embel eonnie yang seharusnya dia pakai saat berbicara pada Shin-Hae

“tapi sayangnya dia menyukaiku” ucap Shin-Hae dengan seringaian menyebalkan yang dia punya

“itu tidak akan pernah terjadi, hanya aku yang dicintainya”

“asal kau tau, saat kau datang kepesta itu kau pasti tau Kyuhyun sedang bersamaku kan ? dia sedang menyatakan perasaannya padaku”

“gojitmal!”

“aku tidak mengenalmu, dan aku tidak akan pernah mengganggumu seperti kau menggangguku” Shin-Hae berniat keluar dari toilet, namun sikunya ditahan oleh Ji Young. Dengan terpaksa Shin-Hae harus berhadapan dengan gadis ini lagi

“jauhi oppa, dia milikku”

“aku bukan seperti gadis lain yang akan menjauhinya hanya karna gertakan seorang wanita yang usianya dibawahku. Sepertinya aku mulai menyukainya. Kalau aku mengatakan ‘iya’ untuk jawaban pernyataan cinta Kyuhyun kemarin, apa yang akan terjadi denganmu ?” Shin-Hae kembali menunjukkan senyuman evilnya. Ji Young melebarkan matanya sempurna mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Shin-Hae

“mengemis cinta dari seorang pria yang jelas-jelas tidak tertarik padamu. Kasihan sekali kau” lanjut Shin-Hae, detik itu juga Shin-Hae menarik sikunya dengan kasar hingga terlepas dari cengkraman Ji Young

Shin-Hae melangkah cepat menuju mejanya, Min Woo dan Kyuhyun menatap Shin-Hae bingung saat datang dengan wajah kesal

“bolehkah aku pulang sekarang ?” suara Shin-Hae sedikit meninggi, masih terbawa emosi dengan kejadian yang baru saja dialaminya di toilet. Gadis bernama Byeon Ji Young itu benar-benar menjijikan

“kau sakit ?” Min Woo menangkap wajah pucat Shin-Hae

“ya, aku sedikit pusing” Shin-Hae membereskan tasnya lalu bangkit

“mau ku antar ? kau tidak bisa mengendarai mobil dengan kondisi seperti ini”

“omo, eonnie .. kau sakit ? Min Woo oppa, kau harus mengantarnya pulang” Ji Young meraih lengan Shin-Hae dan merangkulnya lembut. Wanita picik! Menyodorkan Shin-Hae pada Min Woo ? dia benar-benar kekanakan

“kalau aku ingin Kyuhyun yang mengantarku pulang, bagaimana ?” Shin-Hae merasakan tangan milik Ji Young yang berada disiku Shin-Hae menegang. Kyuhyun menatap Shin-Hae dengan tatapan tak percaya. Begitu juga Min Woo, terlihat gurat kekecewaan diwajahnya. Hanya Shin-Hae yang merasa hatinya sangat senang karna berhasil membuat gadis disebelahnya ini terdiam

“mianhae eonnie, Kyuhyun oppa harus mengantarku pulang, jadi sebaiknya kau pulang dengan Min Woo oppa” Ji Young meraih lengan Kyuhyun untuk menjaga laki-laki itu agar tidak pergi. Shin-Hae menatap tepat kemanik mata milik Kyuhyun. seperti tatapan memohon, namun tidak ada jawaban sama sekali dari Kyuhyun. Shin-Hae tersenyum lalu tertawa, wajah Ji Young benar-benar memalukan. Shin-Hae berhasil membuat Ji Young meras ketakutan. Ini benar-benar menyenangkan

“aku masih bisa mengendarai mobilku sendiri, aku pulang” Shin-Hae meraih tasnya lalu pergi meninggalkan restoran menuju tempat parkir dimana audi miliknya terparkir. Shin-Hae benar-benar merasa tidak enak badan, kepalanya pusing. Dia tidak berbohong soal ini

Shin-Hae menjatuhkan kunci mobilnya saat dia berusaha memasukkan kunci tersebut kelubang kunci dimobilnya. Dia benci terlihat lemah seperti ini! Shin-Hae menunduk untuk mengambil kunci mobilnya, namun sebuah tangan lebih cepat meraih kunci tersebut. Lalu Shin-Hae merasa tubuhnya ditarik kearah berlawanan. Shin-Hae terkejut melihat siapa yang sedang menariknya. Cho Kyuhyun

