fyistiw copy

Seorang gadis dengan bertelanjang kaki berlari menyusuri jalanan sekitaran rumahnya yang terbilang cukup sepi. Gadis itu menambah kecepatan berlarinya ketika seorang pria yang dikejar semakin menjauh dari jangkauannya hingga sulit untuk dikejar.

“YAK CHO KYUHYUN, MATI KAU!” Teriak gadis itu masih terus berlari berusaha menggapai pria yang telah terlampau jauh dari wanita itu sambil tertawa geli karna berhasil lepas dari wanita yang sedang mengincar benda yang dibawa oleh Kyuhyun.

Gadis itu bernama Kim Shin-Hae. Gadis yang ternyata satu-satunya yang bisa memiliki hubungan paling dekat dengan Cho Kyuhyun, pria yang bisa dibilang prioritas wanita nomor satu untuk dijadikan sebagai kekasih atau bahkan pasangan hidup. Sebenarnya kedekatakan mereka bukan karna disengaja, mereka memang telah dekat sejak kecil. Keluarga mereka pun saling mengenal, karna rumah mereka yang ternyata hanya dijaraki dua rumah saja. Bisa disebut mereka adalah tetangga dekat.

Dimana ada Kyuhyun, disitulah Shin-Hae bisa ditemukan. Mungkin pepatah itu bisa digunakan untuk mereka berdua, karna memang seperti itulah mereka. Bahkan orangtua mereka sengaja mendekatkan mereka ke jenjang yang lebih serius lagi. Namun, karna keduanya terlalu asik dengan hubungan mereka, jadi mereka tidak terlalu menyadari apa yang telah direncanakan oleh kedua orangtua mereka.

Lagi pula, kedua anak ini mempunyai kehidupannya masing-masing. Mereka memang terlihat sangat dekat, bahkan orang yang tidak mengenal kedua orang ini akan beranggapan bahwa keduanya memiliki sebuah hubungan yang lebih dari sekedar berteman. Tapi mereka memiliki pasangan mereka masing-masing. Kyuhyun memiliki wanita yang disayanginya, dan Shin-Hae pun memilikinya juga, -sebelum kenyataan merenggutnya.

Namun bukan hanya karna mereka memiliki pasangan, kedua orangtua mereka tidak putus asa untuk tetap mendekatkan kedua anaknya, berarap bahwa mereka memiliki perasaan yang sama didalam hati mereka. Tentu saja bukan hanya sebatas sebagai teman. Sekecil apapun hasil presentasenya mengenai hubungan mereka, kedua orangtuanya tidak pernah putus asa untuk membuat kedua anak ini menyadari perasaan mereka masing-masing. Perasaan bahwa mereka saling membutuhkan.

Mungkin bukan hanya keluarga mereka yang menyetujui ide ini, ternyata Tuhan juga merestui dengan munculnya banyak kesamaan didalam diri anak mereka. Kyuhyun yang memiliki hobby membaca, ternyata dipertemukan oleh Shin-Hae yang ternyata memiliki hobby yang sama. Bahkan gadis itu telah berhasil menerbitkan puluhan hasil karyanya yang ternyata sangat digemari oleh halayak banyak. Bisa dibilang mereka adalah maniak novel.

Dan justru dari kenyataan itulah timbul sesuatu yang tidak biasa diantara mereka. Dan kisah mereka pun dimulai.

This is Our Story.

******

“Eom-ma.” Ucap Shin-Hae pada Ibu Kyuhyun sambil terengah akibat aksinya tadi berlari mengejar Kyuhyun yang tidak membuahkan hasil saat Kyuhyun berhasil menaiki bus untuk pergi entah kemana, yang jelas untuk menghindari Shin-Hae.

Ibu Kyuhyun hanya menggelengkan kepalanya lalu menyodorkan segelas air dingin yang menggoda Shin-Hae untuk menenggaknya terlebih dahulu baru mengutarakan apa yang ingin dikatakan. Setelah gelas itu kosong, Shin-Hae mengusap bagian bibirnya yang basah lalu tersenyum sebagai tanda terimakasih.

“Ada apa?” Tanya Ibu Kyuhyun lembut sambil meneruskan pekerjaannya merapihkan meja makan yang akan digunakan untuk makan malam sekitar 2 jam mendatang.

“Jika Kyuhyun kembali, tolong katakan padanya untuk mengembalikan novelku.” Rengek Shin-Hae tak tau malu. Gadis ini memang selalu bermanja-manja pada Ibu Kyuhyun yang ternyata menyayangi Shin-Hae melebihi Ibunya sendiri. Jadi, apapun yang diminta Shin-Hae akan selalu dituruti oleh Ibu Kyuhyun, tanpa terkecuali. Bahkan bisa disebut-sebut, Ibu Kyuhyun lebih menyayangi Shin-Hae dari anaknya sendiri.

“Kalian selalu saja seperti ini jika mempunyai bahan bacaan baru. Jika kau yang membeli buku itu, Kyuhyun akan mengambilnya. Jika Kyuhyun yang membelinya, kau yang merampasnya.” Ibu Kyuhyun kembali menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah anak-anaknya yang sedikit membuat sakit kepala.

“Tapi aku yang lebih sering membeli novel dari Kyuhyun. Setiap novel yang ku miliki pasti akan hancur jika ditangannya sehari saja.”

Ibu Kyuhyun melangkah menuju dapur sambil menggelengkan kepalanya tak percaya dengan tingkah dua anaknya. Sebenarnya anaknya hanya satu, yaitu Cho Kyuhyun. Tapi Shin-Hae sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Bagaimana tidak, hampir setiap hari gadis itu datang kerumah ini, menemui Kyuhyun dan menghabiskan waktunya seharian didalam kamar Kyuhyun berduaan dengan anak lelakinya.

Sebearnya itu bukan hal yang wajar, ketika seorang anak remaja wanita berduaan saja didalam kamar seorang anak remaja pria bersama dengan pria itu. Tapi Ibu dan Ayah Kyuhyun sama sekali tidak perduli. Toh mereka nantinya akan tinggal satu atap juga, kan?

Shin-Hae mencomot satu potong pie apel kecil yang baru dihidangkan oleh Ibu Kyuhyun dengan tak tau malunya. Gadis itu langsung memasukannya kedalam mulut besar-besar lalu mengunyahnya dengan cara yang sama sekali tidak elegan.

“Aigoo~ Bagaimana ada pria yang mau mendekatimu jika cara makanmu saja seperti itu.” Bentak Ibu Kyuhyun tentu saja tidak sungguh-sungguh. Kyuhyun bukan tipe pemilih wanita dari cara makan gadis tersebut.

Shin-Hae mengangkat bahunya santai, “Jika tidak ada yang mau menikah denganku masih ada Kyuhyun, kan?” Gurau Shin-Hae yang disambung dengan kekehan geli lalu berjalan meninggalkan dapur menuju kamar Kyuhyun untuk memainkan apapun yang bisa didapat dikamar Kyuhyun.

Ibu Kyuhyun yang mendengar perkataan itu tentu saja tercengang. Siapa yang tidak terkejut ketika misinya mendekatkan anak kandungnya pada wanita pilihannya mendapat respon positif dari wanita itu sendiri.

“Ya, semoga kalian bersama.” Gumam Ibu Kyuhyun saat Shin-Hae sudah tidak lagi berada didekatnya.

******

Setelah  hampir 2 jam lamanya Kyuhyun beristirahat di taman yang terdapat di tengah kota, Kyuhyun memutuskan untuk kembali kerumah. Jika kalian berpikir dia akan kembali kerumahnya, itu salah. Karna Kyuhyun sedang melangkahkan kakinya menuju rumah Shin-Hae.

Kyuhyun membaringkan tubuhnya dikamar Shin-Hae dengan sambil terus membaca novel yang baru saja dibeli gadis itu. Ini adalah tempat yang paling aman, karna setidaknya Shin-Hae akan berada dirumahnya hingga sore hari. Jadi rumah Shin-Hae adalah tempat persembunyian yang tepat.

Kyuhyun dan Shin-Hae memang selalu bertukar tempat seperti ini, atau bahkan mereka akan tidur bersama jika mereka menginginkannya. Tidak jarang Kyuhyun dan Shin-Hae tidur berdua disatu ranjang, mereka pikir tidak ada hal yang salah selama mereka benar-benar tidur dan tidak melakukan apapun.

Shin-Hae dan Kyuhyun tidak memiliki hubungan yang bersangkutan dengan darah, mereka sebenarnya oranglain, namun karna kedekatan antara kedua orangtuanya, mereka telah merasa mereka memang menjadi satu keluarga.

Rumah merekapun hanya dibatasi dua rumah saja, jadi Shin-Hae dan Kyuhyun bisa dengan leluasa bertemu kapanpun mereka mau.

Kyuhyun sebenarnya ingin menjaga Shin-Hae yang telah dianggap sebagai adiknya sendiri, namun gadis itu terlalu keras kepala, dia tidak ingin dilindungi siapapun karna dia bisa menjaga dirinya sendiri, itulah yang dia katakan pada Kyuhyun.

Kyuhyun menyerah? Tentu saja tidak. Apalagi setelah 7 hari yang lalu Shin-Hae baru saja berkabung. Kekasih yang dicintai Shin-Hae meninggal dunia karna kecelakaan tragis yang juga merenggut nyawa kedua orangtuanya yang kala itu turut hadir didalam mobil yang mereka tumpangi.

Shin-Hae tidak berbicara selama lima hari. Dia sangat merasa terpukul, merasa bersalah yang jelas-jelas tidak harus dia rasakan. Dia selalu menyalahkan dirinya, padahal dia sama sekali tidak berkaitan dengan kecelakaan tersebut. Bahkan dia hampir melenyapkan nyawanya sendiri saat dia masih belum bisa menerima bahwa kekasihnya telah tiada.

Kyuhyun menutup novelnya saat pikiran mengenai kekasih Shin-Hae terlintas dibenaknya. Entah mengapa setiap Kyuhyun mengingat seorang pria yang berstatus sebagai kekasih gadis itu membuat hati Kyuhyun terasa nyeri. Kyuhyun sempat menepis pikirannya saat sebuah kata cinta terlintas setiap kali dia merasakan nyeri dihatinya karna melihat kedekatan Shin-Hae dengan kekasihnya. Cinta tidak seperti ini. Bukan, bukan cinta yang dia rasakan. Setidaknya dia bisa menggunakan alasan bahwa Kyuhyun telah menganggap Shin-Hae sebagai adiknya sendiri, jadi dia bisa menghapus kata-kata cinta didalam pikirannya, setidaknya. Dan alasan lainnya adalah, karna dia memiliki Hye Jin, kekasihnya.

Kyuhyun melihat kesekitaran kamar tidur Shin-Hae, kamar yang telah dianggapnya sebagai kamar kedua setelah kamar tidur dirumahnya. Dia sama sekali tidak bisa menghitung telah berapa kali dia meniduri ranjang ini setiap malamnya karna Kyuhyun memang sering menginap dirumah Shin-Hae. Entah itu karna dia ketiduran, atau karna dia memang ingin melakukannya.

Semua barang yang berada dikamar ini berwarna gelap, sangat mencerminkan betapa cintanya gadis itu dengan warna hitam dan abu-abu. Kamarnya sama sekali tidak mirip dengan kamar gadis lainnya. Jika semua wanita memilih warna pink untuk lemari mereka, Shin-Hae lebih memilih hitam untuk lemarinya. Jika wanita lain menggunakan gambar Hello Kity untuk beberapa benda yang disimpan didalam kamar, Shin-Hae lebih memilih menyimpan sesuatu yang terlihat menyeramkan, apapun, yang jelas warnanya harus seputaran hitam atau abu-abu.

Kyuhyun menyukai design kamar gadis itu, hanya satu hal yang selalu membuatnya tidak nyaman berada dikamar ini. Satu bingkai photo yang cukup besar terpajang tepat didepan ranjangnya yang menampilkan photo Shin-Hae dengan Lee Jae, kekasihnya.

Kyuhyun masih tenggelam dengan photo tersebut saat dengan tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok sang pemilik kamar yang tengah melipat kedua tangannya didepan dada dengan wajah kesal setengah mati.

“Aku tau kau pasti berada disini, kembalikan novelku.”

Shin-Hae menutup pintu kembali dengan kakinya, tidak perduli dengan suara pintu yang terdengar memekakan telinga akibat dorongan yang terlalu berlebihan.

“Aku belum selesai membacanya.” Kyuhyun berusaha menyembunyikan novel tersebut dibawah bantal, namun gerakan tangan Kyuhyun tertangkap oleh Shin-Hae.