Shin-Hae tidak bisa membantah, dia terlalu lemah untuk melawan, dia hanya mengikuti Kyuhyun menuju mobilnya dan menurut saat Kyuhyun mendudukinya dikursi depan disamping kemudi. Kyuhyun mengitari mobilnya lalu masuk dan duduk disebelah Shin-Hae

“Ji Young ?” tanya Shin-Hae

“Min Woo sudah menanganinya”

“kau tidak perlu mengantarku, sungguh”

“dan membiarkanmu mengemudi dengan kondisi seperti ini ? aku tidak ingin membayangkan sesuatu terjadi padamu”

“alasan klasik” Shin-Hae menyandarikan kepalanya lalu memejamkan matanya. Dia benar-benar butuh istirahat. Dia tidak mendengar apapun lagi yang keluar dari mulut Kyuhyun. pertanda bahwa dia mengizinkan Shin-Hae beristirahat sebentar dimobilnya

Sedetik setelah Shin-Hae memejamkan matanya, terdengar alunan melodi yang lama kelamaan berubah menjadi sebuah suara wanita merdu yang membuatnya bertambah ingin memejamkan matanya sungguh-sungguh

“aku bersungguh-sungguh saat aku mengatakan aku tidak ingin membayangkan sesuatu terjadi padamu. Itu sangat mengerikan untuk sekedar dibayangkan” gumam Kyuhyun pelan saat Shin-Hae telah memejamkan matanya. Berharap Shin-Hae tidak mendengar perkataannya. Namun sayangnya Shin-Hae masih tersadar 100%, dia belum tertidur. Jantungnya serasa melorot mendengar ucapan Kyuhyun barusan

******

“Kau sudah mabuk, nona Shin” Minji meraih gelas yang berada digenggaman Shin-Hae, dan gadis itu berniat meneguknya lagi hingga habis. Dimeja Shin-Hae telah tergeletak beberapa botol wine yang keadaannya sudah kosong

Minji baru saja datang ke pub setelah Shin-Hae menghubunginya. Minji mengerutkan kening saat mengetahui hobby baru Shin-Hae. peminum wine ? dia bahkan tidak sekuat itu untuk menghabiskan berbotol-botol wine sendirian. Pasti terjadi sesuatu

“Berikan! aku masih ingin minum, brengsek!” Shin-Hae berusaha meraih gelas miliknya yang kini berada digenggaman Minji. Minji dengan sontak membuang gelas itu kelantai hingga gelas tersebut pecah membentuk serpihan-serpihan kecil. Shin-Hae terkejut melihat apa yang baru saja dilakukan Minji

“kau masih punya aku jika kau punya masalah, jangan pernah berurusan dengan minuman brengsek itu lagi” suara Minji terdengar meninggi dari sebelumnya. Shin-Hae mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Shin-Hae tidak ingin diganggu, sungguh! Dia sedang dalam mood yang tidak cukup baik sekarang

Dia masih ingat saat dia tiba dirumahnya tadi, sebuah mobil Mercedes Benz berwarna silver terparkir didepan rumahnya. Tidak perlu menjadi paranormal untuk mengetahui pemilik mobil tersebut. Sejenak dia merasa lebih memilih bersama gadis menyebalkan bernama Byeon Ji Young dari pada harus menyaksikan perang yang akan terjadi didalam rumahnya

Nyonya Lee Shinra kembali tertangkap karna perselingkuhan. Shin-Hae benar-benar tidak ingin melihat wajah wanita yang menyandang gelar ibu nya lagi. dia benar-benar wanita brengsek. Dia baru saja bercerai karna selingkuh dengan Jung Kyuhwa, dan sekarang dia kembali tertangkap basah karna berselingkuh dengan wanita lain

“tidak cukupah kau mengkhianati satu orang ?! apa kau tidak malu dengan anakmu ? kau bisa membuatnya gila kalau dia sampai mengetahui kebusukanmu ini” suara Kim Junho ayah biologis Shin-Hae mendominasi percakapan. Disela-sela suara ayahnya yang mengamuk, terdengar suara isakan perempuan yang diduga suara tangis Lee Shinra

Shin-Hae dengan tenang memasuki ruang tengah rumahnya, dia duduk bersandar dikursi cokelat yang tersedia disana. dia tertarik dengan alasan apa lagi yang akan dilontarkan Nyonya Lee untuk mengelak berita perselingkuhan ini. oh, dimana Jung Kyuhwa ? apa pria itu melarikan diri setelah ditipu oleh Nyonya Lee ?

“sekarang apa yang akan kau lakukan ? keluarganya akan menuntutmu! Wanita jalang!” Kim Junho hampir mengacak rambutnya frustasi. Nyonya Lee masih terus menangis. wanita jalang ? panggilan yang cukup bagus untuknya

“aku dijebak! Kau tau, aku dijebak! Kami tidak melakukan hubungan apapun” Lee Shinra akhirnya membuka suara untuk membela dirinya sendiri. tentu saja Kim Junho tidak akan percaya lagi dengan ucapan wanita jalang itu

“bukankah kau juga menggunakan alasan itu saat kau mengkhianatiku dengan Jung Kyuhwa ? cari alasan lain agar aku bisa percaya padamu! Sekarang dimana pria itu ? apa dia meninggalkanmu ? kurasa sebentar lagi Shin-Hae juga akan meninggalkanmu” suara Junho kembali mendominasi, Nyonya Lee kembali terdiam mendengar ucapan Junho

Shin-Hae bangkit dan menghampiri kedua orang tolol yang sedang bertengkar hingga menghancurkan perabot rumah yang ada disekitar mereka

“bisakah kalian mencari tempat lain untuk bertengkar ? kau lihat” Shin-Hae menunjuk kesudut rumah yang sangat kacau karna pecahan-pecahan perabot rumah “barang-barang dirumah ini sudah habis karna kalian. Sekarang pergi, selesaikan urusan kalian. Kalau bisa dikantor polisi” Shin-Hae berjalan santai menuju kamarnya, namun langkahnya terhenti saat Nyonya Lee menyinggungnya

“kau mau aku masuk penjara ? otak kalian ada dimana ?! selamatkan aku!!” teriak Lee Shinra yang membuat Shin-Hae dan ayahnya terkekeh geli mendengar ucapannya. Shin-Hae berbalik menatap Nyonya Lee

“menyelamatkanmu ?” gumam Shin-Hae lirih, membuat Nyonya Lee sedikit bergidik ngeri mendengar nada suara Shin-Hae “apa kau bisa menyelamatkanku dari depresi ? aku hampir gila karna ulahmu, Nyonya Lee! Kau yang tidak punya otak! Berharap aku akan membantumu ? tidak akan pernah! Urusi saja semua laki-laki yang pernah kau tiduri itu. kelakuanmu hampir sama dengan pelacur” detik itu juga Shin-Hae melesat dengan mobilnya menuju pub, dia tidak pulang, dia tidak ingin pulang. Jadi dia menyuruh Minji untuk datang

Minji bangkit dari kursinya dan memeluk tubuh Shin-Hae. dia mengerti sahabatnya, dia sedang berada dalam masalah. Tapi inilah Shin-Hae, dia tidak akan pernah menceritakan masalahnya pada siapapun kecuali jika sudah sampai tahap mengerikan. Dan dia sudah menenggak wine padahal dia jelas-jelas tau kalau Shin-Hae bukan peminum yang hebat

Tanpa Shin-Hae sadari dia meneteskan airmatanya namun masih dengan ekspresi datar, tidak mengeluarkan isakan sama sekali. Dia menangis dalam pelukan Minji. Airmatanya jatuh berkali-kali membuat kemeja yang dikenakan Minji basah karna airmatanya

“rasanya aku ingin mati” gumam Shin-Hae pelan, namun Minji masih dapat mendengar gumaman Shin-Hae. Minji semakin mengeratkan pelukannya. Shin-Hae sebenarnya tidak sekuat kelihatannya. Dia anak yang lemah. Seorang anak yang terkena dampak broken home. Dan mulai saat itu Minji bertekad akan selalu berada disisi Shin-Hae dalam keadaan apapun. Shin-Hae butuh seseorang pada saat seperti ini. dan hanya Minji yang dimilikinya

******

Shin-Hae berjalan gontai menuju ruangan yang biasa ia datangi dengan setumpuk berkas-berkas penting dalam genggamannya. Kondisinya hari ini masih belum sepenuhnya vit. Kepalanya masih terasa pusing akibat phobianya kambuh kemarin

Hampir Shin-Hae memegang kenop pintu dan menariknya kebawah untuk membuka pintu, namun Min Woo lebih cepat satu detik membuka pintu itu. keduanya terkejut namun hanya beberapa detik, setelah seyuman Min Woo membuyarkan semuanya