Gadis itu tersenyum penuh kemenangan karna menemukan novelnya yang cantik sedang berusaha disembunyikan. Shin-Hae tidak ragu-ragu lagi untuk menerkam tubuh Kyuhyun, tidak perduli jika tubuhnya berada diatas tubuh Kyuhyun, tidak perduli dengan jarak wajah yang dia dapatkan saat ini sangat dekat dengan wajah Kyuhyun, tidak perduli jika sekarang Kyuhyun sedang melingkarkan lengannya disekitaran pinggul Shin-Hae yang berarti Kyuhyun sekarang sedang memeluknya.

“Aku dapat!” Teriak Shin-Hae senang saat novel yang baru saja dibelinya, akhirnya kembali berada ditangannya.

Kyuhyun menggulingkan tubuh Shin-Hae kesamping kanannya dengan lembut, lalu menatap Shin-Hae yang tidak menatap Kyuhyun kembali, dia sedang terfokus dengan novelnya.

“Kau tidak menulis novel lagi?”

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Dengan alasan apa aku harus memberitahumu.”

“Dengan alasan apa juga aku tidak boleh diberitahu? Aku pembaca setiamu, setidaknya hargai aku sebagai seseorang yang rela mengeluarkan uang cukup banyak hanya untuk membeli seluruh series novelmu.”

Tatapan Shin-Hae akhirnya beralih pada Kyuhyun. Dengan sebal Shin-Hae menatap Kyuhyun yang menampilkan wajah tampan tak berdosa yang membuat wanita manapun akan luluh jika dia mengeluarkan ekspresi seperti itu.

“Memangnya aku harus perduli dengan fans yang sepertimu, huh?”

Kyuhyun mendengus tak percaya. “Tentu saja! Aku menjadi salah satu alasan yang membuatmu menjadi terkenal.”

“Aish, kau ini ternyata lebih berisik dari Ibu ku jika sudah berbicara.” Shin-Hae kembali memfokuskan tatapannya pada novel, mengabaikan Kyuhyun yang tengah menunggu jawabannya.

Kyuhyun menyerah, dia tidak akan membicarakan hal ini lagi. Sebenarnya dia sangat penasaran dengan alasan apa Shin-Hae memutuskan untuk berhenti menulis, ini sudah memasuki satu minggu tiga hari dia tidak menyentuh Laptopnya yang biasa dia gunakan untuk menulis. Sebenarnya ini bukan masalah besar, namun sudah cukup mengkhawatirkan untuk seseorang dengan taraf kegilaan menulisnya yang sudah mencapai kata akut saat dia sama sekali tidak menyentuh Laptopnya untuk menulis yang sudah menjadi hobby-nya.

Dan keanehan itu terjadi semenjak kepergian kekasihnya.

Kyuhyun berbaring, menatap langit-langit kamar Shin-Hae tanpa berniat melakukan apapun. Kyuhyun kembali memikirkan apa alasan logis Shin-Hae berhenti menyalurkan hobby-nya yang gemar menulis. Jujur saja, Kyuhyun sebagai fans gadis itu merasa kehilangan sebuah karya yang sangat menakjubkan.

Karya-karya Shin-Hae tidak bisa dibilang biasa saja, bahkan tulisannya hampir di film-kan jika saja Shin-Hae tidak menolak. Aneh, bukan? Seharusnya dia mengizinkan sebuah production house untuk mem-film kan karya nya. Tapi Kyuhyun bisa memakluminya, karna pada saat itu Shin-Hae sedang berada dititik kelabilan yang cukup mengkhawatirkan mengingat dia tengah patah hati karna baru saja ditinggalkan oleh mantan kekasihnya.

Kyuhyun menoleh saat Shin-Hae berdeham, dia sangat mengerti gadis itu, jika dia berdeham itu berarti ada sesuatu yang ingin dia sampaikan, jadi Kyuhyun harus terfokus padanya.

“Aku tidak akan menulis lagi.” Ujarnya sambil ikut terlentang disamping Kyuhyun, sama-sama memandang langit-langit.

“Kenapa?”

“Setiap keputusan tidak melulu harus memiliki alasan, kan?” Shin-Hae membasahi bibirnya cepat lalu kembali meneruskan. “Aku hanya ingin berhenti.”

Kyuhyun tidak bergeming. Dia tau, tidak semua masalah gadis itu harus dia ketahui. Jadi Kyuhyun memilih diam, membiarkan Shin-Hae mengatakan semuanya tanpa harus mendengar bantahan dari Kyuhyun. Kyuhyun akan menjadi pendengar yang baik hari ini. Hanya hari ini. Jika keesokannya dia kembali mengeluh, maka Kyuhyun harus mendapatkan jawabannya.

“Mungkin aku akan menulis lagi, tapi nanti, jika aku sudah benar-benar siap untuk kembali menulis.”

Perkataan itu tentu saja membuat kening Kyuhyun berkerut, tidak pernah Shin-Hae mengatakan hal seperti ini sebelumnya. Seakan-akan menulis adalah sesuatu hal yang membuatnya takut, jadi dia harus benar-benar mempersiapkan diri untuk kembali terjun kedalam ketakutannya suatu saat nanti. Lagi-lagi Kyuhyun diam, tidak bertanya padahal jelas hatinya mendesak untuk melontarkan pertanyaan yang ingin sekali dia ketahui jawabannya.

“Sekarang giliranmu.” Ujar gadis itu sambil menoleh kearah Kyuhyun.

Kyuhyun ikut menoleh, menatapnya dengan tatapan bertanya. “Apa?”

“Sekarang giliranmun untuk bercerita.”

“Ku pikir kita tidak sedang mengadakan kesepakatan untuk saling bercerita.”

“Cerita saja! Aku tau kau sedang memiliki masalah. Apa itu?”

Inilah yang ditakutkan Kyuhyun dari gadis itu. Gadis itu seperti bisa membaca raut wajah Kyuhyun setiap kali mereka sedang berduaan seperti ini. Dan kali ini Kyuhyun kembali tertebak. Apakah raut wajahnya terlalu mudah untuk dibaca? Atau memang gadis itu saja yang terlalu memperhatikan raut wajah Kyuhyun hingga dia selalu mengetahui apa yang sedang Kyuhyun rasakan. Kyuhyun berharap opsi kedua adalah jawabannya.

“Aku dan Hye Jin bertengkar.” Aku Kyuhyun akhirnya.

“Sudah ku duga, apakah karna perbedaan pendapat lagi?”

Kyuhyun mengangguk lemah sebagai pengganti jawaban.

“Bodoh, sudah jelas berbeda, tapi masih saja bersama. Jika kau merasa tidak satu pendapat dengan gadis itu, kenapa masih bertahan?”

Kyuhyun diam sejenak. Dia memang sudah lama berbeda pendapat dengan Hye Jin dalam masalah apapun. Dia tau jika sesuatu yang berbeda, jika terus dipaksakan untuk tetap bersama tidak akan pernah berhasil kedepannya. Tapi dia memiliki sebuah alasan untuk tetap mempertahankan hubungan mereka walaupun jelas Kyuhyun sudah tidak tertarik lagi dengan Hye Jin.

“Karna kau tidak bisa menerimaku menjadi kekasihmu.” Kyuhyun tertawa setelah kalimat tersebut berhasil diucapkannya.

Shin-Hae melirik sinis kearah Kyuhyun, dia bangkit dari tidurnya lalu dengan penuh nafsu Shin-Hae mengincar leher Kyuhyun untuk dicekik agar pria itu kehabisan napas. Dia selalu saja membuat alasan-alasan konyol padahal jelas-jelas Shin-Hae menginginkan jawaban yang sesungguhnya.

Shin-Hae bisa saja terlalu pintar untuk membaca raut wajah Kyuhyun, tapi dia tidak cukup pintar untuk mengetahui perasaan Kyuhyun yang sebenarnya. Di perkataan Kyuhyun tadi, sama sekali tidak ada kebohongan. Itulah alasan yang sebenarnya.

******

Ini memasuki rekor baru yang harus diberi penghargaan karna Shin-Hae berhasil terbangun pada pukul 08.45 di hari minggu. Karna bangun pagi yang dimaksudkan dengan kata ‘pagi’ baginya di hari minggu adalah pukul 10.00 atau bahkan 11.45

Shin-Hae terbangun karna mendapat sebuah kabar dari Ibunya yang pagi-pagi sekali membawakan surat ke kamarnya. Surat dari sebuah perusahaan penerbit yang mengatakan bahwa Shin-Hae mendapatkan posisi pekerjaan diperusahaan tersebut sebagai Chief Editor.

 

Kini langkahnya tengah menuju rumah Kyuhyun, dia harus memberitahu pria itu karna dialah yang membantu Shin-Hae untuk segala hal yang dia butuhkan. Bahkan Kyuhyun jugalah yang menuliskan lamaran pekerjaan serta membawanya ke perusahaan tersebut.

 

“Eomma, dimana Kyuhyun?” Tanya Shin-Hae antusias pada Ibu Kyuhyun yang tengah menikmati teh paginya dimeja makan.

 

“Oh, selamat pagi. Kyuhyun masih tidur sepertinya.”

 

Tanpa menunggu apa-apa lagi Shin-Hae berlari menuju lantai dua rumah ini, tempat dimana kamar Kyuhyun berada.

 

Pintu kamar Kyuhyun masih tertutup serta terkunci, tapi itu bukan masalah besar, karna Shin-Hae memiliki kunci cadangan kamar pria itu. Tanpa keraguan, Shin-Hae membuka pintu kamar Kyuhyun dengan kunci cadangan yang dimilikinya. Pintu kamar terbuka, menampilkan tubuh Kyuhyun yang masih terbalut selimut tebal hingga batas dagu.

 

Tanpa belas kasihan, Shin-Hae menyibakkan selimut tersebut hingga membuat Kyuhyun mengerjapkan matanya yang masih terlihat satu garis. Kyuhyun mengerang kesal saat hawa dingin langsung menghantam tubuhnya setelah selimut tebal miliknya dibuang entah kemana.

 

“Ah, waeyo!” Erang Kyuhyun kesal saat ritual tidurnya terganggu diwaktu yang tak normal.

 

“Bangun, aku punya kabar gembira, Cho Kyuhyun!”

 

“Katakan saja, aku mendengarmu.”

 

“Lihat! Kau harus membacanya sendiri.”

 

Shin-Hae menarik lengan Kyuhyun hingga tubuh pria itu terduduk, menghadap kearahnya, dan memaksa mata Kyuhyun terbuka dengan cara membukanya secara paksa dengan jarinya.

 

Kyuhyun akhirnya menyerah, membuka matanya secara suka rela dan merebut kertas yang diacungkan kehadapan wajahnya. Awalnya tatapan pria itu masih terlihat biasa saja, namun saat matanya telah terpaku pada baris ke-5, matanya mulai terbuka lebar dan sebuah senyuman kecil terlihat dibibirnya.

 

“Apakah ini bercanda? Ini impianmu, kan? Wah, apa kau menyogok mereka untuk masuk keperusahaan ini?” Canda Kyuhyun yang mendapat balasan sebuah tatapan mengerikan dari Shin-Hae.

 

“Kau membuat moodku hancur, Cho Kyuhyun!” Shin-Hae merebut kembali dengan kasar kertas yang sedang berada dalam genggaman Kyuhyun.

 

Kyuhyun tersenyum, setidaknya dia masih bisa melihat wajah Shin-Hae yang menekuk, ini masih bisa disebut normalnya, karna akhir-akhir ini dia tidak melihat Shin-Hae yang dia kenal. Dan lagi-lagi, itu terjadi sejak kematian kekasihnya.

 

“Bagaimana kalau kita rayakan?” Hibur Kyuhyun untuk Shin-Hae yang jelas tau bahwa Shin-Hae sama sekali tidak bisa menolak apapun yang akan diberikan Kyuhyun.

 

Shin-Hae menoleh, telah kembali dengan tatapan yang bersinar-sinar seakan dia mendapat segudang harta yang tak akan habis untuk 21 turunan sekalipun. Kyuhyun mendesah, gadis ini memang hanya bisa dibujuk dengan cara seperti ini. Membelikannya novel keluaran terbaru dan juga makanan lezat.

 

******

Sesuai dengan apa yang dijanjikan Kyuhyun, mereka baru saja keluar dari sebuah restoran mewah yang memiliki daftar harga makanan yang membuat sakit kepala. Sebenarnya Shin-Hae tidak melulu meminta dibelikan makanan mahal seperti itu, ddeokkbbeokki saja sudah cukup, tapi Kyuhyun sedang berbaik hati sekarang, dan menawarkan makanan mahal, siapa yang akan menolak?