“sudah baikan, nona Shin ?” tanya Min Woo dengan nada ramah

“aku berharap, ya” suara Shin-Hae terdengar lemas dan sedikit serak, membuat Min Woo mengerutkan keningnya

“kenapa kau sudah masuk kerja kalau kau masih sakit ? aku bisa memberimu toleransi kalau kau mau” tawar Min Woo sambil mengambil beberapa berkas yang disodorkan Shin-Hae

“dan kau akan memotong gajiku untuk bulan ini ? kurasa aku lebih tertarik dengan uang daripada bermalas-malasan dirumah” Shin-Hae mencoba memberikan sedikit senyuman namun gagal. Senyumannya terlihat mengerikan

Min Woo mengangkat bahu “kau tau aku takan melakukan itu” ucap Min Woo sambil melangkah masuk kembali keruangannya setelah sebelumnya mengizinkan Shin-Hae ikut masuk keruangannya

“duduk saja dulu disitu dan tunggu sampai aku selesai menandatangani dokumen ini”

Shin-Hae menuruti kata Min Woo dan dia merebahkan tubuhnya diatas sofa empuk berwarna hitam yang tersedia disudut ruangan megah ini. Shin-Hae mengusap kening menggunakan jari-jari tangannya. Oh, dia benar-benar benci merasa lemah seperti ini. seharusnya dia menolak ajakan Ji Young untuk menaiki satu wahana yang membuat nyawanya serasa diujung tenggorokannya

Byeon Ji Young! Kenapa wanita itu tiba-tiba ada didalam fikirannya. Gadis tengik yang dengan beraninya menyuruh menjauhi Cho Kyuhyun! cih, dia fikir aku sepeduli itu dengan perasaannya. Oh, astaga! Kini diotaknya berkeliaran dua orang menyebalkan. Cho Kyuhyun dan Byeon Ji Young. Kepalanya terasa ingin meledak detik ini juga

Shin-Hae melirik sebentar kearah Min Woo yang masih sibuk dengan tumpukan berkas-berkas penting yang harus ditandatanganinya. Masih banyak yang harus ditanda tangani. Shin-Hae rasa dia memiliki cukup waktu untuk memejamkan matanya sebentar sambil menunggu berkas-berkas itu selesai ditanda tangani. Dan Shin-Hae pun memejamkan matanya

******

Kona Beans, SungSoo-DaeGyo Cross-Section, Apgujeong, South Korea

“ku antar pulang” Il Woo mengulurkan tangannya kearah Minji. Gadis itu tersenyum malu, tapi tidak menerima uluran tangan pria yang sudah satu minggu terakhir ini selalu berada disisinya. Sedikit bertanya dalam hati, apakah pria ini lupa kalau dia mempunyai sebuah perusahaan yang harus diurus olehnya

“aku masih belum ingin pulang” ucap Minji yang membuat Il Woo mengerutkan dahinya. Lalu dia duduk kembali

“baiklah, aku temani” Il Woo baru saja ingin mengangkat tangannya untuk memanggil seseorang yang biasa melayani nya dan ingin memesan segelas Americano lagi. namun kegiatannya terhenti karna Minji menahan gerakan tangannya

“kau harus kembali bekerja, bukan ?”

Il Woo mengangkat bahunya santai “perusahaan tidak akan bangkrut jika ku tinggal satu hari saja” tangannya melipat didepan dada sambil menatap tepat ke manik mata Minji

“baiklah, aku fikir .. ya, perusahaan memang tidak akan bangkrut jika kau tinggal hanya satu hari. Tapi kau selalu meninggalkan perusahaan berhari-hari sebelumnya setelah pertemuan pertama kita di pub. Dan itu sudah hampir 9 hari. Kau meninggalkan perusahaan selama 9 hari, bukan satu hari” ralat Minji dengan mata yang sedikit menyipit

“ah, benarkah ? aku fikir ini baru satu hari” gurau Il Woo dengan seringaian khasnya yang membuat wanita manapun akan bertekuk lutut meminta belas kasihnya

“bersamamu membuatku seperti berada di Las Vegas. Aku penjudi dan kau alat judinya. Aku selalu dibuat merasa seperti baru satu hari tinggal ditempat itu, tapi kenyataannya aku telah berminggu-minggu berada disana. rasanya menyenangkan” Il Woo mengedipkan sebelah matanya pada Minji. Minji terdiam mendengar ucapan Il Woo. Oke, barusan itu adalah kata-kata gombal dari seorang pemain, jangan percaya! Dia mengatakan itu pada seluruh wanita yang dikencaninya, batin Minji mencoba menyadarkan alam bawah sadarnya

Il Woo melirik jam tangannya “sepertinya kau benar, aku harus kembali bekerja” Il Woo bangkit dan mengecup lembut kening Minji. Oh, sialan! Ini tempat umum, rutuk Minji dalam hati. Lalu Il Woo kembali tersenyum

“kalau kau membutuhkan apapun, jangan ragu untuk menghubungiku” sekali lagi  Il Woo tersenyum

“kalau aku membutuhkan sesuatu, kau orang pertama yang kuhubungi” hibur Minji pada Il Woo sebelum akhirnya pria itu benar-benar hilang dari pandangan Minji. Dia melesat cepat dengan BMW hitamnya

“seperti berada di Las Vegas ?” gumam Minji pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. Minji tersenyum dan kembali sibuk menusuk-nusuk pancake nya hingga tidak berbentuk

******

Shin-Hae menggeliat pelan hingga akhirnya matanya terbuka. Sedikit menyesuaikan pandangan matanya dengan sengatan matahari yang terpancar langsung dari jendela besar yang berada diruangan Min Woo. Min Woo ? oh, astaga!

Shin-Hae bangkit dengan refleks, membuat kepalanya kembali terasa pusing dengan gerakan secepat itu. Shin-Hae melirik jam tangannya dan matanya melebar sempurna. Satu jam! Dia tertidur selama satu jam

Shin-Hae melemparkan pandangan kesegala sudut diruangan ini. namun ruangan ini kosong. Dimana Min Woo ? sesuatu terjatuh keatas paha Shin-Hae, dan dia baru sadar kalau dibadannya telah menempel sebuah jas hitam yang terlihat mahal. Ini pasti milik Min Woo

Shin-Hae bangkit menuju meja kerja Min Woo yang dimana berkas-berkas yang dibawanya tadi telah tertumpuk dengan rapih disana. Shin-Hae membuka berkas itu satu persatu, dan benar saja, berkas-berkas itu telah berisi tercoret tanda tangannya. Shin-Hae masih memegang jas tersebut. Apa dia akan meninggalkannya saja diatas meja ini ? tapi itu terlihat tidak sopan. Dia sudah meminjamkan jasnya dan Shin-Hae langsung pergi tanpa berterimakasih, itu ide buruk sepertinya

Shin-Hae baru saja ingin kembali ke sofa tempatnya tertidur tadi, sampai pintu ruangan ini dibuka dari luar. Min Woo masuk dengan sedikit tawa yang masih tersisa dibibirnya. Dia tidak sendiri. beberapa detik kemudian setelah Min Woo masuk, seorang pria yang lebih tinggi dari Min Woo ikut melangkah masuk. Dan Shin-Hae sangat mengenal siapa pria itu. oh, sialan!

Min Woo berhenti terkekeh saat melihat Shin-Hae sudah terjaga dari tidurnya. Pria yang bersama Min Woo pun melakukan hal yang sama. Shin-Hae merasa benar-benar seperti orang bodoh ditatap dengan dua pria ini. Min Woo dan Cho Kyuhyun

“kau kurang tidur atau apa ? tidurmu nyenyak sekali sampai aku tidak tega membangunkanmu” Min Woo memecahkan keheningan. Kyuhyun masih berdiri ditempat semula, dan masih memandang Shin-Hae dengan intens. Tatapan Kyuhyun membuat Shin-Hae sedikit salah tingkah

“hmm .. mian” mata Shin-Hae kembali mengamati Min Woo. Dan Shin-Hae sedikit bergidik melihat Min Woo. Dia masih mengenakan jas formalnya.sedetik setelah itu Shin-Hae kembali melirik kearah Kyuhyun. oh, sial! Pria itu hanya mengenakan kemeja hitamnya. Dan itu berarti jas ini milik Kyuhyun, bukan Min Woo

Shin-Hae bangkit dengan cepat –masih memegang jas hitam itu, dan melangkah kearah Min Woo, mengambil berkas-berkas yang tadi ditandatangani nya “aku harus kembali bekerja” ucap Shin-Hae kaku. Lalu langkah Shin-Hae mendekat kearah Kyuhyun, Shin-Hae menyodorkan jas hitam mewah yang pastinya adalah milik Kyuhyun, dan Kyuhyun menerimanya “terimakasih” gumam Shin-Hae pelan. Kyuhyun tidak menjawab sampai Shin-Hae menghilang bersama tertutupnya pintu ruangan tersebut

“kau sudah mengatakan padanya ?” Min Woo kembali memecahkan keheningan. Kyuhyun seperti baru tersadar dan menoleh kearah Min Woo

“apa ?”