Mereka berjalan dengan pelan menuju rumah, menikmati ice cream cokelat yang tentu saja dibelikan oleh Kyuhyun. Keduanya diam, tidak ada yang dibicarakan. Sebenarnya ini adalah hal biasa bagi Kyuhyun. Dia memang selalu diabaikan oleh gadis ini. Apakah sesulit itu untuk membaca pikiran Kyuhyun jika Kyuhyun ternyata… Menyukainya?

“Kau akan mulai bekerja besok, kan?” Kyuhyun akhirnya membuka pembicaraan.

“Hmm.” Shin-Hae masih terhipnotis dengan ice creamnya, dia hanya mengangguk membenarkan.

“Kalau begitu, kita akan berangkat bersama setiap hari. Tempatku bekerja kebetulan satu arah dengan tempatmu bekerja.” Tawar Kyuhyun yang tidak terdengar seperti permohonan, justru terdengar seperti perintah yang tak bisa ditolak.

“Benarkah? Benarkah kau akan mengantarkanku setiap hari? Bagus! Aku tidak perlu naik bus yang menyiksa jika isi didalamnya sudah penuh.” Keluhnya saat mengingat betapa sakit tubuhnya jika harus menaiki bus jam paling pagi yang isinya tak kira-kira.

“Kau senang, kan?” Sindir Kyuhyun dengan senyuman miringnya.

“Kau memang pria yang paling kucintai Kyuhyun-ssi. Saranghae!” Shin-Hae menunjukkan cengiran lebarnya.

Kyuhyun tentu saja bahagia. Siapa yang tidak bahagia saat wanita yang disukai ternyata mengatakan dia juga mencintainya. Tapi apa yang baru saja dikatakan gadis itu tentu saja bukan untuk seorang wanita kepada pria, melainkan kepada sahabat.

******

Kyuhyun dan Shin-Hae menjalankan kehidupan mereka sebagai pekerja yang baik. Datang pagi, mengerjakan segala sesuatunya dengan benar, lalu kembali kerumah setelah menjelang malam.

Mereka memang mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing, namun tidak membuat keduanya menjauh, karna mereka selalu pergi dan pulang berdua. Kyuhyun yang selalu bersedia mengantar dan menjemput Shin-Hae dengan senang hati, terkadang mereka makan siang bersama. Sebisanya, Kyuhyun tidak pernah mengabaikan Shin-Hae, dia harus selalu berada didekat gadis itu.

Hari ini Kyuhyun sekali lagi mengajak Shin-Hae makan siang bersama disebuah restoran yang terletak tak jauh dari tempat Shin-Hae bekerja, dan tentu saja gadis itu tidak menolak. Shin-Hae memang tidak pernah menolak apa yang ditawarkan oleh Kyuhyun sekali tidak merugikannya. Merugikan? Yang benar saja!

Kyuhyun telah bersiap utuk menjemput Shin-Hae, mengajaknya makan siang sepert biasa. Kyuhyun telah berada dilobby, menuju area parking dan menemukan mobilnya. Langkahnya hampir saja sampai didepan mobilnya jika saja tak ada seseorang yang menarik lengannya dari belakang.

******

Shin-Hae kembali melirik jam yang telah menunjukkan pukul 12.35 namun Kyuhyun tak kunjung tiba. Kyuhyun telah mengiriminya pesan untuk menunggu didepan halte yang terdapat didepan gedung kantornya, jadi disinilah dia sekarang.

Kyuhyun seharusnya sudah tiba 30 menit yang lalu namun dia tak kunjung datang, dan jam makan siangpun hampir habis. Namun Shin-Hae tak ingin terburu-buru, dia tetap menunggu, mungkin saja Kyuhyun mendapati pekerjaan yang lebih banyak dari biasanya jadi dia sedikit terlambat mendapatkan jatah istirahatnya.

15 menit lagi jam waktu makan siang berakhir, Shin-Hae harus bergegas kembali ke kantor. Perasaannya menjadi tak enak, jadi dia memutuskan untuk menghubungi Kyuhyun. Dia tidak pernah mengingkari janjinya seperti ini, apakah mungkin telah terjadi sesuatu? Tidak. Shin-Hae segera menghapus perkiraan terburuk yang telah melintas dikepalanya.

Dering pertama, kedua, ketiga, lalu deringan itu terputus. Tidak ada jawaban. Shin-Hae semakin gusar, dia mencoba sekali lagi menghubungi ponsel Kyuhyun dan kali ini di deringan ketiga panggilannya terjawab.

“Yak, Cho Kyuhyun, kau dimana? Apakah terjadi sesuatu?” Cecar Shin-Hae setelah sambungan itu diterima oleh Kyuhyun.

Jeda. Beberapa detik Kyuhyun diam tak menjawab.

“Kyu..” Kata-kata Shin-Hae terhenti saat terdengar suara dari serang sana. Suara wanita.

“Maaf, Kyuhyun sedang ditoilet. Aku kekasihnya, ada pesan?”

Deg!

******

“Hallo?” Kyuhyun melihat Hye Jin tengah menerima panggilan telpon dari ponsel miliknya. “Hallo? Apakah sudah terputus?” Lanjut Hye Jin setengah berbisik. Kyuhyun dengan segera menghampiri Hye Jin dan merebut begitu saja ponsel miliknya, membuat wanita itu terkejut mendapat perlakuan kasar dari kekasihnya sendiri.

Shin-Hae, panggilan itu dari Shin-Hae, sial! Kyuhyun kembali menghubungi Shin-Hae namun panggilannya teralihkan pada kotak pesan, ponselnya tidak aktif. Astaga, dia lupa memberitahu gadis itu bahwa dia tidak bisa menemaninya makan siang karna Hye Jin tiba-tiba saja datang kekantornya.

Kyuhyun sebenarnya sudah menolak saat Hye Jin mengajaknya makan siang bersama, namun Hye Jin memohon, bahkan hampir berlutut jika Kyuhyu tak mengindahkan keinginannya. Wanita ini benar-benar mulai menyusahkan.

Kyuhyun menata Hye Jin kesal. “Lain kali, jika ada telpon tolong abaikan saja.” Nada marah tentu saja yang diberikan Kyuhyun, membuat Hye Jin mendengus tidka percaya dengan perlakuan Kyuhyun terhadapnya.

“Wae? Kau marah aku sudah mengangkat telpon dari sahabatmu itu?” Cibir Hye Jin.

“Sahabat. Apakah benar kalian hanya bersahabat? Apakah gadis itu menyukaimu?” Lanjutnya masih dengan nada bicara yang terdengar menyebalkan. Kyuhyun mencoba untuk mengabaikannya, tidak memperdulikan lagi perkataan Hye Jin.

“Aku kekasihmu, sayang. Tolong berhenti menemui sahabatmu itu untukku, oke?” Pinta Hye Jin.

Kali ini Kyuhyun tidak ingin tinggal diam lagi. Dia mulai kesal, ah tidak, dia mulai marah. Kyuhyun bahkan telah memutuskan hubungannya kemarin dengan gadis ini, namun entah mengapa tiba-tiba saja gadis ini kembali muncul dikantornya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun. Benar-benar tidak tau malu, kan?

Kyuhyun bangkit, meraih jas hitamnya yang tersampir dikursi sebelah lalu berjalan meninggalkan Hye Jin yang terlihat syok. Buru-buru Hye Jin menahan tangan Kyuhyun agar dia tidak pergi, namun yang diterima Hye Jin adalah hentakan keras dari Kyuhyun yang membuat Hye Jin terdorong kebelakang.

“Dengar,” Kyuhyun kembali menghampiri Hye Jin, mendekati wanita itu dengan tatapan yang sama sekali tak bersahabat, membunuh jarak yang ada dan membuat Hye Jin ketakutan setengah mati. “Aku tidak akan pernah menjauhi Shin-Hae untuk siapapun. Kau benar-benar menyedihkan. Kita bahkan telah berakhir kemarin, dan kau mengejarku kembali, untuk apa? Untuk memeras uangku? Gadis rendahan.” Kyuhyun kembali melangkah, meninggalkan Hye Jin yang tengah menahan rasa malunya habis-habisan karna seluruh pengunjung yang berada direstoran menjadikan Hye Jin sebagai pusat perhatian.

Hye Jin meneteskan airmatanya, tangannya gemetar. Dengan rasa malu yang tak bisa dibendung lagi, Hye Jin keluar restoran dengan menunduk, menyembunyikan wajahnya agar tak dicaci dan dihina banyak orang.

“Kyuhyun keparat, apa dia pikir aku akan menyerah begitu saja? Tidak akan. Jika aku tidak bisa memilimu, makan tak akan ada wanita lain yang bisa memilikimu.”

******

Kyuhyun menghentikan mobilnya tepat didepan rumah Shin-Hae. Kyuhyun langsung dihantam rasa bersalah habis-habisaan saat menghampiri Shin-Hae ke kantornya, lalu pihak kantor mengatakan bahwa Shin-Hae telah pulang sejak 30 menit yang lalu.

Gadis itu marah. Gadis itu pasti marah, kan?

Kyuhyun turun dengan bungkusan besar yang berisi makanan ringan kesukaan gadis itu. Anggap saja sebagai ucapan permohonan maaf, apakah gadis itu akan menerimanya? Kyuhyun tetap memasuki rumah dengan perasaan yang tentu saja gusar, takut-takut dia akan diusir oleh gadis itu.

Baru saja Kyuhyun membuka pintu rumah Shin-Hae tanpa mengetuk terlebih dahulu, dia sudah dikejutkan dengan penampakan Ibu Shin-Hae yang tengah membawa sebaskom air hangat dan juga handuk bersih.

“Oh, kau datang.” Sambut Ibunya dengan senyuman. Pandangan Ibunya in beralih pada bungkusan yang dibawa Kyuhyun. Mengerti dengan tatapan itu, Kyuhyun segera menjelaskan.

“Ah, Shin-Hae sudah pulang? Dimana dia?”

“Baru saja tiba. Dia dikamar, minta kakinya direndam dengan air hangat.”

Kyuhyun mengerutkan keningnya, gadis itu kelelahan, dan ini semua karna dia. Ah, bukan, ini semua karna Hye Jin. Tanpa izin, Kyuhyun mengambil alih baskom tersebut dan mengecup pipi Ibu Shin-Hae lalu mengedipkan matanya nakal.

“Biar aku saja yang berikan. Saranghae, eomma.”

Ibu Shin-Hae tercengang dengan apa yang baru saja dia dapat dari Kyuhyun. Namun sedetik setelahnya dia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Ibunya sebenarnya tau betapa Kyuhyun mencintai Shin-Hae, namun anak gadisnya yang entah terlalu bodoh atau apa yang sama sekali tidak menyadari perasaan Kyuhyun.

Ibunya sangat berharap Kyuhyun dan Shin-Hae bisa bersatu, namun Shin-Hae selalu memiliki pria lain untuk dijadikan kekasih, namun semua hubungan yang dia jalankan selalu tidak berhasil. Apakah Tuhan memiliki rencana sesuai dengan apa yang diharapkan Ibunya?

Jika takdir Shin-Hae adalah Kyuhyun, mau sebanyak apaun pria yang dia kencani, tidak akan berhasil juga, kan?

******

Kyuhyun menunjukkan cengiran lebarnya yang terlihat tak berasalah saat Shin-Hae membukakan pintu kamarnya untuk Kyuhyun. Shin-Hae masih menatapnya dengan tatapan kesal tanpa membiarkan Kyuhyun memasuki kamarnya.

“Izinkan aku masuk, kau tidak tau ya betapa beratnya ini.” Kyuhyun merengek sambil menunjukkan baskom yang berisi air panas dan juga bungkusan besar yang dibawanya.

Shin-Hae hanya melirik sekilas, awalnya dia tidak ingin mengizinkan Kyuhyun masuk karna masih terlalu sebal dengan kelakuan pria itu. Tapi jika dipikir kembali, Kyuhyun sama sekali tidak bersalah. Jika dia pergi dengan kekasihnya, memang apa salahnya? Jadi Shin-Hae melebarkan pintu kamarnya dan mengizinkan Kyuhyun masuk.

Shin-Hae menghempaskan dirinya keatas ranjang setelah merebut bungkusan besar yang dibawa Kyuhyun. Dia tau, pasti isi dari bungkusan itu makanan kesukaannya. Dan benar saja, terdapat banyak cokelat batangan, lolipop berbagai rasa, macaron, pie cokelat, biskuit-biskuit keju, dan sebotol soju. Soju?

“Kau tau kan aku tidak minum soju.” Cibir Shin-Hae kearah Kyuhyun yang tengah sibuk menggulung lengan panjang kemejanya dan mulai merendam kaki Shin-Hae yang memang terlihat sedikit bengkak akibat heels yang dia kenakan.