“perasaanmu pada Shin-Hae” rahang Kyuhyun terlihat menegang. Namun dia berusaha menutupinya dengan baik. Kyuhyun berjalan menuju sofa dimana tempat Shin-Hae berbaring tadi

“sudah, bahkan sudah 2 kali” jawab Kyuhyun santai, kali ini rahang Min Woo lah yang terlihat menegang. Kyuhyun kembali memakai jasnya yang disodorkan Shin-Hae tadi

“bagaimana dengan Ji Young ?” tanya Min Woo lagi

“apa maksudmu ?” Kyuhyun mengerutkan keningnya

“dia menyukaimu. Dan kau malah menyukai gadis lain. Siapa yang akan kau pilih ?”

Kyuhyun tersenyum sinis, namun masih menunduk tanpa melirik kearah Min Woo sama sekali

“tentu saja aku memilih Shin-Hae”

“lalu Ji Young ? kau tau dia hampir bunuh diri saat kau membentaknya. Bagaimana jika dia tau kalau kau menyukai Shin-Hae”

“aku sudah mengatakan dari awal padanya kalau aku tidak akan pernah menyukainya. Dan kurasa dia sudah sangat jelas dengan perkataanku waktu itu”

“tapi dia tidak menerima pernyataan itu. oh, urusan kalian benar-benar membuat pusing. Kau harus memilih”

“sudah kukatakan aku memilih Shin-Hae” suara Kyuhyun terdengar meninggi dari sebelumnya

“kau memberikan harapan pada Shin-Hae tapi kau masih berdekatan dengan Ji Young. kau akan membuat Shin-Hae sakit hati nantinya” lenyap sudah kekuatan Kyuhyun untuk sekedar menarik bibir membuat sebuah senyuman. Sepert tersadar kalau ucapan Min Woo ada benarnya. Dia harus memutuskan dengan tegas siapa yang akan dia pilih. Dan tentu saja Kyuhyun sedang mencari cara agar Ji Young pergi menjauh dari kehidupannya

“sepertinya Shin-Hae mulai menyukaimu” lanjut Min Woo yang membuat Kyuhyun tersentak kaget. Kyuhyun menolehkan kepalanya kearah Min Woo dengan cepat. Apa ? apa yang baru saja dia katakan ? Shin-Hae mulai menyukainya ?

“dan kalau kau tidak bisa membalas perasaannya, jauhi dia” lanjut Min Woo dengan penekanan disetiap kata-katanya

“aku bisa, dan aku akan membalas perasaannya!” Kyuhyun lepas emosi. Jantungnya berdegup dengan cepat saat Min Woo menyuruhnya menjauhi gadis yang dia cintai. Apa masalahnya dengan pria ini

“kau bisa membalas perasaannya tanpa melukai hatinya ?” ucap Min Woo sambil tersenyum sinis. Kali ini Kyuhyun terdiam. Kepalanya terasa sakit seperti bongkahan es besar yang jatuh dari langit langsung menghantam kepalanya

“aku bisa membuatnya bahagia” lanjut Min Woo masih dengan sebuah senyuman ejekan dibibirnya “tanpa menyakiti perasaannya sama sekali” ucapan Min Woo membuat Kyuhyun mengepal tangannya kuat-kuat. Menahan emosinya habis-habisan dan mencoba menenangkan dirinya agar tidak berlari kearah Min Woo dan menghantam hidung mancungnya hingga mengeluarkan darah

“sepertinya aku mulai menyukainya .. sekretarisku” Min Woo mengucapkan dengan nada dalam dan penuh keyakinan. Emosi Kyuhyun benar-benar telah mencapai ubun-ubunnya dan tinggal menunggu emosi itu meledak dan menghancurkan sesuatu yang disebut persahabatan

TBC