Ini memnag bukan pertama kalinya Kyuhyun memijat kaki Shin-Hae. Sebenarnya gadis itu sudah menolak, namun pria itu tetap memaksa, dengan alasan, setelah dia memijat kakinya, Shin-Hae harus memijat kakinya juga. Benar-benar sialan, kan? Tapi sebenarnya Kyuhyun tidak pernah memintanya memijatkan kakinya, jadi Shin-Hae belum pernah melakukannya.

“Itu milikku, letakkan saja disitu.” Jawab Kyuhyun sekenanya. Dia masih sibuk memijat lembut kaki Shin-Hae.

Mereka diam beberapa menit, tidak ada percakapan, dan yang paling menyebalkan, nuansa kali ini benar-benar terasa canggung. Apa karna Shin-Hae yang sebelumnya kesal pada Kyuhyun hingga tidak ingin pulang bersama pria itu? Apakah itu keterlaluan?

“Tadi kau makan bersama Hye Jin?” Tanya Shin-Hae tiba-tiba. Dia sendiri tidak mengerti mengapa pertanyaan seperti itu yang terlontar dari mulut pintarnya. Bodoh!

Shin-Hae merasa pijatan lembut yang dilakukan Kyuhyun sempat terhenti beberapa detik, namun dia memijatnya kembali. Apakah dia terkejut mendengar pertanyaan dari gadis itu?

“Hmm.” Kyuhyun hanya menggumam, seakan tidak suka dengan topik pembicaraan yang dipilih Shin-Hae.

Entahlah, Shin-Hae merasa seperti ada yang salah saat Kyuhyun pergi dengan Hye Jin. Sebenarnya hal yang wajar kan jika sepasang kekasih makan siang bersama? Tapi mengapa diri Shin-Hae sempat mengatakan itu salah?

Apakah ada sesuatu yang salah pada dirinya? Apakah ada yang dia sembunyikan didalam dirinya namun dia enggan mengeluarkannya? Sebenarnya Shin-Hae sudah memiliki jawabannya, namun dia tidak ingin memikirkan jawaban itu. Karna menurutnya, jawaban itu terdengar sangat salah.

“Selesai.” Kyuhyun bangkit dan ikut merebahkan tubuhnya disamping Shin-Hae yang tengah menggigit macaron miliknya.

“Dimana soju-ku.”

Kyuhyun hendak mengambil bungkusan besar yang dibawanya tadi. Entah ada apa dengan Kyuhyun hari ini. Sebenarnya dia bisa saja meminta tolong pada Shin-Hae untuk mengambil bungkusan tersebut yang diletakkan tepat disamping kiri tubuhnya, namun Kyuhyun memilih untuk mengambilnya sendiri.

Sebenarnya tidak ada yang salah, namun saat Kyuhyun mengambil bungkusan itu, tubuhnya benar-benar menempel dengan tubuh Shin-Hae, dan wajah mereka terlalu dekat, bahkan hampir bersentuhan.

Shin-Hae menahan napas saat mata Kyuhyun ternyata sempat melirik kearah bibir gadis itu. Sialan! Apa yang sedang dilakukan pria itu. Shin-Hae menutup kedua matanya dengan ekspresi ketakutan. Setelah bersiap menerima apapun yang mendarat dibibirnya, Shin-Hae justru mendapati suara kekehan Kyuhyun yang terdengar menyebalkan. Dengan cepat Shin-Hae membuka matanya dan menoleh kearah Kyuhyun yang ternyata telah kembali berbaring disampingnya.

“Bodoh, kau pikir aku akan melakukan apa, huh.” Kekehan Kyuhyun semakin menggema.

“Sialan kau! Pergi sana, keluar dari kamarku!”

Shin-Hae menarik tangan Kyuhyun hingga pria itu bangkit. Dengan langkah yang terseret, akhirnya Shin-Hae berhasil mendorong Kyuhyun keluar dari kamarnya.

“Besok aku jemput, ara. Jangan coba-coba kabur dariku lagi, kau akan tau akibatnya.” Ancam Kyuhyun masih dengan kekehannya.

Shin-Hae buru-buru menutup pintu kamar lalu menguncinya. Sial, jantungnya benar-benar berdegup dengan kencang. Ini benar-benar tidak normal. Ada apa dengan dirinya. Kyuhyun bahkan hanya mempermainkannya tadi, tapi mengapa reaksi tubuhnya separah ini?

******

Keesokan paginya mobil Kyuhyun telah terparkir didepan rumah Shin-Hae, dan dimana sang pemilik mobil? Sedang menikmati sarapannya bersama Ayah dan Ibu Shin-Hae. Shin-Hae kesal melihat pria itu selalu bisa mengambil alih perhatian kedua orangtuanya. Mengapa Tuhan menciptakannya sebagai sahabatku? Hujat Shin-Hae dalam hati.

Shin-Hae sengaja menghentakkan heelsnya keras-keras agar ketiga manusia yang tengah asyik sarapan sambil bercengkrama itu menoleh kearahanya. Dia berhasil, tapi kali ini dia mengabaikan tatapan itu.

“Hey, tidak sarapan dulu?” Teriak Ibunya ketika melihat anak gadisnya telah keluar pintu rumah.

“Anak itu.” Ibunya geram sambil menggelengkan kepalanya. “Lihatlah, kau jangan sampai seperti anak itu.” Lanjutnya sambil memperingati Kyuhyun.

“Araseo.” Jawab Kyuhyun lalu menyesap susunya hingga habis. “Aku pergi dulu.”

Kyuhyun terburu-buru menyusul Shin-Hae yang ternyata masih berada didekat pintu. Gadis itu ternyata tidak meninggalkannya, dia masih terdiam. Ada sesuatu yang membuatnya terdiam. Kyuhyun mengikuti arah pandang gadis itu dan mendapati Hye Jin tengah bersandar dimobil Kyuhyun.

Kyuhyun mengepalkan tangannya kuat-kuat. Apalagi sebenarnya yang diinginkan gadis itu.

“Lihat, seharusnya kau datang kerumah kekasihmu, bukan kerumahku.” Cibir Shin-Hae tanpa ekspresi. Gadis itu berjalan meninggalkan Kyuhyun.

Kyuhyun mengira Shin-Hae akan pergi menggunakan bus dan berakhir dengan seperti kemarin, dia mengacuhkan Kyuhyun. Namun apa yang dilihat Kyuhyun kini bukan seperti itu. Shin-Hae justru menghampiri mobil Kyuhyun dan menunggu sang pemilik mobil datang menghampirinya.

“Cepatlah, kita bisa terlambat.” Teriak Shin-Hae saat Kyuhyun sama sekali tidak bergerak dari posisinya.

Kyuhyun tercengang melihat Shin-Hae. Jika gadis-gadis lain, mungkin mereka akan pergi sendiri menggunakan taksi atau bus, namun Shin-Hae tetap berangkat bersamanya. Benar-benar tidak seperti gadis biasa.

“Kau pikir apa yang kau lakukan.” Tegur Hye Jin pada Shin-Hae sebelum Kyuhyun tiba didekat mereka.

“Tentu saja pergi bersama Kyuhyun. Kau pikir apalagi?” Sahut Shin-Hae santai, datar, tanpa emosi sedikitpun.

“Seharusnya kau tidak pergi bersama Kyuhyun, karna aku sudah disini!” Hye Jin mulai kesal.

“Seharusnya kau yang tidak pergi bersama Kyuhyun, karna dia telah menjemputku lebih dulu.” Shin-Hae membuka pintu mobil belakang dan masuk, sengaja membanting pintu itu kuat-kuat. Bersamaan dengan masuknya Shin-Hae, Kyuhyun pun tiba, dan mereka melesat menuju kantor.

Selama perjalanan yang memuakan ini, Shin-Hae disuguhi pemandangan yang membuatnya mual. Bisakah waktu berjalan lebih cepat dari biasanya? Hye Jin tidak henti-hentinya menggelayut pada Kyuhyun yang jelas-jelas tengah mengendarai mobil, apakah dia ingin kami bertiga mati karna kecelakaan?

Sesekali Hye Jin melirik kearah Shin-Hae dengan sinis, memastikan bahwa Shin-Hae melihat apa yang sedang dia lakukan dengan Kyuhyun. Namun sayangnya Shin-Hae sama sekali tidak terpancing dengan kelakuan menjijikan Hye Jin yang selalu merayu pria yang jelas-jelas tak lagi tertarik padanya.

Akhirnya Kyuhyun menepikan mobilnya setelah tiba dikantor Shin-Hae. Kyuhyun melirik Shin-Hae dengan tatapan bersalah, namun Shin-Hae tidak perduli. Dengan cepat Shin-Hae meninggalkan mobil dengan ekspresi datar. Mereka baru saja berbaikan semalam, dan nanti malam dia harus memohon maaf, lagi.

“Turun.” Ucap Kyuhyun tegas setelah hanya tinggal mereka berdua saja didalam mobil.

“Tidak.” Hye Jin menjauh, bersikap tak perduli dengan perintah yang baru saja dilontarkan Kyuhyun.

“Turun dengan kakimu sendiri, atau aku akan menyeretmu paksa.”

“Memang kenapa?!”

“Turun.”

“Kau menyukainya, kan?”

“Turun!”

Hye Jin mendengus tak percaya. Usahanya sia-sia saja mendekati Kyuhyun. Sebenarnya dia sudah tau, namun dia tetap nekat mendekati Kyuhyun lagi agar pria itu memaafkannya dan kembali kepelukannya lagi.

“Kubilang turun sek…” Hye Jin tiba-tiba memotong perkataan Kyuhyun dengan pernyataan yang membuat Kyuhyun benar-benar tercengang.

“Ayo kita menikah.”

Kyuhyun menganga, masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Hye Jin. Menikah? Dengannya? Apa dia gila?

“Kau mabuk? Kita sudah berpisah, Hye Jin-ssi.”

“Tapi aku tidak ingin berpisah. Aku ingin kita menikah. Kau mencintaiku, kan?”

“Tidak. Tidak lagi.”

Hye Jin menahan napas. Seharusnya dia tau jawabannya, dan sebenarnya dia sudah tau, namun Hye Jin tetap mengatakannya dan belum menyiapkan diri untuk hasil yang terburuk.

“Berhenti mendekatiku, kumohon.” Pinta Kyuhyun dengan sungguh-sungguh.

“Jadi benar karna wanita itu, kan?” Hye Jin hampir menangis, matanya telah memanas, airmatanya telah menumpuk dipelupuk matanya dan siap meluncur. “Kau meninggalkanku hanya untuk wanita yang kau sebut sahabatmu. Apakah dia tau kau menyukainya?”

Kyuhyun menoleh sekilas kearah Hye Jin. Kyuhyun terdiam, dan Hye Jin menyimpulkan bahwa Shin-Hae, si gadis tolol itu tidak tau seberapa beruntungnya dia dicintai oleh Cho Kyuhyun yang dikejar banyak wanita.

Hye Jin melepas sabuk pengamannya, lalu keluar mobil tanpa mengatakan apapun lagi. Dia hampir menyerah, dia butuh memulihkan hatinya yang telah disayat Kyuhyun habis-habisan. Dia harus menyembuhkan luka dihatinya terlebih dahulu, setelah itu, dia akan kembali mengambil apa yang telah menjadi miliknya.

******

Malam harinya, Shin-Hae menatap laptopnya dengan perasaan bimbang. Dia ingin kembali melakukan apa yang telah menjadi hobby-nya. Dia ingin kembali merasakan dunianya yang dulu, tapi dia terlalu takut untuk memulai.

Dia telah mengubur keinginan itu jauh didalam kotak hitam yang berada didalam dirinya. Dia tidak ingin, bahkan tidak boleh. Dia sudah tau konsekuensinya jika dia kembali melakukan itu, dan entah setan apa yang telah berhasil merayunya untuk memiliki keinginan itu lagi. Dan terlebih lagi, yang sangat ingin dia jadikan objeknya adalah sahabatnya sendiri. Cho Kyuhyun.

Ketukan dipintu kamarnya membuyarkan konsentrasinya. Dia tau siapa yang datang.

“Ingin menyogokku dengan makanan lagi?” Sindir Shin-Hae setelah kepala Kyuhyun muncul dari balik pintu.

Kyuhyun nyengir, menunjukkan deretan giginya yang putih bersih seakan tanpa dosa. Dan tentu saja pria itu membawa bungkusan besar seperti kemarin, namun sepertinya sedikit berbeda dari kemarin, karna dari bungkusan tersebut terdengar dentingan botol-botol yang beradu.

“Ayo kita minum.” Tawar Kyuhyun sambil menarik keluar botol-botol soju, ada 4 botol.

“Yak! Kalau eomma tau kita bisa habis!” Shin-Hae mengunci pintu kamarnya dengan rasa takut kalau-kalau Ibunya tiba-tiba saja muncul dan memergoki Kyuhyun tengah menenggak soju dan mengajak anak perempuannya untuk ikut minum.

“Dia tidak akan datang.” Kyuhyun membuka dua botol dan menyerahkan botol yang satunya pada Shin-Hae.

“Kau tau aku belum pernah minum seperti ini, aku takut mabuk.” Shin-Hae menatap botol itu dengan tatapan jijik.

“Rasanya manis, satu botol saja tidak akan membuatmu mabuk.” Bujuk Kyuhyun.

Shin-Hae mulai mencicipi soju langsung dari botolnya, menyesap sedikit cairan itu dan lidahnya langsung disambut dengan rasa manis yang dicampur dengan sedikit rasa pahit dari alkohol. Awalnya lidah gadis itu menolak, namun setelah menyesap untuk yang ketiga kalinya dia mulai terbiasa dan menganggap rasanya tidak terlalu buruk.

“Soju bisa membuatmu merasa jauh lebih baik, percayalah.” Ucap Kyuhyun saat Shin-Hae menyesap untuk yang kesekian kalinya. Gadis itu mulai terbiasa dengan rasanya.

Kyuhyun menikmati pemandangan Shin-Hae tengah menyesap Soju dengan perlahan sambil sesekali tersenyum karna rasanya yang manis. Gadis itu tidak berhenti, dia terus meminumnya hingga habis setengah botol. Kyuhyun tau Shin-Hae membutuhkan soju untuk menenangkan pikirannya.

Shin-Hae akhirnya berhenti saat botol miliknya hampir kosong, mengusap bibirnya dengan ibu jari dan tersenyum. Gadis itu tersenyum. Lihat, betapa berpengaruhnya soju untuk orang-orang yang tengah memiliki masalah. Contohnya gadis ini. Dia tidak pernah tersenyum dengan benar sejak kematian kekasihnya, dan ini adalah kali pertama Kyuhyun melihat senyuman itu kembali.

“Aku ingin menulis lagi.” Ucap Shin-Hae tiba-tiba. Membuat Kyuhyun melebarkan matanya tak percaya.

“Benarkah? Bagus kalau begitu.” Kyuhyun tersenyum.

Dia mendukung, selalu mendukung apapun keputusan yang dibuat gadis itu. Menulis memang hobby-nya, dan entah mengapa dia sempat berhenti menulis. Dan sekarang, seperti keajaiban, gadis itu ingin kembali menulis. Kabar yang sangat baik untuk penggemarnya. Dia memang selalu hebat dalam menulis kisah Fantasy.

“Tapi aku tidak menggunakan genre yang seperti biasa. Aku ingin menulis yang agak sedikit menjijikan.” Shin-Hae menatap Kyuhyun sungguh-sungguh, berharap Kyuhyun tidak tertawa saat mendengarnya. “Aku ingin menulis dengan genre… Romantis.”

Kyuhyun tercengang, terkejut, tidak percaya. Gadis itu jelas membenci kisah-kisah romantis yang menurutnya murahan, menjijikan, menjual kata-kata pembual. Apakah Kyuhyun tidak salah dengar? Dia ingin menulis dengan sesuatu yang berbau romantis?

“Kau… Tidak mabuk, kan?” Tanya Kyuhyun hati-hati.

“Bodoh, kau bilang satu botol saja tidak akan membuatku mabuk.” Shin-Hae mencibir. “Aku serius, aku ingin kau membantuku.”

“Membantu?”

“Hmm,” Shin-Hae mengangguk. “Kau tau, aku tidak terlalu banyak tau mengenai sisi romantis. Dan sepertinya kau tau banyak, karna dari beberapa wanita yang kau dekati, mereka bilang kau pria yang romantis.”

Kyuhyun hampir tersedak sojunya. Pria yang romantis? Astaga, siapa yang membeberkan itu?

“Kau ingin aku membantumu dalam hal apa?”

“Aku ingin kau menjelaskan bagaimana hubungan yang romantis.” Shin-Hae masih menatap Kyuhyun dengan penuh harap.

“Kau juga pernah berpacaran, kan? Memangnya tidak ada hal romantis yang kalian lakukan sama sekali?”

“Tidak ada. Kau mau membantuku atau tidak?!”

“Baiklah, baiklah. Kita harus mulai dari mana?”

******

Keputusan gila memang. Shin-Hae mengajak Kyuhyun berkencan, kencang sungguhan, namun tetap dalam pembelajaran seperti apa hal-hal romantis yang biasanya dilakukan para pasangan ketika berkencan.

Mereka memilih Nami Island. Tempat yang dikatakan Kyuhyun adalah tempat paling banyak dikunjungi pasangan kekasih untuk berkencan. Tidak ada yang istimewa, memang. Hanya terdapat pemandangan yang sangat memanjakan mata dan juga nuansa yang terlihat sangat romantis. Tidak terdapat banyak orang disini, menjadikan tempat ini selalu terlihat teduh dan nyaman untuk disinggahi.

“Nah, kita sudah sampai. Lalu kita harus apa?” Tanya Shin-Hae antusias.

“Biasanya pasangan kekasih akan berjalan-jalan sambil berpegangan tangan, atau mereka hanya duduk didekat sana dan…” Kyuhyun belum sempat melanjutkan ucapannya namun tangannya telah ditarik oleh Shin-Hae dan digenggam. Menautkan jari-jari mereka seperti yang dilakukan pasangan lain.

Kyuhyun gemetar, sungguh. Dia belum pernah berpegangan tangan seperti ini dengan Shin-Hae. Jangankan berpegangan tangan, menyentuh telapak tangan gadis itu saja dia tidak berani. Dan sekarang? Gadis itu menautkan jari-jarinya pada jari-jari Kyuhyun. Tentu saja Kyuhyun tidak menolak, dia justru semakin mengeratkan genggaman tangan mereka. Ini kesempatan, kan?

Mereka melakukan aksi mereka sebagai pasangan kekasih setiap harinya. Menjalani benar-benar seperti pasangan yang romantis. Kyuhyun selalu mengantar dan menjemputnya bekerja, mengajak makan siang bersama, terkadang mereka makan malam diluar. Sebenarnya hal itu telah sering mereka lakukan sebelumnya, namun ada yang berbeda. Berbeda saat Shin-Hae ternyata mengizinkan Kyuhyun selalu menggenggam tangannya, merangkulnya, berada dekat dengan tubuhnya. Itulah yang membuat semuanya terlihat romantis.

Kyuhyun tidak ingin berhenti, dia ingin terus seperti ini. Apakah bisa? Shin-Hae hanya memerlukannya sementara saja, hingga tulisannya selesai. Bisa dikatakan Kyuhyun adalah kelinci percobaannya, tapi dia sama sekali tidak keberatan. Toh dia memang jelas-jelas mencintai Shin-Hae.

******

Shin-Hae kembali menuangkan kedalam tulisan apa saja yang baru dia lakukan dengan Kyuhyun. Sebenarnya dia telah memiliki skenarionya sendiri, tapi dia takut jika dia mengikuti alur cerita yang telah terkarang dikepalanya.

Dia masih trauma dengan tulisan-tulisan yang dia buat sebelumnya. Entah ini terjadi karna apa, tapi.. yang jelas, semua yang dia tulis akan menjadi kenyataan. Semua yang dia tulis benar-benar terjadi. Bukan tentang cerita fantasy yang dia karang, namun tentang kisah percintaannya.

Pertama kali dia menulis tentang kisah sepasang kekasih yang terpisah karna ada seorang wanita yang lebih cantik darinya merebut kekasihnya, dan mereka menikah didepan mata sang gadis. Itu benar-benar terjadi pada kisah percintaan Shin-Hae dan kekasihnya.

Lalu cerita kedua, Shin-Hae menuliskan bagaimana sakitnya seorang gadis yang ditinggal pergi karna merasa sang gadis tak lebih baik untuknya, mencampakkannya begitu saja setelah mengucapkan kata-kata kasar padanya. Dan lagi-lagi kisah itu terjadi pada dirinya. Kekasihnya meninggalkannya karna menurutnya Shin-Hae tak bisa memenuhi kriteria wanita idamannya.

Dan yang terakhir adalah yang membuat Shin-Hae tersadar bahwa cerita yang dia tulis selalu menjadi kenyataan. Kisah paling tragis yang pernah dialaminya. Kekasihnya meninggal karna dibunuh oleh sekelompok orang yang tak suka dengan keluarga kekasihnya yang nyari sempurna, memiliki segalanya.

Itulah alasan mengapa Shin-Hae sempat berhenti menulis. Dia takut, takut apa yang akan dia tulis kembali menjadi kenyataan. Dan sekarang dia nekad menulis kembali dengan genre yang berbeda dari sebelumnya, memilih Kyuhyun sebagai imajinasinya, dan dia ingin membuat kisah yang happy ending. Apakah kisah yang kali ini dia tulis akan menjadi kenyataan?

Mengesampingkan kenyataan bahwa seluruh tulisannya akan menjadi nyata, ternyata didalam lubuk hatinya Shin-Hae diam-diam mulai menginginkan Kyuhyun, membutuhkan Kyuhyun, dan ingin mengikatnya dalam sebuah hubungan yang nyata.

Shin-Hae kembali melanjutkan penulisannya, memasukan satu karakter lagi kedalam tulisannya. Tentu saja dalam cerita harus memiliki orang ketiga, kan? Nama Hye Jin tentu saja yang menjadi orang ketiga tersebut. Bercerita tentang bagaimana egoisnya wanita itu, ingin memiliki Kyuhyun seutuhnya, akan melakukan cara apapun untuk mendapatkan Kyuhyun kembali. Sama seperti kisah aslinya, wanita itu tetap menjadi hama pengganggu.

Baru saja Shin-Hae melanjutkan tiga baris tulisannya namun harus terhenti karna Kyuhyun tiba-tiba masuk kedalam kamarnya. Dia memang tidak memerlukan izin lagi untuk memasuki kamar Shin-Hae, karna mereka telah sepakat sejak dulu untuk tidak menggunakan perlakuan normal dirumah masing-masing.

“Sudah jadi?” Tanya Kyuhyun sedikit mengintip kearah layar laptop Shin-Hae yang menampilkan tulisan didalam Ms.Word.

Shin-Hae buru-buru menutup laptopnya saat Kyuhyun mulai mencari tau apa yang tengah ditulisnya. Shin-Hae memang menceritakan bahwa dia akan menulis kisah romantis bahkan hingga meminjam dirinya untuk mempraktekan seperti apa keromantisan itu. Namun tentu saja Shin-Hae tidak mengatakan bahwa dia menulis mengenai kisah mereka yang akan dibuatnya berakhir dengan pernikahan.

“Kenapa ditutup?” Kyuhyun terkesiap saat Shin-Hae malah menutup laptopnya. Biasanya gadis itu terima-terima saja jika tulisannya dibaca oleh Kyuhyun sebelum dicetak dan dijadikan novel.

“Ini rahasia. Kau boleh membacanya saat novelku telah diedarkan.”

Shin-Hae bangkit, menarik Kyuhyun menuju ranjang dan memaksa Kyuhyun duduk ditepi ranjangnya hingga dia bisa merebahkan kepalanya dipangkuan Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum, ini adalah perubahan hebat yang terjadi dalam hubungan mereka. Mereka benar-benar seperti sepasang kekasih, kan?

“Hye Jin-mu ternyata menyebalkan.” Shin-Hae mengungkit masalah beberapa hari yang lalu saat tiba-tiba saja dia sudah berada didepan rumahnya dan menumpang dimobil Kyuhyun.

Kyuhyun mendengus sebal, tapi dia tetap mengangguk. “Memang. Kau baru tau ya.”

“Tapi kenapa kau masih tahan dengan wanita seperti itu?”

“Tahan? Aku sudah berpisah dengannya.” Ucapan Kyuhyun sontak membuat Shin-Hae terlonjak kaget. Dia buru-buru bangkit dan menatap Kyuhyun sungguh-sungguh.

“Kalian sudah berpisah?” Tanya Shin-Hae sekali lagi memastikan bahwa apa yang didengarnya tadi tidak salah.

“Hmm. Tapi dia tidak terima, jadi dia masih mengejarku.”

Shin-Hae mengerucutkan bibirnya. Wanita itu benar-benar mencintai Kyuhyun, dia sampai mempertaruhkan harga dirinya sendiri demi mendapatkan Kyuhyun. Tidak perduli dengan tatapan oranglain yang mungkin akan mencacinya dengan kata-kata menyakitkan saat tau dia masih mengejar cinta Kyuhyun yang jelas-jelas tak lagi untuknya.

Jadi, apa yang harus dia tulis mengenai Hye Jin? Apakah dia harus membuat Hye Jin menyerah didalam ceritanya? Shin-Hae hanya ingin cerita ini mengalir seperti kenyataan, namun pada kenyataannya, Shin-Hae masih belum tau apakah Hye Jin akan menyerah mendapatkan Kyuhyun atau tidak.

Jika memang Hye Jin belum menyerah, lalu bagaimana dengan nasibnya? Dan bagaimana perasaan Kyuhyun pada Shin-Hae yang telah dinobatkan sebagai sahabatnya sejak kecil? Apakah Kyuhyun juga mencintainya? Apakah Hye Jin masih mencintai Kyuhyun?

Atau.. Haruskah Shin-Hae mengarang ceritanya sendiri dan berisiko cerita itu akan menjadi kenyataan? Jika memang yang ingin dibuat oleh gadis itu pada akhirnya Shin-Hae dan Kyuhyun menikah, apakah dikehidupan nyata nanti mereka akan benar-benar menikah?

“Tapi aku tidak akan kembali padanya.” Lanjut Kyuhyun seakan dia masih belum menyelesaikan ceritanya. “Aku mencintai gadis lain.” Tutur Kyuhyun terang-terangan, dan sekali lagi Shin-Hae terlonjak mendengarnya.

“A.. apa?” Shin-Hae tergagap. Seharusnya dia senang, kan? Seharusnya, sebagai sahabat yang baik, seharusnya, seharusnya dia. Tidak, dia tidak ingin merestuinya kali ini. Dia tidak ingin Kyuhyun memiliki hubungan spesial dengan wanita lain lagi.

“Aku menyukai wanita lain.” Suara Kyuhyun tiba-tiba saja terdengar sangat menenangkan ditelinga Shin-Hae, sangat merdu. Sejak kapan suara pria itu berubah menjadi semenarik itu untuk terus didengar?

“Tapi aku tidak ingin mengatakan pada gadis itu kalau aku menyukainya.” Lanjut Kyuhyun.

“Kenapa?” Tanya Shin-Hae mendadak ingin tau segalanya.

“Kurasa dia tidak menyukaiku, aku takut ditolak.” Kyuhyun menunjukkan senyum mirisnya, menandakan pria itu ebnar-benar menyukai gadis itu, namun sayangnya, wanita bodoh itu tidak menyukai Kyuhyun.

“Memang ada ya wanita yang tidak menyukaimu. Kurasa dia tidak normal.” Shin-Hae tertawa, mencoba menghibur dan sepertinya berhasil, karna Kyuhyun ikut mengeluarkan kekehannya.

“Kau juga tidak menyukaiku, berarti kau sama tidak normalnya dengan gadis itu.” Kyuhyun mendorong kepala Shin-Hae dengan jari telunjuknya pelan dan melanjutkannya dengan tawa.

“Memang tidak.” Bohong Shin-Hae habis-habisan. Karna beberapa detik yang lalu dia baru menyadari bahwa dia mulai menyukai pria bodoh ini. Astaga, dia tau dia akan berakhir dengan sakit hati, namun dengan bodohnya dia tetap menyukai pria itu.

“Ayo kita lanjutkan keromantisan kita.” Shin-Hae mengubah topik lain, dia tidak kuat jika terus-terusan membahas masalah Kyuhyun yang telah menemukan wanita lain.

“Sekarang apa lagi? Kita sudah melakukan semuanya.” Ujar Kyuhyun kehabisan akal.

“Ada dua hal yang belum kita lakukan.” Ucap Shin-Hae dengan nada sungguh-sungguh.

“Dua? Kukria kita telah melakukan semuanya.” Kyuhyun mengambil salah satu koleksi novel milik gadis itu dan mulai membacanya sambil membaringkan nyaman tubuhnya diranjang.

“Sebenanya kau ingin membantuku atau tidak, huh.” Teriak Shin-Hae kesal karna Kyuhyun bersikap tak perduli, dia malah memilih membaca novel sialannya itu.

Kyuhyun tetap tak bergeming, berusaha fokus pada novelnya padahal jelas-jelas dia tidak membaca novel itu dengan benar. Sebenarnya dia tau dia telah melewatkan dua hal penting yang selalu dilakukan sepasang kekasih. Dia tidak sebodoh itu. Dia hanya takut, takut jika dua hal itu dia lakukan dengan Shin-Hae, dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Takut jika dia melakukannya maka dia tidak bisa melepaskannya, tidak ingin melepaskannya. Dan hal terburuknya adalah, dia ingin mencobanya lagi setelah itu. Karna apapun yang menyangkut masalah gadis itu membuatnya ingin melakukannya berulang-ulang, tidak cukup satu kali.

“Yasudah kalau kau tidak mau, aku akan mencari pria lain untuk mempraktikannya.” Shin-Hae hendak bangkit namun tangannya ditarik secara paksa hingga dia jatuh terbaring tepat disamping Kyuhyun.

“Kau sudah gila ya?!” Teriak Kyuhyun kesal. Apa-apaan gadis ini?! Dia ingin mempraktikannya dengan pria lain? Yang benar saja!

Shin-Hae mengalihkan wajahnya dari wajah Kyuhyun, dia sengaja melakukan itu agar Kyuhyun tau bahwa dia kesal dengan tingkahnya yang tidak seperti biasanya. Dan sepertinya dia berhasil, karna Kyuhyun menunduk sambil mendenguskan napasnya lelah.

“Baiklah. Kau ingin kita melakukan apa lagi?”

Kyuhyun menyerah. Shin-Hae kembali menolehkan kepalanya kearah Kyuhyun sambil tersenyum manis, dan kini mereka bertatapan dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Berbaring berdua diatas ranjang dengan jarak sedekat ini memang bukan pertanda yang baik.

“Dua hal yang kusebutkan tadi.” Jawab Shin-Hae antusias.

Kyuhyun menghembuskan napasnya keras. Dia tidak percaya dia akan melakukan ini. Apakah mereka benar-benar harus melakukannya? Apakah tidak bisa dia hanya menjelaskan bagaimana cara sepasang kekasih berpelukan dan berciuman? Kenapa gadis ini justru memancingnya? Apakah dia masih belum sadar kalau gadis yang disukainya itu adalah dirinya sendiri.

Shin-Hae menunggu beberapa lama, namun tidak ada reaksi dari Kyuhyun jika dia akan melakukan apa yang diperintahkan. Shin-Hae tersenyum getir, seharusnya dia tau jika Kyuhyun tidak akan melakukannya karna dia telah menemukan wanita lain untuk dicintai. Benar-benar bodoh.

Dengan perasaan sakit Shin-Hae mencoba tertawa lalu memukul bahu Kyuhyun pelan. “Bodoh! Kau pikir aku bersungguh-sungguh? Yang benar saja.” Shin-Hae melanjutkan tawanya lalu mendorong tubuh Kyuhyun agar sedikit menjauh lalu dia bisa bangkit dengan leluasa dan meninggalkan kamarnya.

Kyuhyun menutup matanya sambil mengacak rambutnya gusar. Seharusnya dia melakukannya, kenapa dia terlalu takut? Dan lihat sekarang, gadis itu jelas-jelas terlihat kecewa. Kyuhyun sangat mengenal Shin-Hae, walaupun dia menutupi kekecewaannya sebaik mungkin, tapi Kyuhyun tau, bahwa keceriaan itu palsu.

Dia tentu saja ingin melakukannya. Siapa yang tidak ingin memeluk dan mencium orang yang kita sayangi? Tapi Kyuhyun terlalu pengecut, dia takut melakukannya. Takut jika dia benar-benar melakukannya, justru dia tidak bisa melepaskannya.

******

Malam harinya, Shin-Hae merasa kepalanya ingin pecah setelah menulis berpuluh-puluh lembar. Dia hampir menyelesaikannya. Didalam cerita itu telah sampai tahap persiapan pernikahannya dengan Kyuhyun. Pernikahan? Shin-Hae tertawa membayangkannya.

Dia benar-benar membuat kisah akhir yang bahagia, ingin memastikan bahwa kisah bahagia seperti ini apakah juga akan terwujud? Tapi, jika kisah ini benar-benar terjadi, apakah mereka akan menikah?

Shin-Hae mengacak rambutnya gusar, dia membutuhkan udara segar. Jadi dia memutuskan untuk keluar rumah, berjalan-jelan sebentar sepertinya tidak terlalu buruk. Dia akan ke taman malam ini. Tempat favorite keduanya setelah toko buku.

Shin-Hae mengenakan jaket tebal berwarna putih dan juga celana panjang hitam, udara Seoul malam ini kurang bersahabat. Dia memasukan kedua tangannya kedalam kantung yang berada dijaket tebalnya, mencari kehangatan untuk tangannya dari dalam sana.

Shin-Hae berhenti sejenak, apakah dia harus mengajak Kyuhyun? Apakah tidak terlalu canggung setelah kejadian tadi siang dirumahnya. Sepertinya malam ini lebih baik tanpa Kyuhyun. Jadi Shin-Hae melanjutkan langkahnya menuju halaman depan rumahnya dan terpaksa berhenti saat melihat kearah rumah Kyuhyun dan terdapat pemandangan menarik disana.

******

“Kyu, ada Hye Jin diluar.” Beritahu Ibunya dengan ekspresi yang tidak bersahabat. Kyuhyun sangat tau Ibunya tidak pernah suka dengan wanita itu, sebenarnya pada wanita manapun yang pernah didekati Kyuhyun. Ibunya hanya senang jika Kyuhyun berdekatan dengan Shin-Hae.

“Hye Jin?” Ulang Kyuhyun takut-takut jika dia salah dengar.

“Cepat keluar, dia sudah menunggumu.” Ibunya meninggalkan Kyuhyun menuju dapur.

Kyuhyun mendecakkan lidahnya kesal, gadis itu benar-benar tidak pernah menyerah untuk mendekati Kyuhyun lagi. Dengan malas Kyuhyun bangkit dari sofa menuju halaman rumahnya, dan disana telah berdiri Hye Jin didepan mobilnya.

“Ada apa?” Tanya Kyuhyun tanpa basa-basi. Dia malas berurusan dengan gadis ini lagi, ingin sesegera mungkin menyelesaikannya.

“Hai.” Hye Jin tersenyum senang saat Kyuhyun ternyata masih mau menemuinya.

“Ada sesuatu, kan? Apa itu? Katakan.” Senyum Hye Jin memudar melihat sambutan dari Kyuhyun tidak terlalu menyenangkan. Wajahnya dipasangkan ekspresi tak suka dengan kehadirannya.

“Baiklah. Kau ini tidak bisa diajak basa-basi.” Gerutu Hye Jin tak jelas. “Aku mendapat tawaran bekerja di Paris.” Hye Jin mencoba menunjukkan rasa antusiasnya.

Oh, Kyuhyun terkejut. Hye Jin akan meninggalkan Korea? Ini kabar baik, kalau begitu. Kyuhyun tidak menunjukkan ekspresi bahwa dia perduli dengan kabar yang diberitau Hye Jin, Kyuhyun hanya mengangguk tanpa berkata apapun.

“Hei, setidaknya katakan selamat!” Hye Jin merajuk.

“Selamat kalau begitu.”

“Cih, ucapan macam apa itu.” Hye Jin mengerucutkan bibirnya. “Kepergianku tidak menyurutkan obsesiku untuk memilikimu. Jika saat aku kembali ke Korea dan kau masih belum memiliki kekasih, jangan harap kau bisa menikahi wanita manapun selain aku. Jadi cepat-cepatlah menikah.” Gurau Hye Jin yang kali ini dianggap lucu oleh Kyuhyun dan dia tertawa.

“Kenapa mendadak?” Tanya Kyuhyun ingin tau.

“Karna kau terus-terusan menolakku.” Ucapan Hye Jin entah hanya sekedar gurauan atau sungguhan. Kyuhyun hanya tersenyum getir menanggapi itu.

“Kau memang mencintainya, kan?” Tanya Hye Jin yang sebenarnya masih belum menerima kenyataan bahwa Kyuhyun bukan lagi miliknya, Dan mirisnya, Kyuhyun telah memiliki wanita lain dihatinya.

“Kurasa kau sudah tau jawabannya tanpa ku jelaskan.”

“Kau memang mencintainya. Kenapa harus gadis itu? Memang apa kurangnya diriku?” Hye Jin mulai terbawa emosi, dia tau ini memang terlalu berlebihan. Setelah mengatakan dia melepas Kyuhyun, kini dia kembali membahasnya.

“Karna dia Shin-Hae. Aku tidak melihat dari seberapa cantiknya gadis itu, seberapa bagusnya tubuh gadis itu. Aku mencintainya karna dia adalah Shin-Hae, Shin-Hae yang kukenal, gadis yang berhasil membuatku jatuh cinta tanpa dia melakukan apapun. Bahkan dia tidak tau aku mencintainya seperti orang gila.” Kyuhyun tersenyum miris, menunjukkan seberapa sakitnya dia selama ini.

Hye Jin menghela napasnya kuat-kuat. Ini adalah akhirnya. Dia tidak akan menganggu Kyuhyun lagi, karna tanpa gangguan darinya pun, Kyuhyun sudah cukup terluka karna gadis yang entah terlalu polos tidak bisa melihat bagaimana seorang sahabat prianya itu telah mencintainya habis-habisan atau memang dasarnya gadis itu terlalu bodoh!

“Baiklah, aku akan berhenti mengejarmu karna sepertinya kau telah cukup sulit dengan kisahmu. Aku baik, kan?” Hye Jin mencibir Kyuhyun dengan tawa setelahnya.

Hye Jin melirik jam tangannya, menandakan waktunya dia harus segera bergegas ke bandara jika dia tidak ingin ketinggalan pesawatnya. “Aku harus pergi sekarang. Pesawatku akan terbang dua jam lagi.”

“Hati-hati, dan sampai jumpa lagi.” Ucap Kyuhyun.

“Apakah tidak ada pelukan perpisahan untukku?” Hye Jin merentangkan tangannya, meminta pelukan terakhir dari Kyuhyun. Jika dia tidak bisa mendapatkan Kyuhyun sebagai kekasihnya, setidaknya Hye Jin masih bisa bersahabat dengannya.

“Baiklah.” Ucap Kyuhyun dengan nada yang terdengar sedikit terpaksa.

Kyuhyun menerima tawaran pelukan dari Hye Jin. Dan seperti yang telah diduga Kyuhyun sebelumnya, gadis itu memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin karna Hye Jin memeluknya sangat erat.

Hye Jin memeluknya erat karna ini adalah kali terakhir mereka bertemu, dan entah apakah mereka masih bisa bertemu lagi atau tidak. Hye Jin juga belum bisa memastikan apakah dia akan kembali ke Korea lagi atau benar-benar menetap disana. Jadi dia memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.

Hye Jin menempelkan pipinya pada bahu Kyuhyun dan tanpa sengaja matanya menangkap sosok Shin-Hae yang tengah melihat mereka berdua berpelukan. Alih-alih melepaskan pelukan itu, Hye jIn malah menunjukkan senyum kemenangan kearah Shin-Hae. Mengejek untuk yang terkahir kalinya tidak salah, kan? Hye Jin memberikan senyuman yang mengatakan ‘Kyuhyun milikku’ pada Shin-Hae. Dan apa reaksi gadis itu? Gadis itu justru kembali memasuki rumahnya dengan setengah berlari. Benar-benar wanita yang tidak bisa diajak bercanda.

“Kau mau memelukku sampai kapan, huh?” Tegur Kyuhyun saat Hye Jin tak kunjung melepaskan pelukannya.

Akhirnya Hye Jin melepaskan pelukannya, menepuk bahu Kyuhyun pelan sebelum akhirnya dia memasuki mobilnya dan melesat pergi. Berkorban untuk seseorang yang kita cintai awalnya memang sulit. Namun percayalah, hasil dari pengorbanan itu lebih berharga dari apapun.

******

Shin-Hae mendekatkan tangannya ke dada, merasakan detak jantungnya yang berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Disana terasa sakit, terasa sesak, terasa seperti… tidak bisa bernapas dengan benar.

Dia baru saja melihat Kyuhyun yang memeluk Hye Jin. Memeluk Hye Jin! Kyuhyun memeluk Hye Jin sambil tersenyum, dan itu jelas membuat hati Shin-Hae tersayat dalam. Tadi siang Shin-Hae juga menawarkan Kyuhyun sebuah pelukan, namun Kyuhyun sama sekali tak bergeming bahkan tak menanggapi perkataannya sama sekali. Tapi tadi, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri jika Kyuhyun yang memeluk Hye Jin.

Apakah sama sekali tidak ada artinya Shin-Hae dimata Kyuhyun? Mengapa bisa pilih kasih seperti itu? Apakah Kyuhyun benar-benar tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya? Apakah sedikit rasa sayang pada Shin-Hae sama sekali tidak ada?

Shin-Hae meringis kesakitan. Dia terluka parah, lukanya memang tidak terlihat, namun rasa sakitnya nyata. Dia ingin menangis, dia ingin menangis sekuatnya tapi tidak bisa. Dadanya sesak, napasnya terengah. Dia ingin berteriak, dia ingin menangis.

Shin-Hae terduduk dilantai tepat didepan pintu kamarnya yang telah terkunci. Menekuk kedua kakinya untuk sandaran tangannya dan dia menenggelamkan kepalanya diantara tangannya. Dia mulai terisak pelan. Apakah dia memang tidak diizinkan untuk merasakan cinta yang sebenarnya? Apakah Shin-Hae memang tidak bisa memiliki kekasih seutuhnya?

Tiga kali dia berpacaran dan semuanya gagal. Dan kali ini dia mencintai sahabatnya, dia pikir ini akan berhasil, tapi ternyata pria itu tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Benar-benar menyedihkan. Apakah dia harus selalu terpuruk setiap kali dia mencintai?

Dan isakan gadis itu mulai terdengar, menggema diseluruh kamarnya. Dia ingin melepaskan segala rasa sakitnya. Shin-Hae menjerit sambil meremas rambutnya kuat-kuat. Dia mulai depresi, tidak kuat menerima kenyataan bahwa dia tidak memiliki atau mencintai dengan benar.

Tangisannya semakin larut, saat Shin-Hae ingin menghilangkan rasa sakit itu, justru rasa sakitnya bertambah dalam. Dia ingin melupakan kenangannya, melupakan masa lalunya yang membuat dia terpuruk. Dan dia juga bertekad untuk melupakan rasa cintanya pada Kyuhyun.

“Shin-Hae ada apa?!” Teriak Ibunya dengan nada khawatir saat mendengar suara jeritan anaknya.

“Eommaaaa~” Shin-Hae memanggil Ibunya dengan tangisan yang terdengar perih.

“Ada apa?! Buka pintunya!!!” Ibunya semakin gencar menggedor pintu kamar Shin-Hae. Namun sang pemilik kamar tidak berniat membukakan pintunya. Dia butuh sendiri, dia tidak ingin diganggu orang lain. Besok.. Besok dia akan menceritakan semuanya.

“Sakit. Sakit.” Hanya kata itu yang bisa diucapkan Shin-Hae. Dia terus-terusan mengeluh sakit pada Ibunya yang semakin gencar ingin mendobrak pintu kamar anaknya.

Dia akan menangis sepuasnya sekarang, agar besok, lusa, minggu depan, dan seterusnya tidak akan ada lagi tangisan seperti ini. Izinkan dia untuk menangis sekali saja. Dia ingin menumpahkan segalanya walaupun tak bisa menceritakan pada siapapun. Setidaknya menangis bisa mengurangi rasa sesaknya.

******

Besok paginya, Kyuhyun kembali kerumahnya dengan kening berkerut. Dia baru saja pulang dari rumah Shin-Hae. Disana tidak ada siapapun, rumahnya terkunci dan mobil Ayahnya juga tidak ada digarasi.

Ini hari minggu, dan sangat jarang mereka sekeluarga pergi. Tapi kali ini rumah itu benar-benar kosong, dan lampu terus menyala menandakan bahwa sang pemilik rumah akan menandakan rumah tersebut akan ditinggal cukup lama.

“Ada apa?” Tanya Ibunya yang tiba-tiba mendapati anaknya seperti sedang berpikir keras didepan meja makan.

“Rumah Shin-Hae kosong, mereka pergi kemana?”

“Ah, pagi-pagi sekali mereka berangkat ke Busan. Nenek Shin-Hae meninggal tadi malam, mereka kesana untuk menghadiri upacara pemakaman.”

“Meninggal?!”

Kyuhyun juga mengenal Nenek yang dimaksud. Mereka telah bersahabat sejak kecil, jadi Kyuhyun telah mengenal seluruh keluarga besar gadis itu.

“Mereka akan di Busan berapa lama?”

“Sepertinya sampai seluruh acara pemakaman selesai.”

Dan ternyata, Shin-Hae tak ikut kembali ke Seoul bersama kedua orangtuanya. Ini sudah dua bulan sejak kepergian Shin-Hae ke Busan. Kyuhyun mencoba menghubungi ponsel gadis itu, namun tidak pernah ada jawaban. Seperti ada yang salah dengan sikap gadis itu.

Apa dia memang tidak ingin kembali ke Seoul dan terus menetap di Busan? Saat ditanyai, Ibunya hanya mengatakan Shin-Hae masih dalam suasana berkabung. Dia masih sangat teprukul dengen kepergian neneknya yang begitu mendadak. Jadi dia memutuskan untuk tetap tinggal diBusan untuk beberapa lama.

Kyuhyun menangkap ada sebuah kebohongan dari alasan yang diberikan Ibu Shin-Hae. Ini sama sekali bukan seperti Shin-Hae yang dia kenal. Shin-Hae tidak akan pernah berkabung lewat dari dua minggu setelah kepergian orang itu. Sudah dikatakan kan seberapa Kyuhyun mengenal gadis itu?

Kyuhyun ingin menyusulnya ke Busan namun kedua orangtuanya menolak memberikan alamat rumahnya. Ini benar-benar tidak masuk akal. Shin-Hae seperti tengah menghindarinya. Apakah gadis itu masih marah karna kejadian waktu itu?

******

Shin-Hae mencari ponselnya dari dalam tas kecilnya dan mulai mencari nama Kyuhyun didalam kontaknya. Sudah hampir dua bulan lebih gadis itu tidak kembali ke Seoul, bahkan hingga saat ini. Dia memang menghindari Kyuhyun, dia ingin kembali ke Seoul setelah dia benar-benar menghilangkan rasa cintanya pada pria itu.

Dan hingga sampai saat ini dia masih belum bisa menghapus rasa cinta itu. Bukannya belum, namun Shin-Hae tidak ingin membuang rasa itu. Dia masih terus berharap walaupun dia tau hasilnya hanya akan membuatnya sakit hati.

Novelnya telah terbit dan dijual diseluruh toko buku. Novel yang dia tulis mengenai hubungannya dengan Kyuhyun. Novel itu sebenarnya tidak ingin dia teruskan, namun Shin-Hae mendadak menjadi penasara apakah ceritanya akan menjadi kenyataan seperti sebelumnya atau tidak.

Dia menulis akhir kisah yang bahagia, namun bukan menikah. Memikirkannya saja sudah terlalu tinggi. Dia hanya membuat Kyuhyun yang tersadar dengan perasaan Shin-Hae selama ini terhadapnya, dan ternyata Kyuhyun juga memiliki perasaan yang sama, dan mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih yang bahagia.

Sebenarnya, diam-diam Shin-Hae mengharapkan keajaiban dari novelnya kali ini. Berharap Tuhan masih menyisakan sedikit keberuntungan untuknya satu kali lagi saja. Dan sekarang dia mempertaruhkan hatinya.

Shin-Hae memberanikan diri untuk menelpon Kyuhyun. Jika dia tidak mencoba, dia tidak akan tau hasil akhirnya, kan?

Dalam deringan ketiga, Kyuhyun menjawab telponnya.

“Shin-Hae!” Suara Kyuhyun terdengar sangat antusias.

“Wah, sangat merindukanku, ya?” Shin-Hae mencoba bersikap seperti biasanya. Tidak perlu membuat Kyuhyun curiga dengan kepergiannya yang dua bulan itu.

“Kau dimana?” Tanya Kyuhyun dengan nada yang terdengar… Khawatir? Benarkah? Atau itu hanya perasaannya saja?

“Bisa kau ke toko buku sekarang?” Bukannya menjawab, justru Shin-Hae balik bertanya pada Kyuhyun.

“Tentu. Memang ada apa?”

“Temukan novel yang berjudul For You it’s Separation, To Me it’s Waiting dan baca halaman paling akhir.”

Kyuhyun sepertinya segera bergegas karna dia langsung memutuskan sambungan telponnya begitu saja. Dan kini jantung Shin-Hae mulai berdetak kencang. Dari jarak rumah mereka yang berada di Seoul ke toko buku hanya memerlukan waktu 10 menit jika berjalan kaki. Dan sepertinya Kyuhyun tidak memilih untuk berjalan kaki sekarang. Sudah dipastikan dia akan tiba lebih cepat dari biasanya.

Shin-Hae sempat menjelajahi bagian buku lainnya sambil menunggu Kyuhyun tiba ditoko buku. Shin-Hae sesekali melirik cemas kearah ponsel yang masih berada digenggamannya. Dia ingin tau bagaimana reaksi Kyuhyun setelah membaca buku tersebut.

Didetik berikutnya ponsel Shin-Hae berdering. Itu dari Kyuhyun.

“Aku sudah menemukan Novelnya.” Beritahu Kyuhyun dengan nada yang masih sama antusiasnya seperti tadi.

“Bacalah.” Ucap Shin-Hae gugup. Terdengar suara robekan pelastik yang diperkirakan dia baru saja merobek bungkus novel itu dan mulai mencari halaman paling terakhir.

“Kau membuat… Kisah tentang kita?” Kyuhyun tercengang.

******

Kyuhyun tercengang hebat saat meihat namanya tertera didalam novel yang ditulis Shin-Hae. Apakah dia tidak salah lihat? Jadi, selama ini dia memilih Kyuhyun untuk dijadikan objek dengan tujuan tertentu? Astaga! Pantas saja Shin-Hae tidak mengizinkannya membaca cerita ini dari laptopnya waktu itu.

“Ya. Baca halaman terakhir, telpon aku lagi setelah kau selesai membacanya.” Shin-Hae buru-buru menutup sambungan telponnya.

Kyuhyun tentu saja menurut. Dia membuka halaman terakhir dan mulai membaca isinya. Dilembar terakhir itu adalah ungkapan perasan Shin-Hae yang sebenarnya selama ini memendam perasaan lebih dari sekedar sahabat. Dia tidak lagi menganggap Kyuhyun sebagai sahabatnya, melainkan seorang pria yang… Dicintainya.

Kyuhyun kembali tercengang membacanya. Apakah Shin-Hae sekarang tengah mengutarkan perasaannya pada Kyuhyun? Ini tidak bisa dipercaya. Shin-Hae ternyata juga menyukainya? Apakah ini sungguhan?

Kyuhyun buru-buru mencari nama Shin-Hae diponselnya dan menghubungi gadis itu. Dalam deringan kedua, gadis itu menjawabnya.

“Aku sudah membacanya.” Ucap Kyuhyun dengan senyuman. Dia mulai menyusuri toko buku, melihat sekitar dan mencoba menemukan buku yang tepat untuk membalasnya.

“Bagaimana menurutmu?” Shin-Hae terdengar tengah menahan napasnya, menunggu jawaban dari Kyuhyun. Dan itu membuatnya senang. Setidaknya bukan hanya dia yang merasakan perasaan itu.

“Temukan novel Marriagable, dan baca halama ketiga dari belakang. Sekarang!”

“Apa? Kenapa?”

“Cari saja, cepat!”

Sepertinya gadis itu telah bergegas mencarinya karna terdengar suara langkah gadis itu yang tengah mengelilingi rak-rak buku yang menyediakan beribu-ribu novel. Dan sepertinya gadis itu telah menemukannya, karna tidak lagi terdengar suara langkah kakinya.

“Aku menemukannya.”

“Buka halaman ketiga dari belakang, dan baca baris paling akhir dihalaman tersebut.”

Gadis itu mulai membukan dan membaca yang diberitahu Kyuhyun tadi. Dan dia mengerutkan keningnya bingung. Dia pikir dia akan mendapatkan balasan pengakuan cintanya dengan kata-kata romantis. Namun yang diberitahu Kyuhyun hanyalah sebaris tulisan pendek.

“Jika kau menginginkan bintang, katakan bintang?” Shin-Hae mengeja tulisan itu pada Kyuhyun agar Kyuhyun menjelaskan maksudnya.

“Masih tidak mengeti, ya?” Kyuhyun terkekeh. “Bodoh. Itu artinya, jika kau mencintaiku, katakan kau mencintaiku. Karna sialnya, aku merasakan perasaan yang sama denganmu, bahkan jauh lebih dulu sebelum kau menyadari perasaanmu padaku. Miris, kan?”

“A.. Apa?” Shin-Hae terdengar tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Kyuhyun.

“Apakah kurang jelas? Aku juga mencintaimu. Bahkan jauh lebih dulu sebelum kau menyadari bahwa kau juga mencintaiku.”

Shin-Hae terdiam, dia bahkan hampir menjatuhkan novel itu dari tangannya. Apakah dia tidak salah dengar? Apakah Kyuhyun serius dengan ucapannya? Secara perlahan Shin-Hae menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman. Kyuhyun juga mencintainya.

“Tapi.. Bukankah kau mengatakan kau menyukai gadis lain?”

“Kau masi tetap bodoh, ya. Gadis itu kau! Apakah sesulit itu untuk menebak semuanya? Apakah kau tidak bisa melihat betapa aku mencintaimu sejak dulu bahkan saat kau masih berpacaran dengan mantan-manatan kekasihmu itu?” Ucap Kyuhyun dengan nada getir yang sangat kentara.

“Maafkan aku, aku sama sekali tidak tau.” Shin-Hae terdengar menyesal. Dan tentu saja Kyuhyun sudah memaafkannya.

“Kau tau, kau sudah menyakitiku lebih dari yang kau tau.” Kali ini Kyuhyun sedikit mendramatisir perkataannya.

“Maafkan aku.” Suara Shin-Hae terdengar semakin melemah.

“Sebagai balasan dari segala perlakuanmu. Berbaliklah.”

Shin-Hae tertegun. Apa katanya? Berbalik? Apa lagi yang akan disuruh oleh pria itu? Apakah dia berniat membuat Shin-Hae malu? Shin-Hae masih tidak bergeming dan berbohong pada Kyuhyun.

“Aku sudah berbalik.” Bohongnya. Jelas-jelas posisinya masih sama seperti sebelumnya.

“Aku tau kalau kau bohong. Berbalik, cepatlah.”

Shin-Hae mendengus kesal dan akhirnya menurut. Dia berbalik dan mendapati Kyuhyun tengah bersandar pada rak buku yang dengan ponsel masih berada ditelinganya. Dia tersenyum melihat wajah Shin-Hae yang sama sekali tidak bisa dikontrol. Bagaimana bisa? Ini Busan, bukan Seoul! Bagaimana bisa Kyuhyun menemukan Shin-Hae di Busan yang jelas-jelas belum pernah dikunjungi pria itu.

“Bagaimana bisa kau berada disini?” Shin-Hae terkejut dan menghampiri Kyuhyun lalu berkata dengan suara pelan agar tak menganggu sekitar.

“Tentu saja mencarimu. Kau tidak pulang ke Seoul dan itu membuatku merasa seperti ada yang salah.” Beritahu Kyuhyun sambil menurunkan ponselnya dan memasukkannya kedalam saku celananya.

“Kau kan belum pernah ke Busan, dan kau masih nekad mencariku?”

“Yang terpenting, aku sudah menemukanmu sekarang.”

Kyuhyun menatap dalam kemanik mata Shin-Hae. Menatapnya lamat-lamat, seakan mengisi kembali tenaganya yang telah terkuras habis. Gadis itu adalah kekuatannya, dan Kyuhyun masih bingung mengapa dia bisa bertahan hidup tanpa melihat gadis itu sekitar dua bulan lamanya.

“Aku benar-benar merindukanmu.” Ucap Kyuhyun sambil menarik Shin-Hae kedalam pelukannya.

Kyuhyun memeluk Shin-Hae tanpa perduli dengan tatapan orang sekitar yang berada didekat mereka. Dia hanya ingin mengisi ulang tenaganya yang telah menyentuh titik terlemah dalam dirinya.

“Katakan kau mencintaiku.” Pinta Kyuhyun yang tengah menenggelamkan wajahnya dibahu Shin-Hae dan mengirup udara banyak-banyak disana.

“Lepaskan, kita dilihat banyak orang.” Shin-Hae bergerak untuk melepaskan pelukan Kyuhyun yang sialnya semakin Shin-Hae bertekad untuk melepaskan diri dari pelukan Kyuhyun, pria itu justru semakin mengeratkan pelukannya.

“Katakan kau mencintaiku.” Ulang Kyuhyun, namun kali ini Kyuhyun melepas pelukannya agar bisa menatap mata gadis itu, namun tetap memegangi bahu gadis itu kuat.

“Bukankah aku sudah mengutarakannya? Aku mencintaimu, Cho Kyuhyun. Jelas-jelas mencintaimu yang kupikir… Kau tidak memiliki perasaan yang sama denganku. Aku memang terlambat mencintaimu, tapi percayalah, aku akan terus mencintaimu hingga akhir napasku. Hingga aku tidak bisa melihat dunia ini lagi, hingga aku tak bisa menatap wajahmu lagi, aku akan tetap mencintaimu.”

Shin-Hae hampir saja meneteskan airmatanya kalau Kyuhyun tidak dengan tiba-tiba menarik dagunya dan mengarahkan bibirnya pada bibir Kyuhyun. Pria itu menciumnya! Shin-Hae terkesiap hebat dengan perlakuan Kyuhyun. Ciuman yang lembut dan sangat terkesan berhati-hati, melumatnya perlahan seperti memohon izin untuk melakukannya lebih dalam. Bibir pria itu terasa manis, dan juga dingin. Didalam ciumannya tersirat seperti Kyuhyun tengah menumpahkan rasa rindu yang telah dipendamnya cukup lama. Setelah puas mencium gadisnya, Kyuhyun melepaskan ciumannya dan kembali memeluk gadis itu.

“Kau tau, Sepertinya Tuhan sengaja menjadikanmu sebagai sahabatku. Karna dia memiliki alasan lain setelahnya.” Kyuhyun mengeratkan pelukannya sekali lagi dan mencium kening Shin-Hae lama. Setelah dirasa cukup, dia kembali mengatakan sesuatu. “Dan kau tau impian terbesarku? Aku ingin mencintai dan dicintai olehmu hingga kita lupa bagaimana caranya berpisah.”

Shin-Hae terharu mendengar ucapan Kyuhyun. Namanya ternyata telah disematkan didalam impian terbesarnya. Dan sekarang giliran Shin-Hae untuk mewujudkan impian pria itu. Mencintainya habis-habisan hingga kami tidak lagi memiliki alasan untuk berpisah.

“Ah, mengapa judul novel ini terdengar sangat.. Salah?” Tanya Kyuhyun mendadak pensaran dengan alasan gadis itu memilih judul ini.

“Aku juga tidak tau. Karna kupikir, setelah kepergianku ke Busan itu adalah sebuah akhir dari segalanya. Dan ternyata aku masih tetap menunggu untuk hasil akhir yang terbaik untuk diriku.”

“Bodoh. Kau pikir aku akan melupakanmu, begitu? Kau memang gadis yang benar-benar paling bodoh. Aku sempat berpikir bagaimana bisa aku sangat mencintaimu seperti ini.” Canda Kyuhyun yang mendapat hasil sebuah pukulan dibahunya.

Dan Shin-Hae ingin berterimakasih pada Tuhan yang telah mengabulkan permintaan terakhirnya. Tuhan masih memberikan keajaiban pada apa yang ditulisnya. Hubungan mereka benar-benar berakhir dengan indah, seperti yang ditulis olehnya.

Dan dia tidak menyesali dengan apa yang terjadi sebelumnya karna dia selalu ditinggalkan oleh mantan kekasihnya dengan berbagai cara. Karna sepertinya tujuan Tuhan memberikan cobaan itu karna dia telah menyiapkan sebuah hadiah terindah setelah kita berhasil melewatkan cobaan tersebut. Dan sekarang dia telah mendapatkan hadiah yang diinginkannya.

Kyuhyun. Dia mendapatkan Kyuhyun yang sangat diinginkannya dalam hidup.

Jika kau menginginkan bintang, katakan bintang.

END.

 

I’M BACK I’M BACK! HAHA.

Penulis gaje balik lagi setelah sekian lama berhenti memposting sesuatu ditempat sampah ini.

Saya tau endingnya emang agak melenceng.

Anggap aja ini sebagai ucapan selamat datang, dan FF yang asli akan dipublish setelah ini.

Seriusan, aku juga bingung sama FF ini. Sudahlah abaikan, typo nya juga maafkan -.-

Tunggu beberapa hari lagi aku akan memposting satu FF lagi.

 

Ohiya, berhubung ada banyaaakkk bangeeeetttt komentar dari pendatang baru,

Untuk yang ingin memperkenalkan diri TOLONG JANGAN DIPOSTINGAN FF.

AKU SUDAH MENYEDIAKAN TEMPAT UNTUK MEMPERKENALKAN DIRI DI POSTINGAN

Welcome at My Room With Kyuhyun.

Kalo masih ada yang memperkenalkan diri dipostingan FF, mohon maaf aku ga akan bales.